Zeno setelah pergi dari kantor sang papa, Zeno mengantarkan Zena pulang ke rumah.Zeno sampai rumah saat hari mulai sore.
Setelah memempuh jarak yang jauh sekitar 10 menit motor Zeno sampe di mansion keluarga Ardana, sehabis satpam membuka gerbang utama Zeno melajukan motor nya masuk ke dalam dan langsung memarkirkan motor nya dibagasi rumah.
Setelah selesai, dia membuka helm full facenya dan membantu sang adiknya melepaskan helm yang di gunakannya.Serta membantu Zena turun dari motor, selepas itu ia menggandeng tangan mungil zena yang pas dengan tangan kekarnya.
Untuk masuk ke dalam, Zeno langsung naik ke atas menggunakan lift untuk menuju ke lantai 3 di mana kamar berada.
Tinng
Suara lift yang terbuka, membuat mereka keluar dari kotak besi, Zeno mengantarkan Zena dulu sebelum masuk ke kamarnya.
"Masuk, istirahat,mandi dan tidur" ucap Zeno kepada Zena dengan lembut dan tatapan yang hangat.
"Iya kak, kakak juga istirahat, mandi, dan jangan keluyuran keluar kak." Ucap Zena dengan lembut.
"iya, masuk gih kedalam baru kakak masuk kekamar kakak setelah memastikan kamu masuk ke kamar, baru kakak tenang. " ucap Zeno sambil mencium kening dan pipi zena.
"Kakak apaan sih, lagian kamar kita bersebelahan, Zena tidak akan kemana-mana juga." ucap Zena dengan nada malas sambil tersenyum.
Kakaknya ini selalu saja mengatakan hal yang sama setiap kali mengantarkan ke kamarnya dan selalu di jawab dengan jawaban yang sama berulang kali pula.
"kan tetap aja meski... " sebelum Zeno melanjutkan perkataannya langsung di potong oleh sang adik.
"Meski dirumah tidak yang akan menjamin keselamatan ku dan kita tidak tahu kapan bahaya akan datang dan kakak cuma memastikan bahwa Zena baik baik aja, itukan yang akan kakak katakan, iya kan. " Zena melanjutkan kalimat sang kakak.
"hehehe itu adik kakak tau, lalu kenapa selalu bertanya, hm?. Gemesin banget sih adik kakak." Zeno cengengesan sambil mengusap tengkuknya yang tidak gatal.
Zeno mencubit hidung adiknya dengan gemas setelah adiknya memasang wajah cemberut nya.
"Tapikan kak banyak pengawal yang selalu berjaga, berkeliling di sekitar mansion dan selalu berpatroli di sekitar mansion. Lalu kenapa kakak selalu mengatakan khawatir aku akan kenapa napa, tidak ada yang... " Zena menjawab dengan nada menggebu-gebu.
Dan belum sempat Zena menyelesaikan kalimatnya, bibir Zena sudah dibungkam dengan telunjuk sang kakak yang menempel pada bibirnya.
"Sssst tenang dik, kakak tau kamu tidak nyaman tapi ini demi kebaikanmu. Dan soal pengawal yang ada di sekitaran mansion, yang namanya sebuah masalah atau insiden tidak menjamin keamanan kita dengan banyaknya pengawalan yang menjaga kita. Banyak pejabat tinggi atau orang orang yang dijaga ketat oleh pengawal mereka yang banyaknya hampir 50 orang tetap kebobolan kan dan di culik kan. Jadi nurut sama kakak dan papa mama, ngerti kan adik kakak yang cantik." jelas Zeno memberi pengertian pada sang adik dan mengacak-acak rambut Zena.
"ya udah deh kalau gitu,Zena nurut aja sama apa kata kakak dan papa. " Zena pasrah, jika kakak sudah berkata seperti itu maka tidak ada lagi yang Zena lakukan selain pasrah dan menurut.
"Gitu dong itu baru adik kakak, sekarang masuk dan istirahat. Kakak akan masuk kamar setelah kamu masuk kamar. " Titah Zeno.
Zena menganggukkan kepala.
Setelah memastikan sang adik masuk kamar, Zeno pun langsung masuk kamar untuk membersihkan diri nya.
Kamar Yang Zeno tempati bewarna biru langit, semua yang ada di kamar itu semuanya bewarna biru, mulai dari tempat tidurnya, meja belajarnya, lemari pakaiannya,sofa,gorden, pintu bahkan pakaian yang ada di walck ini closet hampir sebagian bewarna biru langit dan yang lainnya bewarna terang.
Zeno adalah lelaki yang tak menyukai warna gelap katanya 'hidup udah gelap dan suram jadi baju tidak perlu gelap lagi dan warna suram juga, hidup harus bewarna bro itulah mengapa pake baju yang bewarna asal tak terlalu terang'
Setelah menyimpan tasnya di meja belajar, Zeno berjalan menuju kamar mandi, untuk membersihkan dirinya yang merasakan seluruh tubuhnya lengket.
