Mustahil bunuh diri tanpa sebab

"Ri, putar balik ke rumah!"

Kevin memberikan intruksi kepada asistennya agar segera memutae balik mobilnya, jujur saja ia tak tenang saat mengingat luka juga ucapan Novia yang akan meninggalkannya tanpa membawa apapun.

Tiba tiba saja, rasa takut menyeruak dalam dirinya. Apa ia sekejam itu memperlakukan Novia? Sehingga dalam kurun waktu enam minggu Novia meminta pisah darinya, wanita itu sepertinya sudah tak sanggup menghadapi tingkahnya yang di luar nalar. Padahal selama setahun lalu di saat hidup mereka serba kekurang Novia mampu bertahan, bahkan Novia rela berkorban bekerja di luar negri.

"Ri, tambah kecepatannya bawa mobilmu seperti siput saja." Kevin bahkan menggerutu karna Ari membawa mobil dengan sangat pelan menurutnya.

Setelah sepuluh menit Kevin dan ari tiba di rumah Kevin, dari kejauhanpun terlihat jika ibu Tikah terus berusaha membuka pintu, entah mengapa pikiran wanita setengah baya itu tak tenang sebelum melihat kehadiran putrinya.

"Nobia, ini Ibu Nak." panggil ibu Atika sembari mengetuk pintu.

Kevin dan Ari segera mendatangi ibu mertuanya yang tengah berusaha membuka pintu.

"Bu," Kevin sampai lupa menyalami ibu mertuanya, ia buru buru menggerakan juga mendorong pintu yang rupanya terkunci dari dalam.

"Novia ..."

Kevin turut melakukan hal serupa dengan ibu mertuanya, " Mungkin Novia tidur Bu."

"Novia."

Brak ...

Brak ...

Kevin berkali kali menggeprak pintu utama rumahnya, namun tak ada jawaban sama sekali, mustahil Novia tidur dengan begitu nyenyak apa lagi di siang hari.

"Dobrak saja Pak ucap Ari mengusulkan."

Kevin tak mengatakan apapun lagi.

Brak ...

Brak ...

Berkali kali Kevin dan Ari mencoba membuka pintu, namun tak juga terbuka. Entah pintu itu terlalu kokoh atau tenaga keduanya memang tak kuat, merekapun tak tau, yang jelas Kevin sudah berkeringat dingin takutnya Novia benar benar melarikan diri.

Ari berlari ke halaman rumah untuk mengambil batu yang akan di gunakan memukul jendela.

Batu dengan ukuran lumayan besar, melebihi kepalan tangan seorang pria dewasa.

Pyar ...

Dengan sekali pukulan Ari berhasil memecahkan jendela rumah bosnya.

Kevin tak memperdulikan apapun lagi ia segera memasuki rumahnya dan menyerukan nama istrinya. "Novia ..."

Jika saja tak ada mertuanya, Kevin ingin memanggil sekaligus memaki Novia karna tak kunjung merespon panggilannya.

"Novia!"

Ibu Tikah juga Ari mengekori langkah Kevin ke sebuah arah kamar tamu.

Saat itu juga Kevin mematung dengan rasa yang sulit ia jelaskan. Matanya menangkap wanita yang tadi sempat beradu mulut serta berlomba meninggikan suara dengannya kini tergantung di lubang angin pintu kamar yang selama ini Novia tempati.

Wanita yang tak pernah membocorkan masalah keluarganya kepada siapapun, wanita yang selalu memedam kesakitannya sendiri kini tergantung di depan pintu kamar.

"Noviaaaa ..."

Ibu Tikah menjerit dan menjatuhkan makanan yang ia bawa. Hingga menimbulkan suara nyaring, hal itu segera menyadarkan Kevin dari jeterkejutannya.

Kevin segera berlari menghampiri tubuh Novia yang menggantung, matanya sudah terpejam dengan lidah yang hampir menjulur, dari dagu hingga ke leher terlihat basah, mungkin karna liur Novia yang tumpah ruah.

Kevin menendang kursi meja rias yang menghalanginya, ia memeluk dan mengangkat pinggul Novia, bertujuan ajar tali yang berwarna hitam itu tak semakin menjerat leher Novia.

Ari segera mencari sesuatu untuk memutuskan jerat tali yang menjadi penyebab tubuh Novia menggantung.

Karna panik Ari tak menemukan alat lain, beruntung ia mengantongi korek api di saku miliknya, karna Ari merupakan perokok aktif.

Ari segera menaiki kursi meja rias milik Novia dan membakar syal itu hingga terputus. Ari juga membantu Kevin untuk meletakan tubuh Novia ke atas lantai. Yang pertama Ari lakukan adalah mengecek nadi Novia.

Sedangkan Kevin hanya bergeming layaknya orang dungu, ia dapan mengatakan sepatah katapun.

Kevin segera melepas syal yang masih melilit di leher istrinya. "Novia, Sayang bangun." Kevin tak lagi dapat menahan laju aor matanya yang mengalir begitu saja membasahi rahangnya yang tegar.

"Cepat bawa Ibu kerumah sakit! Ibu masih hidup." Ari srgera memerintah terhadap tuannya.

Ibu Tikah juga turut ikut kerumah sakit untuk menemani putrinya. Wanita berumur satu abad itu tak henti hentinya menangis dan melihat ke kursi penumpang, ia ingin memastikan jika putrinya baik baik saja di pangkuan menantunya.

"Maaf, maaf, maaf." Kevin terus menerus mengucapkan kalimat itu berkali kali, berharap Novia segera sadar dan mata itu ingin segera terbuka, namun Novia masih setia menutup matanya dengan amat rapat, seakan tak terganggu dengan suara tangisan Kevin serta ibunya.

Saat sampai di rumah sakit Kevin segera berlari membawa tubuh mungil istrinya yang tak sadarkan diri di gendongannya, novia terlihat lunglai, kepalanya mendongang dengan rambutnya yang terurai panjang, terlihat jelas bekas jeratan syal itu memerah di leher Novia yang jenjang.

"Dokter tolong! Tolong selamatkan istri saya, saya mohon." Kevin berteriak di antara lorong rumah sakit.

Novia segera mendapatlan penanganan sedangkan Kevin kini menangis membentur benturkan kepala bagian belakangnya ke dinding rumah sakit.

"Bodoh, bodah. Dasar bodoh, mengapa hal ini sampai terjadi?" Ini mutlak kesalahannya yang terus menerus menyakiti Novia sepanjang waktu, hingga wanita itu lebih memilih mengakhiri hidipnya.

Jika saja ibu mertuanya tak datang dan menghubunginya, mungkin Kevin akan pulang sore nanti atau malam hari. Maka sudah Kevin pastikan jika dirinya akan kehilangan kewarasan saat itu juga, karna jika mereka tak menemukan Novia barusan istri yang tengah hamil benih pria lain itu akan tiada dengan seutas tali di lehernya.

"Tidak tidak, Novia pasti baik baik saja." Kevin terus menggelengkan kepalanya dengan brutal, bukan hanya air mata yang keluar, air hidungnya pun turut serta berpartisipasi mendukung kesedihan Kevin.

Seketika Kevin mengingat jika Novia mengatakan akan pergi meninggalkannya tanpa membawa sepeser harta, dan hanya membawa bayi serta pakaian yang ia pakai saja.

Beberapa dokter turut menyusul memasuki ruangannya Novia. "Apa yang terjadi?" Kevin semakin panik ia sangat takut jika Novia benar benar meninggalkannya sekarang.

"Ri, kau yakin kan istriku masih hidup?" Kevin bertanya pada asisten yang tadi mengecek denyut nadi istrinya.

"Yakin Tuan. Tapi sepertinya kondisi Ibu lemah." Ari dapat melihat kecemasan di wajah atasannya.

"Apa yang sebenarnya terjadi Kevin?" Ibu Tikah meraung memeluk dirinya sendiri, ia sangat taku kehilangan putri semata wayangnya.

Kevin tak menjawab, pria itu hanya mengatupkan mulutnya rapat rapat, menjawab jujur pertanyaan mertuanya, yang ada ibu Tikah malah memperburuk keadaan.

"Kevin tak tau Bu." Hanya itu yang dapat Kevin katakan terhadap mertuanya.

"Mustahil kau tak tau Kevin. Aku mengenal putriku, dia tak akan melakukan sesuatu yang sangat terkutuk ini jika tak ada penyebabnya. Dia bahkan mampu bertahan hidup di negri orang selama enam tahun karna demi vita citanya demi tujuannya. Dan di saat dia memilih untuk mengakhiri hidupnya, itu Artinya Noviaku putus asa, putriku tak memiliki tujuan hidup lagi. Malang sekali nasibmu Nak." Ibu Tikah meraung di pelukan Ari, asisten dari menantunya.

Inilah kesakitan seorang ibu yang merasa gagal karna tak bisa melindungi putrinya.

"Ari, Noviaku tak pernah bahagia." Adi ibu Tikah kepada asisten menantunya.

"Di saat usianya masih belasan dia hamil di luar nikah dan di usir ayah kandungnya sendiri, di luar sana Putriku hidup serba kekurangan. Tak lama dari itu putriku keguguran karna kekurangan gizi juga kelelahan, stres juga menjadi pemicu utamanya kehilangan bayinya. Setelah beberapa hal buruk terjadi putriku merantau di negri orang selama enam tahun, tapi di saat dia harusnya menikmati kerja kerasnya di masa muda, mengapa harus putriku memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya. Aku takut putriku tiada." Ibu Tikah tak bisa tenang kala Novia dalam keadaan kritis.

"Jika terjadi sesuatu dengan putriku. Kau adalah orang pertama yang akan ku salahkan Kevin. Mustahil Novia bunuh diri tanpa sebab." ibu Tikah mengacungkan satu jemari tangannya di hadapan menantunya.

Terpopuler

Comments

Dean Andra

Dean Andra

1 abad= 100 thun lho

2023-10-19

0

Shifa Burhan

Shifa Burhan

semua yang koment disini adalah wanita munafik dan mungkin tukang selingkuh jadi mereka membela novia yang selingkuh dan hamil anak pria lain

2023-09-21

0

Usermaatre

Usermaatre

Penasaran endingnya nti nih apakah Novia bahagia sm Kevin atau sm bapak biologis anaknya yg di kandungan..

2023-08-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!