maukah jadi pendampingku?

"Terimakasih, karena tidak pernah melupakan aku. Terimakasih karena dulu Mas selalu menjagaku layaknya saudara kandung sendiri." gumam Vina.

"Tapi sekarang, aku meminta bayaran atas semua yang telah aku lakukan dimasa lalu." ucap Iqbal.

Vina terkejut dengan ucapan Iqbal. Dan Iqbal menikmati wajah terkejut Vina.

"Bolehkah?" tanya Iqbal.

Disaat bersama pelayan datang membawakan berbagai macam makanan lagi. Dan Vina terharu. Pasalnya dulu dia pernah ucapkan. Jika nanti dia mampu. Dia ingin makan pizza spaghetti dan kue coklat. Karena dulu mereka hanya melihat makanan tersebut di televisi.

"Makanlah, sebagai bentuk bayaran darimu." ucap Iqbal.

"Terimakasih." lirih Vina, sambil memakan makanannya.

Setelah makan, akhirnya Iqbal mengatakan keinginannya.

"Siti zarvina, maukah kau hidup bersamaku, aku berjanji seperti saat kamu masih kecil dulu. Akan terus jadi pelindungmu. Tolong bantu aku untuk mewujudkan janji masa kecil dulu. Terimalah aku." pinta Iqbal penuh harap.

"Tapi aku seorang janda." Vina rendah diri. Pasalnya dia belum tau kalau Iqbal juga seorang duda. Karena Iqbal tidak pernah menceritakannya.

"Kamu tau? Aku juga duda. Aku digugat cerai oleh mantan istriku. karena kekuranganku." jelas Iqbal.

Vina terkejut mendengar pengakuan Iqbal, bahwasanya dia seorang duda. Tiba-tiba hatinya berbunga. Karena rasa rendah diri perlahan sirna.

"Tapi mungkin nanti aku tidak bisa hamil lagi Mas. Karena dulunya aku diceraikan karena tidak bisa memberi Mas Anwar anak perempuan." kata Vina sambil menunduk.

"Kamu tau apa kekuranganku sehingga digugat cerai?"

Vina menggeleng.

"Aku mandul." ucap Iqbal menghembuskan napas.

"Dia menginginkan seorang anak. Dan aku tidak bisa menyalahkannya. Makanya aku menyetujui permintaanya." lanjut Iqbal.

"Bagaimana?" tanya Iqbal penuh harap.

Vina menganggukkan kepalanya. Dia setuju. Kemudian Adit, Saka, dan Syahril keluar. Adit dan Saka membawakan buket bunga yang besar. Sedangkan Syahril cuma membawa tangan kosong.

"Selamat bro, harapanmu dari kecil jadi kenyataan. Aku Ikhsan. Mungkin Iqbal belum menceritakan tentang aku. Aku juga salah satu teman kamu saat di panti." jelas Syahril.

"Iya kah? Jangan-jangan kamu sudah tau kalau aku Vina dari panti. Kalian curang!'" rajuk Vina.

"Selamat Bunda, harapan kami berdua semoga kalian bahagia." ucap Adit.

"Dan aku tidak mau ada adik lagi." seru Saka. Membuat mereka tertawa.

🍁🍁🍁🍁🍁

Di acara 7 bulanan Nadin, mereka merayakan dengan sangat meriah. Anwar menatap gerbang. Mengharap akan kehadiran Vina dan anak-anaknya.

"Semoga saja Vina bisa hadir." batin Anwar.

Bu Fatma, menyadari kegelisahan anaknya yang terus menerus menatap pintu gerbang. Kebetulan mereka merayakan acaranya dihalaman samping yang luas.

"Sarah, coba kamu tanyakan Mas mu, dia kenapa?" bisik Bu Fatma pada Sarah.

"Males ah Bu. Mungkin dia rindu anak-anaknya." jawab Sarah.

"Gak usah dirindukan. Anaknya pada nggak bener semua. Masak pemberian ibu dikasih sama orang lain." kata Bu Fatma. Dia marah saat mendengarkan ucapan Saka yang memberi baju seragam pada orang lain.

"Memang nggak bener Bu. Kayak Vina." ucap Sarah.

Bu Fatma merasa kalau Anwar kurang bahagia. Dia menatap sang anak seperti tertekan. Apalagi jika dikenalkan dengan keluarga Nadin. Dia bisa melihat ketidak nyamannya Anwar. Bu Fatma baru tau watak Nadin. Nadin suka memamerkan kekayaannya. Dan membandingkan pendapatan Anwar dengan uang jajan yang dikasih orangtuanya.

Bu Fatma pernah mendengarkan pembicaraan Nadin, dengan orangtuanya, tanpa sengaja. Nadin, berterimakasih pada orangtuanya. Karena, selalu mengirimkan uang kepadanya. Kalau tidak, dia tidak bisa hidup tenang dengan Anwar.

Malam hari, setelah acara 7 bulanan. Anwar dan Nadin berada dikamar.

"Kenapa orangtuamu selalu merendahkan aku, didepan temen atau keluargamu yang lainnya?" desis Anwar.

"Merendahkan bagaimana?" tanya Nadin, sambil membersihkan makeup.

"Yang mengatakan, semua acara ini Papa mu yang biayai. Karena kalau mengharapkan aku, pasti cuma syukuran kecil-kecilan." berang Adit. Dia sudah menahan emosi dari tadi.

"Itu kebenarannya Mas, bukan menghina." jawab Nadin santai.

"Tapi tidak di beritahu pada semua orang juga Nadin." bentak Anwar.

"Mas kamu kenapa sih? Sensi amat? Udah dari tadi loh. Mas nggak fokus saat aku ajak bicara. Sekarang Mas mau cari gara-gara." teriak Anwar.

"Aku lihat loh Mas, dari mulai acara sampai selesai. Mas selalu menatap gerbang. Aku pikir Mas menunggu teman atau seseorang. Tapi semua orang yang kita undang hadir semua. Kecuali Vina." cibir Nadin.

Anwar terkejut dengan perkataan Nadin. Bagaimana Nadin, bisa tau kalau dia memperhatikan gerbang. Padahal dia menatapnya, jika Nadin lagi bersama teman atau keluarganya.

"Benarkan Mas, kamu nungguin Vina." tuduh Nadin. Air matanya keluar dengan sendirinya. Entah kenapa dia merasakan kalau Anwar masih mencintai Vina.

"Bu-bukan, aku nungguin anak-anak. Ya, aku nungguin anak-anak. Bagaimanapun mereka anakku Nadin. Jadi sudah seharusnya aku berharap jika mereka datang." ucap Anwar dengan lembut.

Nadin tidak percaya dengan ucapan Anwar. Namun karena dia kelelahan, dia memilih mengabaikan masalah ini.

"Maafkan aku, jika tadi aku membuatmu tidak nyaman. Sudah jangan nangis lagi." ucap Anwar menghapus air mata Nadin dan memeluknya.

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Apa salah janda?? Janda lebih menggoda lohh🤭

2023-12-24

0

NurAzizah504

NurAzizah504

Ini salah ketik nama, ya, Kak?

2023-09-22

1

Erni Nofiyanti

Erni Nofiyanti

Nadin,bukan Vina

2023-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 Bercerailah, Bunda
2 Pingsannya Vina
3 Menyerah lah
4 Kembalinya Nadin
5 episode 5
6 pertemuan kembali
7 Ceraikan aku
8 Bercerai
9 Episode 9
10 episode 10
11 episode 11
12 episode 12
13 episode 13
14 episode 14
15 Persiapan lamaran
16 maukah jadi pendampingku?
17 episode 17
18 episode 18
19 episode 19
20 episode 20
21 episode 21
22 Akhirnya sah
23 Gadis itu.
24 episode 24
25 episode 25
26 episode 26
27 episode 27
28 episode 28
29 episode 29
30 episode 30
31 episode 31
32 Episode 32
33 episode 33
34 episode 34
35 episode 35
36 episode 36
37 episode 37
38 episode 38
39 Episode 39
40 episode 40
41 episode 41
42 episode 42
43 episode 42
44 Episode 44
45 Permintaan Adit
46 kenangan masa lalu
47 episode 47
48 Mulainya karma untuk Nadin
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 episode 52
53 Hukuman untuk Anwar
54 episode 54
55 episode 55
56 Meninggalnya, Bu Fatma.
57 Anwar menyesal
58 Saka bertemu keluarga Gina
59 Persahabatan Gina dan Intan
60 Gina bertemu Vina
61 Cinta yang terpendam
62 episode 62
63 Anwar, manfaatkan situasi
64 Anwar, menemui anak-anaknya
65 Bertemu masa lalu
66 episode 66
67 Hilangnya Vina
68 episode 68
69 Kesetiaan Intan
70 episode 70
71 Pelajaran untuk Anwar
72 Penyesalan Anwar
73 Benarkah, Anwar Menyesal?
74 Sisi Lain Tiara
75 Terbukanya Perasaan Adit dan Saka
76 Langkah Pertama Dari Adit
77 Akhirnya ...
78 Ingin melihat kesungguhan mu
79 episode 79
80 Episode 80
81 Akhirnya, Ketahuan Juga
82 Rencana Nadin
83 Akhirnya Sah
84 Andai Kita Bercerai
85 Lakukan Lah
86 Menyelidiki
87 Episode 87
88 Kebaikan Adit
89 Kisah Intan
90 Episode 90
91 Ketahuan
92 Sasa Melahirkan
93 Niat Baru Nadin
94 Maafkan Ayah! Benarkah?
95 Dituduh Pelakor
96 Kemarahan Adit
97 Tentang Bara dan Sasa
98 Pengakuan Karin
99 Episode 99
100 episode 100
101 episode 101
102 Yuk, Pacaran
103 Episode 103
104 Nadin, Di Rumah Sakit Jiwa.
105 Burhan dan Anita
106 Anita Dan Burhan 2
107 Pernikahan Adit
108 ekstra part
109 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bercerailah, Bunda
2
Pingsannya Vina
3
Menyerah lah
4
Kembalinya Nadin
5
episode 5
6
pertemuan kembali
7
Ceraikan aku
8
Bercerai
9
Episode 9
10
episode 10
11
episode 11
12
episode 12
13
episode 13
14
episode 14
15
Persiapan lamaran
16
maukah jadi pendampingku?
17
episode 17
18
episode 18
19
episode 19
20
episode 20
21
episode 21
22
Akhirnya sah
23
Gadis itu.
24
episode 24
25
episode 25
26
episode 26
27
episode 27
28
episode 28
29
episode 29
30
episode 30
31
episode 31
32
Episode 32
33
episode 33
34
episode 34
35
episode 35
36
episode 36
37
episode 37
38
episode 38
39
Episode 39
40
episode 40
41
episode 41
42
episode 42
43
episode 42
44
Episode 44
45
Permintaan Adit
46
kenangan masa lalu
47
episode 47
48
Mulainya karma untuk Nadin
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
episode 52
53
Hukuman untuk Anwar
54
episode 54
55
episode 55
56
Meninggalnya, Bu Fatma.
57
Anwar menyesal
58
Saka bertemu keluarga Gina
59
Persahabatan Gina dan Intan
60
Gina bertemu Vina
61
Cinta yang terpendam
62
episode 62
63
Anwar, manfaatkan situasi
64
Anwar, menemui anak-anaknya
65
Bertemu masa lalu
66
episode 66
67
Hilangnya Vina
68
episode 68
69
Kesetiaan Intan
70
episode 70
71
Pelajaran untuk Anwar
72
Penyesalan Anwar
73
Benarkah, Anwar Menyesal?
74
Sisi Lain Tiara
75
Terbukanya Perasaan Adit dan Saka
76
Langkah Pertama Dari Adit
77
Akhirnya ...
78
Ingin melihat kesungguhan mu
79
episode 79
80
Episode 80
81
Akhirnya, Ketahuan Juga
82
Rencana Nadin
83
Akhirnya Sah
84
Andai Kita Bercerai
85
Lakukan Lah
86
Menyelidiki
87
Episode 87
88
Kebaikan Adit
89
Kisah Intan
90
Episode 90
91
Ketahuan
92
Sasa Melahirkan
93
Niat Baru Nadin
94
Maafkan Ayah! Benarkah?
95
Dituduh Pelakor
96
Kemarahan Adit
97
Tentang Bara dan Sasa
98
Pengakuan Karin
99
Episode 99
100
episode 100
101
episode 101
102
Yuk, Pacaran
103
Episode 103
104
Nadin, Di Rumah Sakit Jiwa.
105
Burhan dan Anita
106
Anita Dan Burhan 2
107
Pernikahan Adit
108
ekstra part
109
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!