Tak terasa sore pun tiba, Elang yang tengah serius memandang laptop miliknya langsung menutup dan menatap jam di pergelangan tangannya menunjukan, pukul setengah empat sore.
Aiyla memberikan pesan akan pulang pukul lima, karena besok hari dimana dia libur dan akhir bulan jadi banyak yang harus dia kerjakan.
"Aku akan menjemputnya," gumam Elang tersenyum mengingat wajah Aiyla, membuat hati Elang menghangat bagaimana dia yang selalu membantu dirinya jika dia ketakutan dan merasakan kecemasan berlebih.
Walau Elang tak memberitahukan apa yang ditakuti, tapi Aiyla dengan senang hati selalu menghibur dan menenangkannya.
Anak korban perceraian, mampu menyembunyikan perasaannya dan tak mampu mengekspresikan dirinya.
Aiyla memincingkan matanya, saat melihat pemuda yang dikenali. Siapa lagi jika bukan Elang. Namun, Elang nampak berbeda hari ini tak seperti Mahasiswa. Namun malah seperti seorang CEO seperti di novel-novel.
"Elang?"
"Iya, siapa lagi memang?" kekeh Elang, untuk kesekian kalinya Aiyla bisa melihat Elang yang tersenyum walau tipis.
"Kamu berbeda sekali soalnya," celetuk Aiyla, membuat Elang tersenyum tipis.
"Kenapa kesini?" tanya Aiyla, mengalihkan obrolan.
"Ingin menjemput miss Aiyla," jujur Elang, membuat Aiyla mengerutkan dahi. Dia merasa tak punya janji dengan Elang.
"Tidak usah Elang, aku bisa pulang sendiri." Tolak Aiyla.
"Tapi aku, ingin menjemput miss Aiyla." Dengan kukuh Elang ingin mengantar Aiyla pulang.
"Tapi ... Aku bawa mobil,"
"Aku bisa membawanya," jawab Elang cepat.
"Tapi..."
"Tidak ada, penolakan miss." Sahut Elang, dia sudah masuk ke dalam mobil milik Aiyla dengan merebut kunci yang ada di tangan Aiyla.
"Elang." Kesal Aiyla, membuang nafas dengan kasar.
Dengan terpaksa Aiyla pun masuk, dia menatap Elang yang lagi-lagi tersenyum. Senyum yang menurutnya sangat manis.
"Tunggu, kita mau kemana?" tanya Aiyla, saat sadar arah jalannya bukan menuju apartemen miliknya.
"Rahasia," jawab Elang singkat.
Aiyla pun mengurungkan niatnya untuk bertanya, saat melihat wajah Elang yang dingin. Aiyla tak bisa membaca raut diamnya Elang, alhasil Aiyla pun mengikuti kemana Elang membawanya.
Tiga jam kemudian, mobil yang di kendarai oleh Elang sudah sampai di daerah pegunungan yang lumayan asri.
"Ini dimana?" tanya Aiyla dengan suara serak, karena dia tertidur didalam mobil.
"Pangalengan," jawab Elang, membuat Aiyla melebarkan matanya.
"Pangalengan? Kamu gila El, kamu bawa aku kesini, tanpa persiapan apa pun?" kesal Aiyla.
"Miss tenang saja, keperluan anda sudah saya siapkan." Balas Elang.
"Elang," desis Aiyla tak percaya, dia menatap sekeliling lumayan sejuk dan masih terlihat asri. Sekilas Aiyla bisa merasakan ketenangan di tempat ini dan lelah yang dirasakan hilang seketika, mungkin jika pagi akan lebih sejuk dan indah.
"Ayok!" ajak Elang, dia menarik lengan Aiyla yang masih menikmati sejuknya gunung di malam hari. Walaupun malam, di sekitaran villa terdapat penerangan yang cukup baik.
Saat masuk kedalam villa, dia dibuat terkejut karena di dalam villa ternyata hangat.
"Ini villa milik keluargaku," kata Elang, dijawab anggukan oleh Aiyla.
"Sekarang aku harus mandi, El. Dimana kamar mandinya?" tanya Aiyla.
Elang mengajak Aiyla menuju kamar yang akan ditempati, sementara Elang dia sudah punya kamar sendiri disini.
Saat membuka pintu, Aiyla sangat takjub menatap isi kamar tersebut. Belum lagi jendela dan pintu yang besar yang bisa dibuka, terdapat balkon kamar untuk bersantai sambil menikmati pemandangan.
"Semua sudah aku siapkan, kamu tinggal menggunakan semuanya saja." Kata Elang, membuat Aiyla menatap pemuda yang tingginya 180 cm tersebut.
"Terima kasih El." Jawab Aiyla dengan tulus, Elang hanya mengangguk lalu meninggalkan Aiyla di kamar tersebut.
Sementara Aiyla mandi, Elang mulai membuat makan malam untuk mereka. Dia sengaja tak meminta bibi penjaga villa, untuk memasak karena Elang ingin memberikan pelayanan yang terbaik untuk orang yang dia suka.
Benarkah Elang jatuh cinta? Memikirkan hal itu, membuat Elang merona. Hal yang paling dihindari adalah menjalin satu hubungan, karena dia takut gagal memberikan yang terbaik untuk pasangannya dan anaknya kelak.
***
Menghabiskan waktu bersama Aiyla, membuat Elang merasa lebih baik. Pemuda tersebut memberikan banyak makanan khas, dan juga oleh-oleh.
"Elang, ini terlalu banyak." Keluh Aiyla, berbagai macam makanan Elang beli untuk dirinya.
"Tidak apa-apa," jawab Elang singkat, pasrah Aiyla pun menerima pemberian Elang.
Sekarang mereka sedang ada di perjalanan untuk pulang, karena dia ingat malam minggu ini. Dia akan berkumpul dengan anggota black angel.
Beberapa jam kemudian, Elang sudah sampai di depan apartemen Aiyla. Dan mengantarkan bawaan gadis tersebut.
"Makasih El," ucap Aiyla, setelah sampai di depan apartemen.
"Sama-sama miss," jawab Elang.
"Elang ... Bisakah, jika berdua panggil nama atau apalah terserah. Tapi, jangan panggil miss oke!" pinta Aiyla.
"Baiklah, sayang." Goda Elang.
"Elang," kesal Aiyla.
"Ya sudah kamu istirahat, maaf sudah membuatmu lelah." Kata Elang, lalu berpamitan pada Aiyla.
Aiyla membuang napas dengan kasar, menatap kepergian Elang. Tersenyum tipis, saat diperlakukan sangat istimewa oleh Elang membuat Aiyla merasakan sesuatu yang tak bisa dijelaskan.
"Elang."
Elang sendiri setelah mengantar Aiyla, dia langsung pergi menuju apartemen Kevin.
Karena ini malam minggu, Elang akan pergi ke jalan yang baru saja ditutup. Karena sedang perbaikan, rencananya dia dan anggota black angel akan melakukan balapan liar bersama anggotanya. Atau hanya sekedar, untuk nongkrong sampai pagi.
"Lang, darimana saja lo?" tanya Kevin, pasalnya sejak kemarin dia melakukan panggilan tapi ponselnya tidak aktif.
"Kencan," jawab Elang singkat.
"Kencan? Kencan sama siapa, lo? Si Falisha?" tanya Daffa.
"Kepo," sahut Elang, membuat semua sahabat-sahabatnya berdecak kesal.
"Sudahlah, ayo kita cabut." Ajak Reno, di jawab anggukan oleh yang lain.
Sementara anggota geng motor yang lain sudah menunggu, di tempat biasa mereka kumpul.
"Oke, kita berangkat." Seru Elang, dia sebagai ketua Black Angel mulai melaju lebih dulu dan disusul oleh yang lain.
Saat di perempatan jalan, Elang dan gengnya di hadang oleh warga sekitar yang merasa terganggu. Sehingga mereka dibawa ke balai desa untuk di sidang.
Setelah masalah di balai desa selesai, Elang dan gengnya langsung pergi menuju tempat yang dituju.
"Ada-ada saja sih," keluh Kevin kini mereka sudah sampai di jalan yang sedang dalam proses perbaikan.
"Sudah, memang kita yang keterlaluan. Terlalu meraung kan motor kita di dekat pemukiman warga." Cetus Elang, membuat sahabat-sahabatnya tercengang tak biasanya Elang jadi alim dan baik. Biasanya, dia masa bodo dan cuek.
Elang pun berdiri, membawa motornya ke tengah jalan. Dia ingin balapan karena sedang senang.
"Siapa yang mau lawan, gue?" tanya Elang.
Anggota black angel saling tatap, tak ada yang ingin melawan Elang karena mereka tahu. Jika Elang, sangatlah bar-bar dalam menjalankan motor.
"Gue," teriak Kevin, pada akhirnya hanya Kevin lah yang bersedia balapan dengan Elang.
Motor Elang dan Kevin melesat, setelah wasit menembakan pistol ke udara. Dan suara teriakan mulai terdengar, untuk menyemangati Elang dan Kevin.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Mochi 🐣
Lanjut
2023-08-04
0