Camelia menunduk dalam tidak berani mengangkat kepalanya barang sedikit pun, tangannya sesekali menyentuh hidung yang terasa gatal karena terlihat mengeluarkan cairan. Camelia menangis tanpa suara, bahkan setelah Sovia dan Lucas menenangkannya gadis itu tetap pada pendiriannya, terlebih saat melihat tatapan tajam yang di tujukan padanya oleh orang yang tadi membawanya paksa bahkan sempat menyakiti kepala bagian belakangnya.
Memang tidak terluka, tapi Camelia yakin nanti malam atau besok pagi akan ada lebam di sekitar area itu. Sekarang saja rasa sakitnya masih terasa, padahal menurutnya pria yang bernama Tiger itu tidak terlalu kencang saat memijat tengkuknya.
"Sudah lebih baik? Maafkan temanku ini ya, dia memang agak sedikit-,"
"Aku akan menemui mu lagi setelah pulang, jangan mencoba kabur!"
Belum sempat menyelesaikan ucapannya Lucas kembali harus melipat bibirnya, dia berdecak pelan mendengar kata-kata dingin yang keluar dari mulut sahabatnya itu. Remaja bertindik itu kembali berdesis kala melihat Tiger bangkit dan segera pergi meninggalkan mereka tanpa pamit selain ancaman tadi tentunya.
Lucas pun dengan terpaksa ikut pergi, dia hanya memberikan tepukan pelan di bahu Camelia sebelum benar-benar pergi mengejar langkah cepat yang Tiger ambil. Bahkan Lucas harus berlari dibuatnya, ini yang dia tidak sukai dari Tiger, memiliki langkah cepat hingga dirinya kerepotan sendiri sama seperti malam itu.
Menyebalkan!
Masih ditempat yang sama, Camelia perlahan mengangkat wajahnya setelah Tiger dan Lucas pergi. Tangannya menyeka air mata yang tersisa di pipi, hidung kecil yang tidak terlalu mancung itu terlihat memerah, kelopak matanya berkedut membuat sepasang mata bulat miliknya sedikit menyipit karena menangis.
"Abaikan saja, Tiger memang suka seperti itu. Dia bersikap seenaknya pada semua orang, bahkan yang aku tahu dia itu tidak pernah menerima ungkapan cinta dari para gadis yang berani mengungkapkannya secara langsung. Aku rasa dia sedikit tidak normal, selama tiga tahun aku sekolah disini belum pernah melihat Tiger menggandeng seorang gadis." Cetus Sovia secara tiba-tiba.
Gadis berwajah cantik berkulit eksotik itu terlihat meringis sendiri saat menceritakan Tiger pada Camelia. Dia memang tidak tahu bagaimana kehidupan pria remaja itu di luar sekolah, tapi Sovia yakin Tiger memang tidak pernah berinteraksi dengan para gadis.
Jangan bilang pria remaja yang tampan rupawan bak seorang pangeran itu penyuka sesama jenis? Apa lagi Tiger tidak pernah jauh dengan Lucas, tapi Lucas sendiri adalah seorang playboy yang sering bergonta-ganti pacar setiap minggunya.
Masa iya sih? Jangan-jangan mereka-
"Aku tidak peduli dia penyuka sesama jenis atau pun normal! Yang pasti aku tidak mau lagi bertemu dengannya nanti. Sehabis sekolah aku akan langsung pulang ke asrama, kalau dia bertanya katakan saja aku sudah pulang ke Indonesia!"
Sovia menganga dibuatnya, dia bahkan tidak bisa mencegah kepergian Camelia. Sovia tidak tahu harus berbuat apa, baru beberapa hari ini mengenal Camelia dia tahu kalau gadis berdarah Indonesia itu bukan gadis yang gampang untuk disudutkan dan di intimidasi walaupun Sovia akui Camelia memang cengeng.
Bahkan Camelia bisa menangis tanpa suara saat di tatap oleh Tiger. Mungkin kalau dirinya sudah pingsan di tempat, atau bahkan mimisan. Gadis mana yang kuat ditatap dalam dan lama oleh pria tampan yang menjadi Famous di sekolah ini.
"Aku bilang saja kalau Camelia sakit dan sudah pulang. Mana mungkin Tiger percaya kalau Camelia pulang ke Indonesia, ada-ada saja dia. Kalian benar-benar merepotkan, memangnya ada masalah apa tadi?" Sovia men*desah lemah, dia bangkit saat mendengar bell tanda masuk. Mungkin setelah pelajaran terakhir yang diikutinya nanti dirinya juga akan segera kabur dari Tiger sama seperti yang dilakukan oleh Camelia.
Sovia tidak ingin melihat wajah dingin dan penuh intimidasi milik Tiger seorang diri, tidak ingin sama sekali!
🪞
🪞
🪞
Berulang kali Tiger menatap pada jam yang melingkar di pergelangan tangannya, dia berdecak kesal karena sudah menunggu cukup lama hingga merasakan kalau kakinya sudah berakar menembus lantai.
"Haaah! Mereka berdua sudah tidak ada dikelas!" Lucas datang dengan napas terengah-engah, dibelakangnya ada seorang gadis berambut panjang tengah tersenyum manis pada Tiger yang masih memasang wajah datar.
Ditambah lagi dengan informasi yang Lucas bawa, menambah aura dingin dan tidak bersahabat yang Tiger keluarkan kian menguar. Tanpa banyak bicara Tiger bergerak, dia meremas tapi tas ransel yang terlampir di pundaknya untuk menyalurkan emosi.
"Gadis itu," Desisnya.
Langkah panjangnya membawa dia keluar dari area sekolah, kedua matanya menatap ke area sekitar. Tidak ada yang menarik di mata si anak singa, tapi saat netra tajamnya terarah pada titik yang cukup jauh dari jangkauan matanya, dia melihat sesuatu yang janggal.
"Dimana gadis itu tinggal?" Tanyanya pada Lucas yang tiba-tiba sudah berada di dekatnya.
"Ah... Info yang aku dapatkan tadi dia dan Sovia tinggal di asrama yang sudah disediakan oleh pihak sekolah." Ucap Lucas santai. Tapi tidak lama remaja pria itu terlihat berpikir, dahinya mengernyit cukup dalam lalu kembali berucap.
"Tapi untuk apa Sovia tinggal di Asrama, bukankah dia orang kaya?" Imbuhnya lagi.
Sayang Tiger tidak menjawab, remaja pria itu terus saja terfokus pada titik yang semakin membuat jantung kian bertalu. Mata tajamnya tidak lepas sedikit pun dari sana, terlebih sesuatu yang janggal itu terlihat mulai bergerak.
"Apa yang akan terjadi setelah chip itu masuk kedalam tubuh seseorang?" Tanya Tiger lagi, kali ini terdengar gusar dan khawatir, sepertinya.
Lucas yang tidak terlalu fokus tidak langsung menjawab, dia terlihat berpikir sejenak, cukup menyita waktu membuat Tiger berdecak kesal dan menoleh pada sahabatnya itu.
"Lucas!" Tegur nya.
"Ah... Itu, mudah terlacak. Kau tahu bukan, setelah benda itu bersentuhan dengan objek hidup apa yang akan terjadi," sahutnya dengan sedikit tidak yakin.
"Shi*it!" Tiger mengumpat kasar, dengan cepat dia berlari meninggalkan Lucas yang terlihat kebingungan.
Lucas hanya mengernyitkan dahi melihat kepergian Tiger, sepertinya otak cerdas remaja itu belum konek sepenuhnya hingga membutuhkan satu pukulan agar berjalan dengan baik.
"Dia kenapa? Apa yang- astaga, jangan-jangan?" Setelah cukup lama ngelag akhirnya otak Lucas kembali berfungsi. Dia bergegas menyusul Tiger yang entah pergi kemana, sesekali Lucas memaki karena larinya tidak cukup kencang seperti sahabatnya itu.
"Sepertinya aku butuh ekstra kurikuler lari cepat." Gumamnya dengan napas terengah.
Ditempat lain, tepatnya disalah satu gedung yang menjadi tempat tinggal para siswa-siswi disekolah Internasional tersebut, Camelia terlihat sudah mengganti seragam sekolah nya dengan pakaian santai. Hanya celana pendek selutut dan kaos putih bergambar boneka beruang yang sudah pudar warnanya.
Gadis berambut sebahu itu mendudukkan dirinya diatas tempat tidur kecil yang cukup hanya untuk satu orang saja, dia mulai membuka buku tebal yang harus dipelajarinya selama disini. Menjadi siswi terpilih untuk mewakili sekolahnya di Indonesia membuat Camelia sedikit terbebani.
Bukan hanya nama baik sekolahnya saja yang dia pertaruhkan tapi juga nama negara serta namanya sendiri. Sebenarnya Camelia tidak pernah bermimpi pergi ke negara ini, melihat Burj Khalifah dari jarak dekat, melihat padang pasir yang membentang luas, dulu hanya ada didalam angan dan ponsel miliknya.
Padahal menurutnya disekolah asalnya masih banyak siswa dan siswi yang pintar, mungkin melebihi dirinya, seperti Rania anak dari Camat di daerah tempat tinggalnya.
TOK..
TOK...
TOK...
Gedoran pintu yang cukup kencang membuyarkan lamunan Camelia. Dia sedikit tersentak, mengerjapkan mata bulatnya yang terbalut kacamata baca bening. Camelia masih terdiam di tempat, ada rasa ragu saat mendengar gedoran yang dilakukan oleh seseorang diluar kamar asramanya.
"Siapa sih yang datang? Kenapa gedor pintunya gak sopan banget?!" Sungut nya penuh kekesalan, hingga akhirnya dia bangkit dengan malas berjalan menuju pintu karena gedoran yang terdengar kian mengganggu pendengarannya.
MAAF YA BELUM NEMU YANG MATANYA BULET🤣🤣🤣🤣
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Rifa Endro
bikin penasaran sih, paa sebenarnya yang sedang dilakukan di macan dingin ini
2023-12-02
1
🍊 NUuyz Leonal
sesekali Kalian menuggu yang tak pasti 🤭🤭
2023-11-09
0
🍊 NUuyz Leonal
emang ciri khasnya othor satu ini ya memotong ucapan orang wkwkwkwk
2023-11-09
0