Tidak membutuhkan waktu lama sekitar 5 menit Zeno menyelesaikan acara mandinya,keluar dari kamar mandi menggunakan handuk yang terlilit di pinggangnya, yang memperlihatkan tubuh atletis nya,serta kotak kotak yang menggoda iman kaum hawa untuk merasakan dan menyentuhnya, dan jangan lupakan wajahnya yang segar, rambut yang basah. Menambah kesan cool dari diri Zeno.
Zeno melangkahkan kakinya ke dalam walck ini closet,dan keluar dari sana dengan menggunakan baju berlengan pendek T-shirt bewarna biru langit dan celana pendek sepaha bewarna hitam.
Zeno menuju nakas samping tempat tidur dimana ia meletakkan HP nya, ia mengecek beberapa pesan yang masuk di aplikasi hijau yang berlogo telpon, ia membaca satu pesan dari Byan.
"Datang ke markas, cewek tadi sudah gue bawa ke markas." begitulah isi pesan dari Byan.
"Sialan hampir saja gue lupa, dengan tuh cewek yang sudah dengan beraninya menyiramkan air di kepala zena. " gumamnya dengan menahan emosi yang mengingat kembali kejadian di kantin.
Terlihat dari wajahnya yang merah serta tangan yang mengepal erat.
Dengan segera Zeno memakai celana panjang dan mengambil jaket kulit dengan lambang harimau hitam, merupakan lambang anggota geng motor tiger's black.
Setelah menutup pintu kamarnya,tapi sebelum Zeno masuk ke Kamar sang adik untuk melihat keadaan sang adik, dibukanya kamar sang adik dan melihat adiknya sedang tertidur hanya selimutnya saja turun ke bawah.
Zeno menyelimuti adiknya sampai ke atas dada, setelah itu mencium kening adiknya.Setelah memastikan sang adik tidak apa apa, Zeno keluar
dari kamar sang adik dan turun ke bawah.
Zeno menuju dapur untuk menemui Bi Asih.
"Bi Asih. " panggil Zeno saat sudah berada di samping bi Asih.
"Iya den, ada yang bisa bibi bantu den." tanya bi Asih
pada Zeno.
"Jika orang rumah cari, bilang saya keluar sebentar karena ada urusan diluar ya bi. " pinta Zeno pada bi Asih, dibalas anggukan kepala dari bi Asih.
"Kalau gitu saya pamit ya bi, assalamu'alaikum " pamit Zeno pada bi Asih.Sambil menyalami tangan bi Asih setelahnya ia berlari keluar dan melakukan motornya meninggalkan mansion Ardana.
"Waalaikum salam, bu Navisha dan pak Nevan mendidik anaknya dengan sangat baik, sehingga memiliki anak yang punya etika dan sopan santun terhadap orang tua." gumam bi Asih.
"Sudah lah mending saya melanjutkan pekerjaan rumah. " lanjut sambil melanjutkan pekerjaannya yang tadi tertunda.
***
Zeno telah sampai di markas, yang merupakan tempat terbengkalai dan di sulap menjadi markas, di markas tersebut terdapat tulisan diatas pintu masuk utama 'Tiger's Black'
Zeno masuk ke dalam dengan wajah dingin, seketika semua anggota menundukkan kepala mereka melihat ketua mereka datang.
"Dimana?. " tanya Zeno pada salah satu anggotanya.
"Di ruang khusus, bos. " jawab orang itu masih dengan kepala tertunduk.
Zeno langsung ke ruangan yang dimaksud anak buahnya, dia langsung ke ruangan yang dimaksud anak buahnya.Ruangan dalam markas ada 2.
Ruang penyiksaan, ruang yang melakukan penyiksaan, ruangan untuk orang yang melakukan kesalahan berat seperti berkhianat akan di tempatkan pada ruangan tersebut.
Ruangan khusus, ruangan yang dikhususkan bagi orang yang telah berusaha atau mengusik orang terdekatnya, diruangan itu hanya ada warna putih yang membuat orang gila dan pusing.
Setelah sampai Zeno langsung bertanya pada Byan yang mengawasi di monitor dihadapannya.
"Bagaimana apa dia sudah menjawab pertanyaan kita?. " Tanya Zeno pada Byan.
"Iya, dia mengatakan orang yang menyuruhnya melakukan itu adalah Ghina. Dan sesaat setelah mengatakan itu ia langsung pingsan, sekarang berada di ruang kesehatan. "jawab Byan pada Zeno.
" Ghina? Cewek itu sepertinya tidak kapok-kapok ya setelah perusahaannya di buat bangkrut. "ucap Zeno dengan nada dingin.
" Orang itu langsung masuk ke ruang kesehatan, gue cabut dulu ya takut di cariin orang rumah, dan tolong lo handle masalah ini. "pamit Zeno.
Setelah mengatakan itu di langsung keluar dan pulang ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments