Tangisan Novia

"Novia. Inikah balasanmu saat semua hal ku lakukan untuk dirimu?" lirihku perlahan, tak sanggup rasanya aku menatap wanita hamil di hadapanku. Marahku, kecewaku kini menenggulung menjadi satu. Kedua perasaan ini seakan bekerja sama untu melukaiku.

Ku lihat Novia, melepaskan jarum infus yang terpasang di tangan kirinya dengan kasar hingga darahnya terlihat menyeruak dan menetes dari pergelangan tangannya.

"Aku sudah memberikanmu jalan terbaik Kevin, apa susahnya untuk dirimu menjatuhkan talak untukku? Kita tak perlu melanjutkan pernikahan yang sudah ku nodai ini." Novia berjalan ke kamar mandi meninggalkan ku seorang diri.

Ada benarnya apa yang Novia katakan. Mengapa aku tidak menyudahi hubungan kami ini? Lalu siapa yang akan menjamin jika aku baik baik saja setelah berpisah dengannya.

Disaat kesetiaanmu di khianati, percayalah sakitnya berkali kali lipat lebih menyakitkan di banding kecelakan. Sakitnya patah jati lebih sakit dari patah tulang.

"Mengapa kau tega mengkhianatiku Novia?" Seakan tak bosan aku terus menanyakan hal otu kepada istriku berharap Novia memberikan satu alasan yang menurutku masuk akal. Namun lagi lagi Novia hanya mampu membungkam rapat mulitnya.

"Apa kau di sana bekerja sebagai Jaa lang? Itu sebabnya kau mengirimkanku banyak uang." Mataku yang sedari tadi menatap Novia, saat aku menuduhnya seperti itu Novia tak menyangkal maupun mengiyakan, wanita cantik itu hanya memejamkan matanya sejenang. Lehernya terlihat bergerak sedikit, seakan menelan gumpaln upernyataanku yang mungkin saja menyakiti hatinya.

"Ceraikan aku! Jatuhkan aku talak."

Emosiku kembali memuncak. Dia yang berbuat kesalahan lalu mengapa aku yang harus menanggung sakitnya. Ya aku akan sangat sakit seandainya aku menceraikan Novia.

"Apa perlu aku yang menggugat cerai kepengadilan? Jika kau keberatan." ucapannya kali ini benar benar membuat kesabaranku habis.

"Ringan sekali mulummu berbicara Novia!" Aku membentaknya hingga wanita itu terlihat terjengkit. Mungkin dirinya terkejut.

"Apa lagi yang kau pertahankan dari hubungan kita. Aku sudah mengandung benih pria lain, tidakkah kau merasa malu?"

Aku tau Novia tengah memprofokasi diri ini dan akupun terpancing.

"Kau bertanya malu terhadapku Novia? Sejak aku menghamilimu, aku sudah kehilangan rasa maluku, apa kau lupa aku juga pernah mengamen hanya untuk kita makan. Kau pikir aku tak malu saat kau dengan ambisimu pergi keluar negri untuk bekerja. Semua orang orang menggunjingku Novia! Mereka mempertanyakan harga diriku. Lalu apa yang bisa kulakukan selain diam. Aku tak kuasa Novia, aku tak kuasa untuk menolak setiap takdhir buruk yang menghampiriku." Setelah mengucapkan itu aku lebih memilih bergegas pergi meninggalkan Novia seorang diri membiarkan wanita itu sendiri. Bahkan pintu ruangan rumah sakit ku banting dengan sangat kencang.

Ku jalankan mobilku tanpa ku tau arah tujuanku. Oh ya, jarak umurku dan Novia sekitar selisih empat tahun. Waktu awal pertama pacara aku masih kuliah sedangkan Novia sekitar kelas 2 SMA.

Kuhentikan mobilku di sebuah restoran. Karna kebetulan aku belum sarapan. Selepas aku sarapan ku gegaskan diri ini kekonfesi milikku, ralat bukan milikku saja melainkan milik kami, ya konfeksi pakaian wanita yang ku miliki sekarang berawal dari uang Novia.

Pagi ini aku tidak mandi, hanya sekedar cuci wajah saja di toilet Restoran. Sejenak ku abaikan Novia yang sudah menancapkan duri tajam di hati ini.

Usahaku yang semakin maju membutku semakin sibuk, terlebih aku harus membagi waktuku untuk Novia juga, meskipun Novia berada di luar negri tapi komunikasi kami bisa di katakan sangat lancar.

Aku memiliki satu asisten pria, dan hari ini asistenku itu ingin memperkerjakan sepupunya di konfeksi milikku sebagai pemasaran juga yang mengatur iklan produk kami, karna kebetulan sepupu Asistenku sarjana dalam bidang tersebut.

Ari asistenku sigap mendatangi saat aku baru saja tiba di konfeksiku. Untuk mengecek beberapa hal di sana. Paling aku ke mari seminggu sekali atau dua minggu sekali. Karna memang sudah ada orang yang ku tugaskan untuk mengatur beberapa hal di sini.

"Pak, sepupu saya sudah ada dan siap di interview hari ini. Dia kemari bersama saya dan akan bekerja di kantor kita besok jika di terima." ujar Ari.

