Tiger's Bab 4

"Mencari siapa ya?"

Dahi Camelia berkerut dalam, mata bulat terbingkai kacamata baca itu mengerjap polos melihat beberapa orang berpakaian hitam yang saat ini tengah berdiri tegap di depan pintu kamar asramanya.

"Bawa dia!"

Kedua mata Camelia membulat mendengarnya, entah insting atau memang hanya reflek untuk menyelamatkan diri, gadis itu segera menutup pintu kamarnya dengan cepat. Dengan tubuh kecil miliknya Camelia berusaha menahan dorongan yang dilakukan oleh orang-orang bertubuh besar dari luar, sungguh tidak sepadan.

Camelia mulai tidak kuat dan menyerah, tenaganya tidak sebanding dengan lawan hingga akhirnya daun pintu itu kian terbuka saat Camelia sudah berada di penghujung.

BRAAK...!

Dengan sengaja Camelia melepaskan pertahanannya hingga membuat orang-orang bertubuh besar itu terdorong masuk, bahkan diantara mereka ada yang terguling di lantai bertumpuk bersama temannya.

Camelia tidak menghilangkan kesempatan, dia bergegas lari dalam keadaan telanjang kaki dan kacamata baca masih bertengger cantik di wajannya. Kedua kaki pendek gadis itu berlari secepat mungkin, berusaha menghindari orang-orang asing yang dia yakin memiliki maksud yang tidak baik.

"Mereka siapa sih, kenapa mau bawa a-AAAKKHH...!" Pekiknya di ujung kalimat saat merasakan dahinya membentur sesuatu yang cukup keras.

Camelia meringis sembari memegangi dahinya yang dia yakinin memerah atau mungkin lebih parah dari pada itu, benjol misalnya.

"Mau kabur, hm?"

Rasa tegang yang tadi sempat berkurang kini kembali memuncak, Camelia dengan ragu mengangkat kepalanya. Netra bulat berwarna coklat itu kian membola, senyuman tipis yang terkesan meringis tercipta di bibirnya. Ingin rasanya Camelia menangis sekarang, setelah berhasil lari dari mulut Buaya kini harus berakhir di mulut Macan.

Dirinya tidak bisa berkutik lagi!

"A-aku... A-aku tidak-,"

"HEI.... ITU DIA!"

Gadis itu kembali tersentak, wajah khawatir serta paniknya terlihat semakin ketara. Dengan cepat Camelia bergerak, berniat untuk melarikan diri dari kejaran orang-orang yang sama sekali tidak pernah memiliki urusan dengannya sedikit pun.

Tapi lagi-lagi langkahnya harus terhenti saat lengannya dicekal seseorang lalu membawanya pergi kearah lorong asrama. Camelia hanya bisa pasrah, kaki pendeknya mencoba menyeimbangkan langkah lebar pria remaja yang saat ini sedang menarik lengannya kencang. Sesekali Camelia menoleh kearah belakang tubuhnya, netranya kembali membola saat melihat siluet orang-orang asing yang berusaha menangkapnya.

"Kita mau kemana?" Tanya Camelia akhirnya.

Napasnya sudah terengah-engah, kedua lututmya mulai melemas dan bergetar saat Tiger terus saja membawanya lari menuruni anak tangga yang tidak tahu berapa jumlahnya. Seharusnya mereka berdua tadi berlari ke arah lift, bukan malah ke arah tangga darurat.

"Berusahalah kabur dariku, maka kau akan mati sia-sis di tangan mereka!" Geram Tiger.

Ujung mata remaja itu memicing tajam pada Camelia yang masih setia mengikuti langkah lebarnya. Tiger seakan lupa kalau postur tubuh mereka berdua sangat jauh berbeda hingga tidak peka dengan keadaan Camelia saat ini. Gadis berambut sebahu itu terlihat kelelahan, keringat semakin membanjiri seluruh tubuh serta wajah ayunya.

"Mereka siapa, apa salahku sebenarnya? Kenapa mereka mau membawaku, memangnya aku mau diapakan?" Camelia terus saja mengoceh, dia benar-benar lelah, bingung, dan tidak tahu harus berbuat apa karena memang tidak pernah berurusan dengan siapa pun sebelumnya setelah sampai di negara ini.

Mungkin kalau di Indonesia, tepatnya di kampung halamannya Camelia akan menebak kalau kejadian ini adalah perbuatan orang-orang yang memang tidak menyukainya, bahkan sekelas anak camat pun tidak menyukai dirinya dikarnakan menganggap Camelia saingan di sekolah.

Lalu orang-orang itu siapa? Kenapa mereka ingin membawanya? Camelia ingin meraung sekencangnya, dia pikir hidupnya di negara ini akan mudah dan berjalan sesuai rencana, tapi nyatanya dia malah berurusan dengan hal yang menurutnya tidak pernah sekalipun dirinya singgung, bahkan remaja pria yang saat ini sedang menarik lengannya erat.

"Berhentilah mengoceh, kau akan tahu setelah keluar dari tempat ini!" Tiger mulai jengah. Dia berusaha menekan emosinya sedari tadi, terlebih saat mendengar Camelia terus saja bersuara. Tiger masih tidak menyangka kalau orang-orang sialan itu akan cepat menemukan objek hidup yang di hinggapi benda berharga untuk para penjahat kelas dunia tersebut.

Sialnya benda yang memiliki banyak menyimpan peta super valid harta karun diberbagai belahan dunia ini tertanam ditubuh seorang gadis cerewet, polos, ceroboh dan juga cebol.

Aish...Ingin sekali Tiger mengatakan lebarkan kakimu!

Ekor mata Sang Putra Mahkota Albarack itu diam-diam melirik pada Camelia yang masih setia mengikutinya walaupun sudah terlihat begitu lelah. Keringat mengalir di area dahi hingga pipi mulusnya, terlihat kucel tapi entah kenapa Tiger sulit untuk mengalihkan liriknya.

Hingga tidak terasa mereka berdua sudah menuruni tangga yang terakhir, dibalik pintu kecil itu ada tempat luas yang akan membawa keduanya keluar dan pergi dari gedung asrama ini.

Braakk...!

Dengan tergesa-gesa dan kasar Tiger membukanya, dia menarik Camelia keluar, napasnya yang tadi terengah sedikit membaik saat hidungnya dapat menghirup udara bebas. Tapi sayang kebebasan yang dirasakan mereka berdua harus kembali tertelan saat melihat beberapa orang yang tadi mengejar serta memaksa untuk membawa Camelia sudah berada di area luar asrama.

"Fuc*k!" Umpat Tiger pelan.

Dia menarik lengan Camelia untuk bersembunyi dibalik tembok. Tubuh keduanya merapat, Tiger merengkuh pinggang kecil Camelia agar gadis itu menempel padanya dan tersamarkan dari pandangan para pria bertubuh besar yang tidak jauh dari posisi mereka berdua.

Entah kenapa juga untuk kali ini Camelia terlihat menurut, gadis itu diam bahkan menahan napasnya sebisa mungkin saat ujung hidungnya bersentuhan dengan dada bidang milik Tiger. Aroma parfume maskulin yang terhirup olehnya membuat kedua tangannya tidak sadar meremas ujung jaket jeans yang dipakai oleh Tiger.

Pasti buka parfume murahan yang harganya cuma 50 ribuan. Dirinya saja cuma memakai parfume yang harganya dibawah 50 ribu, bahkan yang 15 ribuan juga sering dipakai.

"Kemana mereka, kenapa tidak turun juga?! Apa kalian benar-benar mengikuti gadis dan pria remaja itu, atau kalian hanya tidak ingin-,"

"Kami melihatnya Boss, mereka berlari ke arah lorong yang menuju tangga darurat. Atau mungkin mereka masih berada disana dan-,"

"DAPATKAN GADIS ITU HIDUP ATAU MATI! AKU TIDAK PEDULI DENGAN PRIA MUDA ITU, TERSERAH MAU KALIAN APAKAN!" Raung pria berwajah sangar dengan jambang lebat berwarna hitam yang menutupi area rahang hingga bibirnya.

Tiger dan Camelia dapat mendengarnya dengan baik, tubuh keduanya semakin merapat lagi setelah beberapa detik yang lalu sempat merenggang. Tiger yang posisinya masih cukup aman mencoba menggerakkan ekor matanya, dia memastikan kalau orang-orang itu tidak akan menyadari posisi mereka saat ini.

"Dalam hitungan tiga, kita lari. Kau siap!"

Camelia mengangkat wajahnya, menatap lekat pada wajah tampan rupawan milik pria muda yang membawanya dalam situasi tak elegan ini.

"Satu.... Tiga....! " Cetusnya dengan aba-aba tak sesuai ekspetasi Camelia.

GAK NAHAN BANG MACAN😭😭😭😭

Terpopuler

Comments

Nety

Nety

angka 2 ny kemana mas macan 🤦😅😅

2025-02-12

0

Okie Larasati

Okie Larasati

kan,, kan,, bikin emak mikir yg iya iya/Determined/

2024-03-10

0

Dewi Astuti

Dewi Astuti

anak sultan mah beda ngitungnya/Shhh/

2023-12-12

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 69 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!