1000 HOURS WITH YOU
Tatapan mata elang itu semakin menajam, terlihat sangat menakutkan. Amarahnya memuncak saat mengetahui istrinya telah berselingkuh. Semua bukti perselingkuhan istrinya sudah dia dapatkan dari sang asisten.
“Beraninya dia!” geramnya seraya mengeraskan rahang.
“Sabar ... tenangkan dirimu.” Dimas sang asisten menenangkan bossnya yang sangat emosi.
“Di mana dia sekarang? Apakah dia sedang bersenang-senang dengan selingkuhannya?” Aslan menatap geram pada asistennya yang berdiri di depan meja kerjanya.
“Dia di rumah sedang mengadakan arisan dengan teman-teman sosialitanya.” Dimas menjawab sembari menatap beberapa foto yang berserak di atas meja. Foto mesra antara Sofia dan seorang pria saat keluar dari kamar hotel. Dimas saja sangat miris melihatnya, apalagi Aslan yang menjadi suami wanita siluman itu.
Aslan beranjak dari duduknya seraya menyambar jasnya yang tersampir di sandaran kursi kebesarannya. Melangkah dengan tegap keluar dari ruangan diikuti sang asisten. Dia akan menyelesaikan masalahnya hari ini juga.
*
*
Sofia tertawa terbahak-bahak bersama teman-temannya. Hari ini dia mendapatkan arisan sebesar 1 Miliyar. Dia berencana menggunakan uang itu untuk mentraktir teman-temannya berlibur ke Bali. Namun, rencananya terpaksa batal dan tawa riuh langsung terhenti saat Aslan datang dengan penuh emosi.
“Tidak ada liburan! Tidak ada bersenang-senang, keluar kalian semua dari rumahku!” usir Aslan penuh emosi pada 10 wanita sosialita yang ada di sana.
Dimas segera mengatur semua wanita itu agar segera keluar dari rumah mewah tersebut.
“Aslan! Apa-apaan kamu ini!” Sofia melayangkan protes pada suaminya yang tiba-tiba datang dan mengamuk.
“Semestinya aku yang bertanya seperti itu!” geram Aslan menatap sengit dan tajam pada istrinya, ia merogoh kantong jasnya, melemparkan beberapa lembar foto ke wajah Sofia.
Sofia sangat terkejut saat melihat salah satu foto teronggok di dekat kakinya, ia menunduk dan menatap nanar foto tersebut. Hatinya merasa takut dan kedua tangan mengepal kuat, lalu menatap suaminya dengan tatapan yang sulit di jelaskan.
“Jelaskan!” bentak Aslan penuh amarah.
Tubuh Sofia bergetar ketakutan dan air matanya mengalir saat di bentak suaminya.
“Jelaskan sekarang juga sebelum aku merobek mulutmu dengan tanganku sendiri!!” bentak Aslan lagi, kali ini suaranya lebih keras dan menakutkan.
Sofia menatap suaminya dengan lekat seraya menghapus air matanya yang membasahi pipi.
“Selama 2 tahun aku berusaha untuk menjadi istri yang setia dan penurut, tapi kali ini aku sudah tidak bisa lagi!” ucap Sofia dengan nada pelan dan penuh penekanan, kedua matanya memerah dan air matanya lagi-lagi jatuh tanpa diminta.
“Aku wanita normal, aku butuh kepuasan batin yang tidak bisa aku dapatkan darimu.” Lanjut Sofia dengan suara lirih, lalu mendudukkan diri di sofa, kepalanya tertunduk dalam, sangat menyesal melakukan penghianatan itu, tapi Sofia terpaksa melakukannya. Dia bukan wanita munafik yang tidak membutuhkan se*s, tapi suaminya tidak bisa memberikan hal yang dia inginkan karena suaminya impotent.
Tubuh Aslan terhuyung ke belakang, namun ia dengan cepat menjaga keseimbangan agar tidak terjatuh. Hatinya hancur, dan juga kecewa setelah mendengarkan alasan istrinya, tapi saat ini rasa kecewa pada dirinya sendiri lebih mendominan, karena dia cacat, dia tidak bisa memberikan kepuasan batin kepada istrinya.
Kecelakaan mobil dua tahun yang lalu membuatnya seperti ini. Ia harus kehilangan jati diri sebagai seorang lelaki. Miliknya mengalami difungsi ereksi. Gangguan ereksi ini bisa diartikan sebagai kondisi milik pria tidak bisa mendapatkan ereksi atau mempertahankan ereksi untuk dapat pene*trasi sampai ejakulasi saat berhubungan dengan pasangan.
“Aku kira kamu menerimaku apa adanya. Saat kita akan menikah, aku sudah menjelaskan semua kekuranganku. Kamu saat itu tidak keberatan, lalu kenapa kamu berubah pikiran!” Aslan berkata pelan tapi penuh penekanan.
“Aslan, maafkan aku.”
“Apakah semua harta yang aku berikan kepadamu tidak cukup untuk membuatmu setia?” Aslan menatap istrinya dengan tajam.
“Aku pikir semua akan baik-baik saja, aku akan bahagia hidup bersamamu tapi ternyata aku salah,” ucap Sofia dengan penuh luka.
“Oke!” Aslan mengangguk, ia sudah merasa cukup mendengar penjelasan istrinya. “Kemasi semua barang-barangmu, pergi dari sini dan surat cerai akan segera datang kepadamu!” Aslan mengambil keputusan dengan tegas, ia tidak ingin hidup dengan wanita yang sudah berkhianat, apalagi wanita itu tidak bahagia bersamanya. Ia akan melepaskan Sofia, merelakan istrinya itu dengan pria lain.
“Aslan!” seru Sofia kepada suaminya yang keluar dari rumah.
Aslan menghentikan langkahnya saat di ambang pintu, ia menatap Dimas seraya berkata, “pastikan dia pergi dari sini hari ini juga, jangan biarkan dia membawa semua barang yang sudah aku berikan kepadanya! Hubungi juga pengacaraku!”
“Baik, Bos.” Dimas mengangguk patuh, menatap Aslan yang menaiki mobil, sepertinya pria itu akan pergi sementara waktu untuk menangkan diri.
Dimas menghela nafas kasar lalu masuk ke dalam rumah, setelah memastikan mobil yang di kendarai bosnya sudah tidak terlihat.
“Segera kemasi barang-barangmu, Sofia.” Dimas berkata kepada Sofia yang masih menangis diruang tamu.
“Ini pasti semua ulahmu!” tuduh Sofia pada Dimas.
Dimas tersenyum miring lalu berdecap pelan, menatap Sofia sambil geleng-geleng kepala. “Aslan bukan pria yang bodoh, dia tentu tahu dan curiga dengan kelakuan busukmu!” balas Dimas dengan nada santai.
“Aku akan menyuruh pelayan untuk membereskan semua barang-barangmu. Oh ... iya, Aslan juga berpesan, kau hanya boleh membawa pakaian saja, tidak dengan yang lainnya. So, selamat menikmati hasil dari perbuatanmu sendiri!” Dimas berkata santai, namun terdengar sangat menjengkelkan diindra pendengaran Sofia.
“Aku nggak terima dengan semua ini! Ini tidak adil namanya!” Sofia tidak terima dengan keputusan Aslan yang melarangnya membawa apa pun kecuali pakaian. Seharusnya dia berhak mendapatkan setengah kekayaan dari suaminya itu.
Dimas masa bodo, tidak mendengarkan aksi protes Sofia. Ia segera memanggil salah satu pelayan untuk mengemasi pakaian Sofia.
*
*
Brak!
“Bangsat!!!” umpat Aslan seraya memukul setir mobilnya berulang kali dengan penuh amarah dan kekecewaan.
Tidak menyangka kalau wanita yang di cintainya akan menghianati dirinya.
“Lihat saja, aku akan membalaskan semua perbuatanmu Sofia!” geramnya, lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh membelah jalan ibu kota pada siang hari itu.
*
*
Di sisi lain, seorang wanita cantik sedang menangis sedih di hadapan dokter spesialis penyakit dalam. Wanita cantik itu bernama Irina, usianya baru 25 tahun. Dia menangis di hadapan dokter karena mendengar kabar yang mengejutkan kalau suaminya menderita kanker hati dan harua segera melakukan transplatasi hati. Jika tidak segera dilakukan transplatasi maka nyawa suaminya tidak akan terselematkan.
“Suami Anda tidak bisa bertahan lama lagi jika tidak segera melakukan transpalatasi hati,” ucap Dokter tersebut ikut sedih.
“Beri saya waktu untuk mencari uang untuk biaya operasinya.” Irina memohon kepada dokter tersebut.
“Waktumu hanya 42 hari,” jawab dokter seraya menepuk pundak Irina seolah memberikan kekuatan.
Semakin deras air mata Irina saat mendengar dokter memberikannya waktu yang sangat singkat kepadanya. 42 hari yang artinya dia harus berjuang selama 1008 jam untuk mendapatkan biaya operasi suaminya.
***
Yuhu Everyone, selamat datang di karya baru eike yang seperti biasa bikin sesak dada di awal. Seperti biasa jangan lupa subscribe, like, vote dan komentar ❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
sakura
....
2024-08-01
0
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
aslan irina.anak gery dan allegra aslan kembaran arra istri carlos .aslan cucu dante wiliam
2024-07-12
0
Kalele Femmy
aku hadir mak🥰🥰
2024-07-10
0