Cinta Dalam Ketakutan

Cinta Dalam Ketakutan

BAB 1 "Pindah ke Jakarta"

Kini Sherin sudah sampai di Jakarta puku 13:45, serin mungkin kelelahan dan dia sudah tidak sabar ingin tau rumah barunya.

“Yah, apakah masih lama sampainya?”tanya Sherin,,yg sudah tak sabar ingin segera sampai.

“Iya Sherin sayang, sebentar lagi kita sampai kok.Cuma 10 menit lagi” jawab pak Aldi dengan semangat.

“Oh iya yah, sekolah aku gimana ya aku takut nanti ngak punya temen.” Sherin khawatir akan teman barunya karena di desa dia hanya punya dua teman, dan itu pun mereka sudah pindah ke sekolah yg ada di kota 2tahun yg lalu.

“Anak Ayah kan hebat, cantik. Pasti banyak yg mau temenan sama Sherin.” Jawab pak Aldi memberi semangat pada Sherin.

“Ihh, Ayah suka bener aja klo bilang” jawab Sherin dengan senyum yg mengembang di pipinya.

***

10 menit kemudian telah usai kini mereka telah sampai di rumah baru yg di nantikan Sherin dari tadi, Sherin turun duluan dan menunggu Aldi sedang membayar taksi yg mereka naiki tadi.

“Ini pak uangnya, kembalinya untuk bapak saja” ujar pak Aldi memberikan selembaran seratus ribu kepada pak Supir taksi.

“terimakasih ya pak, semoga rejekinya banyak dan tambah berkah”jawab sang supir yg sekaligus di aminkan oleh Aldi.

Aldi pun menghampiri Sherin yg sedari tadi menunggu setelah Supir taksi itu pergi.”masyaallah, ini rumahnya bagus banget yah”jawab Sherin dengan wajah yg senang.

“iya, rumahnya bagus. Sherin suka kan?” tanya Aldi meminta pendapat dari Sherin. “suka banget yah, ini lebih bagus dari yang Aku bayangin” jawab Sherin dengan cepat.

Setelah masuk rumah sherin pun tampak terkejut dengan rumah yg indah dan elegan meskipun tidak megah, karena hanya di tempati dia dan ayahnya itupun klo Sherin mau ada Art akan di datangkan Ayahnya,etapi Sherin sendiri yg tidak mau karena sudah terbiasa hidup dengan Ayahnya.

“Yah, Sherin ngak tau Ayah punya uang darimana kok bisa buat beli rumah sebesar ini.” Tanya Sherin sambil keliling melihat ornamen dirumah barunya.

“Ayah juga ngak nyangka, tapi ini wasiat mendiang ibumu dan Ayah menabung demi beli rumah ini.” jawab Aldi mengingat mending istrinya yg menginginkan rumah di tengah kota.

“Ayah hebat, klo aja ibu tau ibu pasti seneng klo sekarang impiannya terpenuhi berkat ayah” ucap Sherin sambil memeluk Ayahnya yg berwajah lesu ketika mengingat ibunya.

“ iya, Ayah tau klo Ayah itu hebat, jadi anak ayah harus lebih hebat. Kan besok km sudah harus sekolah lagi jadi istirahat saja di kamar ya biar ngak capek.” Jawab Aldi sekaligus mengingatkan bahwa Sherin besok sekolah di sekolah barunya.

“Iya Ayahku sayang, Habis ini ya setelah kita selesai bersih’nya. Aku ngak mau Ayahku kecapean sendirian.” Lanjut Sherin yg langsung bersih’ bersama Ayahnya.

“Anak Ayah pengertian banget, besok km pakai baju sekolah yg lama gpp kan?, Setelah km pulang sekolah baru kita belanja keperluan sekolah km.”

Aldi tau kalo putrinya itu sulit beradaptasi pada sesuatu yg baru, mungkin itu karena trauma yg dialami oleh Sherin semasa kecil. Jadi Aldi mencoba memahami apa yg Sherin rasakan.

“Iya Ayah, Sherin juga ngakpapa klo harus pake seragam lama itu juga masih bagus sayang kalo harus beli lagi.” Jawab Sherin yg tidak suka membuang’ uang.

Itu karena Sherin tau klo Ayahnya dulu sulit mendapatkan pekerjaan, dan karena diapun tau kalo mencari uang itu tidaklah mudah.

***

Akhirnya berakhir semua tugas bersih’rumah baru mereka, kini Sherin membuat minuman untuknya dan Ayahnya. Meskipun Sherin bukan juara kelas dan nilainya terbilang pas’an tapi Aldi tidak pernah menuntut agar Sherin juara kelas , setidaknya Sherin mau sekolah itu sudah lebih dari cukup buat seorang Ayah yg ingin anaknya bahagia.

“Ayah, ini aku buatin minum pasti ayah haus kan.”lanjut Sherin setelah menaruh minuman buatannya di meja.”anak Ayah baik banget. Oh iya, apa Sherin ngak ingin kuliah atau kursus apa gitu?” tanya Aldi ketika Sherin hendak duduk.

Aldi tau jika anaknya pandai di bidang lain jadi dia mencoba untuk mensuport Sherin, juka pun Sherin ingin membuka usaha maka Aldi ngak akan ragu akan membangun sebuah usaha untuk anaknya. Meski terbilang bukan keluarga kaya tapi Aldi selama hidup sudah menabung demi Anak semata wayangnya.

“Ayah, Sherin kan belum lulus SMA kok udah bilang kuliah aja sih. Tapi dulu Sherin kepengen kursus menjahit baju aja yah.” Sherin menjawab dengan wajah lesu langsung berubah ceria.

Aldi mengerti jika Sherin tak ingin kuliah tapi di mengingatkan pada anaknya bahwa menuntut ilmu itu penting, tapi Aldi juga mengingat janjinya pada mendiang istrinya yaitu ibu Sherin, bahwa ia tak akan menuntut dan membebankan Sherin. Itu semua karena Aldi sangat menyayangi Sherin lebih dari dirinya sendiri.

"iya, Ayah hanya mengingatkan Sherin kalau memang Sherin nggak mau kuliah ya tidak apa apa. Yang penting Sherin bahagia, Ayah juga bahagia." Tangkas Aldi dengan wajah tersenyum.

"Sherin sayang Ayah. Dan Sherin sudah memutuskan mau ikut kursus feshion aja yah." Sherin menjawab dengan rasa bersyukur dalam hati karena memiliki seorang Ayah seperti Aldi.

"tapi Sherin harus janji jangan sampai sekolah kamu kalah dengan kursus nya."

Aldi menasehati Sherin karena dia tau kalau Sherin kurang dalam sikap disiplinnya.

"Sherin janji, pasti bisa. setelah sepulang sekolah Sherin mau beli alat alat jahit juga."

Sherin meminta izin kepada Aldi, meski dia tau kalau Ayahnya akan mengizinkan walau tanpa minta.

"baik. besok kita pergi, sekarang Sherin mandi dulu terus kita makan malam. karena kamu besok harus sekolah dan bangun pagi. Gak boleh telat karena besok hari pertama Sherin masuk sekolah,,"

"Ya ampun yah, aku lupa blm masak karena keasikan ngobrol sama Ayah."Sherin bicara sambil melangkah menuju dapur, tapi buru dia kembali ke ruang tamu karena dia ingat belum ada bahan masakan yang di beli.

"sudah Ayah duga. Sherin, mandi dulu ayah sudah beli makanan online" tunkas Aldi geleng' setelah tau putri nya kembali dengan senyum yang melihatkan deretan gigi nya.

"Sherin masuk kamar dulu ya yah." untuk kedua kalinya Sherin bicara sambil lari ke kamar baru nya yg tadi dia bersihkan.

"hmmm.." hanya sebuah deheman yang diucapkan Ayahnya, itupun karena Aldi sangat lelah dan ingin segera istirahat di kamar nya.

****

Sherin sudah mandi dan dia merasa dari sebelumnya setela rumah barunya. Akhirnya jam menunjukkan pukul 16:20, dia menatap langit' kamarnya.

"Andai saja ibu masih ada pasti dia akan bahagia, oh ya. Gimana ya sekolah ku besok, aku berharap bisa punya teman baik."Sherin berandai-andai akan ibunya yang sudah meninggal, dan juga mengharapkan yang terbaik untuk dirinya di sekolah tempat baru. Yang pastinya Sherin harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Beberapa saat setelah itu ada bel dari pintu depan, Sherin pun turun karena kamarnya ada di lantai dua.

"Ting..tong.., Paket." bersamaan bel yang di bunyikan mas grab foodnya Sherin membuka pintu.

"oh iya mas, uangnya sudahkan?"tanya Sherin ke tukang grab foodnya." iya mbk sudah, ini paket nya, dan tolong tandatangani surat terimanya."jawab tukang paket sambil memberikan paketnya dan selembar kertas untuk di tandatangani.

"iya mas terimakasih." tungkas Sherin mengucapkan terimakasih dan menutup pintu setelah tukang grab foodnya pergi.

Sherin masuk ke ruang makan dan segera memanggil Ayahnya, memintanya turun dan makan malam bersama."Ayah, ini paketnya sudah datang Aku siapin dulu, habis itu kita makan malam bersama."teriak Sherin memanggil Ayahnya.

"iya Sherin. Kamu siapin aja dulu habis ini Ayah turun."jawab Aldi setelah sholat Maghrib dikamarnya.

"iya yah, buruan ya Sherin laper banget."sengaja Sherin bilang gitu agar Ayahnya cepat turun." iya iya, ini Ayah udah di bawah." Aldi melangkah lalu duduk di kursi meja makan.

"Ayah tadi masih sholat, jadi ngak tau kalau tukang grabnya udah dateng. kamu nanti tidurnya jangan malem malem, soalny besok harus berangkat pagi banget Ayah ada rapat dadakan." Aldi mengingatkan putrinya karena besok dia harus kembali kerja.

"iya yah, tapi ayah harus inget janji ayah."lanjut Sherin mengingatkan apa yg dijanjikan Ayahnya."iya Sherin Ayah ngak lupa kok." jawab Aldi.

Mereka berdua bahagia, dan Aldi pun juga. ia merasa senang bisa membesarkan putri semata wayangnya, meskipun tanpa adanya kasih sayang seorang ibu, wanita yang sangat dia cintai. Begitupun dengan Sherina gelisa. ya, itulah nama lengkap Sherin yang dipilih mendiang ibunya, karena nama mendiang ibu Sherin bernama Lisa.

Terpopuler

Comments

Fathul Qorib Apt

Fathul Qorib Apt

sprti nya klw penulis an kata pd sosok ayah shrlin jgn cuma "Ald"i ajja, coba di kasih awalan pak /ayah biar ter kesan lbih terhormat, slebih nya oke Lh👍

2023-10-16

1

Acap Amir

Acap Amir

Gemesin banget nih karakternya, bikin baper!

2023-07-26

1

Yuri Lowell

Yuri Lowell

Happy banget!

2023-07-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!