yumna membuka pintu rumahnya dengan gembira, tangan kiri membawa alat lukis dan tangan kanan memegang piala hasil dari lomba yang ia peroleh.
menghempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu dengan kedua kaki yang di naikan di atas meja. sungguh surga dunia setelah capek mengikuti lomba akhirnya bisa merasakan kenyamanan yang ia harapkan sedari tadi. matanya celingukan dimanakah orang tuanya kenapa di rumah sepi. mencoba untuk tidak mencari tahu Yumna mengambil remote tv lalu menyalakan benda kotak itu dan mencari channel yang bagus.
mengerucutkan bibir karena yang keluar hanya 4 channel TV benar benar miskin, TV itu sudah lama dan pernah tersambar petir hanya saja ayahnya selalu bisa memperbaiki sesuatu alhasil Tv itu masih bisa menyala walau dalam kondisi banyak kekurangan.
yumna memilih untuk menonton acara talk show karena film kesayangan belum di mulai. melirik jam dinding ternyata pukul 3 sore.
yumna bangkit dari duduk, membawa alat lukis serta piala untuk di bawa dan di kembalikan di tempatnya, usai mengembalikan barang barang itu kakinya melangkah menuju dapur untuk mengambil minuman. Yakult selalu berada di kulkasnya, ia ambil 2 sekaligus dan tak lupa sprint, es batu. mencampurkan semuanya.
rasa haus yang ia rasakan langsung hilang dan di gantikan dengan kesegaran, Yumna meletakkan gelas yang berisi minuman campuran itu d atas meja depan tv lalu berlalu ke arah kamarnya untuk membersihkan badan.
usai mandi Yumna merebahkan tubuhnya di atas kasur tangannya menggapai novel yang di atas nakas
samping tempat tidur untuk kembali melanjutkan membacanya. mendudukkan dirinya saat mengingat belum mematikan televisi lantas langsung saja Yumna keluar kamar langsung menuju di mana letak tv berada.
keningnya mengerut saat melihat ayahnya tengah berbicara dengan seseorang yang entah siapa ia tidak tahu.
mendengar langkah kaki yang mendekat Bima menoleh, putrinya memakai celana pendek dengan kaos oversize yang menenggelamkan tubuh Yumna pipi gadis itu selalu memerah saat menyentuh sesuatu yang dingin itu berarti Yumna baru saja mandi.
"yumna ini ada temen kamu." ucap Bima dengan melambaikan tangan menyuruh Yumna mendekat.
yumna tak menjawab gadis itu melangkah dengan lebar saat melihat siluet seorang laki laki. matanya tak bisa untuk tidak melotot melihat siapa tamu dirumahnya.
sedangkan sang tamu tersenyum lebar dengan menaik turunkan kedua alisnya.
"ngapain Lo kesini!" ucap Yumna menunjuk lelaki itu dengan sewot. bagaimana bisa lelaki itu mendapatkan alamat rumahnya.
"gue mau ngajak Lo pergi."
"sibuk." hanya dalam 1 detik usai Yuta mengatakan tujuan nya Yumna menjawab dengan cepat bahkan tanpa pikir panjang.
Bima menggeleng kepalanya melihat tingkah putri nya yang bersikap cuek pada pemuda yang duduk di depannya.
"yumna jawabannya yang sopan sama tamu kok gitu." ucap Bima menarik pelan pergelangan tangan Yumna agar duduk di sampingnya.
"tamu nggak di undang ngapain harus baik baik yah." ucap Yumna dengan cemberut gadis itu masih saja melayangkan tatapan musuh pada yuta yang nampak santai tak menghiraukannya.
"ya tetep aja dia kesini baik baik juga, tadi udah izin sama ayah buat ngajak kamu pergi. sana gih siap siap." yumna menggeleng tak mau menanggapi ucapan Bima.
"udah di bawain donat satu box loh yum." bisik Bima dengan pelan. yumna mendengar nama makanan kesukaannya menegakkan badan dengan mata menelisik dimanakah makanan itu.
"di mana yah?" yumna ikut berbisik.
"disamping kamu."jawab Bima sepelan mungkin, pria itu tersenyum canggung karena berbisik bisik pada anaknya..
Yuta mengamati setiap gerak gerik Yumna yang dengan pelan tangannya mengambil donat di dalam box tetapi kepala gadis itu sibuk menoleh kanan kiri seolah sedang sibuk mengamati detail rumah nya sendiri sedangkan mulutnya sesekali menanggapi pertanyaan dari ayahnya.
satu donat sudah di tangan gadis itu dan dengan gampangnya Yumna memasukan satu donat kentang berbentuk bulat seukuran kepalan tangan langsung ke mulut tanpa menggigit terlebih dahulu untuk mendapatkan potongan yang lebih kecil. kedua pipi itu mengembung dengan mata yang memejam menikmati setiap kunyahan.
sesekali Yumna menggelengkan kepalanya ke kiri dan kanan dengan pelan, menandakan gadis itu puas dengan rasanya. masih ada yang di dalam mulut belum tertelan tapi gadis itu sudah mengambil lagi dan menggigit dengan satu gigitan yang besar.
bima ayah gadis itu sampai tercengang melihat putrinya. sedangkan yumna sendiri seolah tak peduli jika ayahnya melihat dengan wajah yang tercengang kaget dengan cara makannya.
sudah hampir satu Minggu dirinya tidak makan donat akibat toko donat langganan tutup, libur untuk beberapa hari dan penantian yang selama ini ia tunggu terpenuhi donat kentang dengan coklat lumer di dalamnya membuat Yumna seolah lupa dengan segalanya.
"Lo kaya Ika buntal." celetuk Yuta membuat mata yumna yang semula menutup menikmati donat kini terbuka dengan lebar.
mempercepat kunyahan agar bisa menjawab ucapan Yuta.
"maksud." yumna men jeda kalimat karena masih banyak yang belum tertelan.
"Lo apa? lo ngatain gue gendut?" tanya yumna setelah menelan semua donat yang ada di mulutnya.
Yuta mengedikan bahunya, "gue nggak ngomong Lo gendut."
yumna melangkah maju melewati meja yang menjadi sekat di antara keduanya dengan gerakan cepat. "terus kenapa Lo ngatain gue kaya ikan buntal?"
Yuta menatap wajah Yumna, "karena pipi Lo makin hari makin gede." Yuta menarik pipi Yumna dengan gemas.
Bima yang melihat interaksi anak muda itu langsung berdiri meninggalkan keduanya.
Yuta bersedekap dada menyenderkan punggung di sandaran tempat duduk, menatap wajah Yumna dari bawah yang nampak marah setelah dirinya mengatakan seperti ikan buntal.
"emang bener ya pipi gue makin gede." gumam Yumna menepuk nepuk kedua pipinya, lalu mengepal satu pipinya mencoba mengukur seberapa besar pipinya.
"enggak ah gue rasa biasa aja tuh."ucap Yumna setelah memastikan bahwa pipinya masih sama seperti hari hari yang lalu tidak bertambah besar atau berkurang kecil.
Yuta tidak tahan dengan ekspresi Yumna yang menggemaskan dengan satu tarikan di pinggang gadis itu mampu membuat yumna terjatuh di atas pangkuan nya. tindakan itu membuat kedua jarak antara kedua makin dekat bahkan saking dekatnya bibir Yuta hampir menyentuh pipi kiri Yumna.
yumna yang shock karena tindakan Yuta hanya mampu melotot matanya kaget.
"HEH KALIAN NGAPAIN." teriakan dari samping membuat Yumna gelagapan dan langsung berdiri dari pangkuan Yuta.
olla yang baru tiba di rumah dikagetkan dengan posisi anaknya yang membuat jantung seakan mau meloncat, anaknya sudah lama jomblo tapi di pangku seseorang.
olla berjalan cepat menuju anaknya lalu menjewer telinga yumna. "jadi cewek jangan centil dong Yumna, main minta pangku pangku aja." ucap olla masih dengan menjewer telinga anak gadis nya.
yumna sendiri meringis kesakitan dan berkali kali minta ampun agar di lepaskan telinganya dari jeweran sang ibu.
"nggak gitu ih."
olla melepas jeweran lalu berkacak pinggang, "kalau ngebet nikah bilang jangan main pangku pangku an nanti kebablasan main Ambar Ambar pisang di grebek warga gue yang malu." ujar olla.
Yuta tertawa pelan mendengar ucapan ibunya Yumna.
"nggak bunda!!! bunda - bunda bundar ! bundar badannya." ucap Yumna dengan gemas. tangannya dengan jail mencubit perut olla yang cukup berisi semenjak ayahnya pulang ke rumah. tak hanya perut pipi wanita itu nampak berisi juga. mungkin karena selama ada ayahnya sekeluarga makan enak setiap hari.
olla yang mendengar bersiap melayangkan pukulan pada pantat yumna tapi sebelum itu terjadi Yumna lebih dahulu melompat dan berlari menghindar serangan ibunya.
"ANAK DURHAKA!"
To be continued....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
miyura
lanjut othor
2023-09-03
0
momoy
lanjut
2023-08-18
0
momoy
next
2023-08-18
0