"Li Mei Maaf, ..... Li Mei...Maaf kan aku "
Li Mei tahu aku menyesal... tapi kenapa.
"Ughhh ..!!!"
"Li Mei... Li Mei... istri ku!!!"
Entah kenapa saat diriku mengerang itu terdengar putus asa bagi Li Mei.
Li Mei bertanya tanya kenapa dia melakukan ini sekarang.
"Hm...."
Perlahan istriku menenangkan tangannya yang sedari tadi mendorong diriku menjauh.
Dia pasti sudah menyerah dan membiarkanku melakukan apa yang kuinginkan, karena selama ini aku selalu melakukan yang terbaik untuk memuaskan dirinya, Jika dia menyerahkan tubuhnya dengan sendirinya. ia pasti akan mencapai euforia tinggi dan pikiran nya akan kabur dengan sendirinya.
"Li Mei..."
Istriku memejamkan matanya beberapa kali.
Aku menjepit kedua kakinya dengan tanganku dan bergerak tergesa-gesa seolah-olah aku dikejar-kejar sesuatu.
Rintihan yang terdengar lebih seperti teriakan.
"Ah!!! ahhh!!!"
"Uhh... hufff... hufff..."
Aku terengah-engah karena mendorongnya dengan bringas. Suara kulit yang saling beradu terdengar seperti petir di telinga nya mungkin.
Aku mendorong nya tanpa ampun, hanya memiliki keinginan hanya akan menuntaskan hasrat milikku.
"Huuuh,.... Kevin..ah....ke....vin...!!!"
Tangannya melayang di udara mencari tumpuan pegangannya. Pinggang nya Sudah separuh terangkat dan menggantung di udara sepenuhnya.
Li Mei terlihat menyerah pada keinginan besar milikku.
Tanpa sadar aku jadi terpesona oleh dirinya.
"Ahh!!! ah!!!! yah.........uhh!!"
Suara berisik yang kami ciptakan, perasaan nikmat yang tiada tara, terkadang tidak apa untuk bermain kasar. Memiliki sepenuhnya dirinya juga tidak begitu buruk.
"Oh...oh...Huff...Ke...vin"
Menarik nafas dan memeluk kedua kakinya
"Ughhh"
Perasaan sakit mungkin menjalar ke seluruh tubuhnya saat ini, namun anehnya rasa sakit itu secara ajaib berubah menjadi kenikmatan yang sekali lagi mengalir di dalam tubuhnya.
"Haaa.... uhhhh"
Tanpa dia sadari rasa sakitnya telah hilang dan Li Mei hampir jatuh ke lantai karena setiap tubuhnya berguncang, aku bergerak dengan keras.
"Ohhh... A...m...pun... Ouhhh"
Aku menyukai Posisi kami yang baru seperti ini, dan dia bergerak sendiri untuk memutar pinggangnya sendiri agar aku lebih jauh kedalam . Dan muncullah sensasi baru kenikmatan aneh yang pertama kali dia rasakan.
"Huuu ahhh??"
Nafas dirinya tersenggal-senggal tanpa bisa lepas dari cumbuan milikku. Aku dengar dirinya yang memohon diantara rintihan dan erangan.
"Kevin... jangan.... pikirkan.... orang... lain... Hanya aku satu satunya..."
"Oh ya ampun!!!"
Istriku ingin terus melanjutkan ucapannya tapi tidak bisa karena sekarang ia tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk membuka mulut sensasi nikmat membasuh seluruh tubuh kami berdua. Bagai di lalap api.
"H...hahhh....hah....ahhhh"
"Fyuhhh... Huff...huff..."
Aku melakukan ini seakan aku ingin menelannya, dan memang benar. aku terlalu gila untuk dirinya.
Pikirannya kacau kakinya melengkung dengan kuat karena gelombang kenikmatan yang datang tanpa henti.
Satu tangannya menyentuh lantai dan mencengkram karpet dia juga sekuat tenaga memutar pinggangnya
"Hahh woahhh..."
Seperti pilar yang terdorong nafsu suara kami berdua pasti sangat cabul.
Jika dia sampai melakukan seperti ini aku akan melakukan sesuai dengan keinginannya membuatnya puas sampai ke langit.
"Hhahhh!!!"
Aku menggertak kan gigiku erangan yang keluar dari bibirku menandakan ******* kami sudah dekat. perasaan hangat muncul di hatiku melihat wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus.
......................
Akhirnya ini hari yang kutunggu, aku bisa langsung berlayar ke desa nelayan, setelah semua barang naik, layar pun di kembangkan tim kami berangkat dengan nyaman, desa nelayan sangat lah dekat jika menggunakan kapal atau kendaraan lain.
Yang akan jauh jika berjalan kaki, tuoli pasti sangat hebat menggendong adik nya sambil membawa 3 ember dan berjalan jauh selama 3 jam kesini, anak kecil itu patut di acungi jempol.
Kapal pun bergerak cepat di air dan akhirnya berhenti di tempat yang cocok dan aku segera keluar mencari Jun Hui dengan bertanya kepada orang orang di desa, dan mereka menunjukkan sebuah rumah kecil yang terbuat dari tanah dan lumpur.
Aku mengetuk pintu dan Jun Hui yang ternyata membukanya, ia terkejut sedikit karena aku datang lebih cepat dari pada yang kami bicarakan.
"Tu..tuan!, kukira anda akan lebih lama"
"Tidak mungkin jadi bagaimana dengan kondisi ibu anak tuoli itu?"
Aku melangkah masuk kedalam dia menyajikan minuman teh, dengan baik.
Suhu tubuh nya mulai normal, dari pada saat aku datang dia benar benar tidak bisa bergerak.
"Eh? apa kamu merawat nya sendiri bocah?"
Dia terkejut dengan perkataan ku dan wajah nya segera memerah.
"Disini tidak ada dokter tuan, jadi saya harus buru buru untuk melepaskan pakaiannya dan mengganti bajunya agar lebih nyaman"
"Bagaimana dengan anak itu?"
"Dia juga tidak bisa melakukan nya karena dia anak angkat, jadi dia menyerahkan ibunya untuk diurus oleh ku"
"Hehehe... kamu benar benar beruntung.."
"Ti.. tidak tuan saya bersumpah belum melihat apapun karena saya menutup mata"
"Tapi kamu mengelap tubuh nya kan sama saja!"
Wajah nya kembali memerah lebih dalam.
"Jun Hui kau seperti nya sudah cocok untuk menikah bagaimana jika kamu mendekati ibu nya?"
Aku berkedip pada nya menggoda perjaka itu.
"Saya, saya akan..."
Dan akhirnya bocah tuoli itu datang menggendong adik nya. ia terkejut dengan adanya diriku di rumah nya, saat itu ia sedang melakukan tugas yang diberikan oleh ku kepada Jun Hui, tapi Jun Hui sibuk merawat ibunya jadi tuoli memutuskan dirinya sendiri untuk memenuhi tugas yang diberikan dan mulai mencari nelayan atau kepala desa.
Setelah selesai membahas hal-hal itu dengan nelayan yang berpengalaman dan kepala desa, ia melihat paman da Xia datang, ia senang Sangat antusias dan mengenalkan kepada kepala desa nelayan dan juga nelayan, mereka mengerti kerjasama yang diinginkan Tuan nya dan menyetujui nya.
Segera setelah itu dia pamit pulang duluan karena mengetahui aku telah duduk di rumah nya.
"Tuan anda sudah datang kesini!"
"Ya, apa bocah seperti mu kangen padaku?"
Hehehe. tuoli tertawa riang dia juga senang dipelukan Kevin.
"Jadi bagaimana kabar ibu mu"
"Ya, dia sudah lebih membaik!"
"Bagus apa Jun Hui melakukan sesuatu yang jahat kepada keluarga mu."
Aku bertanya langsung di samping Jun Hui, karena anak anak tidak pernah berbohong. dan jika ada yang salah aku bisa memperbaiki nya.
"Tidak ada tuan beliau sangat baik"
"Bagus kalau begitu."
Jun Hui panggil anak-anak perempuan untuk mengurus ibu tuoli sementara kau melihat keadaan pasar disini
Baik tuan dia bergegas pergi setelah aku memberitahu kan nya dimana mereka, aku melihat tuoli yang duduk dengan baik disebelah ku yang menikmati teh, yang tentunya saja kuberikan saat itu.
"Tuan Ang bei...."
"Ya katakan saja padaku"
"Aku tidak ingin menjadi anak angkat mu.."
Aku tersenyum kecil tebakan ku tepat dia tidak akan pernah mau menjadi anak angkat ku, aku menyesap kembali teh segar itu.
"Tapi saya ingin anda menjadi guru saya"
Seketika semburan air hampir keluar dari mulut ku, saking terkejutnya diriku karena perkataan nya.
"Kau kau ingin menyembah ku sebagai guru?"
"Ya tuan!!"
"Hahhh... kenapa?"
"Karena kata tuan Jun Hui anda adalah orang hebat!"
"Hanya kata perkataan nya?"
"Tidak beberapa bawahan Anda juga berkata hal yang sama"
Aku tertawa kecil lalu mengelus kepalanya dan menjawab.
"Baiklah beri hormat kepada gurumu ini"
Ia melepaskan gendongan adik nya dan memberi hormat di zaman ini memberi hormat sangat khusus kepada guru, dia bersujud sampai dahi dan kepalanya membentur ke lantai sampai ia mengulang upacara itu tiga kali.
"Bagus Sekarang anda murid saya, anda harus mengikuti setiap hari oke, meskipun anda masih muda tapi peluang itu tidak mengenal batas waktu atau umur."
*Baik guru... saya paham!!!"
"Bagus...."
Aku tersenyum senang dengan bocah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments