Selepas pertemuan serta perdebatan yang tak terduga antara dirinya dan beberapa siswi yang sama sekali tak dikenal nya, Camelia memutuskan untuk pergi ke perpustakaan sekolah tidak berminat lagi untuk kembali ke kafetaria. Saat ini gadis berambut sebahu itu tengah berjalan menyusuri setiap rak buku, mata bulatnya begitu jeli mencari buku yang ingin di bacanya.
Camelia tidak ingin memikirkan hal yang baru saja dialaminya, tidak peduli dengan semua ucapan siswi yang ditemuinya ditoilet. Memangnya kalau temannya gadis itu adalah kekasih dari si Macan Gila apa urusannya dengannya, apa dia peduli? tentu saja tidak.
Gadis itu menyunggingkan senyuman tipis saat melihat buku yang diinginkannya. Tangannya terulur meraih benda itu, cukup sulit karena posisinya yang tidak sebanding dengan tinggi tubuhnya tapi setelah bersusah payah pada akhirnya Camelia berhasil meraihnya.
Tapi gerakan tangannya terhenti di udara saat dia merasakan kalau ada seseorang yang mengawasinya. Camelia reflek menoleh, dahinya mengerut, bola mata bulatnya bergerak mencari sesuatu yang mencurigakan tapi sekian detik mencari Camelia tidak kunjung menemukannya.
Gadis itu mengedikkan bajunya tak peduli, bergegas dia melangkah menuju ruang khusus baca yang ada di perpustakaan. Suasana hening di ruangan ini sangat dibutuhkan olehnya setelah beberapa hari ini dirinya tertekan dari berbagai penjuru, berusaha baik-baik saja dihadapan semua orang padahal yang terjadi sebaliknya. Camelia setiap saat di bayangin kematian yang tidak tahu kapan, bahkan setiap dirinya melangkah dia merasa kalau seseorang tengah mengawasinya dan siap membawanya pergi untuk mendapatkan benda berharga yang tertanam didalam tubuhnya.
Sreettt...
Suara mencurigakan itu terdengar, seperti kursi yang terseret. Camelia mengedarkan pandangannya tapi sayang disana tidak ada apapun, hanya ada beberapa siswa-siswi yang juga tengah membaca buku sepertinya. Suasana masih tenang, ketenangan yang entah mengapa justru membuat Camelia merasa ada sesuatu yang aneh.
'Perasaan tuh suara jelas banget kedengeran, tapi kenapa mereka pada diem ya kayak enggak denger apa-apa.' Batin Camelia terus saja bertanya.
Rasa heran semakin merasuk, tapi dia berusaha menghalau nya sebisa mungkin. Camelia menganggap kalau suara yang dia dengar tadi hanyalah halusinasi belaka.
"Aku kurang tidur kali ya," Gumamnya.
Camelia kembali bangkit, minat membacanya hilang dia berniat untuk mengembalikan buku yang diambilnya ketempat semula. Kedua kaki berbalut sepatu sekolah itu berjalan pelan, terasa lemas tidak bertenaga.
Helaan napas kasarnya terdengar saat melihat rak buku yang sempat dia sambangi, dengan cepat Camelia mendekat dan meletakan benda itu ditempatnya semula. Gadis itu berbalik, matanya membulat saat merasakan seseorang membekap mulutnya dan membawanya pergi melewati rak rak buku dan menyudutkan dirinya di sudut ruangan.
"Sssttt... ini aku," Bisik seseorang.
Mata bulat berwarna coklat itu kian membelalak, leher kaku Camelia berusaha bergerak untuk melihat orang yang saat ini sudah sangat kurang ajar membekap serta menyekapnya di sudut ruangan.
"Haaah...!" Helaan napas Camelia terdengar saat bekapan tangan di area mulutnya terlepas. Dia menoleh cepat, menatap tajam pada si pelaku, tapi belum sempat dirinya mengeluarkan kata kata mutiara miliknya orang itu kembali menarik lengannya.
"Mereka ada disini," Bisiknya lagi.
Camelia masih mengatur napasnya, dia berusaha melipat bibirnya agar lidahnya tidak mengeluarkan suara emasnya dan membuat tempat persembunyian mereka ketahuan.
"Sejak kapan kau disini? Bukannya kau masih tid-,"
"Tidak penting kapan aku kesini. Aku sudah bilang jangan pergi sendirian, kau tidak tahu kalau setiap langkah yang kau ambil nyawamu sebagai taruhannya. Mereka bisa menyamar menjadi apapun demi bisa mendapatkan apa yang diinginkan!" Desisnya tajam.
"Ikut aku!" Paksa nya lagi.
Sayangnya Camelia enggan bergerak dari tempatnya, dia malah menghempaskan tangan besar yang sedari tadi terus saja mengikatnya. Gadis itu memalingkan wajahnya sembari melipat kedua tangannya di dada. Dagunya terlihat naik menampilkan keangkuhan yang berhasil membuat sudut bibir seseorang berkedut geli.
"Aku tidak mau berurusan lagi dengan kekasihmu dan para antek-anteknya. Lebih baik kau jauh jauh darimu, hush... hush... hush... aku malas kalau nanti bertemu dengan mereka lagi!" Camelia mengibaskan kedua tangannya mengusir remaja pria yang saat ini malah terlihat tengah bersandar pada salah satu rak buku. Kedua tangannya terlipat di dada, satu alisnya naik, sudut bibirnya berkedut sebelum bibirnya berdecak pelan.
"Terlalu banyak bicara!" Dengan cepat dia meraih tubuh kecil Camelia, membawa paksa gadis itu sembari membekap mulutnya agar tidak mengeluarkan suara. Sungguh suara gadis bermata bulat itu benar-benar mengganggu pendengaran, bahkan bisa memecahkan gendang telinga. Hal itu membuatnya teringat pada seseorang yang saat ini tengah bersantai di istana Albarack.
Jiddah dan Mamanya.
"Hhmmmppphh...," Camelia terus saja memberontak, kaki dan kedua tangannya bergerak liar penuh tenaga berusaha melepaskan bekapan remaja pria yang ada di belakangnya.
"Aaaakkkhh...!" Remaja tampan itu memekik tertahan saat Camelia berhasil menggigit telapak tangannya.
"Hhmmmppphh...!" Mulut Camelia kembali dibekap, kali ini cukup kencang hingga dirinya sulit untuk bernapas. Bahkan belum sempat dirinya memekik dan menghajar orang itu dirinya kembali di tarik tidak dibiarkan untuk memberontak.
"AAHHH...!" Des*ah Tiger saat Camelia kembali berhasil menggigit salah satu jarinya. Gadis itu bahkan sampai menjauh, mengernyit geli, bergidik luar biasa mendengar suara serak serak basah yang Tiger keluarkan.
"Kau gila!" Camelia mundur, dia menatap ngeri pada Tiger yang saat ini sedang memegangi jari telunjuk yang berhasil dia gigit. Gigitannya memang cukup keras hingga berbekas, Camelia yakin itu pasti sakit. Tapi sikap aneh yang Tiger lakukan saat ini malah membuatnya merinding, remaja bertubuh jangkung itu terlihat meniup telunjuknya sendiri setelah mengemutnya beberapa saat tadi.
"Kalau telunjuk ku sampai putus, kau harus ganti rugi bahkan kau bisa rugi." Cetusnya asal.
Kerutan di dahi Camelia semakin menjadi, tapi lagi-lagi belum sempat dirinya mengeluarkan satu umpatan untuk Tiger, pria muda itu terlebih dahulu menarik lengannya, memojokkan tubuhnya di antara rak buku. Tangan besarnya kembali membekap mulutnya, memepetkan tubuh mereka berdua hingga terlihat cukup ambigu di mata orang lain.
Mereka berdua terlihat sedang melakukan hal mesum di perpustakaan.
"Mereka berkeliaran di dekat sini." Bisiknya.
Tiger menarik tudung hoodie yang dia pakai, menutupi permukaan kepala hingga wajah. Di tambah lagi dengan posisi dia menunduk membuat wajah Tiger tidak terlihat dari sisi manapun, begitu pula dengan Camelia. Tubuh kecilnya terhimpit raga besar tinggi milik Tiger, dia tidak bisa melepaskan diri hingga akhirnya memilih untuk pasrah walaupun Camelia tidak tahu apakah yang di ucapkan oleh Tiger itu benar atau tidak.
Cukup lama posisi mereka seperti itu, berulang kali Camelia menelan salivanya, berusaha memalingkan wajahnya saat mata tajam milik Tiger terus saja tertuju kearahnya tanpa berkedip.
Sialan dirinya salah tingkah!
Camelia berdehem, tangannya berusaha menyingkirkan tubuh besar itu dari hadapannya tapi tetap saja tidak bisa. Gadis itu kian gelisah, dia takut kalau petugas perpustakaan akan memergoki mereka berdua disini dalam posisi yang-
Aakkhhhh... ingin sekali Camelia menendang sesuatu yang pastinya akan berhasil membuatnya terlepas, tapi dia takut kalau Tiger meminta pertanggungjawaban.
Bagaimana kalau pria ini tidak bisa punya anak karena ulahnya? Lalu Tiger dan keluarganya menuntut dirinya, memenjarakannya, atau menghukum pancung, bahkan lebih parahnya Tiger meminta anaknya nanti sebagai bentuk pertanggungjawaban.
TIDAAAKKKKKKKKKKK
Camelia sibuk dengan pemikirannya sendiri, begitu pula dengan Tiger. Entah apa yang sedang pria muda itu pikirkan saat ini, yang jelas karena sibuk dengan pikiran masing-masing keduanya hingga tidak menyadari kalau saat ini ada seseorang secara diam-diam mengambil potret keduanya dalam posisi yang cukup intim.
BERSAMBUNG...
SEE YOU TOMORROW😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Rifa Endro
siapkan mental kalian berdua. Setelah ini kalian berdua akan diinterogasi sama mama macan
2023-12-02
2
Rifa Endro
nah loe, siapa yg mengambil gambarnya tanpa ijin
2023-12-02
1
🍊 NUuyz Leonal
Kalau gak berisik gak bakalan rame tiger
2023-11-11
0