"Oh, suruh dia tunggu di ruanganku. Aku perlu melihat pegawaiku dulu." Ku langkahkan kaki ini menuju gedung konfeksi yang ku beri nama Novia di atas gedung itu terpampang nama istriku. Karna setiap usaha yang kumiliki ku dedikasikan untuk Novia. Puji Tuhan dua usahaku maju dengan baik.

Setelah melihat lihat beberapa pegawaiku, ku putuskan untuk memasuki ruanganku.

Aku tersentak dan mundur beberapa langkah karna mendapati seorang wanita tengah duduk di kursi sofa yang ada di ruanganku.

Gegas ku panggil Ari. "Ari ... Ariii ..." Pria berumur 25 tahun itu bergegas menghampiriku dengan sedikit berlari.

"Ada apa Pak?"

"Siapa dia?"Aku bertanya bukan aku tak mengenalnya tapi aku terkejut karna wanita yang berada di hadapanku berkali kali menolak cintaku saat masih sekolah dulu.

"Dia Rara Pak."

"Aku tau namanya. Sedang apa dia di sini?" tanyaku ketus. Aku seakan mengingat cara wanita itu mempemalukanku saat menolak cintaku.

"Dia sepupu saya yang hendak bekerja sebagai orang yang bertugas pemasaran produk kita pak." ujar Ari kembali.

"Kenapa kau tak bilang jika dia seorang wanita." ujarku kesal.

"Bapak tidak bertanya." ucap Ari dengan pongahnya. Aku memijat batang hidungku yang lumayan sakit.

Aku memang tak membaca Cv. Sepupunya Ari, karna urusan menerima karyawan aku tugaskan padanya, tapi aku merasa dunia ini begitu sempit, yang mana dari banyaknya orang lain bagai mana bisa si Rara jadi sepupunya Ari. Aku juga tak enak sama Ari jika harus menolak lamaran kerjanya.

Kulirik Rara yang hanya berdiri mematung. Entah apa yang terjadi, wajah yang dulu menurutku sangat cantik, kini terlihat biasa saja di pantang mataku. Rasanya setiap pesona setiap wanita dimataku tersedot habis oleh kecantikan Noviaku. Sial lagi lagi Novia yang membelenggu otakku.

"Kau urus saja Ri. Aku ingin pulang." Aku mengabaikan Rara. Yang hendak menyapaku.

"Kevin ..." Panggilnya pelan.

"Dasar tidak sopan. Aku atasanmu, panggil aku dengan benar."

"Ba-baik Pak." ucapnya Lirih, aku tak menyaut lagi, lebih baik ku langkahkan kaki ini menuju rumah sakit. Jujur aku tak tenang saat tadi kami sempat berdebat.

Saat ku tiba di rumah sakit, aku terkejut saat tak mendapati Novia di sana, ruang itu kosong entah kemana Novia perginya. Aku segera menghampiri resepsionis fan alangkah terkejutnya saat ku tau jika Novia sudah pulang sendiri. Dia tak menungguku padahal aku pergi tak lebih dari tiga jam. Apakah di hatinya tak ada aku lagi?

Gegas ku pulang ke rumah kami. Perlahan ku arahkan kaki ku menuju kamarnya, ya kamarnya karna sejak pulang Novia tak tinggal di kamar utama.

Kubuka pintu kamar itu dengan pelan pelan sehingga tak menimbulkan suara sama sekali. Ada apa ini?

Kulihat Novia duduk di bawah, di samping tempat tidur, ya Tuhan dia tengah menangis entah apa yang Novia tangisi. Samar samar mampu ku dengar Novia menyebut namaku, juga beberapa kali kata maaf di sela isakannya.

"Vin, maafkan aku maafkan aku." lirihnya nyaris tak ku dengar. Setelah sekian lama baru kudengar lagi tangisan Novia yang sangat pilu. Terakhir kali ku dengar tanhisan ini saat anak kami yang belum lahir harus di kuretasi. Ya Novia menyalahkan dirinya sendiri kala itu. Lalu kali ini Novia menangis dan memohon maaf padaku, tapi dia tidak mengatakannya secara langsung.

Semakin lama tangisan Novia semakin terdengar menyakiti hati ini. Kenapa susah sekali untukmu berkata jujur Novia? Kau malah terus bungkam saat aku bertanya ayah dari bayi itu?

Egoku tinggi, tanpa mengatakan apapun ku tinggalkan Novia yang tengah menenggelamkan wajahnya diantara kedua lututnya.

Terpopuler

Comments

Usermaatre

Usermaatre

hmm makin penasaran and jadi main tebak2an sendiri kan gw.. thor bagus nih ceritanya beda 👍👍👍

2023-08-05

0

ani surani

ani surani

apakah Novia menjalani surrogate, thor ?

2023-08-02

2

Eva Karmita

Eva Karmita

ya Alloh kenapa setiap baca bab perbab hatiku juga rasanya sakit ya 💔💔💔😭😭🤧🤧
sakit banget rasanya serasa ngak kuat aku bacanya 😭😭💔💔

2023-07-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!