PART 02

Always happy

Sepulang sekolah bukannya pulang ke rumah masing-masing kini dua gadis itu nampak asik menyusuri pusat perbelanjaan, tujuan mereka membeli ponsel untuk anisa, sebelumnya ponsel gadis itu di kasihkan pada Sagib mantan pacar anisa yang miskin dan belagu.

"Mau merk apa?" Tanya yumna sembari melihat lihat berbagai ponsel yang terpajang.

Anisa terdiam, mengetuk jari telunjuk di dagu untuk berfikir. "Yang ini menurut lo gimana?"

Yumna mengangguk menyetujui pilihan anisa.

Gadis dengan jepit rambut berbentuk paus itu berpamitan pada anisa untuk pergi ke toko aksesoris yang disebelahnya.

Shopkeeper yang bekerja di toko ponsel lantas mengambil ponsel yang dipilih anisa.

"Ini keluaran terbaru, kameranya super bagus dan buat suara sangat jernih, serta kapasitas ponsel juga muat banyak" Jelas nya membuat anisa mengangguk mantap.

"Model ini warna kuning ya mbak." Ucap Anisa ditanggapi dengan anggukan serta senyum manis.

"Nama kakaknya nya siapa biar saya tulis di surat pembelian."ucap shopkeeper itu bersiap mencatat nama customer.

Anisa mengedipkan mata dengan pelan, "kan yang beli saya kenapa nanya nama kakak saya?"

Shopkeeper itu mengerutkan keningnya bingung, "maksud saya nama kakaknya." Ucapnya sembari menunjuk Anisa.

"Nah iya,kakak saya ada dua mbak, mau yang kakak pertama atau kakak kedua."jawab Anisa.

Shopkeeper itu terdiam sejenak, "gini loh maksud saya nama mbak nya."

Anisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "nah sekarang nanya nama mbak saya, mbak saya ada 3 Yang sering beres beres rumah, yang ngerawat peliharaan saya sama yang masak. Mau yang siapa?"

"Bukan gitu loh, maksud saya nama teteh siapa?" Shopkeeper itu berusaha untuk tetap tersenyum walau dalam hati sedikit kesal, customer yang ini sangat menyebalkan.

Anisa membulatkan bibirnya sembari memajukan badannya lebih dekat dengan shopkeeper itu, "saya nggak kenal sama yang namanya teteh jadi maap ya."

Yumna yang kebetulan sudah menyimak pembicaraan anisa dan shopkeeper itu dari 3 menit yang lalu dengan gemas menoyor kepala Anisa, "maksud dia itu nanya nama lo tolol! Minimal kalau otak kecil dipake, udah otaknya kecil buat pajangan doang ya gitu."

Usai memarahi Anisa yumna meminta maaf pada shopkeeper itu lalu menyebutkan nama anisa dan pertanyaan lainnya.

Usai membayar harga ponsel yumna dengan cepat menarik pergelangan tangan Anisa untuk keluar dari toko ponsel.

"Yumna ih jangan tarik kenceng kenceng sakit ih." Yumna melepas cekalan tangan dan menoleh kearah pergelangan tangan sahabatnya takut takut ia menarik dengan kencang dan berakhir menimbulkan ruam merah di tangan anisa.

"Maaf ya nis gue...."ucapan yumna terpotong saat Anisa menarik tangannya menuju ke penjual boba.

"Boba nya 2 ya mas, botol jumbo." Ucap Anisa menunjuk pada bodol boba yang berukuran kurang lebih 500ml.

Yumna bersedekap dada dan menggelengkan kepalanya dengan Pelan, matanya tertuju pada Anisa yang sangat antusias saat boba pesanan gadis itu hampir selesai.

"OMO, OMO, OMO YUMNA... EMMM SEKALI SEDOT LANGSUNG KEGIGIT BOBANYA." Anisa menghentakkan kakinya dengan kepala menggeleng kanan kiri pertanda apa yang masuk kedalam mulut gadis itu rasanya enak.

Yumna menerima boba miliknya, hendak mengambil dompet tapi terhalang tangan anisa.

"Mas kenal kita berdua?" Tanya anisa pada penjualan boba itu, penjual itupun menggelengkan kepalanya.

"Atau mungkin pernah liat kita berdua? Di jalan atau di sosmed kita?" Tanya anisa sekali lagi, dan kembali lagi pula penjual itu menggelengkan kepalanya.

Anisa memegang erat botol boba jumbonya dan menggandeng tangan Yumna. Yumna yang sudah paham maksud Anisa melotot kan matanya.

"Oke."Anisa menarik tangan Yumna untuk kabur secepat mungkin. Begitupun dengan Yumna yang tidak kalah cepat larinya menyusul langkah anisa.

Penjual boba itu melotot, "HEH KALIAN BELUM BAYAR!"

Sedangkan dua gadis itu tertawa puas, keduanya bergandengan tangan sembari menikmati minuman dingin itu, Yumna melirik sahabat sebentar. Percayalah sebelumnya Anisa pasti sudah membayar Boba tadi hanya saja cara ini lebih mengasyikkan.

Anisa duduk di salah satu bangku yang kosong, diikuti dengan Yumna. Keduanya menikmati pemandangan lalu lalang pejalan kaki yang mengunjungi pusat perbelanjaan, Anisa menyenderkan kepalanya di pundak yumna.

"Lo tau yum? Sebenarnya hari ini gue galau banget," kata Anisa. Menggigit sedotan boba dengan wajah sedih.

"Kenapa?"

"Kaos kaki kesayangan gue ilang satu."

Yumna langsung menoleh kearah kaki Anisa dan benar saja gadis itu memakai kaus kaki yang beda dari yang sering di pakainya. Kaus kaki yang di pakai anisa hari ini berwarna kuning, biru, merah dan ungu, sedangkan kaus kesayangan Anisa berwarna merah, ungu, kuning dan biru. Sama saja hanya yang membedakan tata letak warna.

"Gue tau lo sedih, tetep patah semangat ya jangan pernah lo semangat. Karena putus asa lebih baik dari pada putus asi." Yumna menepuk bahu Anisa dan merangkul pundak gadis itu.

"Iya yum, gue beruntung banget punya sahabat yang perhatian kaya lo. Tetep jadi besti gue ya." Anisa menatap sedu wajah Yumna, keduanya saling bertatapan.

"Gue juga sebenarnya mau jujur sama lo nis, tapi gue takut kalau lo marah." Yumna menyeka air mata yang meluruh di pipinya walau itu hanya ada di otak yumna, karena pada dasarnya itu hanya drama.

"Yang ambil kaus kaki lo itu gue,"Yumna menutup mulutnya seolah sedang menangis terisak-isak, kakinya ia naikan satu dan memperlihatkan kaus kaki milik anisa yang dua hari lalu ia curi.

Anisa menutup mata, setelah kepalanya pusing mencari kaus kaki kesayangan yang tidak ketemu temu ternyata di curi sahabat. "It's oke gue paham, karena lo miskin jadi nyuri punya gue." Kini Anisa yang menepuk prihatin pundak Yumna.

"Iya gue miskin, lo juga sama."

"Jadi kita berdua miskin! Aaaaa so sweet banget." Keduanya berkata secara bersamaan lalu saling berpelukan satu sama lain.

Anisa mengurai pelukan dan menggenggam satu tangan Yumna yang tidak memegang boba, "emang kita itu ditakdirkan untuk menjadi besti, sekarang dan selamanya,"

Yumna mengangguk, "iya, besti sepermiskinan." Kembali berpelukan lalu tertawa bersama. Serandom itu memang persahabatan keduanya tapi percayalah hal hal random seperti itulah yang akan menjadi kenangan suatu saat nanti.

"Yumnaaaaa.." panggil Anisa, menatap dua pasangan yang akan melewati keduanya. Anisa menutup mulut begitu juga dengan yumna.

"Cowoknya jelek, ceweknya cantik. Pasti motornya gede jadi nempel" ucap Yumna dan anisa berbarengan lalu keduanya kembali tertawa.

To be continued....

 

Terpopuler

Comments

Tan59

Tan59

Buat cerita bertema xian, cerita ini adalah yang terbaik, thor

2023-10-19

0

miyura

miyura

semangat othor lanjut

2023-09-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!