Tiger's Bab 6

Camelia menelan makanan terakhir yang masuk kedalam mulutnya dengan susah payah. Perutnya yang kecil di paksa untuk menampung semua jenis makanan yang ada dihadapannya, alhasil rasa eneg dan mual berusaha dia tahan.

Mata bulat Camelia menatap tidak suka pada pria muda yang saat ini tengah bersandar nyaman diatas sofa sembari memainkan ponselnya. Dan ada satu hal lagi yang mengganggu mata Camelia, pria itu masih belum memakai pakaian atasnya.

Mungkin ini yang dinamakan menyelam sambil makan, ya walaupun Camelia yakin wajahnya saat ini kembali memerah tapi entah mengapa ekor matanya terus saja ingin menatap kearah itu.

"Sudah selesai?"

Camelia tersentak, dia buru-buru mengalihkan pandangan agar Tiger tidak mencurigai kalau dirinya sedang mencuri pandang ke arahnya.

"Sudah! Aku mau muntah karena kekenyangan," Ujarnya kesal.

Kalau dirinya memiliki keberanian lebih mungkin sisa makanan yang ada di meja sudah melayang kearah si macan edan. Tapi karena tidak punya keberanian sebesar itu maka Camelia harus banyak bersabar, berdoa dan menyumpahi saja, tidak hanya tubuhnya yang mungil ternyata keberaniannya pun ikut mungil juga.

"Bukankah aku sudah bilang kau harus makan yang banyak sebelum mendengar ucapanku nanti. Sekarang berdiri, bereskan semuanya setelah itu temui aku di balkon!" Tiger kembali bersuara. Remaja pria itu bangkit dari duduknya, kedua kaki panjang, kokoh serta tak beralas itu melangkah santai meninggalkan Camelia yang kembali harus mengusap dadanya penuh rasa sabar atas sikap bossy yang ditunjukkannya.

Beberapa menit berlalu akhirnya Camelia selesai membereskan kekacauan dimeja, kini kedua kaki pendek miliknya semakin membawanya kearah balkon, tempat yang Tiger janjikan.

Camelia sempat terperangah saat melihat pemandangan didepan matanya secara langsung. Ternyata dari atas gedung apartemen mewah ini dirinya bisa melihat kota Dubai saat sore hari. Begitu memukau, gedung-gedung pencakar langit berlomba untuk terlihat lebih tinggi megah gagah dan mewah dimata para manusia.

"Kau akan tetap berdiri disana sampai besok, huh!"

Lagi-lagi suara tidak mengenakan itu kembali terdengar dan berhasil membuat lamunan Camelia pecah. Dengan wajah tertekuk kedua kaki gadis itu melangkah sesekali menghentak kesal, jujur ingin sekali Camelia menggunakan kedua kaki pendeknya ini untuk menendang wajah songong pria didepannya ini.

"Apa?! Cepat jelaskan dengan sedetail-detailnya, jangan ada yang terlewat sedikitpun. Kenapa orang-orang menyeramkan itu ingin membawaku? Aku ini cuma gadis biasa bukan putri raja yang bisa dijadikan tawanan dan ditukar dengan sejumlah uang. Apa mereka buta? Tidak melihat kalau aku tinggal di asrama bukan di istana, bahkan baju yang aku pakai pun terlihat lusuh. Mereka tidak-,"

"Dimata mereka kau lebih berharga dari pada seorang putri raja. Bahkan apa yang ada didalam tubuhmu itu bisa dijadikan sebagai senjata untuk mendapatkan dunia ini, intinya menguasai dunia." Tiger menyela cepat, dia tidak membiarkan Camelia terus berceloteh bisa tuli telinganya.

"Hah... Apa?" Hanya itu yang Camelia suarakan. Gadis berambut sebahu itu tidak paham dengan apa yang dikatakan oleh Tiger. Otak geniusnya tiba-tiba saja dangkal dan perlu dikuras ulang agar kembali dalam.

Tiger berdecak kecil, rasa kesalnya kembali hadir. Dia bertanya dalam hati kenapa gadis yang terpilih sebagai pelajar pertukaran ini menjadi lemot, bukankah Camelia pintar makanya dia bisa berada di negara ini.

"Ada sesuatu didalam tubuhmu. Itu karena kau meminum jus semangka yang seharusnya tidak boleh kau minum, saat ini sampai tidak tahu kapan nyawamu akan selalu terancam seperti tadi. Akan ada banyak para mafia atau bahkan yakuza kelas dunia yang menginginkan sesuatu didalam tubuhmu untuk kepentingan mereka. Jadi mulai sekarang menurut lah padaku kalau kau masih ingin hidup, tapi kalau kau ingin memilih opsi lain silahkan aku tidak akan melarangmu. Tapi bersiaplah aku pastikan tubuhmu yang super kecil itu akan berakhir dimeja bedah, lalu setelah itu organ dalam mu akan berada di pelelangan pasar gelap, matamu yang tidak indah itu akan menjadi milik orang lain, jantung, hati, darah, ginjal, paru-paru, sumsum tul-,"

"STOOPPP!" Pekik Camelia. Dadanya naik turun, napasnya terlihat terengah mendengar semua ucapan yang dilontarkan oleh Tiger.

Membuatnya merinding, bahkan saat ini kedua lututnya terasa melemas. Didalam bayangan Camelia itu terlihat mengerikan, bahkan saat mendengarnya tadi sudah membuat kantung kemih nya terasa penuh.

"Sekarang tentukan pilihan mu, aku tidak akan mengulangi perkataan ku tadi. Resapi dan pikirkan, mau berakhir diatas meja bedah, atau diam dan menurut padaku. Waktumu hanya 15 menit dari sekarang, setelah mendapatkan keputusan temui aku lagi!" Tiger mengangkat sudut bibirnya, satu tangannya mempersilahkan Camelia pergi dari balkon. Tapi sayang sepertinya kali ini Camelia tidak menurut, dia tetap berdiri di depan Tiger dengan mata memerah dan kedua tangan terkepal.

"Pinjamkan aku ponsel. Aku harus menghubungi keluarga ku terlebih dahulu, aku tidak tahu nasibku kedepannya bagaimana. Biar pun mungkin aku akan memilih menurut padamu, bisa saja mereka mendapatkan ku lalu membawaku pergi dan-,"

"Ini ini, hentikan ocehan mu dan segera hubungi orang yang ingin kau berikan ucapan selamat tinggal!"

Tanpa berpikir dua kali Tiger memberikan ponsel mahal miliknya, satu tangannya terlihat menggaruk telinga. Telinganya terasa berdengung saat mendengar ocehan Camelia yang seperti tidak memiliki rem, atau mungkin remnya sudah blong.

Dengan semangat Camelia menerimanya. Kedua tangan dengan jari-jemari lucu dan imut dengan ujung berwarna kemerahan itu terlihat mengotak atik layar ponsel. Bersyukur Tiger sudah membuka sandi ponselnya jadi Camelia tidak perlu lagi mengeluarkan suara berlian miliknya.

Berulang kali Camelia menghela napas kasar saat sambungan teleponnya tersambung tapi tidak kunjung diangkat. Berulang kali, hingga rasa putus asa perlahan hadur dan membuat Camelia ingin menyudahi, tapi belum sempat dia menekan ikon merah panggilannya diangkat.

"Hallo, maaf ini dengan siapa ya?"

Suara seorang pria terdengar dari seberang sana membuat kedua mata Camelia berbinar. Air matanya luruh seketika, dia mati-matian menahan isakannya sebelum kembali bersuara.

"Abang...!" Panggilannya dengan suara cukup tenang.

Diseberang telepon terdengar suara grasak grusuk tidak karuan membuat dahi Camelia mengerut. Gadis itu melirik pada Tiger yang masih berdiri didekat pembatas balkon dengan melihat kedua tangannya didada.

"Melia! Ini kamu Neng? Kamu ganti nomor hape?" Kali ini suara pria itu terdengar lagi, sesekali terdengar berbisik entah dengan siapa.

"Abang, Melia mau pulang...!" Camelia terdengar merengek.

Dia berbicara menggunakan bahasa Indonesia, air matanya kembali tumpah dan tangannya sudah siap menyeka cairan bening itu. Didekat balkon Tiger tercengang mendengar ucapan gadis bertubuh cebol yang saat ini tengah menangis tertahan.

"Mel, kamu kenapa? Kenapa minta pulang, emangnya udah selesai tugasnya?" Tanyanya khawatir.

Camelia yang menyadari kekhawatiran pria diseberang lautan itu berusaha menetralkan perasaan dan suaranya yang sudah serak.

"Belum, Melia cuma kangen sama Ambu sama Abang juga. Beberapa bulan lagi pulangnya, hape Melia ngedrop ini pake hape temen, ya udah ya salam sama Ambu. Bilangin, Ambu jangan khawatir, disini Melia baik-baik aja, nanti ditelpon lagi." Ucapnya tenang.

"Ya udah, nanti Abang sampein kalau pulang. Abang masih jaga malam, hati-hati disana."

Setelah saling melepaskan rindu sambungan telepon akhirnya terputus, wajah tenang Camelia berubah sendu sembari menatap layar ponsel yang sudah padam.

"Barang-barangku bagaimana? ponselku ada disana, pakaian, buku, juga-,"

"Lucas akan mengantarnya kesini. Sekarang yang harus kau lakukan persiapkan dirimu dengan segala kemungkinan terjadi," Cetus Tiger tanpa beban.

Dia mendekat pada Camelia yang masih mematung ditempatnya, dengan pelan Tiger merain ponselnya dari tangan gadis itu, sedikit menundukkan kepalanya agar bisa mensejajarkan diri.

"Ingat kau harus menurut kalau ingin tetap hidup dengan organ yang utuh." Imbuhnya, sudut bibir Tiger terangkat sedikit saat melihat wajah tegang Camelia saat ini.

Tiger kembali menegakkan tubuhnya dengan wajah tanpa dosa, bahkan terlihat tersenyum samar merasa terhibur saat melihat wajah pucat gadis berambut pendek yang memiliki tubuh sama pendeknya dengan rambut hitamnya itu.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Indri Ani40

Indri Ani40

ahhh sebentar LG km pst bucin Tiger

2023-12-24

0

Rifa Endro

Rifa Endro

wooh. dasar anak macan edan !!! bisa2nya malah menjahili anak orang yg sudah ketakutan kayak gitu

2023-12-02

1

Susillah

Susillah

Tiger nakutin sih ...jd Melia kan pengen pulang kampung...

2023-08-28

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 69 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!