Yumna memarkirkan sepedanya, hari ini ia merubah warna rambut nya kembali menjadi hitam, setelah kemarin membolos ternyata keduanya ketahuan dan berakhir di beri hukuman lebih berat, yumna merapihkan rambutnya yang berantakan lalu mengeluarkan ponselnya untuk mengirimkan pesan pada Anisa apakah gadis itu sudah berangkat atau belum. Karena pagi ini dirinya mampir terlebih dahulu untuk menitipkan risoles milik tantenya di pasar.
Setelah mendapat balasan dari Anisa bahwa gadis itu mengatakan kalau sudah berada di kelas, Baru satu langkah bahunya di tahan seseorang. Yumna menoleh ternyata ada yuta yang menahannya.
"Karena sekarang lo babu gue jadi gue minta lo temenin gue makan di kantin." Yuta menarik tas yumna begitu saja tanpa menunggu jawaban dari gadis itu. Yumna yang belum siap hampir saja tersandung.
"Eh lo bisa biasa aja nggak, nggak perlu lo tarik tarik tas gue." Yumna menyentak tangan Yuta yang memegang tasnya.
"Takutnya lo malah kabur! Udah lah cepet gue udah leper." Yuta langsung menarik Yumna, gadis itu berlari kecil, Yuta yang tinggi membuat langkah pria itu lebar.
"Jangan cepet cepet anjir. Lo makan apa sih? tiang,pohon pisang atau gimana tinggi banget jadi orang udah tinggi langkah lo juga lebar amat."
Tak menghiraukan ocehan Yumna sampai pada tempat yang di tuju.
"Pesen makanan terserah lo gue tunggu di sana." Yuta mendorong bahu Yumna dengan pelan lalu berjalan menuju meja kantin yang paling pojok.
Yumna mendengus kesal. Melangkah menuju salah satu stand makanan. "Buk nasi goreng satu. Minumnya es teh."
Penjualan itu mengangguk, sembari menunggu yumna mengeluarkan ponsel untuk mengabari anisa bahwa dirinya sedikit telat masuk ke kelasnya. Usai menunggu beberapa menit, gadis itu mengambil alih nampan berisi pesanan dari si penjual.
Dilihat Yuta tengah asik memainkan ponselnya sembari menunggu.
"Nih nasi goreng sama es teh." Yumna menyerahkan makanan di depan Yuta, terlihat seperti seorang pelayan yang melayani customer.
Yuta meletakkan ponselnya lalu menatap yumna yang masih berdiri, "gue nggak suka nasi goreng, ganti yang lain." Mengibaskan tangan meng kode untuk pergi.
"Yaudah lo mau makan apa?"
Yuta tampak berfikir sejenak, "mau makan makanan yang dapat di kunyah."
Yumna memasang wajah julit, jawaban macam apa itu? Semua makanan dapat di kunyah.
"Yang bener aja dong."
Yuta meletakkan ponselnya kembali, "yaudah gue mau makan makanan sesuatu yang nyam nyam nyam gitu." Yuta memperagakan gerakan mengunyah sembari mengatakan nyam nyam nyam.
Kembali di buat bingung yumna melempar tatapan tajam pada pria itu, yang dibalas dengan menaik turunkan alis.
Yumna dengan kesal berjalan menuju stand makanan yang lainnya lalu memesan satu porsi bakso tanpa memesan minum.
Yumna membawa nampan berisi bakso lalu kembali meletakkan makanan itu di depan Yuta.
"Nih bakso."
Yuta menatap tak minat pada makanan didepannya lalu dengan sikap santai ia berucap"gue alergi daging olahan."
Yumna menggeram kesal, dengan melihat ekspresi Yuta ia yakin jika pria itu hanya ngawur saat mengatakan alergi terhadap olahan daging seperti bakso dan ia juga yakin kalau Yuta mengatakan seperti itu karena ingin menjahilinya.
Yumna berdiri dekat dengan Yuta yang membuat pria itu mendongak, dengan kasar Yumna mencengkeram kedua pipi Yuta dan memaksa mulut pria itu terbuka lantas satu bakso kecil ia masukan kedalam mulut Yuta dengan paksa masih belum puas Yumna kembali memasukkan bakso kecil kedalam mulut Yuta dua sekaligus dan memaksa pria itu agar mengunyah dengan cepat.
"Kunyah, langsung Telen." Ucap Yumna menutup mulut Yuta agar pria itu tak memuntahkan bakso yang ia masukan pada mulut Yuta.
Yuta hanya bisa mengunyah bakso itu sampai lembut dan menelan nya, Yumna yang mengetahui bakso sudah tertelan lantas kembali memasukan bakso yang besar kedalam mulut Yuta sampai mulut laki laki itu penuh. Yumna tersenyum puas melihat Yuta yang patuh mengunyah bakso sampai habis.
tinggal 3 bakso kecil yang berada di mangkok, saat akan melakukan hal yang sama tangannya di pegang erat olah Yuta, "lo itu ya!" Yuta terdiam tak melanjutkan ucapannya.
tenggorokannya terasa panas, mukanya langsung memerah. tangannya mengambil minuman dan langsung meminum hingga tandas, Yumna yang melihat ada yang tidak beres langsung mengamati wajah Yuta.
wajah pria itu memerah, jangan jangan benar apa yang di katakan Yuta tadi bahwa lelaki itu alergi daging olahan.
Yuta memegang pundak yumna dengan kuat dengan satu tangan yang lain memegang dadanya. Yumna panik bukan main lelaki itu sesak nafas.
sesak nafas apakah harus di beri nafas buatan?
Yumna menempel bibirnya pada bibir Yuta, belum sempat Yumna memberikan nafas buatan seseorang berteriak di belakang mereka yang membuat kedua orang itu lantas menjauh.
"kalian ini disekolah malah berbuat mesum." ucap guru bertubuh gempal dengan langkah menghampiri keduanya dan menjewer telinga yumna dan Yuta.
keduanya meringis kesakitan akibat jeweran itu.
"loh buk kita salah apa?" tanya yumna meringis kesakitan telinganya seakan hendak di putuskan.
guru itu menoleh pada Yumna, "salah apa kamu tanya? saya liat tadi kalian berdua ciuman. di kira saya buka, ciuman di sekolah masih anak pelajar juga."
Yumna memanyunkan bibirnya kedepan, "bukan ciuman buk saya mau bantu Yuta yang sesak nafas karena alergi makan bakso. tadi itu saya mau kasih nafas buatan bukan mau ciuman kalaupun bener mau ciuman saya juga pilih tempat bu" jelas Yumna tak terima jika di bilang berciuman dengan Yuta.
guru itu lantas menoleh kearah Yuta yang masih meringis sakit akibat belum ia lepaskan jeweran telinganya, wajah Yuta memerah benarkah apa yang di ucapkan Yumna?
"Yuta benar itu?"
"iya bu, saya alergi daging sapi Yumna cuma mau bantu saya aja kok biar nggak kehabisan nafas."jelas Yuta mengusap-ngusap telinganya yang baru saja di lepaskan jeweran.
"kalau alergi daging kenapa kamu makan daging? sengaja gitu biar dapet nafas buatan." ucap Guru itu dengan bersedekap dada.
Yuta menggeleng cepat, "nggak Bu, saya makan bakso itu di paksa Yumna." elak Yuta mencoba mencari pembelaan agar tak di kena hukuman.
"kalau benar kejadian nya begitu saya tetap akan menghukum kalian." ucapan guru itu sontak membuat protes kedua remaja didepannya.
"buk kok gitu kan kita nggak ngelakuin tuduhan ibu."
"iya tapi kalian berada di sini di saat jam pelajaran sudah dimulai, jadi kalian berdua tetap mendapat hukuman." ucap guru itu sembari berbalik badan bersiap meninggalkan keduanya.
"STT...jangan banyak protes ikut saya kalian berdua harus menyelesaikan hukuman sebelum jam istirahat." ujar ibu guru sebelum keduanya melayangkan protes.
mau tak mau keduanya mengikuti guru itu dari belakang.
TO BE CONTINUED...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
miyura
lanjut othor semangat
2023-09-03
0