Setelah semua sudah menghabiskan makan malam dan berbincang bincang sederhana, Johanes ijin kembali ke kamarnya karna sudah agak mengantuk. Sementara Anne mengantar Lisa pulang mengingat hari sudah malam dan Egnor akan mengantar Claudia. Jarak apartemen Claudia lebih jauh ketimbang rumah Lisa. Namun, nampaknya Egnor belum ingin mengantar Claudia pulang.
Ketika memastikan Anne sudah menghilang mengantar Lisa, Egnor menarik tangan Claudia yang sedang membereskan piring piring di meja makan. Claudia terkesiap.
"Ada apa kak?" Tanya Claudia terkejut.
"Kau harus mempertanggung jawabkan perbuatanmu! Ikut aku!" Egnor menarik tangan Claudia ke kamarnya di lantai atas.
"Jangan kak! Nanti ayahmu tau!" Kata Claudia menolak ketika mereka sudah menaiki setengah anak tangga.
"Dad tidak akan bangun sampai besok subuh!" Kata Egnor pelan dan menyeringai. Dia menarik tangan Claudia dan memasuki kamarnya. Dia menguncinya sementara Claudia terlempar ke dalam kamar.
"Kak, sepertinya Lisa menyukaimu, apa kau juga menyukainya?" Tanya Claudia merajuk dan menekuk wajahnya. Dia juga melipat tangannya di depan dadanya.
"Aku hanya menyukaimu!" Kata Egnor menghampiri Claudia. Dia membuka tangan Claudia yang terlipat di depan dadanya dan langsung menciumi leher Claudia.
"Aaahh, kak, hentikan!" Kata Claudia namun tak berusaha melepas setiap cengkraman Egnor di pinggangnya dan malah menjambak kecil rambut Egnor.
Tangan Egnor yang tadinya dipinggang Claudia berpindah menyibakan rok hitam yang Claudia kenakan. Dia lalu sedikit menggendong Claudia sehingga Claudia mengalungkan kakinya di pinggang Egnor.
"Mengapa kau terus menggodaku hah?!" Tanya Egnor mencoba meraih bibir Claudia.
"Karna aku tak suka wanita lain melayanimu!" Jawab Claudia dan mencium bibir Egnor. Mereka laku bergelut dalam kecupan bibir mereka. Egnor sampai menghisap indra perasa Claudia yang membuat dirinya meringis.
"Sakit kak!" Kata Claudia sesaat. Egnor tidak menghiraukannya. Dia lalu hendak membawa Claudia ke atas tempat tidurnya namun sebuah ketukan pintu mengganggu permainan kecil mereka.
"Damn it !!!! Kau diam di sini jangan berbicara sedikitpun!!"
"Egnor, kau di dalam atau sudah mengantar Claudia?" Tanya Anne ternyata di luar kamar Egnor. Karna Anne masih melihat mobil Egnor dan tas Claudia yang tertinggal di bawah.
"Hay Aunty, ada apa?!" Egnor membuka sedikit pintu kamarnya dan mengeluarkan kepalanya saja.
"Kau belum mengantar Claudia? Di mana dia? Aku masih melihat tasnya." Tanya Anne.
"Dia sudah pulang, Grace menjemputnya karna ada sebuah urusan. Biasa urusan perempuan.." jawab Egnor berdalih.
"Tapi tasnya?"
"Ya dia memang seperti itu, selalu melupakan sesuatu yang penting ketika terburu buru. Kau seperti tidak tahu saja waktu dia pindah tiba tiba tanpa kabar, dia melupakan sesuatu yang penting. Kau tahu kapan siapa yang ia lupakan?!" Kata Egnor sekalian menyindiri Claudia yang ada di dalam kamarnya.
"Ya aku tahu, dia melupankanmu. Tapi sekarang kau sudah menemukannya, jagalah dia sir. Aku tidak akan berencana untuk menjodohkanmu dengan Lisa lagi." gumam Anne.
"Uhuk!" Egnor terbatuk mendengar kata menjodohkan.
Dan Claudia di dalam mendengarnya sudah melipat bibirnya cemberut dan cemburu.
"Maaf sayang, tadinya aku benar mau menjodohkanmu dengan Lisa karna aku tidak tahu kalau kau sudah menemukan Claudia. Aku benar benar minta maaf, Egnor." Anne tampak menyesal.
