,"Euungh"
Suara lenguhan seorang gadis yang berada di atas brankas UKS, mengalihkan perhatian 8 remaja yang berada disamping brankas tersebut.
Gadis itu mengeliat dan secara perlahan membuka matanya.Ia menutup guna menyesuaikan saat cahaya matahari masuk ke dalam retina matanya.
Hal pertama yang Ia lihat saat pertama kali membuka mata adalah ruangan yang serba putih bau obat obatan yang khasa serta raut khawatir dan lega secara bersamaan di wajahsemua orang.
Gadis tersebut adalah Zena, dan yang mengelilingi nya adalah Zeno dkk, Vani, Hira, dan Nava.
Zeno dkk berada disebelah kiri brankas tempat tidur Zena, yang berada di dekat jendela.Sedang Ivano, Vani, Nava,dan Hira berada disebelah kanan brankas tempat tidur Zena dekat nakas.
Ivano dengan sigap langsung membantu Zena untuk duduk dengan menaruh bantal dibelakang Zena, menyandarkan punggung Zena di belakang.
Ivano juga memberikan segelas air pada Zena dan langsung diterima oleh Zena, Zena langsung meminumnya hingga tandas tak tersisa.
"Makasih kak." ucap Zena setelah menghabiskan segelas air dan memberikan gelas itu ke Ivano kembali.
Ivano menganggukkan kepalanya dan menyimpan gelas itu ditempat nya semula.
"Zena di ada dimana ?" ucap lirih Zena.
"Lo di Uks." jawab Ivano dengan nada dinginnya.
"Lo pingsan saat perut lo sakit tadi ketika ingin ke kantin tadi." Ivano menjelaskan saat melihat wajah bingung gadis dihadapannya. Sangat menggemaskan di mata Ivano.
Semua perlakuan Ivano ke Zena membuat semua orang yang berada di sana tercengang melihatnya, termasuk Zeno.
Sahabat nya yang anti dengan yang namanya perempuan.Sekarang sedang berbicara pada adiknya bahkan menjelaskan alasan mengapa Zena ada di UKS saat melihat wajah bingung adiknya itu.
"Zena lo gak papa kan ?Ada yang sakit gak ?Perut lo, perut lo gimana ?Masih sakit gak ? Gimana keadaan lo, jawab Zena jangan diam aja dong gue kan makin khawatir sama lo.Kalo diam aja kayak gini."ucap Vani yang pertama kali sadar dari rasa tercengang nya.
Vani mengalihkan perhatiannya ke Zena dan menanyakan keadaan Zena. Sambil meneliti keadaan Zena dari ujung rambut sampai ujung kaki.Dan kini semua mata tertuju padanya setelah mendengar celetukan Vani.
" Zena gak papa kok."ucap Zena menenangkan semua orang.
"Tapi... " ucapan Nava terpotong dengan suara bel sekolah.
***
Triiing...Triiing... Triiing...
Suara bel berbunyi nyaring tanda pelajaran akan dimulai, semua murid Jaya Pelita segera menuju ke kelas masing-masing untuk mengikuti pelajaran selanjutnya.
"Udah Zena gakpapa kok, mending kita ke kelas aja karena bel sudah berbunyi. " ucap Zena meyakinkan mereka, walau ia merasakan pusing di kepalanya dan perutnya yang sakit saat ia bergerak sedikit saja.
"Kamu yakin dik, kamu udah mendingan ? wajamu pucat dik ?kalau belum kamu tidak perlu memaksakan diri." ucap Zeno memastikan keadaan sang adik, karena wajah adiknya itu sangat pucat seperti mayat hidup.
"Bener kata kakak kamu Zena muka kamu pucat banget, kayak mayat hidup tau gak." ucap Nava
membenarkan ucapan Zeno.
"Istirahat." ucap Hira yang sejak tadi diam, setelah mengatakan itu Hira langsung pergi ke luar dan menuju ke kelasnya.
Semua orang speechless melihat tingkah Hira yang langsung pergi setelah mengucapkan satu kata.
Tanpa mereka sadari ada yang tersenyum tipis melihat tingkah Hira.
"Menarik." batinnya.
Kembali ke Zena...
Semua orang memaksa Zena untuk beristirahat aja jangan memaksakan diri sendiri, Zena akhirnya pasrah saat semua orang memaksanya beristirahat
"Ya udah kalau gitu, Zena nurut kata kalian aja deh." pasrah Zena.
"Itu baru adik kakak, lo pada semua mending ke kelas gih biar gue jaga Zena di sini." ucap Zeno sambil mengusap kepala Zena dengan pelan.
Zeno juga menyuruh semua orang yang berada disana untuk kembali ke kelas masing-masing.
"Gak, kakak juga pergi kekelas.Kalian semua juga Zena gak papa kok sendiri." ucap Zena pada sang kakak dan semua orang.
"Tapi dik kakak khawatir ninggalin kamu sendiri." ucap Zeno dengan nada khawatir nya.
"Gue jaga." ucap Ivano.
Membuat semua mata tertuju padanya, yang menampilkan wajah datar dan dinginnya. Tentu kalimat yang dilontarkan olehnya membuat semuanya speechless.
Termasuk Zena, ia tidak percaya bahwa Ivano cowok dingin dan tak tersentuh itu mau menjaganya.Zena membulatkan matanya dan mulutnya yang terbuka sedikit.
"Lo gak ke kelas emangnya ?" ucap Zack pada Ivano.
Ivano menggelengkan kepalanya.
"Ya udah kalau gitu kita semua balik ke kelas." ucap Zeno pada semuanya.
"Gue sama Nava pamit ya, kita ke kelas dulu. Lo istirahat disini nanti gue kasih catatan gue ke lo." pamit Vani pada Zena.
"Zena aku pamit ya." pamit Nava
Zena menganggukkan kepalanya.
"Makasih ya udah temanin dan jagain." ucap Zena pada keduanya.
Setelahnya kedua gadis itu keluar dari sana dan pergi ke kelas mereka.Satu per satu pamit pada Zena untuk kembali ke kelas mereka.Tinggallah Zena, Zeno Ivano diruangan itu.
"Kakak pamit ya kamu istirahat disini. " Pamit Zeno pada Zena dan mencium puncak kepalanya.
Zena menganggukkan kepalanya.
"Jaga adek gue ya.Awas lo macam macam sama adek gue." Ancam Zeno
Setelahnya Zeno pergi dari sana.Kini hanya ada Ivano dan Zena yang ada di ruangan itu.
***
Hening...
Setelah semua pergi dari sana, suasana menjadi hening seketika.
Tidak ada yang memulai pembicaraan diantara keduanya,keduanya diam dengan pikiran masing-masing.
Ivano yang lagi memikirkan gimana caranya memulai pembicaraan. Zena yang tidak pernah dekat dan berduaan dengan laki-laki selain keluarganya, seketika menjadi canggung dan gugup.
Saking gugupnya ia, Zena sampai meremas selimut yang dipakainya sampai kusut.
Ivano yang melihat gelagatnya seketika bertanya untuk mencairkan suasana yang canggung ini.Tidak seperti pada saat semua orang ada disini.
"Lo udah sarapan ?" Tanya Ivano setelah beberapa saat saling terdiam.
Zena yang sedang melamun menghadap depan dengan pandangan kosong langsung terkejut mendengar pertanyaan tiba-tiba yang dilontarkan Ivano.
"Astagfirullah!!!Ayam kejepit!!!" Latah Zena.
Sambil memegang dada sebelah kiri dimana jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya.
Ivano yang mendengarkan latahan Zena langsung tersenyum simpul dan menatap Zena dengan dalam.
"Kau milikku Sweet." batin Ivano.
"Kakak bisa gak sih ja..." ucap Zena berbalik kesamping dan seketika perkataan yang diucapkan terhenti di tenggorokan saat melihat yang bersama nya saat ini bukanlah kakaknya melainkan Ivano.
Yang sedang menatap Zena dengan dalam membuat Zena menjadi bingung.Zena melambaikan tangannya dihadapan Ivano tetapi Ivano tidak berkedip sama sekali.Sambil memanggil namanya.
"Kak."
Tidak ada sahutan sama sekali.
"kakak" ucap Zena sekali lagi dengan memegang tangan Ivano.
"Aah iya ada apa." ucap Ivano dengan gelagapan.
"Kakak kenapa melamun." ucap Zena dengan wajah bingungnya.
Membuat Ivano termenung sesaat ketika melihat wajah gadis dihadapannya ini yang menampilkan wajah bingungnya membuatnya terlihat sangat menggemaskan.
"Kak, Zena haus."Zena berucap sambil menjenjentikkan jarinya di hadapan Ivano.
" Ah iya, ini airnya minum pelan pelan."Ucap Ivano dengan memberikan segelas air yang telah ia isi sebelumnya.
"Makasih kak." ucap Zena setelah meminum segelas air tadi hingga tandas.
"Sama-sama, oh iya lo sudah makan belum ?" ucap Ivano yang mengulang pertanyaannya tadi.
"Belum kak.Tadinya mau ke kantin untuk makan tapi gak jadi karena perut Zena langsung sakit, malah keburu pingsan tadi." ucap Zena.
"Sekarang perut lo masih sakit gak ?" Tanya Ivano dengan wajahnya yang dingin, tapi bila diperhatikan lagi terdapat kekhawatiran yang terpancar dari matanya.
Zena menganggukkan kepalanya.
Karena memang perutnya masih sakit walau tidak sesakit tadi.
"Ini obat penghilang rasa sakit di perut lo akibat datang bulan."ucap Ivano sambil memberikan satu obat tablet penghilang rasa sakit ke Zena.
Zena menerima obat itu dan langsung meminum nya dengan sekali tegukan.
"Lo makan dulu baru minum obat ini." ucap Ivano sambil memberikan satu obat lagi pada Zena.
"Ini obat apa kak ?" ucap Zena sambil menerima obat itu.
"Gue juga kurang paham sih tapi katanya itu obat untuk menambah darah lo, katanya orang yang lagi mens biasanya sering anemia karena kekurangan darah. " ucap Ivano menjelaskan apa yang ia pahami tadi dari penjelasan dokter Ririn.
"Lo mau makan gak, baru makan obat lo supaya lekas sembuh.Gue kupas buah untuk mengganjal perut lo setelah itu minum obat lo. "Tawar Ivano.
Zena menganggukkan kepalanya.
Karena perut nya sudah mendingan setelah meminum obat penghilang rasa sakit di perutnya.
Ivano mengambil kursi lalu menduduki nya dan langsung mengupas dua buah apel yang ada di atas meja,samping tempat tidur Zena.
Setelah mengupas dan memotongnya beberapa bagian Ivano langsung menyuapi Zena, tapi Zena menggelengkan kepalanya.
" Buka mulut lo gue suapin aaaah."ucap Ivano dengan nada lembut nya.Dengan membuka mulutnya agar Zena mengikuti apa yang ia lakukan.
Membuat Zena terpaku mendengar nada lembut Ivano, dan tanpa sadar Zena membuka mulutnya mengikuti intruksi dari Ivano dan menerima suapan dari Ivano.
Ivano terus menerus menyuapi Zena hingga buah apel yang dikupas Ivano habis.Setelah menghabiskan semua apel, Zena meminum obat tablet penambah darah.
Setelah makan dan minum obat, Zena langsung mengantuk karena merasakan matanya memberat dait ia rasanya ingin segera tidur dan istirahat.
"Tidur dan istirahat." ucap Ivano saat melihat wajah Zena yang mengantuk.
Zena menganggukkan kepalanya.
Ivano membantu Zena untuk berbaring kembali dan menyelimuti Zena sampai di atas dada.
Setelahnya Zena menutup matanya dan beberapa menit kemudian Zena pun akhirnya tertidur.Ivano juga tertidur disamping brangkas Zena dengan melipat kedua tangannya sebagai bantal dan ikut tertidur setelah beberapa menit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Cahaya_nur
Benih-benih cinta mulai tumbuh nih 💞😍💏
2023-09-11
0