BAB 11 " 18 tahun yang lalu "

Sherin dan Fika tengah di sidang oleh Ayahnya karena dia harus menyelesaikan Semua agar Ayahnya itu tak marah.

" maafin Sherin yah, tadi Sherin minta keluar sama Fika terus karena sherin bisa adaptasi dan melawan ketakutan Sherin, akhirnya sampai lupa waktu. Maafin Sherin ya Fika ngak salah kok." ujar Sherin bisa di anggap jujur meski ia tak mengatakan bahwa balapan motor liar bersama temannya.

"Sherin hebat banget ya ngarang cerita, jadi di ambang kebingungan kan ini diangep boong tapi beneran, diangep gak boong dia ngak bilang kalo tadi balapan sama Aliya." ujar Fika dalam hati.

"terus kamu nggak sampe kayak kemarin kan, Ayah itu takut banget. emang, kamu udah nggak sayang Ayah sampe keluar rumah malem malem gini gak pake izin dulu." ujar Aldi dengan nada tinggi.

Di lain sisi Sherin masih merasa takut dengan trauma nya yang tadi kembali lagi tapi disini ia malah dimarahi dengan Ayahnya. Sherin adalah anak yang bisa di bilang lemah mental sejak kecil sebelum ibunya meninggal, di tambah umurnya yang masih 2 tahun mengalami trauma karena dia pernah tersesat di dalam hutan selama berhari-hari.

* flashback on *

"Innailaihi waainnailaihi rojiun. Bu Lisa sudah meninggal pak." ujar dokter yang merawat Lisa.

" sayang kamu Salim dulu ya sama ibu, ibu Sherin mau pergi." ujar Aldi kepada Sherin agar dia bisa mengerti.

" pergi kemana yah, Ina nggak mau kalo ibu pergi jauh." ujar Sherin kecil dengan polosnya.

" ibu ngak jauh jauh dari Sherin, ibu Sherin cuma pergi sebentar nanti kalo Sherin butuh bantuan ibu pasti datang." ujar Aldi membujuk Sherin.

Sebelumnya Sherin di panggil dengan nama Ina tapi karena trauma dia dan dia harus diganti nama panggilan agar melupakan trauma yang berlebihan. Jika tidak itu sangat bahaya bagi kesehatan mental Sherin.

Setelah kematian Lisa, Sherin menjadi pendiam dan tak banyak bicara seperti sebelumnya. Dan hari ke tiga dimana dia pergi kemakan ibunya dia melihat ada seseorang perempuan cantik sangat mirip dengan ibunya.

" ibu ibu ibu, ini ina. Ibu mau kemana ini ngak mau ditinggal sendirian ini pengennya sama ibu." ujar Sherin memanggil wanita itu karena dia kira itu adalah ibunya.

Sherin berlari ke tengah tengah hutan dan dia tersesat saat tersadar bahwa wanita itu tiba tiba hilang tanpa jejak. Sherin awalnya tak takut tapi dia melihat ada anak laki laki berteriak sangat keras seakan akan anak itu akan terancam nyawanya.

Sherin dengan perlahan mendekat dan melihat apa yang sebenarnya terjadi, dia terperangah terkajut sampai tak bisa bicara.

Sherin melihat banyak anak anak yang di bunuh untuk di ambil organnya, Sherin sangat takut dia bersembunyi di sebuah sumur kering yang tak begitu dalam. Sherin kira dia sendirian tapi saat dia masuk ke dalam sumur itu ada anak laki-laki yang tengah bermain sebuah ponsel.

" hei, ka a mu siapa." tanya Sherin kecil dengan takut.

" panggil aku genta si cowo paling berani sejagat raya." ujar anak itu tak merasa ketakutan.

Sherin mengamati anak itu dengan teliti pasalnya dia tak punya rasa takut meski bahaya ada didekatnya, dan bisa mengancam nyawanya.

Mereka berdua terkurung di tampar yang sangat gelap bahkan Sherin tak dapat melihat wajah anak itu. Hari sudah berganti kini mereka memberanikan diri untu keluar dari sumur itu dengan rasa takut, tepatnya dimalam hari. " aku ngak bisa lihat apapun ini gelap banget Genta." ujar Sherin kepada anak itu.

" Undah kamu pegangan aku aja, nanti kamu nurut aja." ujar Genta

Saat mereka hendak keluar dari area itu dengan terkejut mereka melihat banyak orang yang tengah berpesta dan mabuk, semua itu membuat Sherin ketakutan luar biasa.

"Ina, ayo lari buruan." ujar Genta cemas.

Sherin merasakan ada orang yang memegangnya, tak disangka orang itu malah ingin melecehkan anak di bawah umur. Bayangkan betapa takutnya Sherin saat ini, dia adalah anak kecil yang masih polos umurnya saja baru akan menginjak 3 tahun tapi dibandingkan dengan temannya Sherin memiliki paras yang cantik dan dia tinggi serta memiliki kulit yang putih.

" ina, buruan lari. Ayolah cepat jika tidak kamu akan ditangkap." ujar Genta yang tak tau jika Sherin telah di tangkap para penjahat itu. Dia kehilangan Sherin dan hendak balik ke sana tapi dia sudah lupa dengan jalannya.

" Ina, kamu dimana. Gimana kalo Ina ditangkap oleh mereka semua. Aku harus susul dia tapi kalo sekarang ini udah gelap banget. ujar Genta.

Kemudian anak itu membuat sebuah api dari dedaunan kering dan ranting pohon untuk menghangatkan dirinya. Nanti kalo udah agak terang aku harus susul Sherin dan ajak dia keluar dari hutan ini. " Mama, Tara sebenarnya juga takut tapi Tara nggak mungkin ninggalin gadis itu sendirian sama para penjahat disana, Ina anak baik dan sekarang dia sudah jadi sahabat Tara. Ujar anak itu dengan meneteskan air mata.

Sherin menangis kesengukan dia berusaha melawan para penjahat itu, dan berusaha melarikan diri tapi mereka malah berusaha melepaskan pakaian Sherin, puncak ketakutan Sherin bertambah dia sungguh sedih tapi di saat kesedihannya memuncak Sherin malah melihat sosok wanita misterius yang pernah dia temui dimakan ibunya.

" ibuuu, tolongin Ina mereka jahat sama Ina Bu. Ina mau sama ibu. Ina pegen pulang ke Ayah." Sherin kecil menangis kesengukan.

Sama sekalih itu bukan ibu Sherin karena ibu Sherin telah meninggal tepatnya 5 hari yang lalu. Para penjahat itu terkejut dan takut ketika dia melihat wanita berpakaian putih dan berambut panjang dan tak mempunyai wajah, dia heran kenapa anak ini memangil hantu itu ibu, mereka ketakutan dan lari terbirit-birit.

" Ina sekarang tenang ya, ibu nggak bakalan ningalin kamu kok." ujar wanita misterius itu.

***

Pagi hari telah tiba dan Genta menyusuri hutan dimana dia kehilangan jejak Sherin saat melarikan diri dari kejaran penjahat.

" maaf, kakek lihat temen ku yang anaknya kecil tapi cantik banget namanya ina. Dia tersesat di hutan kek jadi aku mau bantu dia pulang."

Genta bertanya kepada seorang kakek yang terlihat sangat tua tapi dia tersenyum kepadanya, Genta yang anak suka dengan hal misteri tentu saja dia tak takut bertemu orang asing di tengah hutan.

" disana dek, ada anak kecil yang sedang tertidur pulas setelah tadi dia menangis kesengukan." ujar kakek itu.

Ini sudah menjelang subuh tepatnya mungkin masih jam 3 dini hari, dan anak di usia Genta sebenernya takut tapi dirinya harus mencari Ina agar mereka bisa pulang dengan selamat.

"Ina, Ina, Ina, kamu dimana sih." teriak Genta.

Genta melihat Ina yang tertidur pulas dan dia berharap Ina bisa tenang dan tak ketakutan lagi, karena sehabis ini mereka tak terkurung di dalam kegelapan lagi.

" ina ayo bangun, kita sekarang harus pulang sebelum penjahatnya semua datang." ujar Genta membangunkan Ina.

" Genta, Ina takut banget." ujar Ina memeluk Genta karena ketakutan.

Mereka lalu pulang dan ketika mereka dijalan kampung yg bersebelahan dengan TPU dimana Sherin kecil hilang, mereka berlari karena ada salah satu penjahat yang mengejar mereka.

"Ina mereka ngejar kita lagi, ayo kamu gendong aja. Aku ngk mau kamu hilang lagi.

tanpa mereka sadari dari arah depan ada sebuah mobil Jeep dengan kecepatan tinggi yang ingin menabrak mereka.

" bruuuaaaagggg." hanya Genta yang tertabrak dan terpental karena dia mendorong jauh Sherin kecil agar tak tertabrak juga.

" kakak." teriak Sherin kecil menangis melihat Genta terbaring dan bersimbah darah di seluruh tubuhnya.

* flashback off *

Aldi mengingat kejadian Dimana dia menemukan Sherin yang bersimbah darah dan memeluk anak laki laki yang tak sadar. Dia di beri tau seorang kakek penjaga TPU itu tempat kejadian perkara dimana Sherin dan temanya mengalami kecelakaan.

BERSAMBUNG.....

****************

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!