NovelToon NovelToon

Cinta Dalam Ketakutan

BAB 1 "Pindah ke Jakarta"

Kini Sherin sudah sampai di Jakarta puku 13:45, serin mungkin kelelahan dan dia sudah tidak sabar ingin tau rumah barunya.

“Yah, apakah masih lama sampainya?”tanya Sherin,,yg sudah tak sabar ingin segera sampai.

“Iya Sherin sayang, sebentar lagi kita sampai kok.Cuma 10 menit lagi” jawab pak Aldi dengan semangat.

“Oh iya yah, sekolah aku gimana ya aku takut nanti ngak punya temen.” Sherin khawatir akan teman barunya karena di desa dia hanya punya dua teman, dan itu pun mereka sudah pindah ke sekolah yg ada di kota 2tahun yg lalu.

“Anak Ayah kan hebat, cantik. Pasti banyak yg mau temenan sama Sherin.” Jawab pak Aldi memberi semangat pada Sherin.

“Ihh, Ayah suka bener aja klo bilang” jawab Sherin dengan senyum yg mengembang di pipinya.

***

10 menit kemudian telah usai kini mereka telah sampai di rumah baru yg di nantikan Sherin dari tadi, Sherin turun duluan dan menunggu Aldi sedang membayar taksi yg mereka naiki tadi.

“Ini pak uangnya, kembalinya untuk bapak saja” ujar pak Aldi memberikan selembaran seratus ribu kepada pak Supir taksi.

“terimakasih ya pak, semoga rejekinya banyak dan tambah berkah”jawab sang supir yg sekaligus di aminkan oleh Aldi.

Aldi pun menghampiri Sherin yg sedari tadi menunggu setelah Supir taksi itu pergi.”masyaallah, ini rumahnya bagus banget yah”jawab Sherin dengan wajah yg senang.

“iya, rumahnya bagus. Sherin suka kan?” tanya Aldi meminta pendapat dari Sherin. “suka banget yah, ini lebih bagus dari yang Aku bayangin” jawab Sherin dengan cepat.

Setelah masuk rumah sherin pun tampak terkejut dengan rumah yg indah dan elegan meskipun tidak megah, karena hanya di tempati dia dan ayahnya itupun klo Sherin mau ada Art akan di datangkan Ayahnya,etapi Sherin sendiri yg tidak mau karena sudah terbiasa hidup dengan Ayahnya.

“Yah, Sherin ngak tau Ayah punya uang darimana kok bisa buat beli rumah sebesar ini.” Tanya Sherin sambil keliling melihat ornamen dirumah barunya.

“Ayah juga ngak nyangka, tapi ini wasiat mendiang ibumu dan Ayah menabung demi beli rumah ini.” jawab Aldi mengingat mending istrinya yg menginginkan rumah di tengah kota.

“Ayah hebat, klo aja ibu tau ibu pasti seneng klo sekarang impiannya terpenuhi berkat ayah” ucap Sherin sambil memeluk Ayahnya yg berwajah lesu ketika mengingat ibunya.

“ iya, Ayah tau klo Ayah itu hebat, jadi anak ayah harus lebih hebat. Kan besok km sudah harus sekolah lagi jadi istirahat saja di kamar ya biar ngak capek.” Jawab Aldi sekaligus mengingatkan bahwa Sherin besok sekolah di sekolah barunya.

“Iya Ayahku sayang, Habis ini ya setelah kita selesai bersih’nya. Aku ngak mau Ayahku kecapean sendirian.” Lanjut Sherin yg langsung bersih’ bersama Ayahnya.

“Anak Ayah pengertian banget, besok km pakai baju sekolah yg lama gpp kan?, Setelah km pulang sekolah baru kita belanja keperluan sekolah km.”

Aldi tau kalo putrinya itu sulit beradaptasi pada sesuatu yg baru, mungkin itu karena trauma yg dialami oleh Sherin semasa kecil. Jadi Aldi mencoba memahami apa yg Sherin rasakan.

“Iya Ayah, Sherin juga ngakpapa klo harus pake seragam lama itu juga masih bagus sayang kalo harus beli lagi.” Jawab Sherin yg tidak suka membuang’ uang.

Itu karena Sherin tau klo Ayahnya dulu sulit mendapatkan pekerjaan, dan karena diapun tau kalo mencari uang itu tidaklah mudah.

***

Akhirnya berakhir semua tugas bersih’rumah baru mereka, kini Sherin membuat minuman untuknya dan Ayahnya. Meskipun Sherin bukan juara kelas dan nilainya terbilang pas’an tapi Aldi tidak pernah menuntut agar Sherin juara kelas , setidaknya Sherin mau sekolah itu sudah lebih dari cukup buat seorang Ayah yg ingin anaknya bahagia.

“Ayah, ini aku buatin minum pasti ayah haus kan.”lanjut Sherin setelah menaruh minuman buatannya di meja.”anak Ayah baik banget. Oh iya, apa Sherin ngak ingin kuliah atau kursus apa gitu?” tanya Aldi ketika Sherin hendak duduk.

Aldi tau jika anaknya pandai di bidang lain jadi dia mencoba untuk mensuport Sherin, juka pun Sherin ingin membuka usaha maka Aldi ngak akan ragu akan membangun sebuah usaha untuk anaknya. Meski terbilang bukan keluarga kaya tapi Aldi selama hidup sudah menabung demi Anak semata wayangnya.

“Ayah, Sherin kan belum lulus SMA kok udah bilang kuliah aja sih. Tapi dulu Sherin kepengen kursus menjahit baju aja yah.” Sherin menjawab dengan wajah lesu langsung berubah ceria.

Aldi mengerti jika Sherin tak ingin kuliah tapi di mengingatkan pada anaknya bahwa menuntut ilmu itu penting, tapi Aldi juga mengingat janjinya pada mendiang istrinya yaitu ibu Sherin, bahwa ia tak akan menuntut dan membebankan Sherin. Itu semua karena Aldi sangat menyayangi Sherin lebih dari dirinya sendiri.

"iya, Ayah hanya mengingatkan Sherin kalau memang Sherin nggak mau kuliah ya tidak apa apa. Yang penting Sherin bahagia, Ayah juga bahagia." Tangkas Aldi dengan wajah tersenyum.

"Sherin sayang Ayah. Dan Sherin sudah memutuskan mau ikut kursus feshion aja yah." Sherin menjawab dengan rasa bersyukur dalam hati karena memiliki seorang Ayah seperti Aldi.

"tapi Sherin harus janji jangan sampai sekolah kamu kalah dengan kursus nya."

Aldi menasehati Sherin karena dia tau kalau Sherin kurang dalam sikap disiplinnya.

"Sherin janji, pasti bisa. setelah sepulang sekolah Sherin mau beli alat alat jahit juga."

Sherin meminta izin kepada Aldi, meski dia tau kalau Ayahnya akan mengizinkan walau tanpa minta.

"baik. besok kita pergi, sekarang Sherin mandi dulu terus kita makan malam. karena kamu besok harus sekolah dan bangun pagi. Gak boleh telat karena besok hari pertama Sherin masuk sekolah,,"

"Ya ampun yah, aku lupa blm masak karena keasikan ngobrol sama Ayah."Sherin bicara sambil melangkah menuju dapur, tapi buru dia kembali ke ruang tamu karena dia ingat belum ada bahan masakan yang di beli.

"sudah Ayah duga. Sherin, mandi dulu ayah sudah beli makanan online" tunkas Aldi geleng' setelah tau putri nya kembali dengan senyum yang melihatkan deretan gigi nya.

"Sherin masuk kamar dulu ya yah." untuk kedua kalinya Sherin bicara sambil lari ke kamar baru nya yg tadi dia bersihkan.

"hmmm.." hanya sebuah deheman yang diucapkan Ayahnya, itupun karena Aldi sangat lelah dan ingin segera istirahat di kamar nya.

****

Sherin sudah mandi dan dia merasa dari sebelumnya setela rumah barunya. Akhirnya jam menunjukkan pukul 16:20, dia menatap langit' kamarnya.

"Andai saja ibu masih ada pasti dia akan bahagia, oh ya. Gimana ya sekolah ku besok, aku berharap bisa punya teman baik."Sherin berandai-andai akan ibunya yang sudah meninggal, dan juga mengharapkan yang terbaik untuk dirinya di sekolah tempat baru. Yang pastinya Sherin harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Beberapa saat setelah itu ada bel dari pintu depan, Sherin pun turun karena kamarnya ada di lantai dua.

"Ting..tong.., Paket." bersamaan bel yang di bunyikan mas grab foodnya Sherin membuka pintu.

"oh iya mas, uangnya sudahkan?"tanya Sherin ke tukang grab foodnya." iya mbk sudah, ini paket nya, dan tolong tandatangani surat terimanya."jawab tukang paket sambil memberikan paketnya dan selembar kertas untuk di tandatangani.

"iya mas terimakasih." tungkas Sherin mengucapkan terimakasih dan menutup pintu setelah tukang grab foodnya pergi.

Sherin masuk ke ruang makan dan segera memanggil Ayahnya, memintanya turun dan makan malam bersama."Ayah, ini paketnya sudah datang Aku siapin dulu, habis itu kita makan malam bersama."teriak Sherin memanggil Ayahnya.

"iya Sherin. Kamu siapin aja dulu habis ini Ayah turun."jawab Aldi setelah sholat Maghrib dikamarnya.

"iya yah, buruan ya Sherin laper banget."sengaja Sherin bilang gitu agar Ayahnya cepat turun." iya iya, ini Ayah udah di bawah." Aldi melangkah lalu duduk di kursi meja makan.

"Ayah tadi masih sholat, jadi ngak tau kalau tukang grabnya udah dateng. kamu nanti tidurnya jangan malem malem, soalny besok harus berangkat pagi banget Ayah ada rapat dadakan." Aldi mengingatkan putrinya karena besok dia harus kembali kerja.

"iya yah, tapi ayah harus inget janji ayah."lanjut Sherin mengingatkan apa yg dijanjikan Ayahnya."iya Sherin Ayah ngak lupa kok." jawab Aldi.

Mereka berdua bahagia, dan Aldi pun juga. ia merasa senang bisa membesarkan putri semata wayangnya, meskipun tanpa adanya kasih sayang seorang ibu, wanita yang sangat dia cintai. Begitupun dengan Sherina gelisa. ya, itulah nama lengkap Sherin yang dipilih mendiang ibunya, karena nama mendiang ibu Sherin bernama Lisa.

BAB 2 "SEKOLAH BARU"

Pagi hari Sherin sudah siap berangkat ke sekolah barunya bersama Ayah, yang katanya harus lebih pagi kerena Ayah Sherin harus pergi rapat mendadak. Ayah Sherin dulunya seorang kepala desa dan sekarang dia diangkat menjadi bagian Asisten dari gubernur Jakarta yang ditugaskan mengurusi sektor perekonomian dan pembangunan. Sherin pun amat sangat kagum pada sok sok Ayahnya, yang berjuang dari titik terendahnya hingga sekarang Aldi bisa dikatakan sudah sukses."Sherin ayo cepat, Apa kamu sudah siap?" tanya Ayahnya yang sedari tadi memanggil Sherin yang tak kunjung turun dari kamarnya."iya Ayah. Sherin sudah selesai." Jawab Sherin sembari terburu buru menuruni anak tangga.

Mereka berdua keluar rumah bersama dan tak lupa Sherin juga mengunci pintu rumahnya, bersama dengan itu Aldi pun mengecek apa taksi online yang dia pesan tadi sudah sampai dihalaman depan.

"Dengan pak Aldi." ujar si supir taksi ketika melihat Aldi keluar dari gerbang rumahnya.

"iya pak. Tunggu anak Saya sebentar ya, masih mengunci pintu rumah." iya pak ngakpapa." jawab Supir taksi seraya senyum.

"orang kaya tapi naik taksi online ada ada saja, wong rumahnya aja kayak pabrik sembako." ujar pak supir taksi itu dalam hati ketika melihat rumah Aldi yang begitu besar dan mewah menurut si supir taksi.

Bersamaan dengan itu muncul Sherin dari dalam yang melangkah terburu buru, lalu menutup pintu pagar rumahnya. Dan mereka memasuki taksi itu bersama, Aldi tersenyum ketika melihat putrinya yang suka terburu buru dalam segala hal." Ayah harap Sherin bisa adaptasi dengan sekolah baru Sherin."ucap Aldi sambil mengelus rambut Sherin."pasti yah. Tapi Sherin kan belom tau nama sekolah Sherin yang baru?"Sherin menanyakan nama sekolahnya karena sedari kemarin dia sangat ingin tau.

Nama sekolah Sherin adalah SMA NUSA BANGSA , yang ada di tengah kota jaraknya tak jauh dari rumah Sherin yang sekarang.

"Nanti juga kamu tau. biar jadi kejutan kan." jawab Aldi yang sengaja, agar Sherin antusias terhadap sekolah barunya.

"Ayah ngak seru banget, Aku kan jadi kepo." jawab Sherin dalam hati karena nggak mungkin dia membantah Ayah kesayangannya, Aldi hanya menanggapi dengan senyuman.

***

sesampainya di sekolah Sherin, dia menatap terkejut bangunan besar itu yang bertuliskan SMA NUSA BANGSA di pintu masuk." Sherin ayo masuk?, kaget ya.. Udah ayah bilang, ini itu kejutan buat anak Ayah biar makin semangat belajarnya." ujar Aldi ketika melihat Sherin yang terpukau dengan sekolah barunya." Ayah, apa kita nggak salah alamat sekolahnya?, ini itu jauh banget dari sekolah di desa dulu." Sherin membandingkan sekolah di desa dan di kota sangat jauh sekali.

"Maka dari itu Anak Ayah harus rajin belajarnya. ayo masuk, kita harus ke kantor kepala sekolah dulu." ujar Aldi mengajak Sherin masuk ke SMA NUSA BANGSA. "iya yahh." jawab Sherin dengan semangat.

****

"Ruang kepala sekolah dimana ya dek?" tanya Ayah Sherin kepada salah satu siswa ketika hendak ke ruang kepala sekolah.

"Di sebelah kanan pak, tinggal lurus aja setelah itu belok kiri." ujar seorang siswa menjelaskan.

"Baik, makasih ya." ucap Aldi yang dianguki siswa tersebut."Sherin ruangnya di sebelah sana." Aldi bergegas ke ruangan yang di tunjukkan siswa tadi disusul dengan sherin.

"tok tok ...., permisi."ucap Aldi.

tak lama kemudian seseorang menjawab dari dalam. "iya, silahkan masuk."

"maaf pak, Saya orang tuanya Sherin yang kemarin sempat telfon sama bapak."ujar Aldi sambil menatap pak kepala sekolah.

kepala sekolah di SMA NUSA BANGSA ini bernama Dr. Arsenio Kusuma Wijaya M.Pd.

guru killer tersebut dipanggil pak sen, dia adalah guru yang paling disegani semua warga sekolah.

"iya, silahkan duduk." ujar pak sen, menyuruh Sherin dan Ayahnya duduk."baik pak, terimakasih." jawab Ayahnya Sherin.

Merekapun berbincang bincang mengenai perpindahan Sherin ke SMA NUSA BANGSA ini, dan semua hal tentang Sherin dalam dunia pendidikan." Terimakasih pak atas bantuannya, saya senang jika perpindahan Sherin di sekolah barunya di terima dengan baik." ujar Ayah Sherin dengan senang.

"Sherin, Ayah kerja dulu ya kamu harus semangat belajar nanti Ayah jemput kalau sudah pulang." ujar Aldi berpamitan kepada Sherin."iya yah, pasti di sini gurunya baik semua." jawab Sherin yang mendapat senyuman dari pak kepala sekolah.

"pak Aldi tidak perlu khawatir, saya yang bertanggung jawab atas kenyamanan semua siswa di waktu sekolah."ujar pak sen dengan tegas.

Aldi pun memesan taksi online setelah berpamitan kepada kepala sekolah. Aldi keluar dari SMA NUSA BANGSA dengan terburu buru dan tidak sengaja menabrak seseorang siswa." eh, maaf ya nak Saya sedang terburu buru." ucap Aldi yang mendapat senyuman serta anggukan sopan dari anak tersebut. Anak itu bernama Gentara, siswa kelas 12A IPA dua.

" itu siapa ya, apa guru baru yang di katakan Bu Iva." ucapnya dalam hati, ketika melihat penampilan Aldi yang berjalan keluar sekolah.

Di dalam ruangan kepala sekolah Sherin diajak pak sen ke ruangan guru, yang terletak di sebelah aula sekolah ini. "ini kantor guru apa kantor kabupaten sih, gedhe banget tempatnya." ucap Sherin dalam hati.

"Sherin, ini Bu Iva guru kesiswaan dan wali kelas kamu. Nanti kamu diantar Bu Iva ke kelas, dan jika ada yang tidak mengerti tanyakan kepada beliau atau saya." ujar pak sen menjelaskan kepada Sherin.

"baik, pak. Mohon Bimbingannya ya Bu." jawab Sherin dengan senyum karena agak canggung dengan guru guru barunya.

"iya Sherin, kalau kamu sudah masuk di sini berarti kamu adalah tangung jawab semua guru. Ujar Bu Iva dengan semangat.

SMA NUSA BANGSA, adalah sekolah yang berbeda dengan kebanyakan sekolah pada umumnya. Sekolah ini memiliki sistem belajar mengajar yang sangat efektif, dan setiap tahunya akan ada pertukaran pelajar ke luar negeri bagi siswa yang berprestasi, entah itu di bidang akademik ataupun non-akademik.

"iya Bu, terimakasih atas bantuannya." jawab Sherin mengucapkan terimakasih kepada Bu Iva. "kalau begitu saya permisi dulu, kamu diantar Bu Iva ya." ujar pak sen seraya berpamitan

****************

Aldi telah selesai rapat, dan segera ia menelfon seseorang lalu bergegas ke kafe tempat dimana ia bertemu dengan orang yang tadi di telfonnya. Sesampainya di kafe tempat mereka berjanji akan bertemu, Aldi mencari seseorang itu, dan tak lama kemudian ada seorang yang memangilnya dari arah jendela. "Aldi sebelah sini." panggil orang tersebut dengan melambaikan tangan.

Orang itu adalah teman SMA Aldi dulu, mereka sudah lama tidak bertemu dan mereka tidak pernah komunikasi satu dengan yang lainnya, bukannya tidak mau memberi kabar tapi mereka sama sama kehilangan kontak. "Aldi kamu makin sukses saja ya, aku ngak nyangka kita bisa bertemu lagi."ujar teman lama Aldi yang bernama Gana.

"iya Gan, aku ngak nyangka kita ketemu lagi. Aku kesini mau bahas soal rumah yang baru aku beli ternyata itu rumah kamu. Aku tau nomor telfon kamu ya dari agensi perusahaan kamu Gan. Saya juga ingin minta tolong sama kamu.?" jawab Aldi serta ingin menanyakan kenapa dia ingin bertemu dengan Gana.

"iya ada apa di, jika Aku bisa pasti kubantu." jawab Gana menawarkan bantuan.

Mereka berbincang bincang sangat lama, itupun dengan menceritakan kisah hidup mereka dan kisah mereka saat mencari illmu di SMA dulu. Banyak perbedaan dengan saat ini karena hasil dari kerja keras mereka sendiri.

****************

Kembali ke Sherin yang sedang di antar Bu Iva ke kelas nya yang ada di sebelah Utara, dan semua bangun itu lagi lagi membuat Sherin takjub karena tidak hanya besar tapi juga kebersihannya sangat terjaga. "Bu maaf, kelas Sherin dimana ya?, soalnya Sherin takut tersesat."tanya Sherin kepada Bu Iva karena luasnya area sekolah itu.

"Yang ada di belakang taman yang di tengah tengah itu, adalah kelas kamu. Kamu sudah di tempatkan di kelas 11A IPS satu Kelas bina prestasi." ujar Bu Iva kepada Sherin.

" Apa Bu Iva nggak salah, saya ngak pinter pinter banget Bu?" tanya Sherin yang merasa jika dirinya bukan anak pintar, tapi kenapa dia dimasukkan ke kelas bina prestasi.

"Sherin, sejatinya semua anak itu pintar hanya harus berproses, dan Kamu harus buktikan kalau kamu itu bisa."ujar Bu Iva menasehati Sherin.

"Baik Bu, Sherin akan berusaha."jawab Sherin dengan senyum meski ia sempat ragu bisakah mengubah nilainya yang terombang-ambing oleh rasa malas.

"Nanti ketika kamu di kelas kamu harus memperkenalkan diri kamu ke teman teman yang ada di kelas." ujar Bu Iva menyuruh Sherin memperkenalkan dirinya di hadapan murid-murid.

"iya Bu." jawab Sherin singkat karena ia telah sampai di depan kelasnya.

"Selamat pagi murid-murid, kita kedatangan murid baru. Sherin sini masuk perkenalkan diri kamu dulu." ujur Bu Iva setelah mendapat sambutan dan respon baik terhadap murid muridnya.

Bersamaan dengan Sherin masuk kelas, semua siswa menatapnya dengan tatapan yang beda beda. Ada yang bilang"anak siapa tuh Bu, cantik banget. Dia kayaknya dari desa. Tapi dia cantik nya natural banget.Anjjr.. Gw giri sama tuh Anak. Mungkin tahun depan Queen ada di kelas kita." dan masih banyak sekalih yang mereka katakan tak lepas dari penilaian baik buruk yang mereka tuduhkan pada Sherin.

"sudah sudah diam dulu, biarkan Sherin yang bicara."

****************

Aldi yang sudah sepakat dengan temannya akhirnya mereka menuju salah satu rumah, yaitu rumah dari Gana Mahendra. Seorang pengusaha properti.

"Gan terimakasih atas semua bantuan darimu." ucap Ayah Sherin seraya berjabat tangan dan berpelukan ala ala cowo.

"sudah, ngak usah sungkan kita kan temenan udah lama." ujar Gana dengan menepuk bahu sahabat karibnya itu.

Aldi pun segera berpamitan karena ia akan menjemput Sherin di sekolahnya dan akan mengajak putrinya itu membeli keperluan sekolah dan keperluan rumah lainnya.

"Pasti Sherin ngak nyangka kalo sekarang Ayahnya punya mobil, Aku sudah ngak sabar pengen ngejutin Sherin." ujar Aldi senang dan antusias menjemput Sherin mengunakan mobil barunya.

Aldi sudah mempunyai rencana membeli mobil dan meminta bantuan dari sahabatnya, tanpa di duga ternyata Gana mau menjual mobilnya sendiri, sebetulnya Gana memberikan mobil itu sebagai balas Budi dia di masa lalu kepada Aldi. Namun, Aldi sendiri yang tidak enak jika menerima pemberian sebesar itu.

****************

"hai semua, Kenalkan nama aku Sherina gelisa, biasa dipanggil Sherin dan aku pindah ke sini karena ikut Ayah yang pindah kerja di sini. Semoga kita bisa berteman baik terimakasih itu saja yang bisa Sherin sampaikan." ujar Sherin memperkenalkan diri kepada teman temannya.

Sherin sangat senang mendapatkan respon yang baik tidak hanya para guru tapi juga teman sekelasnya. Meski ada tatapan tidak suka yang ditunjukkan salah satu teman Sherin.

" Baik Sherin, sekarang kamu duduk di kursi kosong sebelah sana!"ujar Bu Iva menyuruh Sherin duduk.

"Sherin duduk sama gue aja. Nih juga kosong kan." ujar salah satu siswa yang sengaja Mengeser temannya agar bisa satu meja dengan Sherin, langsung saja siswa itu mendapat sorakan dari semua siswa.

"huuu... Dasar cowok modus." ucap salah satu cewe yang duduk di depan bangku Sherin.

"Sherin, kenalin nama gue Fika." ucap Fika berkenan dengan Sherin.

"sudah sudah. Kita mulai pelajaran nya sekarang, untuk Sherin dicatat dulu saja materinya nanti kamu ambil buku paket di perpustakaan."

"baik Bu" jawab mereka serempak dan patu

Jam telah menunjukkan waktu pulang. Karena sekarang ada rapat guru jadi mereka pulang lebih awal. "Pelajarannya sampai disini saja, nanti tugas akan saya shere di grup kelas." ujar Bu Iva telah selesai menerangkan materi hari ini."

Awalnya mereka patuh dan dia seketika Bu Iva keluar dari kelas, kelas itupun seperti pasar secara riuh karena semua siswa berteriak senang jika sekolah pulang lebih awal. "Sekolah ini memiliki guru yang unik, tapi siswanya yang ngak Karuhun." ujar Sherin dalam hati.

Tentu saja Sherin beranggapan seperti itu, karena dia adalah anak yang polos dari desa. Dan lingkungan desa teramat jauh dari suasana di kota. " andai saja lexsa sama Sifa satu sekolah dengan aku, aku pasti sangat senang ketemu mereka lagi." ujar Sherin dalam hati berandai-andai ingin bertemu temanya.

"sher, Lo kok diam aja dari tadi. Emang ada apa?" ujar Fika sekaligus bertanya kenapa Sherin diam saja sedari tadi.

"enggak kok, ngak da apa apa.'' jawab Sherin seraya tersenyum.

"ihhi, Lo tuh kenapa cantik banget sher. Geu jadi insecure. Atau jangan-jangan Lo oplas kalau ngak pasti pakek scincare " ujar teman Sherin lainnya seraya memuji kecantikan Sherin.

"udah dulu ya, Ayah ku udah nunggu di depan sekolah. besok aja aku ngambil buku di perpustakaan, bayy semua." Ujar Sherin sambil melambaikan tangan.

Setelah itu Sherin pun keluar sekolah meski dia agak bingung karena luasnya SMA NUSA BANGSA ini, Hinga Sherin pun melihat denah yang ada di Mading yang ada di sebelah ruang laboratorium.

Akhirnya Sherin pun mengikuti murid murid lainnya yang pulang, dan dia sudah ada di gerbang depan mencari cari Ayahnya. Dan muncul Ayah Sherin dari dalam mobil yang berwarna hitam, begitu mewah dengan pintu diangkat ke atas dan atap yang terbuka. Betapa terkejutnya Sherin dengan apa yang dia lihat.

"Ayah..." ucap Sherina gelisa alangkah terkejutnya.

BAB 2 "MOBIL BARU AYAH"

"ayah kan sudah janji mau ngajak Sherin belanja, masak kita harus naik taksi online tiap hari. Kalau seperti ini kan Ayah bisa antar jemput Sherin saat sekolah." terang Aldi menjelaskan kepada Sherin.

"Ayahh, bukannya Sherin nggak mau nerima hadiahnya, tapi Sherin cuma kasian kalau Ayah harus kerja keras lagi hanya buat sebuah mobil." ujar Sherin yang kasian terhadap Ayahnya.

"iya iya, anak Ayah sangat pengertian. Tapi kan Ayah beli mobil juga buat antar Sherin ke sekolah, apalagi kamu bisa bawa mobil kenapa nggak kamu aja yang nyetir." jawab Aldi yang merasa takut putrinya minder di sekolah saat pulang pergi naik taksi.

Meski Aldi tau kalau Sherin ngak akan seperti itu, namun setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik buat anaknya. Begitupun dengan yang diinginkan oleh Aldi.

Sherin adalah anak yang polos juga ceria namun Sherin juga sudah punya SIM mengemudi jadi, Aldi pun dengan senang hati memberikan mobil itu kepada Sherin sebagai kendaraan pribadinya.

Sherin pun ingin punya kendaraan pribadi tapi dia tidak menginginkan mobil, karena menurut Sherin itu berlebihan jika di pakai ke sekolah. Akhirnya Sherin pun berinisiatif untuk meminta motor saja kepada Ayahnya, agar tidak menggangu waktu kerja Ayahnya lagi." Ayah, bukanya Sherin ngak suka atau ngak Nerima pemberian dari ayah. Tapi Sherin ingin sepeda motor saja." ucap Sherin menginginkan sepeda motor.

"Iya, apapun yang Sherin mau pasti ayah belikan, selagi itu adalah hal yang baik " Jawab Ayah Sherin.

"Makasih Ayah.'' jawab Sherin ketika Ayahnya memasuki kursi kemudi mobil.

Setelah mereka meninggalkan SMA NUSA BANGSA Sherin pun kini di ajak Aldi ke Mall terdekat. Sherin sangat terpukau karena begitu besar yang namanya Mall, karena ini kali pertamanya dia pergi ke Mall. Sherin merasa keluarga nya tiba tiba menjadi orang kaya, itupun tak lepas dari kata syukur yang selalu Sherin ucapkan.

Hingga mereka berhenti di sebuah toko peralatan sekolah yang sangat besar, Sherin hanyalah menatap toko itu dia semakin engan untuk beli disini. Karena menurut Sherin itu terlalu berlebihan dan sangat mahal, ketika Sherin menatap seorang salah satu seorang pengunjung toko tersebut Sherin sangat terkejut dia melihat teman sekelasnya.

"Sherin kenapa Kamu diam saja?" tanya Ayahnya ketika melihat Sherin yang diam sedari tadi.

"emm gmn yaa",jawab Sherin dalam hati dan sekaligus ibuhnya kepada ayah."ngakpapa yah, ayo kita masuk nanti keburu sore."

Sherin pun masuk toko itu dengan menarik tangan Ayahnya, dan dia membeli semua keperluan sekolah. Setelah Sherin keluar toko itu dia di sapa oleh Fika, teman baru Sherin di SMA NUSA BANGSA.

"Sherin. Ini bener kan Sherin anak baru itu gue takut salah orang." ujar Fika.

"Iya ini aku Sherin, kamu Fika bukan. Yang satu kelas sama aku." ujar Sherin menangapi Fika.

"iya, ngak nyangka kita ketemu lagi di Mall malahan. Gue pegen nonton ini habis beli buku di suruh pak sen, Lo sendiri kesini ngapain sama siapa?" ujar Fika sekaligus bertanya karena Sherin sendirian.

"beli Alat tulis, aku ngak sendirian kok sama Ayah, Ayah lagi bayarin bukunya."ujar Sherin memberitahu.

"ohhh, boleh nggak kao kita nonton entar gue deh yang izin ke bokap Lo." ujar Fika ingin mengajak Sherin ke bioskop.

"Itu Ayahku Fik." ujar Sherin ketika melihat Ayahnya datang dengan banyak belanjaan.

"Ya ampun sher, itu belanjaan apa saja banyak bener deh." ujar Fika menerka neraka sekaya apa ayah Sherin itu sehingga dia bisa menyuruh nyuruh 3 staf toko buku untuk mengantarkan barangnya ke mobil di area parkir.

"Gak tau juga Fik, itu Ayahku yang beli Padahal akunya ngak pegen." ucap Sherin sambil menunduk lesu karena taku teman barunya menganggap ia suka foya foya.

"what's. Lo dibeliin barang brend kok kagak mau sih, kalo Lo ngak mau lempar tuh barang ke gue juga boleh." ujar Fika yang bergurau dengan Sherin.

"Iya iya, nanti aku kasih kok." jawab Sherin dengan sangat enteng.

"ya ampun Sherin, gue bercanda kali yang bener aja Lo ngasih tuh barang mahak ke gue lagian baru kenal juga." ujar Fika.

"ngak gitu, masalahnya Aku ngak suka itu barang, menurut ku terlalu kebanyakan. Nanti kamu aku kasih kok." ujar Sherin yang mendapat pelukan dari teman barunya.

Fika pun Meminta izin kepada Ayahnya Sherin, agar mereka bisa pergi ke bioskop untuk menonton film yang mereka inginkan.

Setelah berdebat antara Fika dan Ayahnya Sherin mereka bertiga pergi makan ke salah satu resto. Tak tanggung tanggung karena sekarang Ayah Sherin sudah sukses mereka makan di resto yang sangat mewah, dan itupun karena Sherin tidak pernah makan direstoran. bukannya Aldi tidak Mau membelikan namun Sherin selalu menolak, Sherin tetep kekeh dengan pendiriannya tidak mau membebankan Ayah yang sangat ia sayangi.

"Ayah sengaja bawa Sherin ke sini, kalo kamu nolak Ayah nggak akan izinin kalian ke bioskop." ujar Aldi kepada Sherin.

"iya iya Ayah." jawab Sherin dengan senyum karena dia mengajak temannya dan tak mungkin untuk mengurungkan niat Ayahnya.

Setelah mereka makan Ayahnya Sherin berpamitan seraya menipkan Sherin kepada temannya.

kini Sherin hanya dengan Fika, yang sudah ada di depan area bioskop dalam Mall tersebut.

"Sherin Lo pilih yang mana filmnya, sekarang semua filmnya seru banget mungkin lagi Agustusan kali ya, makanya dapet tiket murah."

"terserah kamu saja Fik, Aku ngikut kamu soalnya ngak tau. Lagian aku ngak hafal tempat ini." jawab Sherin dengan wajah polosnya.

" ya ampun Sherin, Lo itu hidup di Jakarta berapa lama sih. Mall aja ngak hapal padahal ini Deket sekolah kita Lo."ujar Fika yang heran karena ini kebiasaannya setelah pulang dari sekolah.

"ya udah kita pilih film itu aja deh." tunkas Fika dengan cepat seraya menujuk ke film Romantis Anak SMA.

"iya Fik." jawab Sherin dengan mengandeng tangan Fika dan masuk ke ruang bioskop.

Beberapa adegan yang mendapat teriakan histeris dari Fika sudah tamat, Sherin yang heran kenapa Fika sampai teriak segitunya, padahal hanya pertemuan tokoh utama secara tiba-tiba.

selesai sudah mereka menonton film ini, Sherin kini sangat lega dan senang karena tau sisi lain dari Fika.

"Fik, kamu suka banget ya filmnya?" tanya Sherin kepada Fika.

"banget. Apalagi si cowok tadi mirip jongkok BTS suka banget deh gue." jawab Fika dengan cepat.

"pantesan tadi kamu teriak sampe seisi bioskop."ujar Sherin seraya tersenyum kepada Fika.

"sher, gue pegen ajak Lo ke kafe boleh nggak sekalian anterin belanja dulu habis ini."ucap Fika sambil mereka berdua melangkah keluar dari bioskop.

"tapi janji ya kalo Udah anterin aku pulang." ujar Sherin kepada Fika

"iya iya, gue orangnya selalu nepatin janji kok." lanjut Fika dengan antusias

Sherin pun kini menemani Fika belanja di mall tersebut, Sherin terheran-heran dan geleng geleng kepala ketika melihat teman barunya yang tengah kebingungan memilih barang yang di beli. "Sherin Lo tau ngak apa itu?, tanya Fika yang di jawab gelengan kepala oleh Sherin.

Itu tuh buku yang gue pegen, novel paling best seller udah trend banget di Nusa." ujar Fika memberitahu kepada Sherin.

"nggak tau ya, aku jarang baca novel." jawab Sherin.

Saat Fika hendak mengambil buku itu Sherin keluar tiba-tiba karena ingin ke toilet, awalnya Fika tidak curiga jika Sherin pergi tapi lama kelamaan dia merasa bicara sendirian saat ada seorang staf toko tersebut. " apa mbaknya mau beli buku ini?,sekalian lagi diskon."ujar staf toko menawarkan diskon.

Fika pun tersadar dari lamunannya, dia menanyakan Sherin kepada staf tersebut, namun staf itu tak mengetahui pengunjung lain selain dia.

"ya ampun Sherin, Lo dimana kalo tersesat giman, gue bakalan dihabisi sama bokap Lo." ujar Fika yang bicara sendiri dan terburu buru keluar toko dan mencari Sherin.

Sherin yang tengah selesai di kamar mandi dan ingin keluar agar temannya tidak khawatir , namun setelah Sherin ada di depan toko yang ia kunjungi tadi tak ada Fika. Sherin semakin bingung, apalgi dia tidak faham dengan area Mall ini.

"aduh,, ini gmn ya.. Aku bingung kalo nyari Fika entar tersesat kalo ngak di cari ngak ketemu ketemu."

Dilain sisi Fika juga tengah mencari cari Sherin, sampai sampai ia salah memanggil orang. Fika kira itu Sherin ternyata bukan, " Sorry sorry ku kira tadi temanku." ucap Fika meminta maaf.

Akhirnya Fika melanjutkan mencari Sherin, Sherin kini tengah berjalan mencari temannya. Dan tampan di duga dia bertemu dengan cewek yang tadi di panggil oleh Fika.

"maaf, mbaknya tersesat ya aku liatin dari tadi?" tanya cewek itu.

"iya mbk saya lagi nyari teman saya, saya juga nggak hafal Mall nya jadi bingung nyari dimana."jawab Sherin dengan wajah takut tersesat.

" kalo ngak salah tadi ada yang manggil saya Sherin mungkin itu temen mbknya." ujar cewek itu

"bener mbak itu nama saya, maff mbknya ketemu temen saya dimana ya." jawab Sherin dengan wajah lega karena akan bertemu temannya.

"di depan toko sepatu mbk, mbk tinggal lurus aja nanti ada pertigaan belok kiri." ujar cewek itu memberi tau.

Sherin pun berlalu setelah mengucapkan terimakasih pada cewe tersebut. Dan Sherin akhirnya bertemu Fika dengan nafas ngos-ngosan karena dia tadi berlari taku temannya pergi.

"Sherin, Lo kemana aja sih tau ngak gue nyariin Lo ke semua tempat, kalo Lo yang kesasar gue yang di omelin bokap Lo."ucap Fika panjang lebar memarahi Sherin.

Sebenernya itu bukan kemarahan tapi Fika takut juga khawatir kalo Sherin pergi jau kalo pun Sherin tersesat dia juga yang tanggung jawab, karena Ayah Sherin sudah bilang kalo Sherin tidak hafal tempat ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!