BAB 6 " Teman Masa Kecil"

" iya na aku juga nggak nyangka kalo kita bertemu lagi di sini." ujar siswi itu dengan tersenyum.

Dia adalah sahabat masa kecil Sherin di desa dulu, Sherin memang lupa tapi dia ingat jika yang memanggilnya Ina hanyalah Alexsa dan Ana karena mereka terbiasa dengan panggilan itu jadi itulah tanda Sherin tau jika yang memanggilnya adalah temannya.

" Ana kelas berapa?" tanya sherin.

" 11A IPS satu." jawab ana dengan tersenyum

" Sherin, kamu udah kenal dengan ana?" tanya Fika kepada Sherin saat sudah kembali dari mengambil buku.

" Iya Fik, Ana itu temen sherin pas dulu tinggal di desa. Tapi ana pindah ke kota karena pekerjaan Abahnya.

Sherin yang tadi ingin mengambil buku paket ia urungkan karena bukunya sudah diambilkan oleh ana tadi. Mereka pun keluar perpustakaan dan menuju kelas, karena bel masuk akan segera bunyi jika tidak guru cantik paling killer di sekolah ini akan menimbulkan huru hara dan perang dunia ke dua.

"oh iya an, kalo kamu ke sini Alexsa terus dimana ya. Kalopun ada disini knp aku dari kemaren kemarin ngak tau kalo kalian juga di sini?" tanya Sherin bertubi-tubi.

" sebenernya aku dan Alexsa terpilih pertukaran pelajar ke luar negeri, nah kita jadi panitia trauma hilling disana yang membantu anak-anak yang terkena tekanan mental." jawab ana menjelaskan.

" Kalian hebat an, aku salut punya temen seperti kalian." ujar Sherin sambil tersenyum bahagia.

"aku seneng banget ini seperti harapan ku waktu itu yang menjadi nyata."lanjut Sherin dalam hati.

Sesampainya mereka di dalam kelas Sherin, ana dan Fika membagikan buku itu dan di bantu dengan Alexsa.

" Fik gue ikutan bantuin ya, ." ujar Alexsa yang mendapat senyuman dari Fika.

" okey, soalnya dari kalian semua yang bawa banyak cuma gue." ujar Fika.

Mereka berempat membagikan buku paket itu sebelum Bu Iva datang.

...****************...

Saat Aldi hendak keluar dari rumah sakit baru saja ia sampai di lobi rumah sakit itu dan tiba-tiba.

" Al, Mama nggak nyangka kamu bisa ada di sini juga. Mama senang kamu mau jenguk Ayah kamu." ujar Mama Aldi yaitu nenek Sherin.

wanita itu bernama Nita dan Ayahnya Aldi bernama Pratama Dimana dia adalah orang pelit se dunia bagi Aldi, dia hanya mementingkan sosialita daripada kebahagiaan anaknya, begitu pikir Aldi.

Apalagi Keluarga Pratama adalah keluarga terkaya nomor 11 di dunia, itu menjadikan Pratama sebagai penguasa di mansion milik nya. Tapi beda dengan Nita yang tidak mementingkan status seseorang tetapi ketulusan dan kebahagiaan anaknya.

" Mama berharap kita bisa berkumpul seperti dulu lagi Al, dan Mama yakin kalo Ayah sudah restuin kamu dan Lisa." ujar Nita kepada Aldi.

"sudahlah Ma, Aldi juga sudah lupain itu semua bagi Al semua adalah pelajaran. Dan Al juga pegen ngenalin Sherin ke Mama sama Ayah."jawab Aldi yang mendapat senyuman dari ibunya.

" Mama masih nggak nyangka mau ketemu cucu dan Mama bahagia melihat kamu yang sekarang, tapi Mama sedih jika kalo yang menguatkan kamu saat masa sulit mu bukan Mama." ujar Nita yang tak terasa bulir air matanya menetes.

Aldi mengusap air mata ibunya, yang lebih tepatnya kekuatan bagi Aldi untuk sekarang karena istrinya sudah dijemput illahi. " Mama nggak boleh sedih kalo Mama sedih, Aldi sekarang sudah melewati masa sulit itu." ujar Aldi tersenyum sambil menatap ibunya.

Aldi pun mengurungkan niatnya untuk kerja dan ia meminta izin terlambat kerja hari ini.

mereka berdua kembali ke ruangan Pratama dan saat mereka kembali betapa terkejutnya jika ruangan itu penuh dengan dokter spesialis.

" Maaf sus itu ruangan suami saya kenapa rame banget.'' tanya Nita dengan suara bergetar.

" Pasien mengalami kejang dan saat ini kondisinya masih kritis."ujar suster itu lalu pergi terburu buru.

Seketika Nita merasakan lemas sekujur tubuhnya dan untung saja Aldi segera memompang tubuh ibunya. Aldi tak kuat melihat ibunya terkulai lemas karena tadi pingsan dengan kabar mengenai Ayahnya.

"ya Allah cobaan apalagi bagai saya ini, apa saya kurang menderita." ujar Aldi tak terasa air matanya menetes.

Aldi yang biasanya terlihat kuat dan hebat Dimata dunia dan saat ini dia terlihat lemah, Aldi ingat ketika dia kehilangan Lisa yaitu ibunya Sherin dia seolah kehilangan dunianya, Aldi juga takut kalo dia akan kehilangan Ayahnya Apalagi Aldi akan mengenal keluarga Pratama kepada sherin.

Nita Sadar dan ia langsung menangis Aldi spontan memeluk ibunya karena dia tau tak mudah ketika melihat orang yang kita cintai terbaring sakit.

"Mama yang sabar ya, Kita doain Ayah sama sama biar Ayah kembali sehat." ujar Aldi menguatkan ibunya.

Dengan kakinya yang sudah keriput di usia Nita sekarang dia bejalan tergontai gontai, Aldi langsung membantu ibunya berjalan dan menuju ruangan Ayahnya.

...****************...

"Selamat pagi murid-murid, buku kali sudah di bagikan semuanya kan." ujar Bu Iva yang baru saja memasuki ruang kelas.

" morning teacher. Bu, hari ini pelajarannya di korting y. kalo gue gak minta apa apa Bu cuma minta kasih dan sayangnya aja yang banyak." ujar para siswa dan siswi di kelas itu.

Sesudahnya Bu Iva menyampaikan materi hari ini, Bu Iva mengumumkan bahwa akan diadakan acara PBB menyambut Ulang tahun Indonesia merdeka ke-78, dan yang paling menarik adalah setiap kelas diminta untuk menampilkan bakat masing masing.

"jadi untuk tahun ini kelas kita mau ngadain apa?" tanya Bu Iva kepada murid murid.

"nyanyi aja Bu exsa suaranya mantep." kata ana kepada Bu Iva.

" Yee, suara kayak kenalpot aja di bilang enak." ujar salah satu siswa dengan nada bercanda.

" gini gue juga pernah menang lomba antar sekolah. Emang Lo pernah." ujar Alexsa tersulut emosi.

" iyaa, tapi suara Lo itu nggak enak didengar kalo lagi nagih uang kas kelas." ucap siswa itu dengan santai.

"sudah sudah, kalian ini udah gede gak ada perubahan dari dulu masih aja berantem." ujar Bu Iva yang selalu melerai setiap murid bertengkar.

"Bu gimana kalo kita ada in feshion show aja. Iya bu, dikelas kita dari dulu gak ada. Entar di selipin lagunya Exsa Bu, terus di tambah drama gitu biar lebih mantap." ujar para siswa kepada Bu Iva.

"baiklah nanti saya akan berdiskusi dengan para guru lainnya, seperti biasa nanti tugas saya kirim melalu pdf saja, tetap kumpulkan besok pagi dan gak ada alasan. Sekian pelajaran hari ini saya akhiri." ujar Bu Iva dan segera meninggalkan kelas.

Sherin senang karena metode belajar di sekolah ini sangat beda dengan sekolah lainnya, hanya ada 3 mata pelajaran setiap harinya selain hari Senin dan Sabtu Sherin juga di wajibkan mengikuti ekstrakulikuler minimal 2 boleh sampai 5 asalkan Sherin bisa disiplin waktu.

"Sher Lo kan belom daftar ekskul kan?" tanya Fika yang mendapat anggukan dari Sherin.

"Lo ikut gue aja di ekskul multimed." ujar Fika menawri Sherin.

"apa Lo ikut gue aja Sherin, di klub musik." ujar Alexsa.

"Apa ikut aku Sher, di klub tari." ujar ana.

Mereka semua berebutan menawari Sherin agar masuk ke klub nya masing-masing. Tapi entah kenapa Sherin belum ada niatan masuk ekskul, tapi Sherin pikir pikir lagi ini juga bagus untuk nilainya yang terbilang pas Pasan saja.

" emm giman ya, aku lebih suka menggambar dari lainnya." ujar Sherin dengan wajah tersenyum.

" kalo gitu kamu ikut aja di klub desain grafis atau digital feshion dan melukis." Ujar Ana.

"Emangnya disini ada digital feshion.?" tanya sherin dengan wajah polos.

"Ya ada, sekolah sekeren dan setajir ini punya segalanya sher. Bahkan presiden aja kenal sama pemilik sekolah ini."ujar Fika yang memang sekolah ini sangat hebat sampai presiden pun turut senang atas kemajuan sekolah dan murid murid disini

" Kalo gitu aku masuk di klub feshion aja ya, sama klub multimed juga kan minimal 2." jawab Sherin.

" Sherin kalo Lo ikut feshion kalo entar di klub Lo ada acara ya kita para multimed juga bantuin, nanti gue yang ajarin Lo ya.." ujar Fika.

" entar Lo di klub sebelah sama Mak lampir tapi klub sebelahnya lagi sama Big star." ujar Alexsa yang juga mengagumi big star dan tak suka kepada Aliya.

" Ya udah, Lo gue gabungin ke grup ya.." ujar Fika.

" Ya Fik, makasih yaaa.." ujar Sherin berterima kasih kepada Fika.

" nih udah gue masukin nomer Lo ke grup nanti yang feshion Lo masuk sendiri kalo dapat forumnya." ujar Fika mendapat anggukan dari Sherin.

" gaiss, yuk kita ke kantin aku kangen mbok Darmi." ujar ana yang sangat menyukai makanan di kantin.

" cieee, anaknya mbk Darmi nyariin." ujar Alexsa seketika mereka berempat tertawa bahagia.

saat Sherin berjalan menuju kantin sekolah tiba tiba ada siswa yang menariknya dan membawanya ke lab komputer.

"ihh ngapain sih tarik tarik, lepasin nggak.. Kalo ngak aku akan," belum selesain Sherin berucap dia sudah ada di Lab komputer bersama anak klub multimed yaitu circle nya Tara.

Sherin sepontan melawan cowok itu karena dia tak bisa melihat wajahnya dia akhirnya memukul dan mencekik cowok itu dengan tangan nya.

" ihs,, gue bantuin bos." ujar teman Tara yang siap membela.

" Eh inget ya ini itu sekolah, kalo kalian gak bisa jaga sikap mending pulang sana. Sekolah sebagus ini gak layak buat Aptudate kayak kalian." ujar Sherin agak emosi.

Sherin takut jika dia di bully karena hanya dia satu cewek yang ada di ruangan itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!