Sedikit info di keluarga Ardana memiliki maid sekitar 80 orang dan memiliki bodyguard sekitar 400 orang.
Bi Asih merupakan kepala para maid,sedang Pak Damar merupakan kepala bodyguard yang bekerja di mansion Ardana.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Di Mansion Ardana pukul 18.00 WIB.
Di dalam kamar Zena, mama Navisha sedang menanyakan keadaan sang putri.
"Sayang kamu gak papa kan ?" Tanya mama Navisha pada sang putri dengan nada khawatir.
Mama Navisha bertanya pada Zena yang sekarang sedang bersembunyi di balik selimut tebalnya.
hening, tidak ada sahutan dari Zena.
"Sayang apa kamu tidak kepanasan menutupi seluruh tubuhmu dengan selimut tebal seperti itu ?"
Tanya mama Navisha kembali kali ini dengan suara bergetar menahan tangis nya, matanya pun sudah berkaca-kaca, satu kedipan saja maka bening kristal akan luruh dari mata hitam legamnya.
Hening,masih tidak ada sahutan dari Zena.
"Sayang apa kamu tidur ?" Tanyanya lagi dengan suara seraknya.
Zena saat ini menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal nya. Zena sama sekali tidak menjawab satu pun pertanyaan mamanya.
"Sayang." Mama Navisha memanggil Zena kembali untuk memastikan apakah anaknya sudah tidur atau belum.
"Kamu sepertinya sangat lelah,beristirahat lah mama keluar ya sayang, have a nice dream honey." ucap mama Navisha pada sang putri.
Cup
Mama Navisha mencium kening putrinya, setelahnya dirinya beranjak dari kasur putrinya dan berjalan keluar kamar sang putri.Sebenarnya mama Navisha tau putrinya tidaklah tidur hanya berpura-pura untuk tidur.
Karena tidak ingin putrinya kepanasan dan pingsan karena kurangnya oksigen.Mama Navisha tidak akan memaksakan putrinya untuk membicarakan masalahnya, jika putrinya belum siap untuk menceritakannya.
Ceklek
Suara pintu yang ditutup, membuat seseorang yang sejak tadi menutupi tubuhnya dengan selimut, seketika membuka selimutnya dengan kasar dan nafas yang memburu karena kepanasan.
Zena mengipas-ngipasi wajahnya dengan pakaian yang dipakainya dan mengelap keringat diwajahnya menggunakan pakaiannya juga.
"Hah hah hah hah hah hah" nafas Zena yang memburu.
"Hah hah panas banget hah hah" Zena berucap ditengah nafasnya yang memburu.
Zena mengatur nafasnya dengan menariknya dalam dan menghembuskan secara perlahan, Zena melakukannya berulang kali sampai nafasnya mulai teratur.
"Maafkan Zena ma...hikss...kerena membuat mama...hikss ...dan papa khwatir dengan Zena hhikss...Zena masih belum hikss ...bisa menceritakannya ke hikss mama papa." Zena berucap sambil terisak.
"Zena takut ma ...hikss...hikss...Zena takut kejadian hikss ...hikss ...hikss...itu kembali terulang...hikss hikss...saat Zena akan pergi ...hikss...hikss...hikss...ke tempat lomba, mereka ...hikss...hikss ...mereka kembali mengunci...hikss ...hikss ...huaa ...Zena kembali di....hikss ...hikss...digudang ...hikss ...hikss belakang sekolah, meski ...hikss ...hikss ...meski mereka sudah tidak ....hikss....hikss....ada tapi bisa ...hikss hikss ... aja mereka...hikss ...hikss ....mereka menyuruh orang...hikss ...hikss ....untuk mengunci Zena hikss... hikss... ditempat gelap. " Zena mengatakan semua ketakutan nya dengan terisak kuat.
"Mama Zena takut... hikss... hikss... Zena gak mau...hikss.... hikss... ditempat gelap itu lagi... hikss... hikss... Zena gak mau... hikss... hikss...mama..."
"Zena gak mau... hikss... hikss... terkurung hampir hikss... hikss... seharian ditempat... hikss... gelap itu lagi... hikss..."
Zena menangis kencang meluapkan semua perasaannya,ketakutannya,kegelisahannya,
kecemasan nya serta rasa frustasi nya dengan menangis tanpa khwatir akan terdengar orang luar.
Zena memukul dadanya yang sesak akibat menangis dan sangat memilukan bagi siapa saja yang mendengarkan tangisannya.Zena menangis sampai dirinya tertidur dengan keadaan mata sembab sehabu menangis.
Tanpa Zena sadari semua perkataannya terdengar oleh seseorang dibalik pintu.Orang itu mengepalkan tangannya dengan kuat hingga buku buku kukunya memutih dan meninggalkan kamar Zena dengan perasaan campur aduk, setelah mendengarkan semua perkataan Zena.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Dikamar Papa Nevan dan Mama Navisha pukul 18.45
WIB.
Tadi setelah keluar dari kamar sang putri, mama Navisha melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya duduk di tepi ranjang tempat tidur sambil termenung mengingat kejadian diruang tamu tadi.
Flashback on
Beberapa saat yang lalu diruang tamu mansion keluarga Ardana pukul 17.50 WIB.
Saat ini yang berada diruang tamu hanya Tuan dan Nyonya Ardana beserta putri mereka. Zeno dan Ivano pamit pergi keluar karena ada urusan yang perlu mereka selesaikan, tadinya Zeno tidak jadi pergi yang melihat keadaan adiknya yang sepertinya mengingat kembali kejadian 1 tahun yang lalu.
Tapi setelah diyakinkan oleh orang tuanya, yang mengatakan Zena menjadi urusan kedua orang tuanya dan dirinya tidak perlu khawatir.
Dengan sangat terpaksa Zeno pasrah terhadap orang tuanya dan keluar dari mansion Ardana.pukul 17.40 WIB. Kini tinggal kedua orang tuanya dan Zena.
Semua orang menatap Zena yang sejak tadi hanya diam termenung menatap kedepan sambil menerawang kedepan.
Semua orang khwatir dengan keadaan Zena saat melihat pandangan kosong dari gadis itu.Saat mamanya ingin menyadarkan Zena dari lamunan panjangnya dengan menggenggam tangan Zena, Zena langsung beranjak dari sana dan naik ke atas menuju kamarnya.
"Pa, Zena kembali seperti dulu lagi pa.Zena kembali tertutup dan tidak ingin membicarakan masalahnya kepada kita pa, orang tuanya. Saat dirinya menjadi korban bully dari teman sekelasnya di kelas X. Papa, mama khawatir dengan keadaan Zena pa." Ucap mama Navisha pada sang suami dengan penuh kekhawatiran dan kecemasan dari suaranya serta terpancar dari matanya.
"Tenang ma,papa juga khawatir dan cemas dengan keadaan putri kita. Tapi kita tidak boleh rapuh dihadapan Zena ma, jika kita juga rapuh lalu siapa yang akan memberikan Zena sandaran. Tenang ya ma, kita serahkan semua nya pada Allah SWT." ucap papa Nevan pada sang istri.
Mama Navisha bangkit dari duduknya meninggalkan suaminya sendirian di ruang tamu sendiri, mama Navisha menyusul putrinya ke lantai atas dimana kamar putrinya saat dirinya mulai tenang.
Dan saat dirinya masuk ia melihat sang putri yang menutup seluruh tubuhnya dengan selimut tebal nya.
Mama Navisha berjalan mendekat kearah sang putri yang sekarang seperti mumi dengan menutupi dirinya seperti itu duduk disamping sang putri.
"Sayang kamu gak papa kan ?"
Flashback off
Mama Navisha tersadar lamunan panjangnya saat suaminya memeluknya dari belakang dan menumpukan dagunya di pundaknya.
"Lagi mikirin apa sih hm, sampai suami datang aja gak sadar ?Jangan bilang memikirkan kejadian diruang tamu tadi ?" Ucap Papa Nevan dengan lembut dan menggenggam tangan istrinya dengan erat.
Memberikan kekuatan untuk istrinya dan keyakinan bahwa semua akan baik baik saja.
"Tapi pa... " ucapan mama Navisha terhenti karena telunjuk suaminya berada dibibirnya.
"Ssst sudah ma, mama tenang ok semua akan baik baik saja hmm!" ucap papa Nevan sambil menganggukkan kepalanya dihadapan sang istri.
Mama Navisha pun menganggukkan kepalanya dan pasrah pada suaminya.
Di hari itu semua anggota keluarga Zena tidak ada yang makan malam, semua anggota keluarga Ardana tidur dalam keadaan perut kosong.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Di ruang makan pukul 07.00 WIB.
Hari ini seluruh keluarga Ardana sedang melaksanakan serapan pagi di meja makan sebelum pergi sekolah dan bekerja di luar rumah.
Keadaan Zena sudah lebih baik dari sebelumnya, matanya tidak lagi sembab setelah kemarin menangis,wajahnya kembali ceria tidak ketakutan lagi dan perasaannya mulai membaik setelah semalam di hantui tentang kejadian setahun lalu.
Sekarang Zena sedang sarapan bersama keluarganya dimeja makan seperti hari-hari biasanya tidak seperti
kemarin malam yang diam saja dan tidak ingin bicara kepada siapapun. Zena pun sudah siap untuk berangkat sekolah dengan penampilan yang rapi dan tubuh yang segar.
Semua orang yang melihat putri dan adik mereka sudah kembali seperti semula tersenyum bahagia, karena Zena tidak berlarut-larut dalam ketakutannya tentang kejadian itu.
Semua orang telah selesai dan bersiap untuk berkerja dan sekolah.Twin's Z berpamitan pada orang tuanya melakukan rutinitas yang biasa mereka lakukan sebelum berangkat sekolah dan setelahnya mereka keluar untuk berangkat sekolah.
"Pa, mama senang lihat Zena kembali ceria pa." ucap mama Navisha tersenyum bahagia melihat putrinya seperti dulu lagi pada sang suami.
"Iya ma, papa juga senang lihatnya Zena kembali seperti dulu." Papa Nevan juga sama seperti istrinya yang bahagia anaknya kembali tersenyum ceria.
"Papa berangkat kerja sekarang ya ma, ada pagi ini ada meeting di kantor." Pamit papa Nevan pada sang istri.
"Iya pa. " ucap mama Navisha.
Cup
Setelah nya mama Navisha mencium punggung tangan suaminya dan dibalas kecupan dikening serta dibibir sekilas.
Cup
Cup
Mama Navisha terkejut mendapati serangan tiba-tiba seperti itu dari suaminya,papa Nevan hanya tersenyum simpul melihat raut terkejut istrinya.
"Bonus." setelah mengucapkan kata itu, papa Nevan langsung berangkat kerja.
Mama Navisha tersadar dari terkejutnya setelah mendengar suara mesin mobil milik suaminya.
"Ish si papa kebiasaan deh suka tiba-tiba lakuin nya." sunggut mama Navisha.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Di SMA Jaya Pelita
Motor sport milik Zeno telah sampai di parkiran sekolah khusus anggota inti Tiger's Black bersamaan dengan datangnya anggota inti lainnya dan seperti biasanya mereka disambut dengan pekikan serta teriakan histeris dari seluruh siswi SMA Jaya Pelita .
Zena turun dari motor sang kakak dibantu oleh Zeno, Zeno juga membantu melepaskan helm dikepala Zena.
"ZENAAAA"
Teriakan dari dua siswi yang berteriak memanggil nama Zena sambil berlari ke tempat Zena berada.Disusul dengan siswi berwajah datar dengan berjalan santai dibelakang mereka.
Zena yang merasa namanya dipanggil membalikkan tubuhnya untuk melihat siapa yang memanggilnya, begitu pun dengan anggota inti dari geng motor tersebut.Salah satu anggota yang melihat cewek yang saat di UKS membuatnya tertarik langsung tersenyum bahagia dalam hati.
"Vani, Nava, ada apa ?kenapa kalian berlari seperti itu ? "ucap Zena saat yang memanggil dirinya berada di hadapannya yang ternyata adalah Vani dan Nava serta disusul dengan Hira dibelakang mereka.
Vani dan Nava sama-sama mengangkat tangan mereka ke hadapan Zena menandakan 'tunggu sebentar' mereka mengatur nafas mereka yang memburu akibat dari berlari ke kelas mereka ke parkiran sekolah yang jaraknya hampir mencapai 400 m sudah seperti lari maraton saja jaraknya.
Setelah mengatur nafas mereka, keduanya hanya cengengesan didepan Zena membuat Zena bingung.
Teman barunya ini tidak gila kan ?Ditanya kenapa lari bukannya jawab justru cengengesan tidak jelas.
" Kalian tidak gilakan ?"
"Pppft"
Pertanyaan itu lolos dari bibir tipis Zena mengundang tawa tertahan dari anggota inti TB tersebut dengan wajah polos miliknya.
"Gila gak tuh." sambung Sevian dengan nada bercanda.
"Sayang masa cantik-cantik gila sih. " Sambung Byan dengan nada sama.
"Yoi" keduanya saling pandang dan bertos ria.
