Matahari semakin naik, para siswa tengah berbaris rapih mengantri makanan yang sudah disiapkan oleh petugas kafetaria. Diantara barusan para siswa dan siswi ada Camelia dan juga Tiger, jarak diantara keduanya hanya terpaut beberapa meter dipisahkan oleh seorang pria remaja yang sedari tadi terus saja membuntuti Camelia sejak keluar dari kelas.
Camelia sudah berulang kali menampakkan gestur tubuh tidak nyaman saat tahu pria muda yang tadi pagi menyapanya itu terus saja mengikutinya, bahkan Camelia juga sudah meminta Sovia untuk mengusirnya tapi sepertinya remaja pria yang bernama Adam itu tidak peduli, dia tetap mengekor pada kedua gadis remaja itu.
Sebenarnya Camelia juga merasa aneh kenapa Adam bersikap manis padanya pagi ini, ya walaupun ketua kelas tampan itu memang memiliki sikap supel pada semua teman kelasnya tapi tidak seperti ini juga, Adam terlihat seperti penguntit sekarang.
"Bisakah kau lebih cepat!" Tukas seseorang dari arah belakang.
Camelia dan Sovia menoleh termasuk Adam yang memang berada tepat dibelakang orang itu, dahi Camelia mengernyit ekor matanya melirik pada Sovia dan dibalas oleh temannya tersebut. Kedua gadis remaja itu perlahan menggeser tubuh mereka, berjalan layaknya kepiting setelah petugas cafetaria sudah selesai menuangkan beberapa menu pada wadah makan siang mereka.
Sedangkan Adam terlihat mempercepat gerakannya karena remaja pria bertubuh tinggi yang ada di dekatnya terus saja menatapnya tajam penuh intimidasi. Adam tahu siapa dia, dan dirinya tidak mau berurusan dengan keluarga Albarack terlebih remaja pria yang tadi terang-terangan menegurnya itu adalah seorang Putra Mahkota keluarga bangsawan itu.
Adam memang bukan orang biasa, tapi kalau dibandingkan dengan Tiger Lioda Albarack dirinya tidak ada apa-apa nya.
Tiger meraih tempat makan siangnya dari tangan petugas cafetaria, dia berjalan mendahului Adam melangkah lebar menuju salah satu meja.
Tanpa permisi dan izin terlebih dahulu Tiger mendudukkan diri di depan seorang gadis berambut sebahu yang saat ini tengah menatap tak percaya kearahnya. Bahkan suapan gadis itu terhenti melayang didepan wajahnya, kedua mata bulatnya mengerjap cepat terlihat heran.
"Hallo... Camelia, Hai Sovia," Sapa Lucas yang juga mendudukkan diri didepan Sovia tanpa izin, disusul oleh Emmir yang juga mengikuti kedua temannya.
"Kenapa kalian duduk disini?" Tanya Camelia dengan raut wajah tidak suka, sangat ketara sekali.
Sementara Sovia mendelik mendengarnya, gadis itu reflek menendang salah satu kaki Camelia dan memelototi temannya. Camelia terlihat tak peduli, dia menyuapkan makanannya dengan tidak berselera, terlebih saat melihat wajah acuh tak acuh Tiger. Remaja bertubuh jangkung itu seakan buta dan tuli bahkan tidak memiliki perasaan kalau saat ini gadis yang ada dihadapannya tidak menyukai kehadirannya.
"Apa kursi dan meja ini milik Ayahmu?" Cetus Tiger datar.
Remaja pria itu mengangkat wajahnya, alis tebalnya terangkat, sudut bibirnya berkedut kecil saat melihat wajah masam Camelia. Dia tahu pasti gadis itu tengah kesal sekarang, tapi Tiger tidak peduli dia lebih memilih untuk kembali menikmati makan siangnya.
"Sovia ayo pindah!" Ajak Camelia.
Gadis itu bangkit, namun gerakannya terhenti saat merasakan ada sesuatu yang menarik rok seragamnya. Camelia menoleh, mata bulatnya mendelik lebar kala melihat sebuah tangan besar sedang memegangi rok rempel selutut yang dipakainya.
Dasar Macan mesum!
"Duduk, atau aku tarik rok mu sampai robek!" Titahnya penuh ancaman.
Bukannya tenang Camelia malah semakin mendelik, wajah cantiknya menatap horor pada Tiger. Dengan gerakan cepat tangannya meraih gelas jus yang belum sempat dia nikmati dan-
Byuuuurrr...!
Tiger memejamkan kedua matanya saat merasakan cairan dingin serta lengket menerpa wajah serta tubuhnya, seragam berwarna putih itu kini terlihat penuh warna pink tua yang berasal dari jus buah naga milik Camelia. Gadis berdarah Indonesia itu terlihat murka, dia tidak suka diancam dengan cara mesum seperti itu, baginya itu adalah sebuah pelecehan.
"Lakukan sekali lagi, akan ku tendang selang*kanganmu sampai bergeser dari tempatnya!" Ancam nya dengan mata tajam.
Camelia bergegas pergi tanpa menghabiskan makan siangnya, naf*su makannya hilang begitu saja, perutnya tiba-tiba saja kenyang setelah mendapat perlakuan seperti itu dari Tiger. Lihat saja, saat Tiger menarik rok seragamnya dan mengancam akan merobeknya semua mata terarah ke arah pada mereka berdua, Camelia malu sekali.
Gadis itu mengusap air matanya, dia berjalan cepat menuju arah toilet untuk membasuh wajahnya. Ya dirinya secengeng itu saat merasa harga dirinya di rendahkan seperti tadi, mungkin bagi orang-orang yang tinggal di negara ini itu hal biasa tapi untuk dirinya yang hidup di negara ketimuran, memiliki keluarga sederhana yang menjaga harga diri itu adalah sebuah pelecehan.
Ditempat tadi tiger terlihat menaikan sudut bibirnya, satu tangannya meraih tissue yang disodorkan oleh Emmir. Semua orang yang ada disana terlihat masih tidak percaya melihat kejadian tadi, banyak siswa-siswi berbisik membicarakan keduanya, terlebih Camelia. Terlebih para siswi, mereka mengerutuki Camelia karena sudah berani membuat wajah tampan seorang Macan sekolah berantakan.
"Kau membuatnya marah," Lirih Emmir. Remaja berkacamata itu menghela napas kasar sembari mendudukkan diri didekat Lucas yang masih terdiam tak percaya.
"Aku akan ke toilet." Tiger bangkit, dia berjalan santai meninggalkan kedua temannya serta Sovia yang terus saja menatap padanya.
"Apa kalian yakin kalau Tiger dan Camelia akan baik-baik saja? Aku takut kalau-,"
"Aah..., Sovia. Bagaimana kabarmu hari ini hm? Apa kita bisa berbicara seben-,"
"Luc," Panggil Emmir pelan.
Lucas berdecak, dia mengangkat satu tangannya mengisyaratkan agar temannya itu tidak mengganggunya, senyum buaya yang sering dia tebar kini terlihat mengembang kembali saat menatap wajah cantik Sovia.
"Apa nanti selepas pulang sekolah kita bisa-,"
"Luc!" Panggil Emmir lagi.
Lucas memejamkan kedua matanya, dia meraup udara sebanyak mungkin sebelum mengalihkan pandangannya pada Emmir. Saat mulutnya siap mengeluarkan sumpah serapah, tubuh Lucas terpaku saat melihat beberapa gadis tengah menatap kearahnya sembari melipat kedua tangan di dada. Tatapan para gadis itu terlihat penuh perhitungan membuat Lucas meringis dan bersiap mengambil ancang-ancang.
"Aku minta tolong pada kalian, halangi mereka oke. Jangan biarkan aku mati sebagai perjaka." Bisik Lucas pada Emmir dan Sovia sebelum dia bangkit dan berlari tunggang langgang membuat para gadis itu memekik kesal.
"Dapatkan Lucas hidup atau mati!" Teriak salah satu dari mereka membuat para gadis lain berlari mengejar sang buaya gurun.
Di lain tempat, Camelia sudah keluar dari toilet. Wajahnya terlihat lebih segar dari sebelumnya walaupun masih sedikit masam dan tidak bersemangat.
"Kau baik-baik saja?"
Camelia tersentak saat mendengar suara seorang pria didekatnya. Gadis itu menoleh, dahinya berkerut dalam kala melihat Adam berada diluar pintu toilet khusus wanita yang dia masukin beberapa menit yang lalu.
Untuk apa pria ini disini?
"Emm... Ya, aku baik-baik saja. Menangnya kenapa? Lalu kenapa kau-,"
"Syukurlah kalau kau baik-baik saja, aku takut kalau kau melakukan hal bodoh di dalam sana. Aku tahu kejadian yang kau alami tadi pasti membuatmu tidak nyaman bukan, tidak apa-apa semuanya akan baik-baik saja. Aku pastikan kalau orang itu tidak akan berani lagi melakukan hal yang-,"
"Melakukan apa? Dan apa yang akan kau lakukan padaku kalau aku melakukan hal yang ada didalam otakmu itu, huh?" Suara berat seseorang berhasil mengejutkan keduanya, terlebih Adam. Remaja pria itu terdiam, jakunnya naik turun, tanpa sadar kedua tangannya terkepal saat ekor matanya melihat kalau orang yang sedang dia bicarakan dengan Camelia ada didekatnya saat ini, tepatnya di belakang tubuhnya.
" Adam Abraham, kenapa kau diam? Ayo katakan, apa yang akan kau lakukan pada orang itu, beritahu aku dan gadis nakal ini mungkin nanti kita bisa bekerja sama." Imbuhnya lagi dengan seringai kecil tercipta di sudut bibirnya.
Camelia yang melihat dan mendengar hanya menghela napas pelan, dia menatap jengah pada kedua pria muda yang ada dihadapannya saat ini.
"Kalian mau bertengkar, adu jotos, adu otot, oh silakan waktu dan tempat sudah dipersiapkan. Bila perlu aku jadi wasitnya, tidak perlu banyak bicara saling menyindir seperti para gadis, buat apa badan besar tapi suka nyinyir." Cetus Camelia terdengar ketus dan kesal, melirik jengah pada pria yang masih memakai seragam kotor akibat tumpahan jus yang dia lakukan tadi.
'Dia memang pantas dapetin itu Camelia, gak usah merasa bersalah oke!' Batinnya.
BERSAMBUNG...
SEE YOU TOMORROW😘😘😘
MAAF BARU UP, DARI PAGI MATI LAMPU GAK ADA SINYAL SAMA SEKALI 😭😭😭😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Yuliana Purnomo
kena batunya si Lucas,,play boy cap kadal gurun
2025-01-08
0
🍊 NUuyz Leonal
🤣🤣🤣🤣🤣 tingkap aja si Lucas biar kapok
2023-11-09
0
Alexandra Juliana
Abraham lagi..apakah dia cucunya si telor ikan?
2023-09-10
0