Bel sekolah berbunyi nyaring pertanda belajar mengajar di sekolah telah usai. yumna memasukan semua alat tulisnya kedalam tas lalu beranjak keluar dengan langkah yang terkesan buru buru tanpa berpamitan pada Anisa, Amanda dan Utami.
Utami,amanda dan juga anisa saling melirik. Tidak seperti biasanya yumna mendengar bel sekolah langsung buru buru keluar,setau mereka gadis itu paling benci berdesak desakan maka dari itu selalu pulang akhir karena itu permintaan dari Yumna sendiri.
"Kemana tu anak?" Utami maupun anisa menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Amanda.
"Yaudah yuk pulang."
Ketiganya mulai berjalan keluar dari kelas menuju parkiran.
baru beberapa langkah ketiganya membalikan badan saat Yumna memanggil salah satu dari mereka.
"jangan di tinggal Anisa, gue nebeng." ucapnya langsung kembali berlari tanpa menunggu Jawaban dari Anisa.
Anisa memutar bola matanya malas lalu kembali melanjutkan berjalan ke area parkir.
"gue mau ke toilet dulu, Lo berdua pergi duluan aja." pamit Amanda lalu berbelok ke koridor kanan.
Sedangkan yumna sendiri ,gadis itu tengah mencari sesuatu di kantin lama. Matanya dengan jeli mengamati setiap sudut lantai kantin lama yang kosong.
Liotin kesayangannya hilang, entah dimana yang jelas setelah dari kantin liontinnya sudah tidak ada di lehernya.
"Cari ini?" Suara seseorang membuat Amanda sontak kaget dan langsung menoleh.
Liontinnya berada di tangan seseorang itu dengan cepat tangannya meraih, belum sempat terambil tangan itu menggenggamnya lalu mengangkat tinggi kepalan itu.
"Punya lo?" yumna mengangguk sebagai jawaban.
"Gue kasih ke lo, asal lo bisa gapai ini." Ucapnya yang langsung membuat Yumna menatap sinis lelaki di depannya ini.
"Nggak bisa? Merasa pendek ya?"ucap seseorang itu menatap yumna dengan tatapan mengejek. Gadis yang tingginya hanya sedadanya itu nampak menatap nyalang dirinya.
"Iya gue pendek, Sama kaya umur lo!" Sontak ucapan yumna membuat yuta mencubit gemas pipi yumna.
"Gemes banget deh anak siapa sih?"
"ANAK MONYET! PUAS LO, BALIKIN LIONTIN GUE!" Sentak Yumna, untuk hari ini dirinya sedang tidak mood untuk bercanda.
yuta tertawa pelan lalu menepuk puncak kepala yumna dengan pelan, "gue balikin deh Adek kelas tapi ada syaratnya, gimana?"
"Apa? Buruan jangan banyak bacot!" sentak Yumna, entah mungkin karena sedang pms alhasil emosinya selalu menggebu-gebu.
Lagi lagi yuta tertawa. "Oke-oke santai lah cantik, syaratnya gampang cukup nanti malam gue jemput jam 7 kita kencan." Tanpa mau menanggapi ucapan Yuta, Yumna lebih memilih menyahut liontin miliknya.
"HEY BOCIL! GIMANA MAU NGGAK?" teriak Yuta saat yumna tak memberi respon mau atau tidak kencan dengan dirinya.
yumna membalikkan badannya tanpa menghentikan langkahnya, "NGGAK USAH MIMPI SENIOR GILA!" teriak yumna dengan kedua tangan mengacungkan jari tengah.
untuk hari ini ia berani melawan Yuta.
Yuta tertawa pelan, beberapa hari mengamati yumna membuat ia tertarik pada gadis itu.
"Kak yuta."panggilan seseorang membuat yuta menoleh.
"Kak boleh minta no hp nya kak Brian nggak?" amanda menatap penuh arti pada yuta sepupunya Brian. cowok yang ia taksir beberapa bulan yang lalu.
"Brian?"
"Sepupu kak Yuta, anak 12 B."
"Gue kasih nomer HP Brian tapi lo kasih tau alamat rumah yumna temen lo, gimana?" yuta menaikan satu alisnya siap menunggu jawaban dari adik kelasnya ini.
amanda menunduk menatap ujung sepatu yang ia kenakan, lalu mendongak menatap yuta yang lebih tinggi darinya.
"Iya boleh."jawab amanda yang membuat senyum seorang Yuta terpampang di wajahnya dengan lebar.
"Nomernya 085811056614." Dengan cepat Amanda menyimpan nomer yang di bacakan Yuta.
"Kalau alamat rumah yumna ada di belakang gedung SC,Bri-M.DA rumah nomer 034 yang ada tulisan (AWAS YANG PUNYA RUMAH GALAK) tepat di depan pagar reot nya." Jelas Amanda dengan senyum lebar. Yuta yang mencatat alamat rumah yumna terhenti seketika menatap amanda penuh selidik.
yuta menatap amanda dengan ragu. "Lo nggak bohongin gue kan?" tuding Yuta meragukan ucapan dari Amanda.
amanda dengan cepat menggeleng. "nggak kak emang itu rumahnya."
"Oke gue duluan."pamit yuta berjalan meninggalkan Amanda yang masih tersenyum sebagai ucapan terimakasih.