"Tidak masalah Aunty! Sekarang sebaiknya kau beristirahat di bawah. Aku ingin melakukan sesuatu yang akan membuat Claudia ku tidak akan meninggalkanku lagi dan .." Egnor tak melanjutkan. Dia tidak ingin Claudia mendengarnya yang tidak diketahui Anne kalau Claudia ada di dalam kamarnya.
"Menjadikan dia istriku, ting!" Bisik Egnor pada auntynya dan mengedipkan matanya. Anne tersenyum senang dan setuju. Akhirnya keponakan yang dititipkan adik iparnya hendak meminang seorang wanita.
"Semangat! Aku akan tidur dan besok menyiapkan sarapanmu!" Kata Anne akhirnya menjauh dari kamar Egnor dan menuruni anak tangga.
Di lantai atas hanya ada kamar dirinya dan kamar Viena di pojokan sebelah balkon. Namun, Viena sedang bekerja di Legacy dan ayah Egnor juga Anne tidur di lantai bawah.
Egnor kembali menutup pintu kamarnya. Menguncinya sebanyak dua kali dan menggigit bibir bawahnya menatap Claudia dengan tatapan cukup bergelora.
"Cepat buka bajumu atau aku yang akan membukanya!" Perintah Egnor pelan namun membuat seluruh tubuh Claudia bergidik.
"Kau mau melakukan apa kak?" Claudia menutup tubuh bagian depannya dengan kedua tangannya.
"Mengelus tubuhmu dengan bibirku, sama seperti yang kau lakukan tadi kan? Terus mengelus kakiku dan menggodaku. Inilah hukumannya!" Decak Egnor menghampiri Claudia, membuka tangannya yang diikuti Claudia. Dia lalu meraih leher Claudia dan mereka kembali berciuman.
"Apakah kau mencintaiku kak?" Bisik Claudia menarik ciumannya sesaat.
"Ya, aku mencintaimu, kau harus menjadi milikku Claudia!" Jawab Egnor yang kini mengecupi leher Claudia.
"Sepertinya aku terlalu rendah untukmu kak!" Kata Claudia lagi mengelus lembut rambut belakang Egnor. Dia ingin mengatakan sesuatu yang penting dalam dirinya yang pernah ia alami dan Egnor harus mengetahuinya.
"Mengapa kau mengatakan itu?" Selidik Egnor yang tangannya sekarang menggenggam salah satu bulatan kenyal Claudia yang tidak terlalu besar namun begitu lembut meskipun tersentuh dari luar.
"Suatu saat aku akan mengatakannya kak, aaahhh.." saut Claudia dan mulai mengeluarkan suara yang membuat Egnor semakin semangat. Claudia lalu memegang punggung tangan Egnor yang menekan pelan bulatan kenyalnya untuk segera menghentikannya. Namun, Egnor malah terus menekannya sehingga Claudia membiarkannya.
"Katakan sekarang!" Perintah Egnor kembali menekan bulatan kenyal Claudia membuat Claudia semakin menggelinjang.
"Tidak, aku belum siap, aku takut kau akan menjauhi ku!" Kata Claudia ditengah desahannya yang digiring Egnor menuju ke tempat tidurnya sambil mengecupi leher Claudia.
Kini Egnor sudah berada di atas Claudia di tempat tidur.
"Katakan sayang, mengapa kau mengatakan dirimu rendah?" Tanya Egnor menyingkirkan rambut rambut halus Claudia yang menutupi dahinya.
Claudia menarik napas. Dia ingin mengatakan kalau dirinya pernah menikah, namun sangat sulit terucap mengingat tempramen Egnor yang tinggi luar biasa. Dia memutar otaknya dengan cepat agar dapat memberikan alasan yang juga bisa membuat Egnor menyingkir dari tubuhnya dan tidak lagi merangsangnya.
"Karna aku dengan mudah selalu kau lecehkan, kau tidak menghargaiku kak!" Akhirnya itu yang Claudia katakan dan membuat Egnor membelalakan matanya. Egnor lalu mengangkat sedikit tubuhnya dan melihat pakaian Claudia yang sudah berada di pundak dan roknya terangkat sampai perbatasan keintimannya. Tak ayal Egnor melihat pakaian dalam Claudia.
