Bab.7

...Jika kamu mengeluhkan tentang hidupmu yang sangat sulit. Maka, lihatlah kebawah ada yang lebih sulit darimu....

... Elang Bersama Sayap Yang patah...

Aiyla mengajak Elang berbelanja kebutuhan sehari-hari, di datang ke salah satu grosir terbesar dan terlengkap.

"Setiap bulan atau minggu, aku selalu berbagi." Kata Aiyla, yang sedang memilih buah dan sayuran.

"Kadang aku memasak, atau membagikan mentahannya." Lanjutnya lagi, Elang menyimak dengan baik sudah dua troli penuh dengan belanjaan.

Aiyla juga bercerita, bahwa selain memiliki perusahaan keluarganya memiliki sebuah yayasan yatim piatu. 

Satu jam kemudian, mereka sudah selesai berbelanja. Elang dan Aiyla memutuskan untuk langsung menuju panti asuhan.

Berpuluh menit kemudian, mereka sudah sampai di depan panti asuhan 'Mentari'. Anak-anak, menyambut antusias kedatangan Aiyla dan Elang.

"Kak Aiyla," pekik anak-anak kecil.

"Mbak Aiyla," sapa pengasuh anak-anak tersebut, Aiyla mengangguk sebagai jawaban.

"Hai! Anak-anak, apa kabar?" tanya Aiyla.

"Baik." Seru mereka dengan penuh semangat, anak-anak yang lebih besar pun menyambut Aiyla juga dengan semangat.

Mereka sangat bahagia, jika keluarga Halime mengunjungi panti asuhan mereka. Karena, akan ada banyaknya makanan dan mainan.

"Wah ... Semangat sekali yah!" kekeh Aiyla, dia menatap Elang yang juga menatapnya.

"Anak-anak sudah, kak Aiyla mau masuk dulu." Tegur ibu panti, bernama Laura.

Aiyla pun mencium punggung Laura, dan memperkenalkan Elang sebagai salah satu muridnya. Mereka semua masuk, sedangkan barang-barang yang Aiyla bawa sudah di bawa masuk pula oleh pengurus panti laki-laki.

"Sehat nak, Aiyla?" tanya Laura, setelah mereka masuk kedalam.

"Sehat bu, ibu sendiri sehat?"

"Sehat, ibu harus selalu sehat. Agar anak-anak tumbuh dengan baik," ujar Laura, dijawab anggukan oleh Aiyla.

Aiyla pun mengutarakan niatnya untuk memasak di panti, dan makan bersama mereka sebagian makanan pun akan dibagikan kepada orang-orang sekitar panti.

Elang menatap anak-anak yang kurang beruntung, mereka tak memiliki orang tua. Namun, saling menyayangi satu sama lainnya. 

Aiyla melihat Elang yang kini mulai berinteraksi dengan salah satu anak perempuan. Dan kembali ke dapur untuk memasak.

"Kak Elang, namanya kok kaya burung sih." Kekeh Salsa.

"Apa Mama kakak, suka burung Elang? Makanya di kasih nama Elang?" tebak Salsa lagi sambil tertawa.

"Bisa jadi," canda Elang, membuat mereka tertawa bersama.

Selama ini, Elang selalu mengeluhkan tentang kehidupannya yang tak sempurna. Tak mendapatkan kasih sayang dari Louis, itu pun saat kedua orang tuanya berpisah. Padahal selama Yurika dan Louis bersama, Elang mendapatkan perhatian yang lebih dari Louis dan Yurika. Mungkin, saking bencinya dengan mereka hal baik Louis dan Yurika, dilupakan oleh Elang. Tapi ... Lihatlah mereka yang tak memiliki orang tua, mereka masih bisa tersenyum dan tertawa dengan riang. Elang bisa dikatakan beruntung karena mendapatkan kasih sayang dari Yurika, walau dia mengelak kasih sayang tersebut.

"Aku senang bisa kenal, sama kak Elang."

"Iya kah? Bukan karena kakak tampan," lagi-lagi Elang menggoda Salsa.

"Selain tampan, kak Elang baik. Sabar ngajarin aku berbagai macam hal, berbeda sama kakak cowok yang disini." Ujar Salsa.

"Kenapa memangnya?" tanya Elang penasaran, Salsa berdiri dan mendekat ke arah Elang.

"Mereka nakal, suka jailin aku. Ambil boneka aku dan dirusak," bisik Salsa, dia berusaha agar suaranya tak terdengar oleh anak laki-laki yang mengganggunya.

Elang tertawa dan menggeleng dengan pelan, lalu meminta Salsa untuk duduk. Dari kejauhan, Aiyla memperhatikan kembali Elang yang mulai dekat dengan sebagian anak-anak.

"Anak-anak, ayo kita makan." Seru Aiyla, pada seluruh anak-anak panti. Yang langsung bersorak senang.

Untuk pertama kalinya dalam hidup Elang, dia merasakan perasaan hangat. Dan mulai banyak-banyak bersyukur pada Tuhan, atas nikmat yang diberikan Tuhan pada dirinya. 

Terkadang dia selalu membuang makanan, atau mensia-siakan makanan yang dibuat oleh asisten rumah tangganya. Pernah saat itu, Elang membuang makanan buatan Yurika pada tong sampah. Mengingat hal itu, membuat Elang menghela napas dengan pelan. 

Tak terasa hari pun berubah menjadi senja, membuat Elang dan Aiyla harus pulang. 

"Aku pamit pulang dulu bu," kata Aiyla, sebagian anak ada yang sedang belajar dan juga sudah tidur.

"Terima kasih nak," ucap Laura, terlebih pada Elang.

Elang banyak mengajarkan berbagai macam hal pada anak-anak, khususnya anak lelaki. Yang paling lengket pada Elang adalah Salsa, sampai terbesit jika Elang meminta Yurika mengadopsi Salsa jadi adiknya.

"Sama-sama bu, lain kali aku akan kesini. Dengan teman-temanku," kata Elang, dijawab anggukan oleh Laura.

Setelah selesai berpamitan pada ibu panti dan anak-anak yang masih bangun, Elang dan Aiyla, meninggalkan panti asuhan tersebut. Dan Elang mengantar Aiyla pulang.

****

Keesokan harinya, Elang seperti biasa datang terlambat lagi. Entah disengaja atau bagaimana Elang hanya ingin bertemu dengan dosen yang bernama Aiyla. Walau, seharian kemarin dia sudah menemani Aiyla pergi ke panti asuhan 

"Lang," panggil Kevin.

"Ada apa?" tanya Elang dengan dingin.

"Baru datang? Kelas bentar lagi mulai loh!"

"Gue gak peduli," jawab Elang singkat, membuat Kevin dan Daffa berdecak menatap Elang yang menjauh.

Pasalnya pagi ini adalah jam pelajaran dosen, yang terkenal killer. Mereka jelas tergesa masuk ke dalam kelas, beruntung masih ada lima menit sebelum dimulai. Tapi Elang entah dimana pemuda tersebut.

"Si Elang, bener-bener yah!" Gemas Kevin.

"Kenapa? Telat lagi dia?" tanya Raka.

"Nggak, tadi gue ketemu sama dia di parkiran. Tapi gak tau kemana tuh anak," sahut Daffa.

"Halah ... Paling dia, ketemu sama miss Aiyla." Celetuk Reno.

"Gue curiga, mereka pacaran gak sih." Sela Raka.

"Mana gue tahu, ehh udah ... Si Fali datang tuhh." Bisik Kevin pada teman-temannya, membuat mereka langsung terdiam karena tahu. Falisha akan kepo.

Tak lama dosen bernama Hendra pun datang, sedangkan Elang memantau ruangan dosen demi bertemu sang pujaan hati.

Dua jam terlewati begitu saja, karena Aiyla tak menunjukan batang hidungnya. Malah Falisha yang tersenyum lebar, menghampiri dirinya.

Falisha selalu saja tahu, dimana Elang berada. Seolah Elang memiliki sinyal, yang akan ditangkap oleh radar yang ada dalam tubuh gadis tersebut.

Falisha gadis yang menyukai Elang, dari dia masuk Universitas Erlangga sampai sekarang. Dia selalu menunjukan berbagai perhatian pada Elang. Namun, Elang selalu acuh walau begitu Falisha tak gentar mendekati Elang.

"Elang." Dengan suara manja, Falisha menyapa Elang.

"Ngapain lo?"

"Aku nyariin kamu lah, mau kasih ini." Falisha memberikan kotak makan, berwarna biru pada Elang. Namun, Elang hanya menatapnya tanpa berminat untuk mengambilnya.

"Sorry, gue gak suka yang manis." Katanya dengan dingin, cukup menyakiti hati Falisha. Tapi, gadis tersebut tak pernah menyerah dia harus mendapatkan Elang bagaimanapun caranya.

"Elang tunggu," pekik Falisha, saat melihat Elang pergi.

"Ngapain sih lo, ikutin gue. Gue risih Falisha!"

"Tapi Elang, aku suka kamu. Aku mau dekat sama kamu, emang aku salah?" lirih Falisha, kini dia menunduk dengan mata yang berkaca-kaca.

Elang menghembuskan napasnya dengan pelan, lalu mendekati Falisha dan meminta maaf. 

"Maafin gue Falisha, gue gak suka sama lo. Dan gak bisa jadiin lo pacar gue," secara tak langsung, Elang menolak Falisha.

Setelah berbicara seperti itu, Elang menepuk pundak Falisha dan meninggalkan gadis tersebut. Yang sudah terisak.

"Kamu ... Hanya milikku Elang!"

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Praditya Raditya

Praditya Raditya

lanjut say 😍😍

2023-08-07

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!