"JIKA ANDA TIDAK MEMILIKI KEPENTINGAN LAIN LEBIH BAIK ANDA SEGERA KE LUAR DARI SINI!!! "
ucap Ivano dengan amarahnya yang memuncak.
Wanita itu bukannya marah karena telah diperlakukan kasar oleh Ivano justru wanita itu tertawa sinis yang melihat dan kemarahan Ivano, serta keberanian Ivano karena berhasil mendorongnya.
Wanita itu menatap tajam Ivano sambil berdiri dari duduknya, menepuk-nepuk bagian bajunya yang kotor.
"Sepertinya dirimu sudah mulai berani dan nyaman saat tinggal di sini.Kenapa apa kau merasakan kebebasan saat keluar dari rumah itu,IIvano ivano ?" wanita itu berucap sambil berjalan mendekati Ivano.
"Apakah kamu masih takut terhadap ku Ivano ? Sepertinya keluar dari rumah tidak membuat dirimu berubah, bukan begitu ?"Wanita itu berbisik tepat di telinga Ivano, saat sudah sampai di dekat Ivano.
Ivano balik menatap wanita dihadapannya ini dengan tatapan tak kalah tajamnya.
" Bukankah Anda yang seperti itu,Nyonya Vanessa yang terhormat ?"Ivano berkata sinis terhadap wanita yang bernama Vanessa tersebut dan menekankan kata 'Terhormat'.
"Anda masih tetap sama seperti dulu, tetap berpakaian kurang bahan seperti itu ? Anda juga masih munafik seperti dulu, berpura-pura baik dihadapan anak yatim piatu, didepan awak media hingga mendapatkan gelar 'ibu terbaik di masa depan' nyatanya wanita yang dipuji semua orang memiliki hati yang licik serta begitu ******!!" Ivano berucap dengan menekankan setiap kalimatnya.
Kalimat terakhir ia ucapkan tepat didepan wajah Vanessa.
"DIAAM!! KAMU SUDAH TERLALU BANYAK BICARA TENTANG SAYA, KAMU TIDAK PUNYA HAK MENGKRITIK SAYA!!KAMU PAHAM IVANO WILLY ARYANTO" Teriak wanita itu marah karena merasa terhina dengan ucapan-ucapan yang dilontarkan Ivano terhadap dirinya.
Saking marahnya ia mengangkat tangannya bermaksud menampar Ivano, tapi langsung ditahan oleh Ivano.Sambil berucap dengan nada dinginnya sampai aura intimidasi wanita itu ditekan dengan aura dingin Ivano.
"Dan Anda juga tidak memiliki hak untuk menampar saya, karena saya bukan lagi anak kecil yang harus tunduk dihadapan wanita menjijikkan seperti Anda!" ucap Ivano menekan kalimatnya dan aura yang dipancarkan semakin kuat seiring ia berucap.
Ivano juga menahan tangan Vanessa dengan sangat kuat hingga membuat tangan Vanessa memerah saking kuatnya pegangan Ivano, setelahnya ia menghempaskan tangan Vanessa dengan kuat.
Ivano mengacungkan telunjuknya dihadapan tepat diwajah Vanessa.
"Satu hal yang perlu saya tekankan terhadap Anda, karena sepertinya Anda mulai lupa dengan nama saya."ucap Ivano
"Nama saya IVANO WILLY OBEROY bukan lagi IVANO WILLY ARYANTO!!Saya telah meninggalkan nama ARYANTO dari nama saya setelah meninggalkan neraka yang disebut rumah itu.Camkan baik-baik dan selalu ingat tentang hal itu!"setelah mengucapkan kalimat tersebut Ivano menurunkan telunjuknya.
Ivano mengulurkan tangannya dihadapan pintu dan mempersilahkan wanita tersebut untuk keluar dari apartemen miliknya, karena dirinya mulai lelah dan jengah menghadapi wanita jadi-jadian dihadapannya ini.
Wanita itu langsung pergi dengan kemarahan dan kekesalan yang menguasainya, karena dirinya tidak berhasil menampar dan kembali mengintimidasi saat baru datang tadi.
Justru sebaliknya dirinya berhasil dikalahkan oleh bocah ingusan sepertinya,dan membuat dirinya tak berdaya serta berkutik dengan aura dingin yang terpancar dari tubuh bocah itu.
Sebelumnya ia sudah yakin akan membuat Ivano menuruti semua perintahnya saat melihat ketakutan dan tubuh bergetar Ivano saat melihatnya.
Tapi siapa sangka di detik-detik terakhir Ivano berhasil melawan dan membuat dirinya tidak bisa mengelak dari ucapan yang Ivano lontarkan tentang dirinya.
Vanessa langsung masuk kedalam lift saat sudah sampai didepan lift.Ia menekan tombol angka 1.
"Bocah sialan itu berhasil mengalahkanku!! Entah kekuatan darimana yang ia dapatkan sampai bisa membalas setiap ucapan yang aku katakan!! Sebelumnya ia terlihat ketakutan tapi sekarang sangat berani!!"Vanessa terus saja berucap sambil menghentakkan kakinya meluapkan semua kekesalan dan kemarahan dalam dirinya.
" Sial, sial, sial."lanjutnya.
Untungnya lift itu tidak ada orang lain hanya dirinya seorang jadi ia bebas meluapkan semua emosi yang dirinya tahan sejak tadi.
Jika tidak mungkin dirinya menjadi pusat perhatian dari orang yang ada di lift itu.
Ting
Dentingan lift berbunyi bersamaan dengan terbukanya pintu lift tersebut, Vanessa keluar dan melangkahkan kakinya menuju mobilnya berada.
Setelah sampai Vanessa langsung masuk kedalam dengan membanting pintu mobilnya dengan kuat, sebelum meninggalkan apart tersebut Vanessa menatap tajam tempat tinggal Ivano dengan bergumam penuh kebencian dan kemarahan.
"Selama ini kau dengan tenang dan bahagia selama 7 tahun belakangan ini!!! Bersiaplah Ivano setelah ini kau akan mengalami penderitaan kembali!! Ini bukanlah akhir melainkan awal dari semua penderitaan mu!! Tunggulah tanggal mainnya! " setelah mengucapkan itu Vanessa melajukan kendaraan beroda empat miliknya meninggalkan kawasan apartemen elite tersebut.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Di dalam apartemen Ivano.
Setelah Vanessa pergi dari hadapannya dan keluar dari apartemen miliknya,seketika tubuh Ivano langsung luruh kebawah dengan jantung berdetak kencang, keringat dingin yang bercucuran, serta dada yang naik turun.
Tubuhnya limbung ke lantai dengan ketakutan dan tubuh bergetar hebat. Semua ketakutan, kegelisahan, dan trauma nya yang kembali muncul kembali.
Membuat kakinya lemas,semua kekuatan dan tenaga yang dimilikinya tadi langsung hilang saat melihat Vanessa menghilang dari balik pintu apart nya.
"Gue masih saja lemah seperti dulu dan belum menghilangkan rasa takut serta trauma gue saat melihatnya" Lirih Ivano sambil mengusap keringat dingin di keningnya.
Ivano menatap tangannya yang masih bergetar karena kejadian tadi,Ivano tiba-tiba teringat sesuatu saat dirinya menghadapi Vanessa tadi dan ketakutan serta traumanya hampir mengambil alih tubuhnya.
Ada sebuah suara yang menenangkan dirinya dan memberikannya kekuatan serta keberanian padanya.
Suara perempuan yang sangat dirinya kenal terdengar di telinganya.
"Zena yakin kamu bisa menghadapinya"
Kalimat itulah yang dirinya dengar, hingga Ivano berhasil semua itu, karena mendengar suara tersebut.
"Lo udah selamatkan gue dari ketakutan terbesar gue Zena, makasih." ucap Ivano dengan tulus.
Setelah mengendalikan dirinya dari ketakutannya, Ivano bangkit dari duduknya dan melirik jam di dindingnya yang menujukkan angka 16.00 WIB.
"Tunggu! Sepertinya nama Cloeva Alzena Ardana merupakan salah satu siswa-siswi anak kelas X yang kemarin berprestasi." Ivano mengingat sesuatu saat ingat nama lengkap Zena.
Ivano beranjak dari depan pintu dan melangkahkan kakinya menuju ke dalam kamarnya untuk mengambil Handphone nya.Setelah sampai Ivano mengambil Handphone dan mengecek lits anak yang berprestasi kelas X tahun lalu.
"Ketemu! Ternyata benar dia merupakan salah satu anak kelas yang prestasi tahun lalu.Seru Ivano.
"Gue harus pergi kerumahnya untuk memberitahukan padanya tentang lomba antar sekolah itu." ucap Ivano sambil beranjak dari sana ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya karena merasa lengket dengan keringat.
Ivano masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya sekitar 5 menit Ivano menyelesaikan acara mandinya dan keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggangnya.
Ivano terbiasa mandi terlebih dahulu sebelum menyiapkan pakaiannya bukan sebaliknya. Ivano menuju ke lemari pakaian miliknya, Ivano memilih sebuah hoodie biru muda berlambang kepala tengkorak bagian depan dan celana jins panjang serta pakaian dalam miliknya.
Setelah memilih pakaian yang akan ia gunakan,Ivano langsung menggantikannya dengan pakaian yang ia pilih. Setelah memakai pakaiannya Ivano menuju ke cermin besar yang ada dipojokan ruangan tersebut, Ivano memakai parfum di titik-titik tertentu.merapikan rambutnya dengan jari-jari tangannya.
Setelah merasa penampilannya cukup rapi dan lumayan, Ivano melihat jam di HP miliknya sambil beranjak dan mengambil kunci motor yang tergelak di atas nakas samping tempat tidur miliknya.Jam menunjukkan angka 16.15 WIB.
Ivano keluar dari apartemen miliknya, masuk kedalam lift turun kebawah menuju ke tempat motornya berada.
Setelah sampai Ivano menyalakan mesin motor sport nya, melajukan bermotor nya meninggalkan kawasan apartemen elite tersebut menuju ke rumah sahabatnya sekaligus bertemu dengan gadis yang akhir-akhir menjadi buah pikirannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di mansion Ardana pukul 16.20 WIB.
Zena turun kebawah setelah perasaannya tidak cemas dan gelisah sejak tadi untuk berkumpul dengan keluarga nya diruang keluarga ia menyalakan TV dan mencari kartun kesukaannya.
Orang tuanya yang sedang mengecek pekerjaan dikantor dan butik, serta Zeno yang sedang mengetikkan pesan sama anggota Tiger's Black di aplikasi hijau berlogo HP tersebut.
Orang tua Zena dan Zeno mengalihkan perhatian mereka dari kegiatan masing-masing ke arah Zena yang asikk dengan tontonan nya tanpa sadar dirinya menjadi pusat perhatian keluarga nya sejak dirinya datang ke ruang tamu.
Zena yang sedang menonton film kartun dari negri Sakura,seorang anak laki-laki yang cengeng dan ceroboh dengan kucing biru dan kantong ajaibnya sambil menyanyikan lagu kartun tersebut tanpa memperhatikan tatapan keluarganya.
"Aku ingin begini, aku ingin begitu, ini itu banyak sekali"
"Semua, semua dapat di kabulkan dengan kantong ajaib"
"Hei baling-baling bambu"
"La la la la aku sayang sekali Doraemon"
Zena menyanyikan lagu saat kartun tersebut baru di mulai dengan menggerakkan tangannya ke kanan dan kiri.
Zena menyanyikan lagu tersebut sambil memakan desert buah dan meminum jus jeruk miliknya, membuat mulutnya belepotan dengan krim dibibirnya, mulutnya penuh dessert yang dimakannya.
Mengayunkan kakinya yang menggunakan sandal beebulu berbentuk kelinci.Memiringkan kepalanya ke kanan dan kiri, menikmati desert buahnya.
Tingkahnya yang sangat menggemaskan itu tidak terlepas dari pandangan setiap orang yang berada di ruang keluarga tersebut.
Mama, papa dan kakaknya menggigit bagian dalam pipi mereka untuk menahan diri mereka melihat tingkah yang sangat mengemaskan Zena.
"Tahan, dia adek lo jangan sampai lo lepas kendali dan menerkam nya karena sikap menggemaskan nya. " batin Zeno menahan rasa gemasnya terhadap adiknya.
"Kalau bukan anak gue ini, udah gue nikahin" batin papa Nevan saat melihat tingkah menggemaskan putrinya.
"Anak gue menggemaskan banget sih, ya Allah!! " batin mama Navisha menjerit melihat tingkah Zena yang sangat menggemaskan.
Semua orang menatap Zena dengan menahan gemasnya mereka pada Zena.
"Iiih menggemaskan nya anak mama" ucap mama Navisha mencubit kedua pipi putrinya, karena dirinya sudah tidak tahan lagi.
"mwmw,swkit lwpas mw sssh"ucap Zena berucap tidak jelas.
Sebab mama Navisha mencubit pipinya dengan kuat membuat pipinya sakit serta membuat nya meringis karena mamanya mencubit kedua pipinya dengan kuat.
Mama Navisha langsung tersadar dan menarik tangannya dan mengulus pipi putrinya yang memerah karena ulahnya.
" Aduh maafkan mama sayang, habisnya mama gemes sama kamu."ucap mama Navisha meminta maaf sambil mengusap pipi anaknya.
BRUMM... BRUMM... BRUMM...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments