Tiger"s Bab 7

Malam menjelang, malam ini bulan menggantung penuh dilangit Dubai. Hembusan angin gurun terasa menusuk kulit, sepertinya malam ini hujan akan turun. Semilirnya angin dapat dirasakan oleh seorang gadis yang sudah bergelung dibawah selimut tebal yang membungkus tubuhnya, malam ini dia diharuskan untuk tetap tinggal di apartemen mewah milik pria pemaksa dan ketua itu.

Beberapa puluh menit yang lalu Camelia sempat meminta Tiger untuk memulangkan nya ke asrama, tapi lagi-lagi remaja pria itu mengancam dan menakutinya hingga akhirnya dia urung untuk meninggalkan apartemen ini.

Camelia kembali membayangkan bagaimana nasibnya kalau sampai orang-orang mengerikan itu kembali ke kamarnya dan berhasil membawanya lalu-

"Enggak aku enggak mau!" Racaunya.

Camelia membungkus tubuhnya, dia menyembunyikan seluruh raganya terlebih saat hujan terdengar mulai turun, angin kian berhembus menyelinap masuk entah lewat dari mana.

Sementara diluar Tiger terlihat tengan membaringkan diri di sofa, sepertinya pria muda itu masih memiliki hati nurani karena mengizinkan Camelia tidur diatas peraduannya sementara dirinya sendiri memilih sofa malam ini. Apartemen mewah miliknya ini memang di desain hanya memiliki satu kamar cukup besar dengan segala peralatan modern dan canggih didalamnya.

Tapi sayang malam ini dan mungkin sampai malam-malam berikutnya yang entah sampai kapan dirinya tidak bisa menempati peraduan nyaman miliknya.

"Hanya beberapa hari Tiger hanya beberapa hari, bersabarlah setelah kau tahu siapa orang-orang itu dan Lucas menemukan markas mereka, gadis cerewet itu akan kembali ke asrama." Gumamnya.

Tiger mengusap wajahnya kasar, dia meletakkan ponselnya setelah mengirim pesan pada sang Mama kalau malam ini dirinya tidak bisa pulang dan memutuskan untuk menginap di apartemen. Sebenarnya tidak ada niatan Tiger untuk satu atap dengan Camelia malam ini, bisa saja dia pergi ke rumah Lucas kalau mau, tapi entah mengapa kedua kakinya terasa berat ditambah lagi hujan lebat berserta angin mengguyur Dubai membuat rasa berat itu kian memberat.

Dengan hembusan napas kasar Tiger perlahan mulai merebahkan diri diatas sofa yang tidak bisa menampung tubuhnya. Panjang sofa tidak sebanding dengan tingginya yang sudah diatas rata-rata remaja pria seusianya.

Hujan yang kian deras mengiringi mimpi kedua insan tersebut. Camelia terasa hangat saat selimut tebal yang membungkusnya kian dia rapatkan, tempat tidur empuk dan nyaman semakin membuatnya terlelap tidak peduli dengan angin dan petir diluaran sana. Sementara pemilik sah peraduan yang saat ini gadis itu tempati terlihat meringkuk diatas sofa, hawa dingin dari AC dan hembusan angin yang entah masuk darimana membuatnya kian bergidik. Tapi sayang seberapa dingin dan tidak nyamannya dia tidur disana tetap tidak boleh masuk kedalam kamar.

Semoga saja sang Macan sanggup menahannya hingga esok pagi.

🪞

🪞

🪞

Kedua kaki panjang Tiger melangkah cepat masuk kedalam kawasan sekolah. Pagi ini dia terlihat berbeda, bukan dari penampilannya melainkan dari raut wajahnya. Biasanya remaja pria itu akan bersikap dan menampilkan raut datar seperti biasanya, tapi pagi ini Tiger terlihat memiliki ekspresi lain.

"Hei, ada apa dengan wajahmu itu sobat? Kenapa sepertinya ada yang berbeda pagi ini?" Lucas yang memang sudah berada dikelas sejak tadi segera menghampiri Tiger yang baru saja masuk.

Remaja yang memakai tindikan disalah satu telinganya itu mengerutkan dahulu saat melihat Tiger tidak kunjun menyahut dan malah menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.

"Bangunkan aku kalau Miss Velin masuk!" Pintanya.

Tanpa banyak bertanya Lucas mengangguk, dia terlihat amat penasaran kenapa sahabat sekaligus partnernya bersikap aneh pagi ini.

'Apa terjadi sesuatu padanya?' Tanya Lucas dalam hati.

Disisi lain Camelia terlihat mengerjapkan kedua mata bulatnya, setelah merasa nyawanya sudah terkumpul gadis itu perlahan turun dari tempat tidur. Kedua kaki telanjangnya berjalan gontai menuju kamar mandi, tapi baru beberapa langkah dia berjalan ada sesuatu yang terinjak olehnya.

Camelia reflek berhenti, dia menunduk, matanya menyipit guna memastikan apa yang ada dibawah kakinya saat ini.

Sebuah jam tangan pria?

Sejak kapan benda ini ada di lantai?

Camelia meraihnya, meneliti setiap lekuk benda yang sudah dipastikan harganya bisa membeli satu buah rumah mewah bertingkat tiga. Dahinya mengerut dalam, dia terlihat berpikir sembari menatap benda itu.

"Ini punya cowok itu kali ya? Tapi kenapa disini, terus kemana tuh si Macan Edan?" Monolognya.

Kedua bola mata Camelia bergerak, mencari seseorang yang harusnya pagi ini membawa dia ke asrama dan sekolah, tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda kehidupan disini.

"Kemana tuh cowok? jangan bilang dia ninggalin aku disini sendiri!" Spekulasinya lagi. Dan sangat disayangkan spekulasinya kali ini memang benar, Tiger sudah pergi sejak pagi.

"Dia ninggalin aku? terus aku kesekolahnya gimana, baju seragam aku juga gimana?" Camelia mulai panik, dia bergegas berlari menuju pintu kamar dan keluar.

Benar saja di apartemen mewah ini hanya ada dirinya, sementara sang pemilik sudah meninggalkan tempat sejak tadi.

"Gimana aku sekolahnya?" Tanyanya lagi dengan gusar. Sebagai siswa perwakilan dari sekolah serta negaranya pasti Camelia merasa khawatir dan takut. Terlebih dirinya tidak bisa sekolah, lalu bagaimana nasib tugasnya kalau tetap disini.

"Mana aku enggak tau dimana tuh alamat sekolah gara-gara hape sama tanda pengenal aku ketinggalan di asrama!" Oceh nya lagi gusar.

Saking panik, gusar, khawatir dan bingung Camelia sampai melupakan benda mahal yang tadi diinjak nya, dia tidak lagi memperdulikan benda tersebut padahal kalau dipikir kenapa jam tangan mahal itu ada di kamar padahal setahunya kemarin sebelum dirinya tidur benda itu tidak ada disana.

Kenapa bisa berada disana? Jam tangan tidak bisa berjalan sendiri tanpa ada yang membawanya bukan?

Sepertinya ada seseorang yang nekat masuk kedalam kamar karena tidak kuat menahan hawa dingin tadi malam, karena kalau berpikir si pemilik numpang mandi di kamar besar yang semalam ditempati oleh Camelia rasanya klasik sekali, karena di apartemen ini ada 3 kamar mandi, satu di dekat dapur, 2 di ruang tengah satu didalam kamar, selain itu lemari pakaian juga ada diruang gym jadi tidak perlu masuk kedalam kamar kalau hanya untuk menyiapkan diri pergi kekampus.

"Gimana dong, kenapa jadi gini sih nasib aku?" Ringisnya.

Bahu Camelia melemas, dengan gontai dia kembali melangkah menuju kamar, Camelia tidak tahu harus berbuat apa agar dirinya tidak sampai bolos sekolah. Mungkin kalau ada ponsel miliknya dia hanya perlu menghubungi Tiger atau Sovia untuk meminta tolong, tapi sayang itu hanya sebuah angan.

Tidak ada ponsel ataupun alat komunikasi lainnya, sepertinya hari ini Camelia memang harus merelakan namanya tercatat dalam absen dengan keterangan alpa atau bolos. Rasanya ingin sekali dirinya berteriak sekencang mungkin untuk meluapkan kekesalannya, Tiger sudah membuatnya menjadi siswi tidak teladan hari ini padahal dirinya adalah salah satu siswi pertukaran yang mewakili negara serta sekolahnya, kedua tangan Camelia terkepal erat dengan tekad yang bulat dia akan memberikan perhitungan pada Tiger saat pria itu kembali nanti, lihat saja.

"Aku dukunin beneran baru tau rasa dia!" Gerutunya penuh kekesalan yang menggunung tinggi.

BERSAMBUNG...

SEE YOU TOMORROW 😘😘😘😘😘

Terpopuler

Comments

🍊 NUuyz Leonal

🍊 NUuyz Leonal

anak singa gak kuat wkwkwkwk

2023-11-09

0

Dia Amalia

Dia Amalia

pasti anak singa masuk kamar ikut tidur diatas king bed nya🤣😂🤣😂

2023-11-05

0

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Ekspresi kurang tidur krn semalaman dia g nyaman tidur di sofa..😁😁

2023-09-10

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 69 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!