"Kenapa kamu baru datang?" Sebuah pertanyaan yang dilontarkan Yoga ketika melihat istrinya. Wajah pucat, kedua mata memerah, dan bibir kering adalah visual Yoga saat ini. Pria tersebut menahan gejolak di dalam dada saat melihat istrinya berada di sampingnya, sambil menatapnya.
Hati Irina terasa pedih, ketika mendapatkan pertanyaan seperti itu dari suaminya. Tapi, mau bagaimana lagi, dia tidak mempunyai pilihan lain selain mendua, demi kesehatan dan keselamatan Yoga sendiri.
"Maaf, Mas, karena satu minggu ini aku sangat sibuk," bohong Irina demi kebaikan bersama.
"Sesibuk apa sih kamu? Sampai nggak sempat menemani suamimu yang sedang sekarat ini?!" pertayaan Yoga seolah menyudutkan Irina, tanpa mau tahu bahwa istrinya tengah berjuang mati-matian bahkan mempertaruhkan rumah tangga mereka demi kesembuhannya.
"Astaga, Mas. Kok kamu ngomongnya kayak gitu." Hati Irina sangat sakit mendengarnya, akan tetapi dia berusaha menyembunyikan rasa sakitnya itu dengan cara bersikap tenang dan tersenyum menghadapi kemarahan suaminya.
Bu Nining mendengar ucapan kasa Yoga pun segera menengahi dan menegur Yoga yang tampak emosi.
"Yoga, kamu apa-apaan sih?! Irina sangat sibuk, dia bekerja keras buat kesembuhan kamu! Bahkan bosnya sampai meminjamkan uang senilai ratusan juta demi biaya operasi kamu! Ibu nggak pernah mengajarkanmu menjadi orang yang tidak tahu terima kasih ya!!!" omel Bu Nining sekaligus mengingatkan putranya agar tidak terlalu menuntut Irina.
"Semestinya kamu bersyukur karena Irina berjuang keras demi kesembuhanmu!" lanjut Bu Nining dengan nada marah pada putranya yang terdiam di atas pembaringan.
"Bu, sudah ... nggak apa, wajar kalau Mas Yoga marah karena aku tidak ada di sampingnya saat dia mengalami masa kritis." Irina melerai ibu mertuanya yang masih memarahi suaminya. Irina menggenggam kedua tangan ibu mertuanya dengan penuh kelembutan menyalurkan ketenangan kepada Bu Nining.
"Maafkan Yoga, Rin. Yoga masih dalam masa penyembuhan, jadi perasaannya sangat sensitif." Bu Nining merasa tidak enak hati kepada Irina.
"Nggak apa-apa, Bu," jawab Irina tersenyum, kemudian ia membuka tasnya dan memberikan beberapa lembar uang berwarna merah kepada ibu mertuanya. "Bu, ini gajiku minggu ini. Ibu pegang ya, untuk kebutuhan selama di rumah sakit."
"Irina, terima kasih banyak. Ibu terima uang ini semoga berkah, dan rejekimu semakin lancar, amin." Bu Nining menerima uang tersebut setelah mendoakan menantunya.
"Amin," jawab Irina lalu tatapan matanya mengarah kepada Yoga yang masih terdiam di atas tempat tidur pasien. Pria tersebut sepertinya masih marah kepadanya, karena Yoga sama sekali tidak mau menatapnya.
"Mas, jangan marah dong, aku janji akan datang satu minggu sekali ke sini." Irina menggenggam tangan suaminya, akan tetapi langsung di tepis oleh Yoga.
Irina menahan rasa sedihnya, sekaligus rasa sesak di dalam dada yang mulai naik ke permukaan, membuat kedua matanya langsung berkaca-kaca saat suaminya menolaknya.
"Aku maunya setiap hari kamu di sini, di sampingku!" Yoga berkata dengan tegas.
"Lalu yang mencari uang untuk pengobatanmu siapa, Mas?" tanya Irina menatap Yoga dengan tatapan nanar. Dia tidak menyangka Yoga bisa bersikap egois seperti ini kepadanya. "Dan kalian juga membutuhkan uang untuk biaya sehari-hari, apa cukup kalau aku hanya berdiam diri di sini? Aku ingin Mas Yoga cepat sembuh, tidak apa-apa bila aku harus bekerja keras bahkan harus rela mengorbankan semuanya demi kesembuhanmu." Suara Irina bergetar, wanita itu menahan tangisnya, kedua matanya mengembun dan dadanya terasa sangat sesak bagai di hantam batu besar. Dia berada di pilihan yang sangat sulit dan rumit. Dia tidak bisa berkutik, tapi yang pasti dia menginginkan suaminya cepat sembuh dan sehat kembali seperti sedia kala, meski dia harus mengorbankan segalanya.
Yoga terdiam, kedua tangannya mengepal kuat saat mendengar ucapan istrinya yang begitu menusuk ke dalam dada. Air matanya jatuh, dia terisak di atas tempat tidur itu, sambil mengucapkan kata maaf kepada istrinya karena sebagai suami dia sama sekali tidak berguna. Dia merasa menjadi beban untuk istrinya.
"Berhentilah berjuang, Rin," ucap Yoga diiringi dengan isak tangis.
"Jangan membuat pengorbananku sia-sia, Mas," lirih Irina menatap suaminya dengan tatapan mengembun.
"Yoga, Ibu paham perasaanmu. Tapi, kamu tidak boleh egois seperti ini." Bu Nining mengusap air mata putranya yang terus mengalir.
"Tapi, aku nggak berguna, Bu. Aku merasa bersalah kepada istriku karena harus berjuang keras demi kesembuhanku." Yoga masih terisak, tapi tak berselang lama dia terdiam saat merasakan istrinya menggenggam salah satu tangannya dengan erat.
"Sudah berulang kali aku mengingatkan, jangan berkata seperti itu, Mas. Aku rela melakukan apa pun untukmu karena ku sangat mencintaimu." Irina mengecup kening suaminya dengan dalam agar Yoga merasa tenang.
Di sisi lain. Aslan dan Dimas saat ini sudah mengetahui rencana busuk Kevin--musuh bebuyutannya. Mereka juga sedang mengatur rencana untuk membuat rencana Kevin itu gagal.
"Segera pecat Manager itu!" titah Aslan pada Dimas.
"Kita nggak bisa langsung main pecat. Nanti dia curiga kalau kita sudah mengetahui rencana busuk Kevin." Dimas menolak perintah atasannya.
"Lalu apa yang harus kita lakukan?! Kalau begini dan begitu saja tidak boleh!" geram Aslan seraya mengusap wajahnya dengan kasar.
"Emh ... bagaimana kalau kita menggunakan cara halus, kita pancing si Kevin itu menggunakan Irina?" Ide Dimas sangat gila. Apakah dia tidak sadar kalau sudah membangunkan singa yang sedang tertidur?!
"Dimas, apakah kamu tahu letak pulau berbahaya di dunia?" tanya Aslan menatap tajam Asistennya penuh amarah.
"Tahu ada di Skotlandia," jawab Dimas sambil memundurkan langkahnya, saat melihat Aslan mendekatinya.
"Ha ha ha, aku hanya bercanda, Bro. Jadi jangan di anggap serius." Dimas meringis sambil memukul bibirnya yang sudah lancang menyebut nama Irina dalam rencananya.
"Jika kau mengulanginya lagi, maka aku akan membuangmu ke sana!" teriak Aslan penuh amarah.
"Noted!" jawab Dimas sambil tertawa hambar lalu segera melarikan diri dari hadapan bossnya.
****
Like dan dukungannya dong, Bestie.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Kalele Femmy
😂😂😂😂😂😂😂
2024-07-12
0
Lina aja
adeuh kasian Irina donk....jadi bingung kan...
2024-06-19
0
Sweet Girl
Emang sudah segan hidup kamu Dimas...
2024-01-24
0