Baru beberapa langkah amanda memanggil namanya, yuta menoleh menatap amanda dengan pandangan bertanya.
Amanda berjalan mendekati yuta "tak kasih tau biar nanti kalau kak yuta ke rumah yumna di terima sama tante Olla." Ucap amanda lalu membisikkan sesuatu yang langsung membuat yuta melotot.
"Lo serius?"
Amanda mengangguk pelan, "turuti aja, kalau mau bisa di terima sama tante Olla." Setelahnya Amanda berjalan meninggalkan Yuta yang terbengong.
***
Yumna menepuk pundak anisa dengan keras saat perempuan itu mengerem laju kendaraan nya dengan mendadak sehingga membuat helm yang dipakai terbentur keras oleh helm yang dipakai Anisa.
kali ini keduanya menggunakan motor karena sepulang sekolah kemarin saat di bawa jalan jalan keduanya terjatuh secara beruntun dan berakhir kedua sepeda itu berada di bengkel.
"Mau gue tonjok lo?"
"Ah..elah tadi ada kucing makanya gue rem." Ucap Anisa mengelus pundak dengan pelan setelah Yumna memukul pundaknya,. "Lagian lo juga udah gue tumpangin malah banyak bacot dari tadi." Lanjutkan membuat Yumna melotot.
"Maksud lo, lo nggak ikhlas nebengin gue?"
"Iya enggak! dulu waktu Lo nggak punya sepeda nebeng gue Mulu mana kagak ngasih duit bensin lagi, rugi bandar gue yum"
"Cih... Lo kan tau gue orang miskin. Kok lo tega sih mau minta pungutan bensin sama gue." yumna menempelkan keningnya dipundak Anisa lalu menangis tersedu sedu layaknya seorang yang tersakiti akibat di selingkuhi.
"Nggak usah Drama jijik gue." Ucap anisa menoyor kepala Yumna.
yumna terkekeh. "Ya elah nis lo jangan ngomong kaya gitu, takit hati dedek ."
"Udah udah turun lo."pinta Anisa setelah berhenti di depan gerbang rumahnya, ia malas mengantar Yumna sampai ke rumah jadi mau tak mau Yumna harus berjalan kerumahnya sendiri.
"Oke, makasih ya Anisa cantik." anisa hanya mengangguk lalu menyalakan mesin motornya dan memasukkan kendaraan itu pada garasi motor.
yumna membalikan badannya berjalan menuju rumah yang terletak tak jauh dari rumah Anisa sampailah gadis itu di depan rumah berwarna coklat dengan pagar yang warnanya sudah luntur.
"APA APAAN SI MAIN SIRAM SIRAM AJA DI KIRA GUE TANAMAN APA!" teriak seorang paruh baya yang bajunya basah kuyup.
Seorang wanita paruh baya lainnya yang sedang membawa ember tersenyum sinis, "lo emang bukan tanaman, tapi kenapa gue siram karena lo adalah kotoran."
Teman si ibu yang bajunya basah bercelatuk dengan nada tak kalah sinisnya, "kotoran kotoran lebih kotor lo dari pada kita!"
yumna berjalan lebih cepat kearah dua ibu ibu yang nampak adu mulut dengan Emaknya.
"Mak ada apa?" Tanya yumna yang sudah berdiri di samping Olla sang ibu.
"Ini nih dua kaleng rombeng yang selalu metik bunga emak, udah gundul bunganya masih mau di petik juga kuncupnya, ya udah emak siram." Jelas Emak Olla masih dengan menatap ibu ibu itu dengan sinis.
yumna memejamkan matanya untuk kesekian kalinya emaknya selalu bertengkar dengan tetangga hanya karena sebuah tanaman.
"Ibu-ibu bisa baca tulisan ini." yumna menunjuk papan dengan tulisan AWAS YANG PUNYA RUMAH GALAK. ia membuat tulisan itu karena berharap kejadian yang sudah-sudah tak terjadi lagi tapi tetap saja seolah hanya debu yang tak terlihat kini kejadian beberapa hari lalu terulang lagi.
Sontak kedua ibu itu mengangguk.
"Kalau ibu berdua udah baca, kenapa masih metik tanaman rumah saya tanpa izin, Emak saya galak ibu-ibu, tau itukan tapi kenapa juga masih buat masalah sampai buat Emak saya marah?"
"Kamu kan tau kita berdua suka tanaman, ibu mu itu pelit makanya kita colong." yumna menahan tangan Emaknya saat wanita itu hendak mendorong pundak ibu ibu di depannya.
berabe kalau masalah ini menjadi panjang.
"yumna yang urus, Emak pergi ke dalem aja." Titah Yumna agar ibunya tidak lebih emosi.
"Urus yang bener, awas ni rombeng sampe nyolong lagi gue bantai rata rumah lo berdua," emak yumna pergi masuk kedalam dengan mulut komat Kamit menyumpah serapah dua orang itu.
"Lain kali jangan nyolong pas Emak di rumah, kalau mau nyolong waktu tu lampir lagi buka bengkel." Ucap Yumna lalu melenggang pergi.
Ketahuilah kalau emak Olla Bekerja membuka bengkel sendiri sejak yumna berusia 8 tahun.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments