Yumna menutup pintu rumahnya dengan sangat hati-hati, pagi ini ia bersiap pergi ke rumah Anisa untuk berangkat sekolah bersama. Hanya saja di hari ini ia sengaja menghindari emaknya dan pergi ke rumah Anisa tanpa berpamitan.
Model rambut baru menjadi alasannya.
Kepalanya menoleh sekali lagi, memastikan agar emaknya nya belum menyadari kalau ia sudah tidak ada di kamar.
nenek lampir di rumahnya sangat mengerikan jika mengamuk.
Yumna perlahan mengeluarkan sepeda gunung dari garasi motor, membuka gerbang kayu dengan pelan.
Dikayuh nya sepeda gunung berwarna biru dan melajukan menuju rumah Anisa. Tidak memerlukan waktu lama kini Yumna sudah berada di halaman rumah Anisa karena kebetulan rumah mereka hanya berselisih 4 rumah. Berhubung sudah dari kecil mereka berteman Yumna menyelonong masuk begitu saja rumah sahabat itu seolah berada di rumahnya sendiri.
"Pagi Ibunya Anisa dan Bapaknya Anisa." Sapa Yumna dan langsung duduk di ruang makan.
Beni selaku ayah dari Anisa mendongakkan kepala untuk melihat Yumna, hanya sepersekian detik lalu kembali fokus pada korbannya tak lama mata pria paruh baya itu melotot dan kembali mendongakkan kepalanya. "Astagfirullah Yumna kenapa model rambut kamu jadi kaya gitu?"Beni berdiri dari duduknya dan langsung menyentuh rambut Yumna dengan wajah yang shock. Rambut panjang gadis itu berubah menjadi sebahu dan di warnai pink di bagian kanan sedangkan bagian kiri masih sama berwarna hitam.
Mendengar sesuatu yang cukup membuat kepo, ibunya Anisa yang sedari tadi sibuk menyiapkan makanan di dapur lantas menuju ruang makan yang tempatnya hanya terhalang tembok dari kaca transparan.
"Astagfirullah Yumna! Nggak di marahin ibu apa gimana?" ibunya anisa hendak menyentuh rambut Yumna hanya saja langsung ditepis oleh gadis itu. Liat saja tangan wanita itu kotor karena habis memecahkan telur untuk di buat telur ceplok.
"Nggak di marahin kok!" Jawab Yumna dengan santai, jari jari itu mengelus permukaan apel yang di atas meja lalu sedetik kemudian mengambil dan langsung menggigit apel merah itu.
"Kok bisa?" Tanya kedua orang dewasa itu.
"Soalnya emak belum liat.... HAHAHAHA." Tawa yumna menggelegar di seluruh ruangan. Yumna berhenti tertawa saat hanya dirinya yang tertawa.
"Oh nggak lucu ternyata."gumamnya cemberut lalu kembali menggigit apelnya untuk yang kedua kali.
"Ibunya Anisa makin hari makin gede aja badannya, makan apa buk?"
"Kenapa nanya? Mau gedein badan juga."
Yumna menggeleng lalu menelan kunyah apel yang di mulutnya, "maksudnya biar apa yang di makan ibu, nggak saya makan biar yumna hindari." Jawab Yumna dengan santai.
Ibunya anisa memasang wajah kesal,"saya tiap hari makan bocah ngeselin kaya kamu yum." Usai mengatakan itu langsung pergi ke dapur dan melanjutkan menggoreng telur ceplok.
Beni yang melihat interaksi antara istrinya dan Yumna hanya menggeleng pelan. "Yumna kalau model rambut kamu kaya gitu pasti di marahin sama guru mu, nggak takut apa?" Ucap Beni tanpa menoleh kearah Yumna. Matanya sibuk membaca deretan kata di koran yang ia pegang.
Yumna menuangkan air ke dalam gelas lalu meneguknya sampai tandas. "Kalau di marahin ya di dengerin."
"Kalau di hukum?"
"Ya di kerjain hukumannya." Yumna kembali menjawab dengan santai, seolah jika itu benar terjadi gadis itu akan menghadapi dengan santai karena seperti sudah di rencanakan.
Beni berdecak pelan tak habis pikir dengan kelakuan anak tetangganya. Tak ambil pusing pria itu lebih memilih memfokuskan pada koran yang sedari tadi di pengang.
"Minta apelnya lagi ya ibunya Anisa." Yumna memasukkan dua apel merah yang besar kedalam tas biru bergambar paus.
"Emang nggak makan dulu apa yum tadi di rumah?" Tanya ibunya Anisa yang datang dengan piring penuh dengan telur ceplok berisi kurang lebih ada 5.
"Belum."
"Ini temen mu dari tadi kenapa belum turun juga. ANISA, NIS? UDAH DI TUNGGUIN YUMNA DARI TADI."
Yumna berdiri duduknya karena melihat Anisa yang berjalan pelan menuruni anak tangga.
"Iya bu." Jawab Anisa saat sudah berada di undakan tangga terakhir.
Ibunya anisa mendongakkan kepalanya matanya melotot shock, "ASTAGA ANISA RAMBUT KAMU." teriak Ibunya Anisa saat melihat penampilan anak gadisnya.
Anisa dan Yumna berlari kencang keluar rumah secara bersamaan sebelum ibunya Anisa mengomeli keduanya.
Kedua orang tua Anisa menggelengkan kepalanya dengan pelan saat melihat penampilan anak barusan.
Rambut Anisa berubah warna menjadi pink dan hitam, sama persis dengan model rambut yumna hanya saja di bagian kiri yang berwarna pink dan kanan berwarna hitam itu artinya yang membedakan hanya sisi warna.
Dan juga yang membuatnya kaget Anisa memendekkan rambutnya sama seperti Yumna padahal dari gadis itu masih usia 12 tahun tidak suka rambutnya di potong tapi sekarang Anisa tampil dengan rambut pendek sebahu.
Anisa terkikik geli ketika yumna tersandung saat turun undakan rumahnya padahal hanya 4 undakan tapi gadis itu terjatuh.
"Eh tolol bantuin malah ketawa." Yumna mengulurkan tangan keatas untuk meminta bantuan dari Anisa.
Anisa meraih tangan Yumna dan membantu temannya untuk berdiri.
"Kasian banget sih temen gue, ada yang sakit nggak?" Anisa membantu membersihkan rok bagian belakang Yumna yang kotor.
Yumna memanyunkan bibirnya ke depan dan bersiap untuk menangis, "Anisa takit bingit takit akuy," Yumna menunjukkan lututnya yang memerah.
"Alah lebay banget paling gitu doang." Cibir Anisa.
"Ih anisa ini sakit tau, sakitnya tu dari sini sampai ke sini." Ucap Yumna menunjukkan lututnya yang memerah lalu beralih ke dadanya seolah sakit yang dari lutut sampai ke hatinya.
"Udahlah gue nggak percaya, lo waktu itu kena tonjok tiga kali aja masih cengar-cengir masa gitu doang mau nangis. Nggak malu apa sama tatto lo." Anisa dengan gemas merangkul serta mencubit pipi kiri Yumna.
Yumna melirik tatto paus yang kemarin ia buat bersama anisa dan Dodi anak kecil berusia 7 tahun. Tatto bergambar paus yang menempel di lengannya, tatto yang ia dapatkan saat membeli permen karet kemarin.
"Iya juga ya, mulai sekarang panggil gue Greey bukan Yumna lagi." Ucap Yumna sembari menunjuk simbol garpu somay yang melambaikan sangat keren menurut mereka
(Ayumna Greey anantasya)
Anisa bertepuk tangan dengan girang, "and cal me Audrey."
(Anisa audreyliona)
"OMO OMO JADI KITA BERDUA ADALAH CANTULAW, CANTIKA MANTULITI AWWW."keduanya bersorak gembira.
"Cantulaw password nya?"
"CANTULAW SLAYYYYYY."
"Udah waktunya nih." Ucap Yumna.
"Waktunya apa?" Tanya Anisa kebingungan.
"Waktunya mencari ilmu kalau mencari pacar baru itu kegiatan mu besti."jawab Yumna diakhiri dengan tawa.
usai bermanja ria dan tertawa bersama, dua gadis itu mengambil sepeda mereka masing-masing dan bersiap akan menggowes sepeda kesayangan keduanya sampai ke sekolah.
TO BE CONTINUED......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Mukmini Salasiyanti
senang nya goes sepeda.....
semangat, euyyyy!!!!
2024-06-10
0
Tan59
Karakter xian yang suka guyon bikin cerita ini selalu jadi lebih asyik
2023-10-19
0
miyura
somplak berdua..
2023-09-03
0