Apartemen Evaline pukul 21.00 WIB.
Nava bolak-balik didepan pintu sambil mengigit kukunya dengan hati gelisah, cemas, khawatir saat tidak ada tanda-tanda kedatangan adiknya sampai sekarang.
Seharusnya adiknya itu sudah pulang sejak sore tadi sekitar jam 3 sore tapi sampai sekarang adiknya itu belum pulang juga.Adiknya tidak pernah pulang sampai larut malam seperti ini, jika terlambat pulang pun paling jam 6-7.
"Hira kamu dimana ? Kakak khawatir sama kamu ? Kenapa sampai sekarang kamu belum pulang juga.
Mana hpnya dari tadi dihubungin malah gak aktif lagi! Aku harus gimana gak mungkin aku tunggu aja kan." gumam Nava dengan perasaan campur aduk antara gelisah, cemas dan khawatir dengan keadaan sang adik.
"Oh iya, aku harus hubungi Vani mungkin saja dia tau dimana Hira berada ?"Gumam Nava.
Nava pun mencari nama Vani di kontaknya, setelah menemukan nomor Vani, Nava pun langsung menghubungi Vani dan pada saat deringan keempat Vani pun mengangkatnya.
"Halo ada apa Nav,lo nelpon gue malam-malam gini ? Gue ngantuk banget ini,gue mau tidur, gue gak tahan lagi hoam" ucap Vani, sambil menguap.
"Van,lo tau gak dimana Hira soalnya dia belum pulang jam segini gue khawatir sama dia, Van." Ucap Nava penuh kekhawatiran.
"Belum pulang gimana maksud lo?bukannya dia lagi ikut lomba sama Zena ya?." Bingung Vani.
Pasalnya Zena dan Hira mengikuti perlombaan bersama dan dirinya serta Nava mengetahui nya, jadi seharusnya Hira bersama dengan Zena.Kenapa Nava menanyakan keberadaan Hira kepadanya bukannya pada Zena.Lagipula mungkin saja mereka terlambat pulang atau macet kan.
"Hira dan Zena seharusnya sudah selesai lomba sekitar jam 3 sore, tapi ini sudah jam 9 malam. Mana nomornya daritadi gue hubungi diluar jangkauan mulu." Jelas Nava.
"Lo udah hubungi Zena belum? Mungkin aja kan Hpnya Hira lagi lowbat atau gak ada sinyal." Vani berusaha untuk menenangkan Nava agar tidak terlalu panik dan khawatir.
"Sudah Van sudah tapi sama, Zena juga sama nomornya diluar jangkauan juga.Jikapun HPnya Hira lowbat masa iya hpnya Zena juga ikut lowbat sih dan kalaupun gak ada sinyal mereka kan bisa cari tempat yang ada sinyal nya. Habis itu mereka bisa kasih tau ke gue jika mereka terlambat pulang atau apa, tapi ini gak ada kabar sama sekali." Nava berucap dengan nada parau dan serak karena menahan tangisnya yang siap pecah kapanpun.
Disebrang telpon Vani mencerna penjelasan Nava dan menganggukkan kepalanya dengan pelan tanda setuju dengan pendapat Nava meski Nava tidak melihatnya sambil berucap.
"Iya juga ya,kok bisa bersamaan gitu ya nomor keduanya gak aktif."
"Ayo kita cari Hira Van gue mohon, gue takut terjadi sesuatu sama dia karena gak biasanya Hira gak kasih kabar kalau dia telat.Selain itu firasat gue juga mengatakan jika Hira dalam bahaya." Ucap Nava yang memberitahukan bahwa sejak tadi perasaannya enak.
"Oke oke kita cari Hira sekarang, gue otw kesana ya,lo tenang dan bersiaplah kita langsung berangkat setelah gue samapai disana." Ucap Vani yang langsung setuju mencari keberadaan Hira, karena firasat Nava tidak pernah salah.
Jika Nava mengatakan firasatnya tidak enak maka terjadi sesuatu dengan Hira dan itu bukan sesuatu yang baik.
"Iya Van." Nava menganggukkan kepalanya meski Vani tidak bisa melihatnya.
"Assalamu'alaikum." salam Vani.
"Waalaikum salam. " salam Nava.
Tut
Setelahnya Nava menutup telponnya dan bersiap-siap untuk mencari Hira sambil menunggu Vani.
Nava memakai piyama serba panjang warna putih bermotif bunga sakura dan dilapisi dengan Hoodie warna pink dan menutup kepalanya dengan kupluk Hoodie tersebut.
Setelah merasa cukup dengan penampilannya, Nava langsung mengunci pintu apart nya dan turun ke bawah lobby untuk menunggu kedatangan Vani.Setelah beberapa saat Vani pun datang dengan motor sport nya, Nava pun langsung naik dan mencari keberadaan Hira.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Zeno dan lainnya sedang berada di jalan X dan masih jauh lagi sebelum sampai ketempat tujuan, saat di jalan Zeno menghubungi papanya melalui earphone yang tersambung dengan handphonenya yang ada di saku celananya.
Papanya pun mengangkat telponnya pada deringan pertama.
"Halo."Suara berat menyapa gendang telinganya saat telpon itu diangkat.
" Halo pa, Zena berada di daerah Z dan sekarang Zeno sedang menuju ke sana bersama teman Zeno pa.
"Ucap Zeno pada sang papa.
"Oke papa menuju ke sana,tapi kamu ada di mana sekarang?" Tanya papa Nevan pada sang putra.
"Zeno berada di...daerah X pa." Zeno melihat sekelilingnya saat sudah mengetahui dimana dirinya berada Zeno pun memberitakan pada sang papa.
"Oke sekarang papa sedang berada di daerah X kita ketemu di Jalan Utama di daerah Z." Ucap papa Nevan.
"Iya pa, kita ketemu di sana. kalau gitu Zeno pamit ya pa, assalamu'alaikum pa" Salam Zeno.
"Wa'alaikumsalam." Salam papa Nevan.
Setelahnya telpon pun terputus dan papa Nevan menyuruh supir untuk pegi ke Jalan Utama daerah Z.
"Pak, kita pergi ke Jalan Utama di daerah Z ya pak." ucapnya pada sang supir.
"Ya Tuan. " ucap supir itu dengan menganggukkan kepalanya.
Kembali ke Zeno.
"KITA MENUJU KE JALAN UTAMA DI DAERAH Z!" Teriak Zeno pada semuanya sebab jalan yang bising.
Semua menganggukkan kepalanya tanda setuju dan melajukan kuda besi mereka dengan kecepatan yang tinggi menuju Jalan Utama di daerah Z.
Sekitar 30 menit mereka sampai di Jalan Utama di daerah Z bersamaan dengan datangnya mobil Daihatsu warna Putih milik sang papa.
"Kita berangkat sekarang!" Perintah papa Nevan pada semuanya.
BRUUM... BRUUM... BRUUM...
BRUUM... BRUUM... BRUUM...
Setelah memberikan perintah pada yang lainnya mobil papa Nevan pun meninggalkan mereka dengan kecepatan tinggi dan menyalip beberapa kendaraan yang berlalu lalang, teman-teman Zeno yang melihatnya melongo melihat papa teman mereka yang membawa mobil dengan kecepatan tinggi seperti itu sudah seperti pembalap mobil professional saja!
Zeno pun tidak percaya bahwa papanya mempunyai skill mengendarai mobil seperti itu, seperti pembalap mobil professional.
"Gila bokap lu udah kaya pembalap mobil professional aja." ucap Zack dengan ekspresi kagumnya.
"Iya tuh, bokap lo keren juga ya. " sambung Byan.
"Umur tua tapi kemampuan udah kaya anak muda." Lanjut Sevian.
"Luar biasa." ucap Ivano singkat, padat dan jelas dengan ekpresi terkejutnya.
"Nanti aja kagumnya kita ikutin mobil bokap gue sekarang nanti ketinggalan jejak lagi. " Ucap Zeno dengan kesal pada temannya.
jika Zack, Byan dan Sevian yang melakukannya ia tidak masalah dan sudah biasa, tapi ini Ivano pun ikut-ikutan dia yang biasanya dingin kenapa jadi humor kaya gini.
Mereka pun tersadar dari rasa kagum mereka dan langsung memacu kendaraan kuda besi mereka dengan kecepatan tinggi, menyalip beberapa kendaraan yang menghalangi mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments