Kantor polisi setempat sangat ramai, dengan kehadiran para orang tua. Mereka berusaha untuk membebaskan anak-anak mereka, yang tak bersalah sama sekali.
"Lihat! Karena bergaul dengan anak, yang kekurangan kasih sayang. Jadi gak bener kan!" Marah salah satu orang tua.
"Mama sering bilang, jangan bergaul dengan Elang."
"Ma..." Desis sang anak, tak enak kepada Elang yang hanya diam saja.
"Udah gue, gak apa-apa. Emang gue gak bener kok," sela Elang, saat melihat ibu dan anak akan berdebat.
Kepala Elang cukup berdenyut merasakan pusing, dan juga gelisah. Dia ingin melampiaskan amarahnya, tapi tak bisa.
"Elang." Pekik Yurika, yang baru bisa melihat sang anak.
Namun, Elang hanya menatap sang ibu dengan datar. Tak lama Louis dan Saras pun datang.
"Ohh ... Ibu yang baik, kamu sibuk pacaran dengan kekasihmu. Sampai melupakan anakmu, yang berubah jadi liar." Cibir Saras.
"Diam kamu, pelakor!" Marah Yurika.
"Seharusnya hak asuh Elang jatuh padaku, Yurika. Lihat kan, kamu tidak becus mengurus Elang. Sampai Elang terlibat dengan barang haram," ujar Louis dengan dingin.
"Apa jika Elang denganmu, bisa menjamin hah?" bentak Yurika.
Elang yang melihat keributannya menjadi tambah pusing, di tambah lagi saat Louis dengan lancang menampar Yurika.
"Cukup, diam! Berisik!" Marah Elang, membuat Yurika dan Louis langsung terdiam.
"Jika, ingin membuat keributan. Maka pergi saja aku tidak butuh kalian, aku bisa mengurus diriku sendiri." Ucap Elang dengan dingin.
"Elang, nak." Lirih Yurika.
"Elang, Papa akan melepaskanmu. Kamu tenang saja," kata Louis, lalu pergi meninggalkan sel tahanan. Louis akan menghubungi pengacaranya untuk membebaskan Elang.
Setelah kepergian Louis, Elang menatap Yurika dengan dingin.
"Kamu juga pergi, aku tidak butuh siapa pun." Ucap Elang penuh penekanan.
"Elang ... Mama akan membebaskanmu, kamu tenang saja nak."
"Aku bilang pergi, ya pergi." Teriak Elang kesal.
"Nak..." Lirih Yurika, Elang membuang muka tak ingin menatap Yurika.
Terpaksa Yurika pun pergi dari kantor polisi, dia menghubungi Frans untuk mencari pengacara yang bisa membebaskan Elang.
Sementara itu, Aiyla ingin melihat Elang. Namun, Adskhan selalu menghalangi Aiyla.
"Mau kemana?" tanya Adskhan.
"Aku hanya ingin, melihat Elang. Pa," ujar Aiyla.
"Tidak boleh, kamu tetap disini. Jangan terlibat apapun," tolak sang ayah.
"Tapi, Papa." Rengek Aiyla.
"Aiyla Papa mohon, kali ini saja dengarkan apa kata papa."
Aiyla masuk ke dalam kamar, dia duduk mencoba tenang.
"Elang pasti ketakutan, Elang pasti butuh aku." Gumamnya.
"Siska, iya Siska. Aku harus menghubunginya."
Aiyla menghubungi Siska, untuk meminta bantuan mencari tahu tentang Elang.
"Oke, lo tenang aja." Kata Siska.
"Makasih, Sis. Lo emang sahabat gue yang paling ngertiin gue," kata Aiyla.
"Santai aja, kaya sama siapa aja sih." Kekeh Siska, setelah berbasa-basi sebentar Aiyla menutup sambungan telepon dengan Siska.
"Mudah-mudahan, kamu baik-baik saja." Gumam Aiyla.
****
Keesokan harinya, Yurika datang bersama Frans dan juga pengacara yang disewa oleh Frans. Namun, pihak kepolisian kukuh tak akan membebaskan Elang karena terdapat laporan dari orang-orang. Bahwa Elang selalu melakukan kriminal.
"Mana mungkin, anak saya seperti itu pak. Itu fitnah," marah Yurika.
"Tapi nyonya, semua bukti sudah terlihat. Anak anda melakukan banyak kesalahan dan juga kejahatan," papar polisi yang bertugas.
"Tidak pak, tidak mungkin." Ucap Yurika frustasi, apa sebebas itu Elang di jalanan? Selama ini, dia kira Elang tak melakukan itu semua.
"Elang."
Yurika pun pingsan, membuat Frans panik. Dia pun membawa Yurika ke rumah sakit, sementara urusan Elang di serahkan pada pengacara.
"Sorry Lang, gue gak bisa bantu." Kata Kevin, sebelum keluar karena Kevin dan yang lain tidak terlibat.
"Gak apa-apa, santai aja. Gue baik-baik saja." Sahut Elang.
Kevin menepuk pundak Elang, lalu keluar dari sel tahanan. Dia curiga ada yang menjebak Elang, pengedar, pengguna dan juga selalu melakukan begal. Tuduhan itu, semuanya tak benar. Kevin sangat tahu, bahwa Elang tak begitu karena setiap harinya Elang selalu bersama dengannya.
"Gue harus cari tahu," gumam Kevin, semua teman-temannya sudah dibawa pulang oleh orang tua masing-masing.
"Papa, aku mohon." Aiyla berlutut di hadapan Adskhan.
"Tidak Aiyla, mengertilah. Jika pun dia bebas Papa tidak akan merestui kamu dengan dia," jelas Adskhan.
"Papa." Lirih Aiyla, saat melihat Adskhan pergi.
Harika datang memeluk sang anak.
"Sayang."
"Mama, tolong bujuk Papa." Pinta Aiyla.
"Nanti Mama coba, kamu tenang dulu yah!"
"Makasih, Ma."
Harika merasa kasihan pada Aiyla, sudah beberapa hari ini dia dikurung di dalam rumah. Bahkan akses komunikasinya di putus, sehingga Aiyla tidak bisa menghubungi Siska dan menanyakan tentang Elang.
Di sisi lain di club malam, Rendy dan gengnya tengah menikmati kemenangan mereka. Semua tuduhan untuk mereka, di limpahkan pada Elang.
"Untuk kemenangan kita, kemenangan Mamba." Seru Rendy, membuat semua anak buahnya bersorak.
"Berpesta sepuasnya, gue yang bayar." Teriak Rendy, membuat semua anak buah Rendy senang.
Kini, dia dan Mamba bisa turun ke jalanan. Setelah nama Mamba bersih, itu semua mudah bagi Rendy hanya dengan uang semuanya beres.
****
Satu minggu berlalu, Elang masih di penjara. Louis dan Frans melakukan berbagai cara agar Elang bebas. Namun, semuanya sangat sulit karena Rendy dan ayahnya yang ada di belakang mereka.
Yurika sendiri dia terbaring lemah, di rumah sakit. Setelah waktu itu pingsan, Yurika dinyatakan sakit tipes. Pada akhirnya membuatnya harus dirawat lebih lama, beruntung ada Anisa yang menemani.
"Bagaimana, Elang?" tanya Yurika lemah, pada Frans yang akan menemani Yurika malam ini.
"Dia baik-baik saja, kamu jangan banyak pikiran. Aku akan berusaha membebaskan Elang," ujat Frans, Yurika mengangguk lemah dan mulai terlelap karena pengaruh obat.
Frans tidak menceritakan semuanya kebenaran pada Yurika, atas penolakan Elang. Elang juga terkesan abai saat Frans memberitahukan bahwa Yurika sakit.
"Itu bukan urusanku, urus saja kekasihmu." Ketus Elang saat itu, Frans tidak bisa berkata-kata lagi.
Di kediaman Adskhan, sudah satu minggu ini Aiyla tidak melakukan apapun. Bahkan untuk pergi bekerja, sang ayah tak memberikan izin.
"Papa, aku mohon. Setidaknya bebaskan Elang." Mohon Aiyla, pasalnya dia tahu Elang selalu di anak tirikan. Aiyla juga tahu, bahwa Yurika sakit dan dirawat di rumah sakit.
"Baiklah, Papa akan membebaskan Elang, tapi dengan satu syarat."
"Baiklah, aku setuju." Lirih Aiyla, setelah Adskhan mengatakan syarat untuk membebaskan Elang.
"Baik, kamu tenang saja. Serahkan semuanya pada Papa," cetus Adskhan, Aiyla pun mengangguk sebagai jawaban.
Hampir dua jam menunggu, akhirnya Aiyla mendapatkan kabar bahwa Elang sudah bebas. Tanpa syarat, semuanya atas kuasa Adskhan Halime, yang memiliki pengaruh besar dan juga karena dia pengusaha yang disegani dan terkenal.
Hal pertama saat Elang keluar dari penjara adalah, menemui Aiyla. Namun, belum sempat sampai apartemennya penjaga sudah mencegat Elang. Dan mengusir pemuda tersebut.
"Aku ingin bertemu, dengan Aiyla." Teriak Elang.
"Nona Aiyla tidak disini, dia berada di rumah kedua orang tuanya."
Elang pun pergi begitu saja, sialnya di kediaman Adskhan pun penjagaannya sangat ketat. Dia diancam akan dilaporkan ke polisi.
Aiyla yang mendengar kedatangan Elang, hanya menatap sendu pemuda yang dia cintai. Ya cinta, Aiyla jatuh cinta pada Elang.
"Maaf..."
Bersambung...
Maaf typo 💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
pisces
berilah kesempatan yurika menjelaskan pada elang ttg semua kebenarannya thor, kasihan yurika sll diabaikan anknya sprt itu, selidiki vin klo mmg elang gak slh dan jebloskan rendy ke penjara
2023-08-15
4