"Hahaha" Keduanya tertawa terbahak-bahak karena berhasil menjahili kedua gadis itu.
Vani dan Nava yang tadinya cengengesan langsung mengubah raut wajah mereka menjadi datar.Mereka yang menjadi korban kejahilan anggota geng itu langsung mendelikkan mata mereka kearah kedua pemuda tersebut yang menertawakan mereka.
Membuat kedua pemuda itu langsung menghentikan tawa mereka saat mendapatkan tatapan tajam dari kedua gadis itu.
Kedua gadis itu mengalihkan perhatian mereka dari pemuda itu ke arah Zena yang sekarang tertawa kecil melihat mereka jadi korban kejahilan teman teman kakaknya. Vani dan Nava memasang wajah cemberut menghadap Zena.
"Kok, gila sih na ?Kami kan cuman senyum.Gila dimana nya coba ?" Ucap Vani dan Nava secara bersamaan.
"Iya gila, kalian kan tadi Zena tanya kenapa kalian lari tadi tapi kalian bukannya jawab malah cengengesan tidak jelas padahal kan Zena tungguin kalian jawab pertanyaan kalian."Zena berucap dengan wajah polosnya.
Vani dan Nava mendengus kasar melihat wajah polos teman baru mereka ini.
" Mereka samperin lo buat jalan bersama menuju kelas"
Bukan Vani maupun Nava yang menjawab pertanyaan Zena melainkan Hira yang baru sampai di hadapan mereka dan berdiri di samping Nava.
Zena hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti dari ucapan Hira.
"Ya udah yuk masuk kelas bentar lagi bunyi bel." ajak Zena pada ketiga temannya menuju kelas mereka berada disusul oleh anggota inti TB dibelakang mereka seperti seorang bodyguard yang mengawal tuannya.
Zena tidak kaku dan canggung kepada teman barunya terutama terhadap Hira, setelah kejadian pingsannya Zena sampai harus bawa ke UKS .
Tanpa Zena sadari dirinya menjadi perbincangan hangat di SMA Jaya Pelita,Karena kedatangan ketiga gadis menghampiri Zena diparkiran sekolah dan melihat interaksi mereka yang tampak akrab.
'Zena si Introvert memiliki teman' tersebar di sepenjuru sekolah SMA Jaya Pelita.
Sedang yang menjadi perbincangan semua siswa-siswi SMA Jaya Pelita, justru dengan tenang mengikuti pelajaran dan menyimak setiap penjelasan guru dihadapan nya.
*************************
TRIING...TRIING... TRIING...
Bunyi bel istirahat membuat semua siswa yang berada di dalam kelas langsung berhamburan keluar kelas begitu pelajaran selesai menuju kantin, untuk mengisi perut mereka yang sejak tadi demo minta diisi dan mengisi kembali tenaga mereka yang terkuras karena dipaksa berfikir saat pelajaran tadi.
Begitupun dengan Zena, Vani, Nava dan Hira yang menunggu semuanya keluar kelas barulah mereka keluar dari kelas sebab mereka tidak ingin berdesak-desakan saat akan keluar.
Mereka ber-4 berjalan beriringan menuju ke kantin,
mereka ber-4 berbincang ringan sesekali tertawa jika ada yang lucu,ah!mungkin lebih tepatnya bertiga sebab Hira hanya diam dengan wajah datarnya,Zena juga menimpali perkataan mereka di mereka bertanya padanya serta tersenyum melihat mereka yang sesekali bertengkar dan saling ejek hanya sebatas candaan.
Saat berjalan di Koridor sekolah menuju kantin semua orang menatap kearah mereka berempat, lebih tepatnya kearah Zena membuat Zena menundukkan kepalanya karena gugup dan risih saat dilihatin oleh semua orang sambil berjalan.
Yang membuat dirinya tanpa sadar berjalan sangat lambat karena merasa gugup serta risih secara bersamaan dan membuatnya tertinggal jauh dari ketiga temannya.
Mereka menatap Zena karena interaksi dan kedekatan mereka antara Zena yang terlihat sangat akrab yang padahal baru 3 hari mereka berteman. Lihatlah mereka ? Yang sangat dekat sampai orang yang melihat nya akan berfikir bahwa mereka sudah berteman cukup lama,bagi yang belum tau seperti apa Zena yang dulu.
Tapi mereka yang bersekolah di SMA Jaya Pelita tentu tau siapa dan seperti apa Zena yang dulu yang sangat berbeda dengan yang sekarang.
Nava terus berbicara dengan Zena, tanpa tau orang yang dirinya ajak bicara sejak tadi tertinggal jauh dibelakang. Sedang Hira dan Vani berjalan didepan.
"Zena bagaimana menurut mu, aku benar kan ?" ucap Nava bertanya kepada Zena tanpa menoleh kesamping.
Hening sesaat_
Nava merasa aneh sebab Zena tidak menjawab pertanyaannya, karena Zena akan langsung menjawab pertanyaannya tanpa menunggu lama. Nava menoleh kesamping kanan tempat Zena berada .
Saat menoleh membuatnya reflek menghentikan langkahnya,karena tidak melihat adanya Zena disana.
Di mana Zena ?Apa dirinya tertinggal ?
Nava menoleh kebelakang nya dan melihat Zena yang berada sekitar 200 meter dari tempatnya berpijak,yang menundukkan kepalanya sambil berjalan dan diperhatikan semua orang.
Tanpa berfikir panjang Nava langsung memanggil Zena dengan kencang sambil melambaikan tangannya agar cepat ke tempatnya.
"ZENA CEPATLAH!! KITA SUDAH TERTINGGAL JAUH DARI VANI DAN HIRA!!" Teriakan Nava.
Mendengar teriakan dari Nava membuat Zena yang tadinya menundukkan kepalanya sekarang mengangkat kepalanya dan melihat dirinya tertinggal jauh dari yang lain.
Zena langsung berlari ke arah Nava saat melihat Nava berada sekitar 200 meter darinya sambil melambaikan tangannya.
"ZENA CEPATLAH KEMARI!! " Teriak Nava kembali tapi lebih kencang lagi.
Zena langsung berlari sekuat tenaga ke arah Nava saat mendengar teriakan Nava kembali. Saat sampai dihadapan Nava langsung menundukkan badannya dan menumpukan kedua tangannya di kedua lututnya.
Sangat capek kawan!! Lari dari jarak 200 m, sudah seperti lomba lari aja ?
"Hah hah hah hah hah" nafas Zena yang terengah-engah.
Zena memegang dadanya yang jantungnya berdetak kencang akibat lari tadi sambil menarik dalam nafasnya dan menghembuskan perlahan dilakukan berulang kali sampai nafasnya teratur.
Zena menegakkan badannya secara perlahan dan menghampiri Nava yang hanya beberapa langkah saja.
"Kamu gak papa kan Zena ?Kamu terlihat sangat lelah, maaf ya karena harus membuatmu berlari tadi yang jaraknya 200m." Ucap Nava dengan nada khawatir dan sesalnya, saat Zena berada di hadapannya.
"Sudah, sudah ya Nava tidak perlu minta maaf. Zena sendiri tadi yang ingin berlari dan Zena gak papa kok. Mending sekarang kita susul aja Vani dan Hira, pasti mereka cariin kita dan keburu bunyi bel." ajak Zena pada Nava yang dibalas anggukkan kepala dari si empu.
Deg!
jantung Zena berdetak kencang bukan karena dirinya gugup apalagi takut, tapi karena Zena terkejut dan sangat senang saat Nava mengenggam tangannya dengan erat.Sampai Zena tersenyum bahagia.
Sambil berjalan kembali Nava bertanya kepada Zena kenapa dirinya berjalan sambil menundukkan kepalanya serta tertinggal jauh tadi.
"Zena kenapa kamu berjalan sambil menundukkan kepalamu sampai sampai tadi tertinggal jauh dibelakang ?" Tanya Nava penasaran.
"Zena tadi gugup dan risih saat semua orang menatap Zena, jadi Zena berjalan sambil menundukkan kepala dan tanpa sadar Zena berjalan lambat." Masih dengan senyuman bahagianya Zena menjawab.
"Tapi, Nava kenapa ya semua orang menatap Zena dari tadi ?" Sekarang giliran Zena yang bertanya dengan penasaran kepada Nava.
"Tidak tau.Kita kan tadi keluar kelas bersamaan jadi mana aku tau,kenapa semua orang menatapmu." jawab Nava mengedikkan bahunya.
"Iya ya, tadikan kita keluarnya bersamaan, hehe. " Zena menjawab sambil cengengesan.
setelah nya hening tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka, mereka diam sambil berjalan menuju kantin dan akhirnya mereka pun sampai di kelas bersamaan dengan datangnya guru dan kegiatan belajar mengajar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments