Di Mansion Ardana pukul 18.45 WIB.
Malam ini kediaman keluarga Ardana tampak sepi tidak seperti biasanya,bahkan para pelayan terlihat sedih dan cemas sedangkan para bodyguard tampak sibuk dengan perintah Sang Tuan atas hilangnya nona muda mereka.
Didalam ruangan yang seperti aula atau masjid yang berada di taman belakang sengaja dibuat oleh papa Nevan bila ingin sholat berjamaah, terdapat 3 orang yang selesai shalat magrib.
"Assalamu'alaikum warahmatullah."
"Assalamu'alaikum warahmatullah."
Papa Nevan menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri lalu mengusap kedua tangannya ke wajahnya, setelahnya ia berbalik badan.
Zeno melihat papanya balik badan langsung mencium punggung tangan papanya di balas ciuman di keningnya dari sang papa setelahnya baru mamanya,Zeno melakukan hal yang sama dibalas ciuman di pipinya sang mama.
Mama Navisha juga mencium punggung tangan suaminya yang dibalas dengan ciuman di kening dan pipinya dari sang suami,setelah itu barulah semua berdoa tentang keberadaan serta keselamatan Zena.
"Ya Alloh Yang Maha Mengetahui serta Maha dari segala Zat, berilah hamba petunjuk tentang dimana keberadaan putri hamba,berilah keselamatan dan perlindungan Mu dari marabahaya yang mengancam nyawa atau keselamatan putri hamba.Ya Alloh hamba mohon berilah kami kekuatan, kesabaran serta keikhlasan dalam melewati ini semua serta berusaha mencari dimana putri hamba berada ,Ya Alloh semoga Engkau mendengar dan mengabulkan segala do'a dan permohonan hamba. Amin ya Rabbal a'lamin. "Do'a papa Nevan.
"Ya Alloh tolonglah berilah kelancaran dalam pencarian terhadap keberadaan Zena putri hamba, jagalah putri hamba untuk keluarga hamba sampai suami dan putra hamba berhasil menemukan keberadaan Zena, hamba mohon... hiks... hiks... Ya Alloh berilah... petunjuk Mu... hiks... hiks... tentang keberadaan Zena...hiks... hiks... sebagai seorang ibu... hiks... hiks... hamba tentang...hiks...hiks...keselamatan... putrinya, amin ya Rabbal a'lamin." Do'a Mama Navisha sambil terisak.
"Ya Alloh berilah kekuatan dan keikhlasan kepada orang tua hamba dalam melewati ini semua, hamba tidak tega melihat keterpurukan mama hamba atas kehilangan Zena. Ya Alloh balaslah mereka yang sudah membawa Zena dan membuat keluarga hamba bersedih seperti ini, sungguh Ya Alloh hamba tidak tega melihat mama hamba yang sejak tadi bersedih serta papa hamba yang putus asa, maka hamba mohon berilah petunjuk Mu, Ya Alloh. Amin ya Rabbal a'lamin. " Do'a Zeno.
Setelah berdoa tentang petunjuk, keselamatan, serta perlindungan terhadap Zena, mereka menyelesaikan sholat maghrib mereka dan turun ke bawah untuk menemui para bodyguard nya.
"Apa ada petunjuk tentang keberadaan putri saya. "ucap papa Nevan dengan lantang dan tegas.
"Belum Tuan. " jawab seluruh bodyguard secara serempak.
"Pak Damar bersama beberapa bodyguard cek CCTV disekolah tempat putri saya melakukan perlombaan. " Perintah papa Nevan.Yang langsung dilaksanakan oleh pak Damar.
"Yang lainnya pergi menyebar ke tempat-tempat yang biasanya dijadikan sebagai tempat penculikan atau sekiranya tempat yang sepi." Perintahnya lagi.
Yang langsung dilaksanakan oleh para bodyguard.
"Nolan kita pergi ke sekitar jalan tersebut untuk mengecek CCTV yang ada di jalan tersebut." ucap Nevan pada sekretaris sekaligus sahabatnya itu.
"Baik pak." jawab tegas Nolan.
"Ma, papa pamit ya ma papa akan berusaha untuk segera menemukan putri kita. Mama do'a kan papa agar papa mendapatkan petunjuk dari Alloh untuk menemukan putri kita." Pamit Nevan pada sang Istri.
"Iya pa, Mama akan berdoa untuk kelancaran pencarian Zena dan keselamatan papa." ucap mama Navisha.
Mama Navisha mencium tangan suaminya dibalas kecupan dikening dan dipipi dari suaminya, setelah mama Navisha sekarang giliran Zeno yang mencium tangan papanya yang dibalas usapan lembut di pucuk kepalanya.
"Ma, apa Zena memakai pakaian atau apapun yang ada pelacak nya ?" Tanya Zeno pada mamanya.
"Mama kurang tahu, tapi Zena memakai jaket kulit yang tidak pernah mama lihat, mama ingin bertanya dari siapa jaket itu tapi mama lupa dan selalu tidak sempat." jelas mama Navisha.
"Jaket kulit ? apa itu milik Vano ?" gumam Zeno.
"Ma, Zeno pamit ya ma. Dadah mama. " Pamit Zeno terburu-buru.
Cup
Mencium pipi mamanya sekilas setelah itu langsung pergi tergesa-gesa menaiki motornya dan meninggalkan kediaman Ardana.
"Hati-hati jangan ngebut! dasar anak itu." mama Navisha terlihat bingung sekaligus tersenyum simpul melihat putranya pergi dengan tergesa-gesa seperti itu.
"Ya Alloh lindungilah keluarga hamba dimanapun berada, amin." Do'a mamah Navisha.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Apartemen Ivano Pukul 19.15 WIB.
Ivano bersama ketiga temannya duduk di sofa panjang sambil berfikir kira-kira siapa yang membawa Zena.
Sedang Sevian duduk di sofa single melacak GPS yang ada di jaket kulit yang dipakai oleh Zena, GPS tersebut berbentuk kancing jadi si penculik yang membawa Zena tidak akan mengetahui nya.
Sevian mengetikkan jari jari tangannya di atas keyboard dengan lincah dan gesit, setelah beberapa saat akhirnya GPS berhasil terlacak.
"Ketemu!"Seru Sevian mengagetkan keempat temannya yang duduk di sofa panjang.
"Astagfirullah!Kaget gue njir." ucap Byan kesal dengan mengusap dadanya pelan dimana letak jantungnya berdetak kencang.
"Ya Alloh, mama gue nikah lagi!" Latah Zack dengan mengusap dadanya pelan dimana Jantungnya berada.
"Issh si Sevian lu kebiasaan deh kalau nemu sesuatu pasti berteriak."
"Maaf guys gue reflek tadi hehe." Sevian berucap dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil cengengesan.
Sementara Zack dan Byan kesal karena ulah Sevian,
Zeno dan Ivano sudah berada di samping Sevian dan melihat di mana lokasi GPS terlihat.
"Dimana tempat ini ?" Ucap Ivano dan Zeno yang tiba-tiba secara bersamaan mengagetkan Sevian.
Zeno dan Ivano saling pandang setelahnya bersamaan membuang wajah mereka kearah lain.
"Eh pulu pulu pulu." Latah Sevian sambil mengangkat tangannya ke atas seperti tersetrum.
"Hahahaha, rasakan kualat. "Zack dan Byan tertawa dan berucap serempak.
"Diam! Cepat katakan dimana tempat ini ?" Zeno dan Ivano menatap Zack dan Byan dengan tajam baru beralih menatap Sevian sambil bertanya.
Lagi lagi mereka berucap secara bersamaan dan memandang dengan sengit.Zack dan Byan langsung menghentikan tertawa mereka dan mengatup bibirnya rapat.
"Daerah Z dipinggiran kota, disana sangat jarang dilalui oleh kendaraan apalagi orang, tapi..." Ucapan Sevian menggantung membuat Zeno dan Ivano geram melihatnya.
"Tapi apa! katakan yang jelas jangan berucap berbelit -belit seperti itu." Zeno dan Ivano berucap dengan nada geram dan kesal terhadap Sevian yang berbicara berbelit-belit dan setengah-setengah.
Keduanya saling pandang dengan tajam dan berucap secara bersamaan untuk kesekian kalinya.
"Jangan ikutan ucapan gue."
"Gue gak ikutan ucapan lo."
Mereka terus berdebat dengan mengucapkan kata-kata yang sama membuat Sevian kesal dengan keduanya. Kenapa jadi mereka yang bertengkar dengan mempersalahkan perkataan yang sama ?.
"Diam! Kenapa kalian yang bertengkar sih hanya karena ucapan yang diucapkan sama diwaktu bersamaan kalian niat gak sih cari keberadaan Zena.Kalau gak niat gue mau balik aja ke rumah gue" ucap Sevian kesal dan badmood dengan Ivano dan Zeno.
Zeno dan Ivano mulai tenang dengar ucapan Sevian.
"Gue lanjut ya." ucap Sevian padahal keduanya.Zeno dan Ivano menganggukkan kepalanya serempak.
"Tapi..."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments