Sepanjang Miss Velin menjelaskan Tiger terlihat sibuk sendiri, berulang kali dia melirik kearah jendela, mengigit ujung bolpoin seperti anak kecil yang kurang uang jajan. Raut wajahnya begitu gelisah, kaki panjangnya yang ada dibawah meja terus saja bergerak.
Kriiiinngggg....
Bell penanda berakhirnya aktivitas belajar mengajar terdengar begitu nyaring, Miss Belinya mengakhiri pertemuan hari ini dan bergegas keluar dari kelas diikuti oleh Tiger. Entah sejak kapan pria muda itu bangkit dari tempat duduknya, bahkan Lucas yang biasanya lebih dulu menemuinya terlihat cukup terlambat.
"Astaga, ada apa dengan macan kita hari ini?" Gumamnya.
Tanpa banyak bertanya lagi Lucas bergegas, dia melompati beberapa kursi agar bisa menyusul langkah lebar sahabatnya. Lucas melihat ada yang tidak biasa dengan sikap Tiger hari ini, mulai dari pagi tadi hingga sore ini pun sahabat sekaligus partnernya tersebut sedikit lebih berbeda.
"Hai, Luc. Apa kita bisa-,"
"Nanti malam saja ya Sayang, aku akan menemui. Hari ini aku ada urusan mendadak, bye bye Valerie!" Lucas tidak menghentikan laju kakinya saat ada seorang gadis cantik nekat menghadangnya, dia tetap berlari mengejar Tiger yang sudah tidak terlihat lagi.
"Valerie? siapa Valerie, hei aku Annette Luc! Sialan, jangan bilang itu selingkuhanmu!" Gadis itu terdengar murka dibelakang sana, tapi sepertinya Lucas tidak ada waktu untuk mengurusi pacarnya yang entah keberapa. Sifat Playboy yang dimilikinya memang tidak cukup untuk memiliki pacar lebih dari satu.
Sementara di tempat lain, tepatnya di sebuah bangunan tinggi dengan fasilitas mewah dan canggih seorang gadis berambut pendek tengah menikmati beberapa potong roti yang tidak sengaja dia temukan dilemari kabinet dapur.
Sejak pagi hingga siang dirinya harus rela menahan lapar karena tidak tahu harus berbuat apa. Mencari makanan didalam lemari es dia tidak menemukan apapun kecuali soda dan air mineral.
Padahal dia berharap ada bahan makanan yang bisa dimasak dan dinikmatinya untuk sekedar mengganjal perut, bahkan sebutir telur pun tidak ada.
Lalu apa gunanya benda itu disini? Lebih baik jual saja untuk membeli makanan.
"Udah ngurung aku disini, enggak dikasih makan pula, memang dasar Macan Edan. Dikira aku Tonggeret cuma makan angin!" Sungut nya kesal dengan mulut penuh roti.
"Pingin makan nasi, pake sambal sama kerupuk juga enggak apa apa deh, tapi kalo bisa ada lalapan sama ikan asin juga, udah itu aja cukup." Oceh nya lagi sembari menggigit roti yang terasa hambar di mulutnya.
Suasana kembali hening, kedua mata bulat gadis itu menatap hamparan kendaraan dan beberapa manusia yang tengah beraktivitas dibawah sana. Mereka terlihat begitu kecil dari atas sini, ketinggian dari lantai 21 ternyata begitu mengerikan. Tidak dapat dia bayangkan kalau terjatuh dari jendela ini apa mungkin masih bisa diselamatkan?
Camelia bergidik, dia reflek menjauh dari kaca jendela dengan wajah ngeri. Bulu kuduk nya berdiri, bahkan lututnya terasa lemas saat membayangkan semua itu.
Dan sayangnya belum sempat rasa cemas itu hilang Camelia kembali mendengar pintu apartemen diketuk seseorang, tidak lebih tepatnya bell pintu berbunyi. Karena Sishi si robot dimatikan sensornya oleh Tiger jadi apartemen mewah ini terasa sepi dan seperti apartemen biasa.
Bunyi bell kian terdengar, Camelia yang tidak tahu harus membuka pintu atau membiarkan masih terdiam ditempat. Jujur dia masih trauma dengan kejadian di asrama waktu itu, Camelia takut kalau dirinya membuka pintu ternyata yang ada diluar sana adalah orang-orang yang kemarin hendak membawanya pergi.
Karena Camelia yakin kalau itu bukan Tiger, pria ketus itu pasti tidak akan repot menekan bell untuk masuk ke apartemennya sendiri. Tiger pasti langsung masuk bahkan tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu.
"Siapa sih?" Gumamnya.
Bola mata bulat Camelia bergerak liar, entah apa yang sedang dia cari tapi yang pasti gadis itu tengah mencari sesuatu yang bisa membuat dirinya tahu siapa orang diluar apartemen ini.
"Dimana sih tombol buat ngidupin kamera cctvnya? enggak mungkin kan apartemen mewah kayak gini gak punya cctv?"
Kaki Camelia mulai melangkah, dia berjalan menuju ruang depan. Didekat pintu memang ada sebuah layar yang diyakininya adalah monitor untuk melihat siapa tamu yang hendak berkunjung kesini, tapi sayangnya tidak menyala, Tiger pasti mematikannya sejak dirinya masuk ke apartemen ini.
Disaat Camelia sibuk mencari tombol sensor, bell yang terus saja berbunyi tidak lagi terdengar tapi sepertinya Camelia tidak menyadari saking sibuk dengan pencariannya. Hingga beberapa menit berlalu gadis itu tidak kunjung menemukan apa yang dicari, sampai akhirnya-
"Sedang apa kau?"
Dugh...!
"Awww...!" Camelia memekik kecil saat ubun-ubunnya terbentur ujung meja. Saat ini posisi gadis itu sedang berjongkok di bawahnya, mencari sebuah tombol yang bisa membuatnya melihat siapa orang yang ada diluar.
Dengan wajah yang meringis Camelia bangkit, tangannya masih mengusap kepalanya yang terasa sakit karena terbentur. Beberapa sibuk dengan dunianya sendiri hingga akhirnya Camelia menyadari kalau tadi dia mendengar suara seseorang hingga membuatnya terbentur ujung meja karena terkejut.
"Eh... Kau sudah pulang? Tadi-,"
"Ini seragammu dan semua barang-barangmu yang ada di asrama. Mulai sekarang kau tinggal disini sampai keadaan kondisif." Setelah mengatakan itu dia berbalik meninggalkan Camelia yang masih mematung menatap sebuah koper dan paperbag besar di lantai.
Jadi dirinya beneran pindah kesini? di apartemen ini?
Bersama si Macan?
Camelia terduduk lemas di lantai, dirinya belum bisa menerima semua yang terjadi. Bermimpi untuk menjadi murid teladan yang baik, membanggakan nama negara dan sekolah serta keluarga, kini malah terjebak oleh situasi rumit yang tidak dimengerti olehnya.
Tapi tunggu, kenapa Tiger bisa masuk? bukankah tadi ada orang yang menekan bell berulang kali? Tidak mungkinkan kalau itu Tiger, atau orang itu sudah pergi sebelum Tiger datang?
Otaknya kembali berpikir berat, sama seperti berat langkahnya yang berusaha mendekat pada koper. Menarik benda itu dengan susah payah karena rasanya tenaganya sudah terkuras habis setelah mendengar ucapan Tiger tadi.
Disaat Camelia melangkah lelah, di ruang depan Tiger tengah duduk bersama Lucas ditemani sebuah laptop dan seorang pria remaja seusia mereka berdua yang sedang mengotak-atik keyboard.
"Aku rasa tadi ada yang ingin bertamu ke apartemen mu, sayang sekali sensor pengaman disini kau matikan," Cetus nya ringan.
Pria muda berkacamata itu menyeruput jus kemasan yang tadi dibelikan oleh Tiger, dengan tangan sibuk bergoyang diatas keyboard laptop.
Didekatnya Lucas menaikan sebelah alisnya, melirik pada Tiger yang juga tengah menatap lekat pada grafik di laptop rekannya.
"Aku ingin secepatnya cari cara agar benda itu keluar dari tubuh gadis itu tanpa perlu membedah nya, aku serahkan padamu Emmir. Dan untukmu Luc, jangan ceroboh lagi, selesaikan semuanya dengan baik aku akan memberikan makanan ini dulu pada gadis itu. Sepertinya tadi pagi aku lupa memberinya makan," Ujarnya terdengar pelan namun tegas dan memelan diakhir kalimat.
Lucas dan Emmir yang masih bisa mendengar gumaman Tiger mendelik dibuatnya Apa katanya tadi, dari pagi Tiger belum memberi makanan apapun untuk gadis malang itu?
Astaga dragon Ball
"Aku berharap gadis malang itu tidak mati kelaparan," Gumam Lucas prihatin. Emmir yang memang pendiam hanya berkedip, didalam hatinya juga ikut prihatin dengan nasib gadis itu. Sudah menjadi inang dari benda berbahaya kini tidak mendapatkan jatah makan dari temannya.
Malang sekali gadis itu.
🪞
🪞
🪞
BERSAMBUNG....
SEE YOU TOMORROW 😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Rifa Endro
astaga !!! dragon ball. memang partner mu memang keji Lucas.
2023-12-02
1
🍊 NUuyz Leonal
ya ampun ini jargonnya anak papa bara muncul lgi 🤭🤭🤭
2023-11-09
0
🍊 NUuyz Leonal
enak itu Mel aku juga mau 😂😂
2023-11-09
0