Bab.12

Setelah berhasil meyakinkan Yurika, Frans mengajak Yurika untuk makan malam. Dan tentu saja mengantarkan sang kekasih sampai rumah. Tapi, Frans dan Yurika sepakat untuk tidak mengatakan terlebih dulu pada Elang.

"Nanti malam, aku jemput. Dandan yang cantik ya," goda Frans.

"Ck ... Apaan sih, udah tua juga." Yurika menggeleng, menatap Frans yang masih saja tampan walau usianya tak muda lagi.

"Ya sudah, sana pergi." Usir Yurika. "aku mau siap-siap, buat nanti malam. Biar gak kalah sama abg."

Frans pun tertawa, mendengar ucapan Yurika. 

"Baiklah, sayang. Sampai jumpa nanti malam," ucap Frans.

Tanpa mereka sadari sedari tadi Elang memperhatikan Yurika dan Frans, Elang mulai berpikir. Apakah itu laki-laki yang sudah membuat keluarganya hancur?

"Aku akan buktikan, jika tuduhan Louis salah." Gumam Elang, berharap apa yang dituduhkan oleh Saras dan Louis salah.

Elang pun melajukan mobilnya, setelah mobil milik Frans pergi jauh. Yurika menoleh dan tersenyum pada Elang.

"Nak, kamu baru pulang?" tanya Yurika, saat Elang turun dari mobil. Terlihat jelas matanya sedikit sembab.

"Kamu, kenapa sayang?" tanya Yurika dengan terkejut, dia akan mengusap pipi Elang. Namun, dengan cepat Elang menepis tangan Yurika.

"Jangan sentuh aku, urus saja urusanmu dengan kekasihmu." Sarkas Elang, lalu pergi meninggalkan Yurika.

Sakit ... Hati Yurika sakit diperlakukan seperti itu oleh sang anak.

"Sampai kapan Elang? Sampai kapan, kamu mau memaafkan Mama, nak?" lirih Yurika, air matanya turun begitu saja tanpa diminta.

Dengan langkah gontai, Yurika memasuki rumahnya. Rumah yang menjadi saksi perjuangannya selama ini, dalam membesarkan Elang walau dengan bantuan Anisa asisten rumah tangganya.

Tak terasa malam pun tiba, sesuai janjinya Frans datang tepat waktu. Yurika menggeleng menatap Frans, yang datang pukul tujuh malam. Padahal mereka janjian, pukul delapan.

"Tepat waktu sekali sih," protes Yurika, pasalnya dia baru saja akan berhias.

"Tidak apa, biar kencan kita lebih lama." Kekeh Frans.

"Dasar kamu." 

Yurika meminta Frans untuk menunggu sebentar, hanya membutuhkan waktu 5 menit Yurika sudah selesai. Walau hanya sederhana, bisa membuat Frans terpesona.

Mereka pun pergi tanpa berpamitan pada Elang, menurut Anisa Elang sedang berada di luar. Tanpa mereka sadari, Elang mengikuti mobil mereka dari jarak aman.

Berpuluh menit kemudian, mereka sudah sampai di salah satu restoran mewah dan terkenal di kota Bandung.

Sialnya Elang tak bisa masuk, karena mereka masuk ke ruangan VIP. Pada akhirnya, Elang hanya menunggu di salah satu pojok restoran tersebut. 

[Elang, apa kamu baik-baik saja?] Pesan masuk dari Aiyla, membuat Elang tersenyum. Elang membalas pesan Aiyla, dengan voice note.

"Ya, aku baik-baik saja. Kenapa? Kangen ya?" goda Elang, tak tahu saja jika di apartemen sana Aiyla sudah tersipu malu.

Gombalan receh dari Elang saja, membuatnya berdebar. Apa iya dia jatuh cinta? Masa secepat itu? Batin Aiyla. Pasalnya, ia termasuk yang susah membuka hati untuk sosok makhluk bernama laki-laki atau pria.

Aiyla menatap pesan yang dikirim, tak ada jawaban dari Elang. Setidaknya, Aiyla tahu Elang baik-baik saja. Sedangkan Elang, dia langsung menyusul Aiyla ke apartemennya karena rindu. Dan membatalkan meminta kejelasan dari Yurika.

****

Waktu begitu cepat berlalu, tak terasa sebentar lagi. Elang akan melakukan ujian pra proposal, untuk mengajukan skripsi.

Dan hari ini, seperti biasa Aiyla akan membantu Elang. Atas permintaan Yurika, akhirnya Elang meminta Aiyla untuk datang ke rumahnya. Karena saat pertama kali Aiyla datang ke rumah, Yurika sangat menyukai gadis tersebut.

"Elang, dosenmu itu. Hari ini jadi datang kan?" tanya Yurika.

"Iya," jawab Elang dengan singkat, dia sudah menyiapkan beberapa cemilan dan juga minuman.

"Mama senang sama dia, dia bisa sabar menghadapi kamu." Celetuk Yurika, membuat Elang memutar bola mata malas. Tak menanggapi ucapan sang ibu.

Yurika menghela napas dengan sepenuh dada, masih harus bersabar menghadapi sang anak.

Tak lama terdengar deru mesin mobil, memasuki pelataran rumah. Dengan semangat Yurika berjalan lebih dulu keluar dan menyambut Aiyla.

"Selamat datang, nak. Aiyla," ucap Yurika, memeluk dengan hangat.

"Tante, apa kabar?" tanya Aiyla, mencium tangan dan pipi Yurika.

"Baik, nak." Balas Yurika, Yurika menggenggam tangan Aiyla sebelum masuk ke dalam rumah.

"Terima kasih." Celetuk Yurika. "terima kasih, sudah membuat Elang lebih baik. Walau masih sedikit ketus pada tante."

Aiyla tersenyum, menatap Yurika dan mengangguk. Banyak Aiyla tahu, bahwa hubungan Yurika dan Elang tak baik. Aiyla berusaha, untuk memperbaiki hubungan ibu dan anak tersebut.

"Jangan bilang terima kasih, tan. Itu sudah menjadi tugasku," cetus Aiyla, akhirnya Yurika memeluk kembali Aiyla.

Ingin rasanya memiliki anak perempuan, yang bisa menemaninya di rumah. Dan melakukan banyak hal berdua dengan anak perempuannya.

Aiyla dan Yurika pun masuk kedalam rumah, dimana Elang sudah menunggu di ruang tengah.

"Tenta tinggal dulu," ucap Yurika.

"Iya, tante." Jawab Aiyla.

Setelah Yurika masuk ke ruang kerjanya, Elang menatap Aiyla dengan lekat. Membuat Aiyla sedikit salah tingkah.

"Apaan sih," protes Aiyla, wajahnya sudah merah merona.

"Miss, tambah cantik." Puji Elang.

"Elang udah ahh, ayo kita mulai." Aiyla tak kuat, jika Elang sudah bicara begitu pasti suka lanjut menggombal hatinya terlalu lemah bisa-bisa dia nanti jatuh cinta sama Elang.

Aiyla pun tak menampik tentang pesona Elang, selama dengan Elang. Aiyla diperlakukan dengan lembut, Elang juga bersikap hangat pada dirinya.

Aiyla tersenyum menatap Elang yang tengah serius menatap laptop di hadapannya.

****

Falisha dan Rendy melakukan pertemuan, tapi kali ini. Falisha memilih cafe dari pada gedung mengerikan tersebut.

Falisha menatap pemuda yang dengan santai menyesap minumannya, tampan sih. Tapi ... Tukang jajan di luar.

"Maaf menunggu lama," kata Falisha, ketika duduk di depan Rendy.

"Its oke, tidak apa-apa. Mau pesan minum atau makan?" tawar Rendy.

"Tidak, terima kasih. Langsung saja ada apa?"

Rendy tersenyum miring menatap Falisha, cukup tertarik dengan gadis di depannya ini. Sesuai dengan kriterianya.

"Baiklah, tidak perlu basa basi." Kata Rendy. "aku menerima, tawaranmu untuk menghancurkan black angel. Kamu mau Elang kan? Maka, aku akan membantumu mendapatkan apa yang kamu mau."

Falisha tersenyum miring mendengar ucapan Rendy, awalnya dia terkejut. Tapi, dia tersadar tak butuh lagi Rendy. Dia sudah tahu bagaimana cara mendekati Elang.

"Maaf bukannya gue menolak, tapi ... Gue tidak butuh lo lagi." Jelas Falisha dengan penekanan, setiap katanya.

"Baru pertama kali, ada perempuan yang nolak gue." Kekeh Rendy.

"Baiklah tidak apa-apa, tapi bisakah kamu. Memberitahu kapan mereka berkumpul di basecamp?"

"Iya nanti gue kasih tahu, kalo gitu. Gue permisi." Pamit Falisha, tanpa kata dan menunggu jawaban Rendy. Falisha meninggalkan Rendy begitu saja.

"Lihat saja, apa yang akan gue lakukan. Pada lelaki yang lo sukai itu." Rendy tersenyum sinis, dia menyusun rencana untuk menghancurkan Elang dan black angel. Kita lihat, siapa yang akan menolong mereka.

Tanpa Falisha, Rendy bisa melakukan apapun, bahkan memasukan orang lain ke dalam black angel.

"Tunggu saja, kejutan dari gue."

Bersambung..

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!