Camelia menikmati makan sorenya dengan lahap, dia bahkan tidak peduli dengan ketiga remaja pria yang saat ini tengah menatap tanpa berkedip padanya. Namun sayang gadis berambut sebahu dengan pakaian sederhana itu seakan menganggap ketiganya hanyalah makhluk tak kasat mata, Camelia masa bodo dengan cara makannya yang seperti orang kelaparan.
Ya sebenarnya memang dirinya sangat kelaparan, dari pagi hingga sore hanya mengganjal perutnya dengan sepotong roti, dalam potongan jumbo tapi.
"Dia benar-benar kelaparan," Lirih Lucas dengan raut sendu memandang wajah imut Camelia. Memang dasarnya buaya gurun mau bagaimana pun bentuk gadis yang ada dihadapannya saat ini tetap saja matanya hijau, padahal penampilan Camelia jauh dari kata menarik.
Wajahnya kuyu, ada lingkaran hitam disekitar matanya walaupun samar tapi kalau dilihat dari jarak dekat cukup mengganggu.
"Tiger tidak memberinya makan, malang sekali." Timpal Emmir yang saat ini tengah menikmati makanan yang Tiger beli saat menuju apartemen.
Sementara si pelaku hanya menatap datar pada kedua temannya itu, wajahnya sama sekali tidak meninggalkan riak apapun, tidak ada ekspresi hingga membuat wajah tampan si anak singa terlihat cukup mengerikan dimata Lucas dan Emmir.
"Habiskan makananmu, kalian berdua ikut aku!" Tiger bangkit, dia berjalan menjauh dari ruang tengah apartemennya menuju balkon. Camelia yang masih menikmati makanannya hanya melirik Tiger lewat ekor matanya, gadis itu mengedikkan bahu dan kembali fokus pada makanan enak yang terlihat melambai penuh goda kearahnya.
Ketiga remaja pria itu duduk melingkar, senja kian terlihat, angin gurun mulai berhembus tapi sepertinya tidak seperti malam kemarin yang mampu menurunkan hujan, Tiger juga berharap kalau malam ini tidak turun hujan.
Remaja pria itu mengusap wajahnya kasar saat teringat kejadian malam kemarin yang membuat-
"Belum ada pergerakan apapun dari mereka. Seperti para kelompok itu tahu kalau gadis yang sedang mereka incar ada ditanganmu, aku sangsi kalau tamu misterius yang datang ke apartemen mu beberapa saat yang lalu adalah salah satu dari mereka, mata-mata mungkin?" Emmir berucap tenang, tapi nyatanya setenang itu dirinya berucap Tiger masih saja tersentak dan membuat lamunannya pecah.
Didekatnya Lucas hanya mengangguk anggukan kepalanya layaknya burung hantu, pria muda berwajah blasteran itu terlihat memperhatikan layar laptop milik Emmir yang masih menyala.
"Aku rasa mereka sedang menyusun rencana, sangat tidak mungkin mereka melepaskan Camelia begitu saja, terlebih gadis itu membawa sesuatu yang paling berharga untuk mereka. Aish... sayang sekali aku bagian dari kalian kalau tidak sudah ku culik gadis itu," Cetus Lucas bergurau, tapi sepertinya gurauannya itu berhasil memancing mata tajam seseorang untuk mengarah padanya.
"Aku hanya bergurau, astaga kau serius sekali." Imbuhnya dengan wajah masam saat melihat lirikan maut yang dilayangkan Tiger dan Emmir kearahnya. Kedua temannya itu memang tidak bisa diajak bercanda terlebih si Macan.
"Aku hanya berpesan, tetap awasi gadis itu. Kau tidak perlu mengurungnya seperti ini, biarkan dia melakukan aktivitas seperti biasanya. Hanya perlu diawasi dari jauh, memastikannya aman. Karena kau tahu sendiri, apa yang akan terjadi kalau chip itu sampai jatuh ke tangan salah satu kelompok penjahat itu. Aku rasa juga kita perlu memberi tahu Paman Lionel agar-,"
"Tidak perlu, kita selesaikan ini dengan cepat!" Tiger menyela cepat, dia tidak setuju dengan usul Emmir yang ingin melibatkan Papanya. Urusannya bisa panjang kalau sampai Bapak Singa itu tahu apa lagi si Mama Singa, terlebih dirinya juga melibatkan gadis cebol yang saat ini masih enggan beranjak dari tempatnya.
Lucas dan Emmir tidak bisa memprotes, mereka berdua menghela napas pelan lalu mengangguk dan kembali fokus pada laptop.
🦁
🦁
🦁
Hari berikutnya...
Tidak ada drama hujan turun membuat Tiger terlihat lebih jinak pagi ini, wajah datar seperti biasanya terlihat dua kali lebih tampan karena tidak ada lagi lingkaran hitam yang menyerupai mata panda di area matanya. Walaupun pelit senyum tapi entah mengapa begitu banyak gadis disekolah ini yang menatap penuh minat padanya, sepertinya sebuah senyuman Tiger adalah hari bahagia nasional untuk kaum hawa.
Tidak jauh darinya Camelia berjalan pelan dengan seragam lengkap. Satu hari bolos membuatnya sedikit gugup, bola mata indahnya terus saja bergulir kesana kemari mengamati orang-orang yang terlihat terus saja memandang kearahnya. Entah perasaannya saja atau memang itu kenyataannya, Camelia menjadi risih.
"Hai, selamat pagi Camelia,"
Tubuh Camelia tersentak saat seseorang tiba-tiba menyapanya bahkan berjalan disisinya dengan senyuman menawan yang mampu membuat kaum hawa terpesona.
"H-hai, Hai Adam." Sahutnya terbata.
Camelia berusaha menampilkan senyuman walaupun sedikit kaku. Berusaha tidak salah tingkah dan bersikap konyol dihadapan remaja pria yang merupakan teman sekelasnya ini, atau lebih tepatnya siswa pintar yang menjabat sebagai ketua kelas.
"Kemarin kau tidak hadir dikelas, apa terjadi sesuatu padamu? Kau baik-baik saja bukan?" Tanyanya penuh perhatian.
Camelia yang belum sempat mengontrol perasaannya kembali dibuat salah tingkah saat mendengar ucapan penuh perhatian dari Adam. Gadis mana yang tidak akan terbawa perasaan kalau remaja pria disebelahnya ini terus saja bersikap manis seperti ini. Atau mungkin hanya Camelia saja yang terlalu ge'er menanggapi semua ucapan Adam.
"A-aku baik-baik saja," Suara Camelia terdengar sedikit bergetar, dia gugup terlihat dari gestur tubuhnya saat ini. Gadis itu melampirkan untaian rambutnya dibalik telinga, tanda itu yang menegaskan kalau saat ini sang gadis tengah gugup.
"Oh syukurlah, aku sempat khawa- maksudku kami dikelas sempat khawatir karena kau tidak memberikan kabar kemarin. Baiklah, ayo kita ke kelas, aku yakin Sovia juga sedang menunggumu." Adam terlihat mengusap leher bagian belakangnya saat dia meralat ucapannya tadi.
Sangat jelas sekali kalau Adam juga sedang salah tingkah, entah apa yang sedang remaja itu rasakan sekarang yang jelas tindak tanduknya berhasil membuat kedua sudut bibir Camelia terangkat.
Adam merupakan remaja yang supel, mudah bergaul bahkan terkenal ramah pada siapa pun, ya itu yang dapat Camelia rasakan dan lihat. Kalau dibandingkan dengan orang itu tentu saja sikap mereka sangat jauh berbeda.
Camelia memajukan bibirnya saat teringat kembali dengan sikap ketus yang sering dia terima selama beberapa waktu ini dari Tiger. Andai pria muda itu sedikit saja lebih lembut, sabar, pengertian, mungkin dirinya akan-
"Ish... Apasih yang aku pikirin, gila aja!" Gumamnya kesal.
Camelia melebarkan langkahnya, dia mulai naik ke lantai atas melalui anak tangga sama seperti Adam dan penghuni sekolah lainnya. Tanpa dia sadari sedari tadi ada sepasang mata tajam terus saja mengikuti gerak-geriknya bahkan interaksinya dengan Adam tidak luput dari pandangan orang itu. Hanya beberapa detik, setelah Camelia menghilang dibalik tembok pemilik mata tajam itu berbalik meninggalkan tempat persembunyiannya dan bergegas pergi.
BERSAMBUNG...
SEE YOU TOMORROW 😘😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Rifa Endro
siapa ???
2023-12-02
1
Ivana Orzora
wahhh stalkernya siapa ya??
2023-11-11
0
🍊 NUuyz Leonal
wah wah siap siap aja ada yang bakal jadi stalker nih
2023-11-09
0