Always happy
Matahari mulai menampakkan dirinya dengan malu malu, ayam mulai berkokok begitu juga dengan gedoran pintu yang tak berhenti henti.
"YUMNA BANGUN!"
"HEH..CUPU BANGUN!"
"CEPET BUKA PINTU, NGGAK DIBUKA- BUKA MATI APA GIMANA LO?"
BRAK.. BRAK.. BRAK..
Olla yang berada di balik pintu dengan kesal menendang pintu kamar anaknya, bersedekap dada dengan nafas memburu. Sudah 15 menit ia menggedor pintu kamar Yumna tapi selama itulah hanya keheningan yang menjawab.
"Dibilangin kalau ngomong jangan kasar masih aja nggak berubah." Ucap Bima tanpa melirik sang istri, pria itu berjalan keluar rumah dengan mata sibuk membaca koran yang dipegang.
"Jalan itu jangan sambil baca nanti kepen.." Belum selesai mengatakan sebuah nasehat untuk sang suami, Bima sudah terlebih dahulu kepentok pintu.
Olla menghela nafas pelan saat melihat sang suami yang malah menyalahkan pintu.
"Yang naruh disitu siapa sih! Bikin kepentok orang aja." Gerutu Bima dengan kesal.
"Ayah kenapa mah?" Tanya yumna sembari menguap dengan lebar tanpa ditutup dengan tangan.
"Kepentok."
"Eh...tumben manggil gue Mah, biasanya juga lampir." Olla menaik turunkan alisnya, menggoda sang anak. Sejujurnya cukup senang dengan panggilan itu karena terdengar manis di telinganya.
Ah... Teringat dengan dulu, sewaktu yumna masih kecil dan selalu merengek untuk dibelikan cat gambar dan selalu memanggil dengan manis serta mencium pipinya.
"Dih.. kalau nggak ada ayah ya ogah!" yumna berkata ketus lalu berjalan keluar rumah untuk menemani sang ayah yang duduk diteras sembari membaca koran.
Olla yang melihat anaknya berjalan keluar rumah lantas mengikuti keluar dengan langkah lebar. "Heh cupu! Sekolah goblok."
Olla mengeluh sakit akibat di gaplok dengan gulungan koran dari sang suami saat setelah mengatakan pepatah manis untuk sang anak.
"Jaga omongan nya! Anak sama ibu. Sama saja kalau ngomong nggak sopan!"
"Mama yah, yang ngajarin yumna ngomong kasar." yumna berkata manja, mengadu yang tidak tidak pada sang ayah.
Olla yang mendengar itu melototkan matanya, menghampiri Yumna dan Bersiap untuk menjewer telinga sang anak.
"Sayang jangan marah-marah." Tutur bima dengan lembut, hal itu mampu membuat Olla mematung, terdiam seribu bahasa.
"Honey, jangan dimarahi yumna nya kamu buatin aku kopi aja sana." Kembali dengan kata kata lembut yang membuat Olla terdiam, begitu juga dengan yumna yang ikut terdiam.
Pasalnya untuk pertama kalinya Yumna memanggil Olla dengan sebutan sayang dari terakhir pacaran dulu. Itu yang dikatakan ayahnya saat yumna dulu bertanya kenapa tidak memanggil mama dengan sebutan sayang.
"Bilang apa tadi?" Tanya olla memastikan kalau pendengaran nya tidak salah.
"Sayang, bikinin aku kopi, cepetan sana." Setelah mendengar ucapan Bima dengan jelas dengan cepat Olla masuk kedalam rumah dengan senyum lebar dan segera melaksanakan perintah sang suami.
Teringat awal pernikahan yang manis, sebelum datangnya yumna kecil.
yumna mengedipkan matanya berkali-kali dengan cepat lalu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Menatap sang ayah dengan pandangan bertanya.
"Ayah kok tumben panggil mama pake sayang sayangan segala, biasanya juga nggak pernah?" Tanya yumna dengan penasaran.
bima menoleh ke belakang memastikan sang istri belum kembali, lalu mendekatkan mulutnya ke telinga sang anak.
"Ini rahasia ya!" Bisiknya yang membuat Yumna langsung mengangguk.
"Umur ayah sama mama mu itu beda jauh, ayah udah tua sering lupa. Makanya ayah panggil mama mu itu sayang, karena ayah lupa namanya istri ayah." Bisikan bima membuat yumna terdiam.
"Ayah lupa namanya mama?" bima mengangguk pelan. jika lupa wajar saja jarang bertemu karena urusan pekerjaan dan faktor usia. ia dan olla beda jauh umurnya karena pada saat pacaran olla dulu masih sekolah SMA dan dirinya suda bekerja.
"Jangan bilang mama ya!"
"Ayah beneran lupa?"
"Iya, makanya ayah panggil sayang." Jawaban Bima sontak membuat yumna tertawa terbahak-bahak.
"HAHAHAHA....ayah lucu." Olla yang datang dengan secangkir kopi dan cemilan mengerutkan keningnya melihat sang anak tertawa terbahak bahak.
"Ngapain lo ketawa?" Nampan yang berisi kopi, cookies dan beberapa cemilan lain ditaruh di atas meja. Olla menarik tangan yumna dengan pelan, hal itu membuat gadis itu berdiri dari duduknya. Setelah sang anak berdiri Olla dengan cepat mengambil alih kursi tersebut.
"Mama ih!"
"Apa?" Tanpa rasa bersalah Olla mengambil cookies lalu memakannya.
"Kenapa nggak sekolah?" Olla menatap Anaknya dengan pandangan menelisik, hari ini hari Rabu dan sudah jelas sekolah tidak libur tapi kenapa yumna masih santai di rumah sedangkan jam menunjukkan pukul 7 kurang 10 menit.
"yumna ikut lomba lukis ma, berangkat ke perlombaan jam 8 nanti jadi masih bisa santai di rumah." Sembari menjawab pertanyaan Olla gadis itu menyeruput kopi milik ayahnya.
"Itu kopi punya ayahmu, kamu jangan suka minum kopi yumna!" Dengan kesal Olla merebut gelas kopi ditangan yumna lalu menarik kerah baju tidur anak nya sampai membuat yumna mundur beberapa langkah.
"Orang minum dikit doang nggak boleh!"
Olla melotot kemudian melirik gelas kopi ditangan nya. "Bocah! Dikit-dikit apaan, orang tinggal setengah!"
bima yang melihat kedua orang yang disayangi bertengkar hanya mampu menghela nafas pelan, sudah menjadi hal biasa jika pulang ke rumah. "Udah lah biarin sekali-kali yumna minum kopi."
Kini matanya berpindahnya menatap sang suami, "kamu bilang sekali-kali? Tau nggak anakmu ini tiap malam minum kopi! Udah gitu dia punya asam lambung. Terus kalau mati gimana!"
"Ya di kubur." Jawab Yumna dan bima bersamaan.
Olla yang mendengar Jawaban keduanya memasang wajah datar, tanpa mengatakan apapun berjalan masuk kedalam rumah.
"Mama mu itu sukanya ngomel." bima melirik sekilas anak nya lalu kembali membaca koran.
"Iya, istri ayah galak kaya lampir! Kenapa juga ayah pungut terus di jadiin istri sih."
"Terpaksa." Jawab Bima dengan santai lalu keduanya tertawa pelan.
Brak...
Sebuah sepatu tanpa pasangan nya terlempar dan berakhir menabrak pintu rumah, sang pelaku berkacak pinggang menatap tajam dua orang itu.
"Bilang apa tadi? Kenapa ayah pungut terus di jadiin istri! Terus jawabnya terpaksa." Olla berjalan dengan langkah lebar menuju ketengah tengah keduanya yang sedang berdiri akibat terkejut dengan kedatangannya.
"Heh! Kalau bapak lo nggak mungut gue, lo nggak ada di bumi dengan muka cantik keturunan gue! Dan buat lo." Olla menunjuk wajah bima dengan jari tengah.
"Lo bilang terpaksa? Kalau lo nggak ngikutin kemanapun gue pergi terus ngancem gue, kalau nggak jadi pacar lo gue bakal diperkosa. mana mau gue sama lo Om-om pedofil kaya lo." Dengan gemas sekaligus kesal Olla mencubit perut buncit sang suami.
"Yang ada gue dari dulu terpaksa sama lo! Terpaksa nerima lo jadi cowok gue, terpaksa nerima lamaran lo dan terpaksa juga nikah sama lo!. Karena lo itu tukang pemaksa." Olla kembali mencubit perut buncit sang suami,Kedua matanya beradu tatap dengan Bima.
"Iya-iya maaf."
Olla memalingkan wajahnya enggan menatap bima.
bima sendiri melirik anaknya yang tertawa geli melihat kelakuan emaknya, menggelengkan kepala lalu memeluk tubuh sang istri. Jarak umur yang terbilang cukup jauh membuat Arman seperti memeluk anak pertama yang sudah memiliki suami dan dalam keadaan ada masalah. Sang istri yang masih cantik dan awet muda sedangkan dirinya terlihat tua.
Eit... Tapi masih sedikit tampan. Ingat hanya sedikit kalau banyak nanti banyak yang suka.
yumna mengulum bibir nya kedalam, menahan untuk tidak tersenyum.
"Ayah, yumna masuk dulu mau siap-siap ketempat perlombaan." Ucap Yumna tanpa suara.
bima yang paham apa yang diucapkan Yumna lalu mengangguk pelan menyetujui perkataan anaknya.
"Sudah jangan marah, saya yang salah. Tidak terpaksa melainkan saya yang memaksa kamu." Kedua tangannya berada disisi wajah Olla, menangkup pipi wanita itu lalu mencium ujung hidung sang istri.
"Olla marah, Om tadi bilang kaya gitu! Padahal Kan yang maksa om." ucap olla dengan pelan. disaat seperti ini mengingatkan masa masa pacaran dulu.
bima tersenyum, kembali memeluk Olla dengan erat."Iya tadi cuma bercanda."
"Nggak lucu loh bercandanya!"
"Iya enggak lagi deh."
"UDAH TUA OM, TANTE! INGET UMUR WOY. MASIH AJA PACAR- PACARAN!"
Keduanya menoleh ternyata ada anisa sahabat nya Yumna yang sudah nangkring di atas motor dengan alat lukis yang di gendong dengan tas khusus.
"BIARIN! BIAR YANG JOMBLO IRI!" sahut Bima dengan sengaja mencium bibir Olla agar anisa merasa tambah iri.
"NGGAK JOMBLO LAGI DEH, OTW DEKETIN SAGA NIH OM." anisa tertawa melihat ekspresi kesal wajah Olla, wanita itu sangat tidak setuju jika dirinya pacaran dengan saga, sepupu dari sahabatnya, Hal itu membuat anisa selalu menggoda dan mengatakan jika dirinya pacaran dengan saga . Padahal hanya berteman tidak ada rasa ketertarikan satu sama lain selain berteman.
"NGGAK DIRESTUIN! JADI MANTU OM MINIMAL AKUN INSTAGRAM NYA CENTANG BIRU BUKAN YANG FOLLOW CUMA DUA RIBU!" Ucapan bima mampu membuat tawa anisa meredup. sialan emang bapaknya Yumna bapaknya saga? tidak mendapat restu dari om Bima tidak masalah bukan?
"Sialan udah tua nyeselin lagi!" Gumamnya lirih lalu menatap dua orang tua itu dengan tatapan sinis.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
kalea rizuky
emak yumma kok selingkuh kasian lahh Bima. thor
2024-02-16
0
miyura
lanjut othor semangat🔛🔥
2023-09-03
0