Gue mah apa cuma istri

Seperti yang Aurora rencana kan ia berhasil membuat Keyla tersiksa hari ini. Ia menampar wajah Keyla dengan kasar, bukan hanya satu atau dua tamparan melainkan sepuluh tamparan yang ia layangkan di pipi mulus Keyla. Seperti biasa Keyla hanya bisa terdiam tanpa melawan, di tambah tatapan tatapan kebencian yang di berikan mereka kepadanya. Membuat Keyla semakin pasrah dalam keadaan.

Mungkin ini sudah takdirnya. Aksa, suaminya sendiri lebih memilih percaya pada Aurora, gadis yang ia bilang sangat ia cintai. Hingga ia rela menghancurkan hidup Keyla demi gadis itu. Keyla hanya bisa bersabar dan pasrah kepada Allah SWT. Pasti ada kebahagiaan di balik kejadian yang ia alami selama ini.

Aksa keluar dari dalam kamarnya bersamaan dengan Keyla yang juga baru keluar dari kamarnya. Aksa menatap bekas tamparan di pipi Keyla dalam diam. Ada sedikit rasa bersalah di dalam hatinya, namun ia tidak ingin memperlihatkannya. Lagi pula ia melakukan ini semua demi Aurora, ia tidak ingin ada yang menyakiti kekasihnya itu termasuk Keyla sekalipun.

Setelah menutup pintu kamarnya Keyla berniat beranjak pergi tanpa memperdulikan Aksa yang terus memperhatikannya. Ia masih kesal dengan laki-laki itu, karena tidak mempercayai ucapannya.

"Pipi lo," ucap Aksa membuka suara yang membuat Keyla menghentikan langkahnya.

Keyla hanya menoleh menatap Aksa datar tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Pipi lo udah di obat?" lanjut Aksa.

Keyla tersenyum miring, ia terkekeh pelan mendengar penuturan dari laki-laki di hadapannya itu. Untuk sesaat ia di buat bingung dengan sikap Aksa. Di mana terkadang Keyla merasa Aksa perduli pada Keyla dan terkadang juga tidak. Entah apa mau laki-laki itu, Keyla benar-benar di buat muak dengan sikapnya.

"Gak usah sok perduli. Kan ini yang lo mau, lo yang nyuruh Aurora buat nampar gue. Jadi jangan sok-sokan nanya deh," balas Keyla yang membuat Aksa bungkam. Ia memang menyuruh Aurora menampar Keyla tapi tidak sampai separah ini, dan juga Aksa sedang di kuasai emosi tadi.

Keyla hendak kembali melangkah namun lagi-lagi suara Aksa menghentikannya.

"Lo mau kemana? Kerja?" tanya Aksa sama sekali tidak memperdulikan tatapan sinis dari Keyla.

"Gak usah sok perduli gue bilang!" ketus Keyla kemudian kembali melanjutkan langkahnya yang tertunda.

"Keyla!" bentak Aksa yang membuat Keyla lagi-lagi menghentikan langkahnya.

Aksa berjalan mendekati Keyla dan berdiri di hadapan gadis itu dengan tatapan penuh amarah.

"Lo punya sopan santun gak? Gue nanya baik-baik, tapi lo malah jawab gak sopan kayak gitu. Lo bener-bener gak menghargai gue sebagai seorang suami tau gak!" cerocos Aksa panjang lebar.

Keyla mengangkat kepalanya, menatap Aksa dengan heran. Mau Aksa ini sebenarnya apa sih. Keyla jadi bingung di buatnya. Kemarin dia yang tidak mau mengaku sebagai suami Keyla, sekarang dia malah marah-marah karena tidak di hargai sebagai seorang suami.

Keyla menghela nafasnya pelan, manik matanya menatap lurus wajah Aksa.

"Lo aneh ya Sa? Kemarin lo yang gak mau di perlakukan sebagai seorang suami. Lo bilang lo tertekan, lo inilah, lo itulah. Tapi sekarang lo malah minta di hargai sebagai seorang suami? Gue gak salah denger kan?" Keyla mendorong pelan bahu Aksa dengan telunjuknya, "Asal lo tau aja, selama ini gue udah berusaha menjadi seorang istri yang baik dan berusaha untuk menghargai lo sebagai seorang suami. Tapi lo, lo pernah gak menghargai gue sebagai seorang istri?"

Aksa diam tidak menjawab, lagi-lagi ia di buat tidak bisa berkutik di depan gadis itu. Mata Keyla mulai berkaca-kaca tidak dapat menahan kesedihan di dalam hatinya.

"Yang lo pikirin cuma Aurora, Aurora terus. Ya iyalah dia kan pacar lo, gue mah apa cuma istri. Gak lebih penting dari pacar lo itu kan?" Keyla menghapus air matanya yang hampir jatuh kemudian pergi meninggalkan Aksa yang terdiam di tempatnya.

Namun baru beberapa langkah ia melangkah, Keyla membalikkan tubuhnya seraya berdecak sebal. Kemudian menghampiri Aksa dengan wajah kesal.

Aksa di buat kaget saat Keyla menarik tangan kanan Aksa dan mencium punggung tangannya.

"Gue izin ke rumah aba, mau kerja kelompok sama Amel. Gue gak ada masak, kalau laper masak sendiri gak usah manja. Assalamualaikum," kali ini Keyla benar-benar pergi dari hadapan Aksa, walaupun kesal dengan Aksa ia masih berusaha untuk menjadi istri yang baik dengan meminta izin sebelum pergi keluar rumah. Kalau masalah tidak masak, ya biarlah itu sebagai hukuman untuk Aksa.

"Walaikumsalam."

Aksa benar-benar frustasi sekarang, semenjak kenal dengan Keyla perasaannya selalu di buat gelisah. Aksa yang dulu yang hanya selalu memikirkan Aurora, sekarang seperti terbagi menjadi dua antara Aurora dan Keyla. Di mana Aksa berusaha untuk meyakini hatinya bahwa ia hanya merasa bersalah pada Keyla. Makanya ia selalu memikirkan gadis itu. Tidak lebih dan tidak kurang, di hati Aksa hanya ada Aurora.

...💍...

Setelah sholat Ashar di masjid barulah Keyla pergi ke rumah abanya. Hari ini ia dan Amel memutuskan untuk mengerjakan tugas kelompok yang telah ibu Neti berikan di rumah Keyla. Yang berarti di rumah aba Keyla, karena teman-temannya tidak tahu tentang pernikahan Aksa dan Keyla. Dan kebetulan juga ini hari Jumat, yang berarti Keyla libur kerja.

"Assalamualaikum."

"Walaikumsalam. Eh ada nak Keyla," seorang wanita paruh baya yang menggunakan kerudung berwarna coklat keluar dari dalam rumah Agam. Wanita itu tersenyum hangat menyambut kedatangan Keyla, ia adalah bik Ina, art yang Keyla tugas kan untuk mengurus rumah selama Keyla tidak ada.

Setiap pagi bik Ina akan datang kerumah aba Keyla untuk membereskan rumah dan masak untuk Agam. Setelah tugasnya selesai ia akan pulang dan akan datang lagi ketika sore hari untuk mengangkat jemuran nya dan masak lagi untuk Agam. Seperti itulah setiap harinya setelah Keyla sudah menikah dengan Aksa, ia jadi tidak bisa merawat aba nya lagi.

"Eh bik Ina," setelah melepaskan sepatunya Keyla menghampiri bik Ina dan mencium punggung tangan wanita itu, "Aba mana bik?"

"Aba kamu masih di masjid sudah dari sholat ashar tadi," jawab bik Ina.

"Oh gitu. Bibik udah mau pulang ya?" tanya Keyla, melihat bik Ina yang sudah membawa dompet kecilnya.

"Iya tugas bibik sudah selesai, jadi bibik mau pulang. Kamu pasti kangen ya sama aba kamu, makanya pulang," ucap bik Ina, selama ini bik Ina mengira kalau Keyla tinggal di kos-kosan dengan alasan lebih dekat dengan tempat kerjanya. Mana mungkin Keyla bilang kalau dia sudah menikah, bisa habis dia.

Keyla menyunggingkan senyumnya, "Hehe iya bik, Keyla kangen banget sama aba."

"Ya udah kalau gitu bibik pamit pulang dulu ya. Assalamualaikum," tak lupa sebelum pergi bik Ina sempatkan mengusap lembut puncak kepala Keyla, kebetulan ia juga mempunyai anak gadis seumuran Keyla. Jadi ia sudah menganggap Keyla seperti putrinya sendiri.

"Iya bik, hati-hati. Walaikumsalam."

Keyla masuk ke dalam rumahnya dan duduk di kursi ruang tamu. Ia mengeluarkan buku-buku yang ia perlukan untuk kerja kelompok bersama Amel. Sekarang ia hanya perlu menunggu gadis itu.

Ting

Suara notifikasi WhatsApp dari ponsel Keyla berbunyi. Keyla menatap layar ponselnya tertera nama Amel sebagai sang pengirim di sana. Buru-buru Keyla membuka pesannya.

Amel

|Assalamualaikum Key

|Sorry banget key gue gak bisa dateng buat kerja kelompok, gue tiba-tiba ada urusan mendadak.

|Lo kerjain sendiri bisa kan?

Terpopuler

Comments

in_JUMI

in_JUMI

akas nyebelin...
ditunggu mampirannya di cerita aku y k

2023-10-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!