Akhirnya malam hari pun tiba, aku benar-benar tidak sabar untuk bertemu dengan Kevin, karena aku istirahat lebih dulu di kamar aku bisa segera masuk ke dalam ruang angkasa kami.
Membersihkan rumah kecil di ruang angkasa itu, sambil menunggu nya datang ke pintu, menyiapkan makan malam buatan ku juga hingga akhirnya dia muncul di belakang, dan memeluk pinggang ku erat. tangan nya naik mencoba untuk masuk kedalam tapi sebelum itu terjadi aku segera memukul nya dengan spatula.
"Hentikan tidak liat aku masak?"
Dia tidak merasakan sakit tapi malah tertawa lebar dengan sembrono nya memeluk pinggang ku lebih erat daripada tadi.
"Istriku~"
Aku tidak menggubris nya melanjutkan mengoseng oseng tumis sayur buncis ini yang perlu di aduk, bersama orek tempe di wajan yang lain. aku sedang bereksperimen membuat masakan dari buku resep yang ia baca di rak.
"Istri~"
"Apa?"
Aku hanya menjawabnya sekilas karena tidak tega untuk membiarkan nya di cuekin oleh diri ku, tapi dia dengan cepat membalikkan badan ku menghadap diri nya dan menidurkan punggung ku ke meja luas sambil mencium bibir ku ganas.
Kalau aku tidak ingat kompornya masih nyala mungkin aku sudah terhanyut oleh ciuman ini, tapi karena aku ingat masakan ku, aku mencubit nya keras hingga ia meringis dan aku terbebas dari nya dan segera memastikan masakan ku.
"Awww.... istri sakit"
Sekarang dia berpura-pura seperti anak anjing yang butuh perhatian, dengan air mata palsu, ah entah kenapa aku jadi bisa melihat tangisan modus atau tidak, lewat novel dan film yang ku tonton akhir akhir ini di ruangan nya.
"Jangan ganggu kalau masak!"
"Mandi sana!"
Akhirnya aku mengusir nya, meskipun tidak tega melihat nya yang seperti itu, dia berpura-pura sangat sedih dan kesakitan, padahal seseorang di ranah kultivasi seperti nya tidak akan merasakan sakit dari cubitan ku, dia hanya ingin diperhatikan tapi itu juga cukup manis sih...
Aku mengangguk kan kepala berkali kali dan melirik yang masih berakting, dan tidak tega mencium pipi nya sambil berkata dengan lembut.
"Mandi ya baru makan habis itu boleh main"
Seketika wajah nya cerah dan bayangan ku terhadap telinga anjing nya naik bersama ekornya berdiri bersemangat. Kevin mencium ku lagi lalu kabur dengan cepat kekamar mandi.
"Hah...."
Aku menghela nafas lega setelah mengusir pria besar itu dan melanjutkan memasak, setelah makanan siap di meja akhirnya dia turun ke bawah, dan kami makan dengan harmonis sambil saling bercerita tentang kegiatan pagi ini.
"Istri"
"Ya?"
"Tuoli menjadi murid ku"
"Eh? sungguh jadi dia menolak anda untuk menjadi Ayah angkat nya?"
"Ya," dia mengunyah makanan nya dengan santai dan melihat ke arah ku seperti nya dia takut aku kecewa.
"Ada apa? mata mu menatap ku seperti itu... takut kalau aku sedih ya?"
Aku meledeknya dan memberikan potongan sayur yang ia benci tapi menyehatkan tubuh untuk dimakan ke dalam mangkuk nya. seperti anak kecil saja tidak suka sayur. tapi pada akhirnya dia memakannya dengan lahap apa yang kuberikan.
"Tidak tuh...."
Ucap nya mengelak dari pandangan ku, sudah pasti pria ini berbohong dengan perasaan nya yang cemas dengan reaksi ku.
"Ya, aku menyukai anak-anak tapi lebih menyukai anak kita nanti, aku lebih suka bersabar menunggu akan anak kami ada di perut ku..."
Aku mengucapkan kata kata itu dengan tulus, sambil menyuapi lauk dengan sumpit ku ke mulut nya langsung. Kevin membuka mulutnya dan melahap makanan yang disuapi. mulai mengunyah.
"Sungguh? tapi istri tenang saja tuoli juga akan menghibur mu.... karena dia akan mengikuti ku seperti ekor."
"Hahahaha...., baik baik, saya menantikan kedatangan kalian disini..."
Aku tersenyum cerah setelah nya, lalu Kevin mulai bertanya bagaimana keadaan ku di rumah, tentunya saja saya bercerita dengan jujur masalah orang orang desa yang berharap mendapat kan pekerjaan di tempat kami.
"Jadi begitu..."
Kevin mendengarkan dengan seksama cerita ku yang sangat panjang, lalu mulai mengomentari.
"Istri mungkin hari hari lain nya keluarga ku datang, dan orang orang desa tidak akan menyerah datang sekali ke sana."
"Ya saya tau, saya selalu mengikuti rencana anda Kevin"
Dia bangkit dari kursi nya dan mulai merapihkan meja makan mengumpulkan piring kotor, tentunya saja aku juga tidak diam saja dan membantu nya.
"Li Mei.... apa anda bisa kuat mendengar kata-kata menghina yang di ucapkan orang orang?"
Dia menatap wajah ku dengan tatapan sedih. kami mencuci piring bersebelahan. "Maaf menyusah kan mu untuk sekarang ya?"
Aku mencium pipi nya lembut dan membalas.
"Menyusahkan apa nya? anda yang terbaik, bahkan jika reputasi ku jelek aku berjanji tidak akan merusak kualitas bisnis kami."
"Sayang bukan itu mau ku...."
Kevin menggenggam erat tangan ku.
"Aku tidak masalah dengan bisnis kami aku menghawatirkan mu...., aku sedih jika anda sedih...dan aku sakit jika anda sakit... aku juga tidak bahagia jika anda tidak bahagia..., aku bisa membuang segala nya demi kebahagiaan mu Li Mei... jadi katakan sejujurnya jika anda tidak kuat mendengar ledekan mereka aku akan menyumpal mulut mereka semua dan menjadi tameng pelindung mu..."
Hatiku menghangat dengan kata-kata nya yang lembut dan terasa manis ini.
"Ya aku akan bilang pada mu jika aku muak dengan ocehan mereka, tapi sekarang belum aku menganggap mereka lucu seperti anjing yang menggonggong."
"Itu baru istriku..."
Dia menciumi lehernya ku sampai ketempat tempat lain berusaha menggoda aku dengan meminta jatah malam lagi dan aku juga mengaitkan lengan ku leher nya membiarkan diri nya melakukan hal-hal yang ia mau.
Untungnya saja piring terakhir telah di bilas dan ditaruh kerak piring bersih, ia segera menggendong ku dengan lembut dan terus menciumi ku. mencoba membawa ku ke kamar.
"Apa kau akan pulang lebih lama?"
Ciuman nya menggelitik leher ku tapi aku tetap bertanya beberapa hal yang membuat ku penasaran Kepada Kevin.
"Ya..."
Dia berhenti mencium ku dan mendesah panjang setelah mengingat sesuatu.
"Hah ....."
"Mengajar kan seseorang memang sulit ya?"
"Hm? memang nya ada masalah?"
Kami sudah duduk bersama di ranjang besar ini.
"Tidak juga, kamu tidak perlu khawatir aku berjanji akan pulang cepat untuk masalah kecil mengajar orang orang di desa nelayan tentang tambak aku bisa mengaturnya dengan baik. kecuali saat di jalan aku bertemu yang lain mungkin aku bisa terlambat ke rumah kami."
Ia kembali memeluk ku dan mengendus-endus leher ku lagi, dan menjilati nya.
"Baik lah katakan saja padaku jika masalah nya berat oke aku di sisi mu..."
"Iya sayang aku tau~"
Ia mencium bibir ku manja.
"Jangan bahas apapun lagi ya kita harus fokus ngelakuin ehem... ehem... ini ya?"
Aku melihatnya yang benar-benar tidak bisa menahan diri lagi dan ingin tertawa.
"Baik laku kan sesukamu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments