Will you marry me?

"Gimana kalau kita nikah dulu baru pacaran?"

Keyla terbelalak kaget, "Astaghfirullah. Gila ya lo? Nikah bukan buat main-main kita masih kecil masih anak sekolah."

Apalagi ini Keyla kira Aksa sudah menyerah tapi ternyata ini lebih parah.

"Umur kita udah 18 tahun sebentar lagi 19. Bukan anak kecil lagi, buat anak juga udah bisa."

"MULUT Lo!" pekik Keyla.

"Kenapa? Gue bener kan? Atau mau praktek sekarang?" tanya Aksa santai.

Wah kali ini Keyla sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi, Aksa benar-benar sudah keterlaluan. Lisan nya terus mengucapkan istighfar, dan mengelus dadanya agar tidak terbawa emosi.

Keyla memejamkan matanya berusaha untuk mencerna semua kata-kata Aksa barusan. Kepalanya tiba-tiba pusing melihat tingkah Aksa yang di luar nalar ini. Apa yang membuat pemuda itu sangat terobsesi ingin menjadi pacarnya. Padahal setahu Keyla Aksa berpacaran dengan Aurora, teman sekelasnya.

"Terserah lo deh Sa. Gue mau pulang, capek gue. Anggap aja pembicaraan kita tadi gak pernah ada," ucap Keyla, ia hendak melangkahkan kakinya namun Aksa lagi-lagi menghalanginya.

"Apalagi sih Sa. Gue mohon jangan ganggu gue lagi," pinta Keyla.

"Kalau lo gak mau di ganggu gue lagi. Lo harus jadi pacar gue, tapi lo nya gak mau. Makanya gue ngajak lo nikah. Gampang kan?"

"Astaghfirullah Ya Allah."

Keyla menatap Aksa tak percaya. Gampang? Dia bilang gampang? Apanya yang gampang? Pusing kepala berbie eh bukan maksudnya Keyla.

Keyla diam seraya memijit-mijit kepalanya yang mulai pusing. Ia harus memikirkan cara agar Aksa tidak mengganggunya lagi. Tapi apa? Keyla bingung.

"Jadi gimana? Lo mau gak nikah sama gue," lagi-lagi kata-kata yang keluar dari mulut Aksa serasa seperti jarum yang menancap di kepala Keyla, membuat kepalanya berdenyut pusing.

"Mending lo diem dulu deh Sa. Stres gue denger omongan lo," ucap Keyla. Ia sedang memikirkan sesuatu untuk menghentikan Aksa.

Berpikir, berpikir, ayo berpikir, ayo otak keluarkan semua ide-ide brilian mu. Aha Keyla ada ide.

"Oke gue bakalan nikah dengan lo, asalkan lo dapat izin dari orang tua gue. Kalau gak lo jangan gangguin gue lagi!" ucap Keyla, ia yakin idenya ini akan berhasil. Mana mungkin kan ayahnya akan setuju, mereka kan masih anak sekolah.

Aksa terdiam beberapa saat memikirkan persyaratan yang di berikan Keyla. Gadis ini kenapa semakin mempersulit hidupnya, padahal jika dia mau berpacaran dengan Aksa pasti masalahnya tidak akan sampai seperti ini. Aksa hanya butuh berpacaran dengan Keyla selama setahun setelah itu Aksa tinggal memutuskannya. Karena itu tantangan yang di berikan oleh teman-temannya.

Aksa mengangguk setuju, "Oke gue setuju. Awas aja kalau lo bohong!"

"Iya tenang aja insya Allah gue gak akan bohong."

...💍...

"Ma aku mau nikah," ucap Aksa yang seketika membuat ibunya yang sedang santai menonton televisi melotot ke arahnya.

"Apa tadi kata kamu? Nikah?!" tanya wanita berhijab bernama Ayudia Gantari itu kaget. Apa-apaan putranya ini, sembarangan mengatakan ingin menikah. Di pikirnya menikah itu main-main kali.

Aksa menganggukkan kepalanya yakin, "Iya nikah. Aku mau nikah ma."

"Kamu jangan bercanda deh Sa. Nikah itu bukan untuk main-main."

Angkasa yang tadinya masih berdiri, berjalan ke mendekati Ayudia dan duduk di sampingnya.

"Aku serius mau nikah. Kan mama juga yang larang aku pacaran, karena pacaran itu dosa. Jadi aku nikah aja biar gak dosa," jelas Aksa tanpa dosa.

Ayudia ternganga menatap putranya yang tersenyum ke arahnya. Takjub dengan pernyataan putranya yang di luar nalar. Iya memang dia melarang Aksa berpacaran, karena hal itu dosa. Tapi tidak harus menikah juga, apalagi dia masih sekolah.

"Kamu itu masih anak sekolah, udah mikir nikah aja. Udah mending kamu fokus belajar aja, biar nanti bisa bantu papa kamu ngurusin perusahaan," ucap Ayudia seraya menyentil kening Aksa pelan.

Aksa mengusap keningnya. Ia menggenggam tangan ibunya, berusaha untuk mendapatkan izin untuk menikah.

"Sebentar lagi kan aku lulus ma. Aku udah gede, udah 18 tahun. KTP aja udah punya, masa gak boleh nikah sih," rengek Aksa. Pokoknya ia harus mendapatkan izin kedua orang tuanya, setelah itu baru minta izin dengan orang tua Keyla. Jika semua setuju maka mereka akan menikah.

"Ya Allah astaghfirullah. Anak ini," Ayudia memegangi kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing. Punya anak satu saja bisa sepusing ini bagaimana kalau banyak. Ia tidak tahu, entah apa yang membuat putranya itu tiba-tiba kebelet menikah. Aksa tidak melakukan kesalahan yang fatal kan? Tidak mungkin, Aksa bukan anak yang seperti itu.

"Boleh ya ma," ucap Aksa dengan senyuman manis terpatri di wajahnya. Ck ck ck dia memang tampan persis seperti papanya waktu muda.

"Kamu gak ngelakuin sesuatu yang gak bener kan Sa, sampai kebelet nikah begini?" tanya Ayudia, ia harus memastikan kenapa Aksa kebelet ingin menikah.

Aksa terdiam masih belum paham dengan maksud pertanyaan ibunya.

"Maksudnya gak bener gimana ma?" tanya Aksa bingung.

"Kamu gak ngehamilin anak orang kan?" tanya Ayudia yang membuat Aksa terbelalak.

Aksa menggelengkan kepalanya cepat seraya mengibas-ngibaskan tangannya, "Gak ada lah ma, aku kan anak baik-baik. Aku cuma pengen nikah aja."

Mendengar hal itu Ayudia hanya terdiam,

menatap wajah putranya. Memastikan tidak ada kebohongan di sana.

"Gimana? Boleh ya ma?" tanya Aksa untuk yang kesekian kalinya.

Ayudia melirik Angkasa yang masih tersenyum ke arahnya kemudian menghela nafasnya pasrah. Ini kalau tidak di izinkan Aksa pasti akan terus memaksa dan melakukan hal di luar nalar lagi. Dia akan terus berusaha dengan berbagai ancaman agar kemauannya di turuti.

"Kalau boleh memangnya kamu mau nikah sama siapa? Sama aurat aurat itu? Kalau dia mama gak setuju," ucap Ayudia.

"Aurora ma namanya. Bukan aurat," tegas Aksa, bisa-bisanya mamanya selalu menyebut nama gadis pujaannya itu aurat kenapa gak urat sekalian.

"Pokoknya itu lah. Emang kamu mau nikah sama dia?" tanya Ayudia lagi.

Aksa menggeleng seraya tersenyum, "Bukan ma, aku tau kalau sama dia pasti mama gak bakalan setuju. Padahal Aurora anak baik-baik kok," ia menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa, "Tapi aku mau nikah sama orang yang pasti mama bakalan suka kok, menantu idaman mama deh pokoknya."

Ayudia mematikan televisi kemudian juga ikut menyadarkan tubuhnya di sofa. Ia menghela nafas panjang seraya memijit-mijit kepalanya. Putranya benar-benar membuatnya pusing sekarang.

"Ya udah tunggu papa kamu pulang dari luar kota besok, kamu minta izin sama papa. Kalau kata papa boleh ya udah berarti boleh," Ayudia memejamkan matanya, berusaha untuk meredakan rasa pusingnya.

Aksa menegakkan tubuhnya menatap ibunya dengan senyum sumringah, "Yes makasih ma. Lopyu mom."

Ayudia hanya geleng-geleng saat Aksa memeluknya erat. Salah makan apa dia dulu waktu hamil Aksa. Padahal dia sudah membaca buku panduan ibu hamil deh atau salah buku ya?

Terpopuler

Comments

lily

lily

Aksa gk mikir apa, nanti istrinya bakal di nafkahin pake apa

2024-04-04

1

Peta Dora

Peta Dora

Sat set sat set ya bun🤭

2023-11-13

3

mudahlia

mudahlia

wkwkwkwkk ada ja

2023-10-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!