Bab.11

Sementara itu, Yurika yang baru saja kembali dari acara arisan langsung kembali ke butik miliknya di salah satu mall ternama di kota Bandung.

Yurika duduk bersandar di kursi kebesarannya, selain memiliki butik yang diberi nama 'Yurika Butik'. Yurika memiliki salon kecantikan, yang tak jauh dari butik miliknya.

Dia menatap foto yang dikirim seseorang, siapa lagi kalau bukan foto Elang dan juga Louis. Namun, Yurika sangat tertarik dengan seorang gadis yang selalu memegang tangan Elang.

"Siapa perempuan itu?" gumam Yurika.

"Semoga, dia bisa membuat Elang menjadi baik." Doa Yurika.

Lalu dia menatap foto dirinya dan Elang yang baru berusia satu tahun, foto tersebut diambil saat ulang tahun Elang. Di foto tersebut, mereka sangat bahagia.

Tapi, siapa sangka jika Louis nyatanya tak bahagia selama mereka menikah. Memang Louis dan Yurika menikah karena dijodohkan, orang tua Yurika dan Louis adalah sahabat baik. Mereka saling berjanji untuk menikahkan anak-anak mereka.

****

"Louis yang terbaik, untukmu Yurika. Papa gak mau kamu salah dalam memilih pasangan," ujar sang ayah.

"Tapi Pa, aku gak kenal sama dia." Tolak Yurika, Yurika hanya tinggal bersama sang ayah karena ibunya sudah meninggal saat dia duduk di bangku SMP.

"Kenalan dong, makanya papa suruh kalian kencan malah nolak terus," omel papa Yurika.

"Kalau kamu mau, Papa akan menjadwalkan kencan untuk kalian. Gimana?"

"Ya sudah atur saja, aku ikut." Pasrah Yurika.

"Anak pintar." Papa Yurika mengusap puncak kepala Yurika, malam pun tiba Yurika sudah cantik dengan dress berwarna peach dengan rambut di gerai dan make-up natural menambah kesan cantik Yurika.

"Cantiknya anak, Papa." Puji sang papa Yurika.

"Ahh Papa, bisa aja." Kekeh Yurika, Ivan mengantar Yurika menuju tempat pertemuan dengan Louis.

Berpuluh menit kemudian, mereka sudah sampai di restoran dimana Louis sudah menunggu.

"Sana, Papa tunggu disini." Kata Ivan.

"Tapi Pa..."

"Sudah Yuri, ini semua demi kamu nak!"

"Baiklah,"

Awal pertemuan dengan Louis, membuat Yurika mengesankan dan menyenangkan. Louis baik dan juga memperlakukannya dengan sangat lembut, membuat Yurika jatuh hati pada sosok pemuda tersebut.

Beberapa hari setelah pertemuan, keluarga Louis datang melamar Yurika dan terjadilah pernikahan. Satu tahun menikah, mereka dikaruniai satu orang putra yang diberi nama Elang Mahesa. Dan satu minggu kelahiran Elang, Ivan ayah Yurika meninggal. Membuat Yurika terpukul beruntung dia memiliki ibu dan ayah mertua yang sangat menyayangi dirinya.

Hari dan bulan berganti, Yurika merasakan perubahan pada Louis yang sering pulang malam. Dengan alasan lembur, setiap di tanya Louis selalu saja marah.

Yurika selalu mengabaikan obrolan orang-orang, tentang kelakuan Louis yang sering main perempuan. 

"Tidak mungkin, tidak mungkin mas Louis seperti itu." Gumamnya, Yurika menatap Elang yang berusaha untuk berdiri Elang anak manis dan sedang aktif-aktifnya menggapai benda.

"Elang, nak. Jangan sayang bahaya." Tegur Yurika, memangku Elang.

"Pa, pa.. pa."

"Kamu kangen ayah? Sebentar lagi ayah pulang," kata Yurika menanggapi celotehan bocah lelakinya tersebut.

Tahun berganti begitu cepat bagi sebagian orang, tidak bagi Yurika. Dia sangat tersiksa saat mengetahui Louis selingkuh. Namun, Yurika masih diam bertahan dalam rumah tangga yang sudah tak sehat demi Elang sang anak yang akan menginjak usia tujuh tahun. Saat orang tua Louis meninggal, Louis semakin menjadi dan lebih parah. 

Puncaknya adalah saat Elang menginjak usia sepuluh tahun saat itu, Louis menuduhnya selingkuh dengan lelaki lain. Padahal demi Tuhan, Yurika tak selingkuh dia tak tahu darimana Louis mendapatkan foto tersebut.

"Mas..." Lirih Yurika, saat Louis puas memukulnya dia tak bisa bertemu dengan Elang karena memar di wajahnya.

"Dasar wanita tidak tahu diuntung, masih bagus aku menikahi mu dulu." Bentak Louis.

