BAB 4 "Bertemu sahabat lama"

Sherin pun berlalu setelah mengucapkan terimakasih pada cewe tersebut. Dan Sherin akhirnya bertemu Fika dengan nafas ngos-ngosan karena dia tadi berlari takut temannya pergi.

"Sherin, Lo kemana aja sih tau ngak gue nyariin Lo ke semua tempat, kalo Lo yang kesasar gue yang diomelin bokap Lo."ucap Fika panjang lebar memarahi Sherin.

Sebenernya itu bukan kemarahan tapi Fika takut juga khawatir kalo Sherin pergi jau kalo pun Sherin tersesat dia juga yang tanggung jawab, karena Ayah Sherin sudah bilang kalo Sherin tidak hafal tempat ini.

"maaf Fik, aku tadi ke kamar mandi yang ada di sebelah toko buku itu tapi pas balik kamu nya nggak ada." jawab Sherin dengan menunduk karena takut teman barunya ini akan marah dan meninggalkan dia.

"okey, yang penting sekarang Lo udah ketemu kan. Gue juga ikut lega, btw Lo tau gue di sini kata siapa kok Sampek lari lari gitu tadi?" ujar Fika bertanya.

"jadi sebenarnya tadi itu ada cewek yang ngasi tau aku, dia lihat kita pakai seragam samaan jadi di kasih tau kalo kamu di sini." terang Sherin.

"syukur deh, kalo gitu kita Pulang aja ini juga udah jam 4 sore takutnya di cariin kalo lama lama."ucap Fika sambil mereka berdua melangkah keluar dari Mall ini.

Akhirnya mereka pulang dan ketika saat di perjalanan Sherin tertidur, Fika pun nyetir sambil ngomel-ngomel. "Untung aja gue cewek Baek baek, kalo aja yang nolong Lo itu bukan gue bisa jadi kenduren malem deh." ujar Fika yang tau kalau Sherin sangat percaya padanya dan tidak menaruh kecurigaan apapun.

Sesampainya di rumah Fika pun terperangah ketika melihat bangunan rumah sherin, sangat megah bahkan mirip mansion di tv tv. Tapi Fika heran jika ini yang iya lihat kenapa penampilan Fika seperti anak desa saja, bahkan Ayahnya juga terlihat biasa dalam berpakaian hanya mengunakan pakaian formal seperti guru.

"Oh my gat. Gue gak nyangka ya sher, rumah Lo kayak istana negara aja." ujar Fika takjub melihat rumah Sherin.

"emm ya gitu deh, aku aja ngak tau tiba tiba kemaren pindah ke sini." jawab Sherin seraya tersenyum.

"Ok deh kalo gitu gue pamit dulu takut di cariin nyokap." ujar Fika berpamitan.

" kamu nggak mau mampir dulu gitu?" ujar Sherin mengajak Fika masuk ke rumah barunya.

"ngak dulu deh sher, lain kali aja gue main ke sini." tangkas Fika dengan cepat.

Akhirnya Fika pergi dari kediaman Sherin dan Sherin memasuki rumah nya

"Alhamdulillah sih ya, aku nggak nyangka dapet rumah se bagus ini" ujar Sherin bersyukur atas segala yang dia punya saat ini.

...****************...

Pagi hari saat sherin sekolah dia sangat engan berangkat sekolah dengan Ayahnya menaiki mobil baru mereka. Sherin takut dia di cap sebagai anak sombong di sekolah nya, apalagi banyak juga anak yang tidak suka terhadap Sherin.

"yah, gimana kalo Sherin berangkat sama Fika atau nggak Sherin pesen taksi online aja." ujar Sherin tak mau menaiki mobil baru Ayahnya.

"iya ayah ngerti kamu nggak suka kemewahan, tapi sayang ini hasil kerja keras Ayah buat kamu."jawab Aldi dengan antusias.

"Kalo gitu kamu dianterin Ayah pake motor aja ya atau nanti ayah turunin kamu agak jau dari gerbang sekolah." tungkas Aldi dengan tersenyum.

"iya yah, Aku turun agak jauh dari sekolah nanti aku jalan kaki aja." jawab Sherin dan langsung menaiki mobil baru Ayahnya.

Sherin yang sedang duduk di samping kemudi dia sibuk dengan pikirannya jadi ikut atau tidak tantang kursus privat modes yang kemarin sempat Mereka bicarakan.

Aldi pun sempat melihat putrinya agak kebingungan tadi dia tetap diam dan menunggu Sherin yang menceritakannya sendiri.

"yah, kursus nya Sherin tunda dulu ya kan Sherin masih baru pindah sekolah, jadi Sherin mau fokus sekolah dulu." ujar Sherin memecah keheningan.

" ya udah, kalo itu yang Sherin mau." jawab Aldi mengiyakan apapun keinginan Sherin asal itu baik dan tidak merugikan orang lain.

Beberapa menit kemudian mereka sampai di sekolah Sherin dan seperti yang tadi Sherin katakan dia turun agak jauh dari gerbang sekolah.

"Udah yah, disini aja Sherin turunnya. nanti kalau Sherin pulang Sherin naik taksi online aja ya yah." ujar Sherin dan sekaligus meminta izin pada Ayahnya.

" iya, tapi Sherin harus janji nggak boleh keluyuran dan haru langsung pulang, soalnya Ayah juga pulang agak malem.

" iya yah, kalo gitu Sherin pamit sekolah dulu ya. Bayy Ayahku sayang."ujar Sherin sambil melambaikan tangannya setelah berpamitan kepada Aldi.

Aldi pun kembali ke kantor tempat ia bekerja.

sebenarnya Aldi adalah orang kota tapi setelah menikah ia memutuskan untuk tinggal di desa, dan seperti yang kita tau sekarang rumah yang Aldi tepati bukan semata hasil kerja kerasnya saja tapi juga ada dari keluarganya Aldi.

Setelah Aldi meninggalkan area sekolah, dia langsung pergi ke sebuah rumah sakit yang tak jauh dari tempatnya bekerja.Sesampainya di rumah sakit dia memasuki ruang VVIP, Aldi memanggil seorang dokter.

"Dok gimana keadaan kakek saya." tanya Aldi kepada dokter yang sedang ada di ruangan itu.

...****************...

Sherin sudah ada di depan gerbang sekolah namun tiba tiba Fika memangilnya dari belakang.

"Sherin, ya ampun Sherin Lo mikirin apa an dari tau gue panggil nggak nyaut nyaut." ucap Fika setelah memangil Sherin beberapa kali.

Sherin pun tersadar dari lamunannya karena Sherin sedang memikirkan tentang kursus yang tidak jadi ia ikuti.

" emm, nggak kok. aku ngakpapa." jawab Sherin dengan senyum.

"Yaudah deh yuk buruan kita masuk, keburu Bu Iva entar bangun dari hibernasinya." ujar Fika sambil bergurau, namun nyatanya Sherin masih bengong dan tidak menanggapi Fika.

"tuh kan, apa gue bilang Lo pagi pagi udah kesambet jin sekolah makanya kalo sekolah itu jangan rajin rajin amat." ujar Fika lagi.

" ngak kok, aku cuma kepikiran kalo nggak bisa kursus karena tadi aku yang bilang nggak jadi sama Ayah."jawab Sherin dengan wajah sedihnya.

"lah. Lo yang bilang nggak, jadi Lo sendiri yang sedih gimana sih.., btw kursus apaan?" ujar Fika dan bertanya kepada Sherin.

"kursus tata busana." jawab Sherin sambil berjalan menuju kelas.

saat mereka berdua melintasi di pinggir lapangan basket Tiba tiba bola basket itu melambung ke arah Sherin dengan sepat.

bunggghhhh.., Sherin terjatuh dan seketika pingsan. Fika yang tau pun dia langsung melabrak cowok yang tak sengaja mengarahkan bola itu ke kepala Sherin.

"eh anak songong, lo tuh bisa main basket nggak sih. Temen gue pingsan gara gara Lo tau nggak, kalo dia sampe kenapa-kenapa gue habisin lo." ancep Fika kepada pemuda tadi.

Tampa Fika duga ada satu cowo yang ia ingat itu Star big cowok populer di Nusa, dia mengendong Sherin dan membawanya ke klinik sekolah.

"OH MY GOD, gue nggak nyangka itu cowok tampan paling pintar di sekolah mau gendong Sherin."

Semua murid menatap cowok itu dan mereka menyaksikan adegan itu bak seperti adegan romantis padahal itu sebuah kecelakaan Yang dimana ada seseorang butuh pertolongan.

"ciee, kain so sweet banget. Ketos kita udah ngak pendiem gess.huuu cewek gatel bisa bisanya dia pegen di gendong sama big star kita." banyak sekalih yang mereka katakan ada juga yang mendukung ada juga yang tak menyukai Sherin jida dekat dengan big star Nusa Bangsa

Tampa memperdulikan ocehan temannya

Fika pun menyusul Sherin ke klinik sekolah dan di buntuti cowok yang tak sengaja mengarahkan bola basket ke Sherin tadi.

...****************...

Di dalam klinik Sherin sudah sadar setelah mendapatkan penanganan dokter, ketika Sherin Sada dia teringat jika tadi saat di lapangan terkena bola basket. Dan Sherin tanya pada dokter tersebut siapa yang membawany saat pingsan.

"makasih ya Dok, maaf tadi yang bawa saya ke sini siapa ya, saya mau terima kasih juga sama orangnya." ujar Sherin.

"iya dek sama sama, itu orangnya ada di luar. Sepertinya kamu juga punya asma, apa kamu pernah mengalami sesuatu?" tanya dokter itu kepada Sherin.

"iya Dok, saya punya riwayat asma, dan saya fobia kegelapan kalo fobia saya kambuh asma saya juga kambuh." jawab Sherin.

"ya sudah, kamu istirahat saja. Nanti saya panggilkan Anak yang gendong kamu itu saya kira kalian pacaran soalnya dia dari tadi nungguin kamu sadar." ujar sang dokter saat hendak keluar.

"dek, anak tadi udah bangun kamu di suruh masih sama dia." ujar sang dokter.

"iya Dok, makasih banyak."jawab anak itu.

cowok itupun masuk ke ruang periksa dimana Sherin terbaring disana. dan saat dia ingin masuk tiba tiba saja

...****************...

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!