Egnor langsung terkesiap dan berdiri dari posisinya saat ini. Dia tersadar telah membuat Claudia sangat rendah. Claudia lalu duduk dan membenarkan semua bajunya. Sebenarnya dia ingin selalu dalam dekapan pengacara handal itu, namun dia takut ketika Egnor mengetahui kebenaran dirinya selama bertahun tahun di Oriental, pria itu akan sangat membencinya.
"Aku antar pulang!" Kata Egnor kemudian dan membuka pintu kamarnya. Egnor tampak kesal karna tidak bisa berlamaan dengan Claudia karna Claudia sudah mengeluarkan statement yang membuatnya seperti pria rendahan saja menjajaki tubuhnya.
Claudia mengikuti Egnor keluar dari kamarnya dengan pelan karna lawyer itu sudah mengatakan dirinya telah pulang. Egnor mengantarnya sampai di depan gerbang apartemen lalu langsung meninggalkan Claudia tanpa mengucapkan sepatah katapun. Di perjalanan dari rumahnya sampai apartemen Claudia saja Egnor tidak mengajak bicara Claudia. Begitu juga dengan Claudia yang hanya diam saja. Mereka berdua berdiam diri. Claudia merasa sangat bersedih merusak suasana yang sangat langka tersebut. Wanita itu menghembuskan napasnya dan memasuki apartemennya.
...
Keesokannya Egnor tidak masuk ke kantor. Grace mengatakan kalau tuannya tidak enak badan. Claudia langsung merasa cemas. Dia lalu menghubungi Egnor dengan penuh keberanian dan kecemasan.
Percakapan Telepon Claudia - Egnor
Egnor : ada apa?
Claudia : kau sakit kak? Eh maksudku kau sakit Tuan?
Claudia membenarkan bicaranya karna Grace meliriknya ketika dirinya memanggil Egnor dengan sebutan kak.
"Aku keluar sebentar, Grace." Kata Claudia meminta ijin Grace masih dengan ponsel di telinganya.
Claudi : kak, kau masih di sana?
Egnor : ya
Claudia : kau sakit?
Egnor : hanya sedikit pening
Claudia : karnaku?
Egnor : terlalu percaya diri!
Claudia : maafkan aku kak
Egnor : yasudah, lanjutkan pekerjaanmu, aku mau istirahat!
Claudia : cepat sembuh kak, aku, aku...
Egnor : apa?
Claudia : aku merindukanmu..
Egnor : cih, omong kosong! Semua prilakumu tidak sesuai dengan yang kau katakan, aku jadi tambah pening, aku tutup ya?!
Tit! Egnor memutuskan panggilan membuat hati Claudia seperti teriris. Dia memang wanita bodoh yang selalu menyia nyiakan pria sebaik Egnor.
Ketika jam kerja usai, Claudia memutuskan mengunjungi Egnor dengan membeli makanan kesukaan Egnor. Claudia mendatangi rumah Egnor. Claudia tiba di pekarangan rumah Egnor dan terdengar seperti ada beberapa orang di ruang tamu Egnor.
Ketika Claudia sampai pada daun pintu rumah Egnor yang terbuka, Claudia melihat Lisa sedang menyuapi sesendok sup pada Egnor. Claudia yang terkejut dan sedikit cemburu menjatuhkan bawaan yang hendak ia berikan pada Egnor. Sontak semua mata di sana melihat ke arah Claudia.
Di ruang tamu itu ada Lisa, Egnor, Anne, dan seorang wanita paruh baya seperti ibu dari Lisa karna duduk di samping Lisa.
"Ah maaf, aku aku.." Claudia langsung menunduk meraih bawaannya dan satu tetes air mata terjatuh. Ya, dia memang sudah tidak pantas lagu untuk Egnor. Dia hanyalah bawahan Egnor. Seorang asisten rendahan yang dipungut Egnor dari sebuah kedai roti. Tak seharusnya dia mengharapkan lebih dari Egnor seorang pria terpandang. Pengacara kelas atas yang sangat bekompeten.
"Claudia, kau baik baik saja?" Anne langsung menghampiri dan membantu Claudia. Sementara Egnor tetap duduk di sofa melihat Claudia dengan tajam.
"Tidak apa apa Aunty. Eng, ini makanan kesukaan Kak Egnor, jika masih bisa tolong sajikan, jika sudah tidak bisa buang saja aunty. Aku permisi, aku ingat kalau aku memiliki urusan, mohon maaf menganggu. Permisi.." kata Claudia terbata bata dan pada akhirnya mengundurkan diri.
"Eh, tapi Clau, tunggu dulu, Clau .." panggil Anne namun Claudia tidak mengindahkan, dia terus menjauh dari rumah Egnor. Egnor mengepalkan tangannya melihat kepergian wanita yang satu satunya ia inginkan.
Anne kembali bergabung dengan Lisa dan ibunya juga Egnor, namun tak lama Egnor ijin naik ke atas untuk beristirahat.
"Lisa, maafkan Egnor ya yang tidak bisa lama lama di sini, dia memang sudah demam sejak pagi." Kata Anne tidak enak dengan Egnor yang baru saja turun ke bawah menemui Lisa tapi harus kembali ke atas karna mungkin kedatangan Claudia yang tiba tiba.
"Tidak apa apa Nyonya Jovanca. Aku mengerti, lagipula aku juga kebetulan saja kesini bersama ibuku." Jawab Lisa.
"Ya benar, kebetulan aku sedang mengajari Lisa memasak. Kemarin kau sempat bilang Egnor menyukai sup jagung kan, Anne??" Tambah ibunya Lisa.
"Oh iya, kau ingat saja, pantas saja tadi Egnor mau disuapi.." sambung Anne. Lalu mereka bertiga saja yang berbincang sementara Egnor di kamarnya uring uringan.
Egnor berpikir, pasti Claudia menganggap hal yang tidak tidak dirinya dengan Lisa. Dia harus melakukan sesuatu. Dia harus menyusul Claudia, namun di luar masih ada Lisa dan ibunya. Dia harus menunggunya dulu.
...
Claudia akhirnya tiba di jalan sekitar apartemen setelah dia harus menaiki satu bus dan satu kereta. Padahal tadi dia sudah membayangkan akan disembunyikan lagi dengan Egnor di kamar dan dia bertaruh akan memberikan apa yang Egnor inginkan. Namun kenyataannya seperti ini. Hatinya hancur melihat Lisa menyuapi Egnor dan pria itu diam saja melihat dirinya datang. Ya mungkin perasaan pengacara itu padanya sudah tidak sedalam dulu.
Claudia berjalan sangat lemas sambil menggoreskan jari jari tangannya pada tembok yang mengelilingi apartemen luarnya. Ketika Claudia hendak memasuki pekarangan apartemennya, ada seorang pria yang turun daru mobil dan menarik tangan Claudia untuk ikut masuk ke dalam mobil.
Claudia sangat terkejut. Dia langsung reflek memukul pria itu dengan tas nya lalu menendang selangkangan pria tersebut. Pria tersebut meronta kesakitan, sementara Claudia hendak memasuki pekarangan apartemennya, namun lagi lagi ditarik oleh teman dari pria tersebut yang juga turun dari mobil.
"Ikut ayo!"
"Tidak aku tidak mau kalian siapa?! Toloonggg!!!" Claudia berteriak namun tampaknya percuma karna jalanan sangat sepi.
"Ayo cepat!!!!" Pria tersebut terus menarik namun belum sampai pria tersebut ke mobilnya bersama temannya yang sudah lemas dan Claudia yang di belakangnya, sebuah mobil datang membunyikan klarkson sangat keras!
Pengemudi mobil tersebut keluar dari mobilnya dan langsung menghampiri mereka dengan tangan disaku dan tetap berjalan.
"Lepaskan atau kau akan berurusan dengan kantor Eg. Lawyer. Aku sedang tidak ingin berkelahi, CEPAT LEPASKAN!!!" Kata Egnor menatap nanar semua pria yang hendak membawa Claudia.
...
...
Yeleh zheyenk Clau banyak amat masalahmu 🙃🙃
Next part 12
Babang Egnor mau terima dede Clau kan?
#mukamelas #mendongakankepalanya
.
Jangan lupa LIKE, KOMEN yaa
Kasih rate di depan profile novel
Kasih tip juga boleh 😁😁
Di share novelku juga boleehh aku seneng benerr 😍😍
.
Makasihh ya I LOVE YOU ..💕💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
acih aja
janda tapi perawan ya clau,,,,,
2022-03-24
0
Ani Widodo
Authornya terlalu cerdas kayaknya....
mbacanya sampai ngosngosan🤭
2021-02-15
1
Arik
terlalu munafik claudia
2020-09-18
0