"Demi Tuhan, aku tidak selingkuh." Isak Yurika.

Louis meninggalkan Yurika sendiri, penyiksaan terus berlanjut sampai dia masuk rumah sakit dan Louis menceraikan dirinya.

Hak asuh Elang jatuh padanya, dia hanya mendapatkan sedikit harta yang dikumpulkan bersama. 

****

Lamunan Yurika buyar, saat notifikasi pesan masuk ke ponselnya. Foto Elang dan Louis berbicara akrab sekali, membuat Yurika cemburu.

Dia tak bisa seperti itu, tapi Louis dan Saras bisa sedekat itu dengan Elang.

"Apa kamu, bahagia dengan ayah mu nak? Jika iya, maka pergi lah pada ayahmu." Lirih Yurika, mengusap air matanya.

Dia sangat ingin menghabiskan waktu dengan Elang, untuk menebus waktu yang terbuang dulu.

"Bu, ada yang mencari anda." Kata Mia asisten Yurika.

"Siapa?" tanya Yurika.

"Tidak tahu Bu, dia ingin anda yang melayaninya. Dia pelanggan VIP," bisik Mia.

"Pelanggan VIP? Siapa?" gumam Yurika.

Yurika berdiri dari duduknya, lalu keluar dari ruangannya.

"Itu orangnya bu," tunjuk Mia.

"Terima kasih Mia, tolong kamu periksa perlengkapan kita di gudang. Lalu catat yang kurang yah!" perintah Yurika.

"Siap Bu," balas Mia.

Yurika menghampiri pelanggan laki-laki, yang mungkin seusia Louis.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?" tanya Yurika dengan ramah.

"Ada, saya ingin membuat gaun untuk calon istri saya." 

Laki-laki tersebut membelakangi Yurika, tapi Yurika merasa familiar dengan suaranya.

"Frans," tebak Yurika, kini mulai ingat.

Laki-laki yang dipanggil Frans pun menoleh dan tersenyum lebar, walau sudah tak muda lagi. Frans masih terlihat gagah, jika bersanding dengan Elang maka bisa dipastikan mereka seperti adik dan kakak.

"Calon istri ku, memang selalu tahu aku." Kekeh Frans.

"Apaan sih, calon istri, calon istri aja. Memang siapa yang mau menikah dengan mu hah?" omel Yurika, Frans tertawa lebar dia berlutut di depan Yurika mengeluarkan kotak berwarna merah berisi cincin berlian.

"Yurika, maukah kau jadi istriku? Ibu untuk anak-anakku?" tanya Frans, Yurika tercekat tak pernah ada yang memperlakukannya dengan romantis seperti Frans, bahkan Louis pun tidak.

Yurika menggeleng, dia tak boleh membandingkan Frans dengan Louis jelas beda.

"Aku..." Yurika membuang muka, dia takut Elang marah dan kecewa.

"Aku belum siap, Frans. Aku masih takut," jujur Yurika, dia masih trauma menjalin hubungan.

Frans berdiri dia menatap lekat wanita yang begitu rapuh di dalam. Namun, tangguh di luar. Frans tahu semuanya, semua tentang Yurika. Dia wanita pekerja keras dan sangat menyayangi Elang anaknya. 

"Apa yang kamu, takutkan Yurika?" tanya Frans membelai lembut, wajah Yurika.

"Membuka hati, menjalin hubungan dalam rumah tangga juga Elang." Jelas Yurika.

"Aku takut gagal kembali dalam menjalin rumah tangga, aku juga belum siap membuka hati untuk yang lain. Bukan karena masih cinta, karena aku tidak ingin terluka." Papar Yurika.

"Untuk Elang, kamu tahu sendirikan. Aku dan Elang belum akur," 

Yurika melihat Frans mengangguk, Frans duda tidak memiliki anak. 

"Kamu jangan khawatir, aku akan meyakinkan Elang tentang hubungan kita. Aku akan menjadi ayah yang baik untuknya Yurika," kata Frans meyakinkan.

"Entahlah, aku ... Perlu waktu." Lirih Yurika.

"Setidaknya terima aku untuk jadi kekasihmu."

Yurika memandang Frans, melihat ketulusan didalam matanya. 

"Baiklah, aku akan menerimamu." Putus Yurika, membuat Frans berteriak senang.

Dia memeluk Yurika dengan erat, dan mencium pipinya. Beruntung mereka ada di ruangan tertutup.

"Frans," desisi Yurika merasa malu, karena melebihi anak muda saja.

Perlahan-lahan, Yurika akan membuka hati untuk Frans. Meyakinkan Frans tak seperti Louis.

Bersambung...

Maaf typo

Terpopuler

Comments

Mochi 🐣

Mochi 🐣

Semoga Frans tulus sma Elang dan Yurika

2023-08-10

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!