Menyerah lah

Sesampainya Anwar di rumah sakit. Dan bertanya pada suster keberadaan Vina. Ternyata sudah pulang. Padahal suster sudah melarang Vina supaya dirawat satu malam agar keadaannya membaik. Tetapi, Vina memaksa untuk pulang.

"Apa Ayah kalian sudah pulang? Semoga saja belum" kata Vina sama anak-anaknya.

" Kalian tidak memberitahu Ayah kan kalo Bunda ke rumah sakit?" khawatir Vina. Sebab, dulu pernah dia keluar rumah tanpa memberi tahu suaminya. Pas, Anwar pulang Vina-nya nggak ada. Ditampar dan dituduh kelayapan, tanpa mau mendengarkan penjelasannya. Padahal Vina hanya ke apotik untuk membeli obat nyeri haid.

"Tadi, adik udah coba nelpon Ayah. Tetapi nggak di angkat Bun." jawab Saka.k

"Kenapa Bunda nggak dirawat saja sih? Kata dokter tekanan darah bunda kurang" gumam Adit. Setelah memastikan Bundanya berbaring dengan nyaman.

"Iya, Bun. Nanti kalo Ayah marah-marah biar kami yang hadapin." sahut Saka.

"Bun, Adik mau ngomong sesuatu. Adik sakit melihat Bunda terluka. Pliss Bun, sudahi lah pernikahan yang nggak sehat ini. Bunda berhak bahagia. Menyerah lah." lirih Saka.

"Jika, Bunda bertahan hanya untuk kami berdua. Lebih baik kami putus sekolah. Kami hanya ingin Bunda lepas dari Ayah. Mau ya Bun." Sambung Saka lagi.

"Nak, kalian taukan? Dulu, seberapa cintanya Ayah kalian sama Bunda? Bahkan dia, rela menentang Ibunya agar Bunda tidak tinggal satu rumah sama Nenek." Imbuh Vina.

"Bagaimana takutnya Ayah kalian saat melihat Bunda keguguran entah yang ke berapa kalinya. Sampai-sampai Bunda dilarang hamil lagi sama Ayahmu." lanjut Vina.

"Kalian ingat? Bagaimana cintanya Ayah kalian pada Bunda. Sampai-sampai Ayah menyewa jasa Bu Darmi untuk membantu Bunda ngerawat kalian?"

"Kalian tau? Bunda masih mencintai Ayahmu. Dia melakukan perbuatan keji ini baru 3 tahun. Tapi Bunda merasakan cintanya selama 15 tahun. Jadi, biarkan Bunda bertahan dan berharap agar bisa mendapatkan lagi cintanya." terang Vina.

"Kalian, istirahatlah. Abang untuk malam ini. Tidur di sini saja. jangan balik ke tempat kost." tegas Vina.

Tak lama kemudian, Anwar sampai kerumah. Dia yang kebawa emosi langsung masuk ke kamar tanpa tau kalau anak-anaknya menginap di rumah untuk malam ini.

"Kenapa kamu nggak nelpon aku kalau ke rumah sakit hah" bentak Anwar. Vina yang tertidur terkejut dengan kehadiran suaminya. Karena tadi kata Saka bahwa suaminya tidak menjawab telponnya Saka.

"Maaf, tolong jangan marah. Anak-anak ada disini." bisik Vina.

"Kamu itu, sudah keterlaluan tau nggak. Berapa kali aku harus ngomong. Jangan pernah keluar rumah kalau nggak sama saya. Kamu sengaja ya. Mau mempermalukan suami kamu sama tetangga-tetangga disini. Biar semua orang tau kalau aku menyiksa kamu. Iya?" tuduh Anwar. Sambil mencengkeram lengan Vina, tanpa perduli apa yang dikatakan Vina.

"Mas, sudah. Ada anak-anak." potong Vina.

"Mana anak-anak hah? Kenapa juga mereka gak ada yang memberitahuku? Kamu sengaja kan ngelarang mereka?" Tuduhnya Lagi.

Anwar melepaskan tangan Vina, saat mendengar ketukan dari pintu kamarnya.

"Bunda, bukain pintunya. Ayah jangan apa-apakan Bunda." khawatir Adit.

Tadi saat Saka, mau ke dapur ngambil minum. Dia mendengar suara Ayahnya dikamar. Jadi, buru-buru Saka memangil Adit.

"Bunda nggak apa-apa nak, kalian tidurlah." sahut Vina.

"Bunda, bukain pintunya. Adik mau masuk." teriak Saka.

Anwar, membukakan pintu kamar. Adit dan Saka langsung berlari menuju tempat Vina berada. Tanpa memperdulikan Anwar.

"Bunda nggak apa-apa?" tanya mereka berdua.

"Bunda, gak apa-apa. Jadi, kalian keluarlah. Bunda dan Ayah mau istirahat." tegas Vina.

Anwar jengah melihat obrolan mereka.

"sudah, kalian keluarlah." perintah Anwar, menunjuk pintu kamar.

"Untuk malam ini, kami berdua tidur sama Bunda." tegas Adit

"Iya, adik juga rindu sama Bunda, jadi mau tidur sama Bunda." lanjut Saka.

"Kalian berdua cepat keluar. Atau?" teriak Anwar.

"Atau apa?" potong Adit.

"Mau mukul*n kami? Atau mau ngusir kami lagi? Maaf ya Pak Anwar yang terhormat. Kami disini untuk menjaga Bunda. Jika aku melihat Ayah dengan sengaja memuk*li Bunda lagi. Aku nggak segan-segan melapor Ayah ke kantor polisi." tegas Adit lantang.

"Mungkin, selama ini Bunda mau aja Ayah bodohin, tapi tidak dengan kami." kata Adit.

Anwar meradang mendengar kata-kata Adit, dia yang kebawa emosi menampar Adit.

"Kamu, sudah keterlaluan. Ini yang diajarkan sama Bunda mu? sia-sia saja selama ini aku membesarkan kamu. Besarnya malah jadi beban orang tua." tunjuk Anwar.

"Mulai besok, kamu nggak akan pernah mendapatkan uang dari Aku. Dan besok, aku mau kunci motormu ada sama aku." tegas Anwar.

"Mas cukup, jangan pernah kamu siksa anakku lagi. Aku sudah menahan ratusan kali tamparan mu. Tapi, jika kamu berani memuk*l anakku lagi. Maka, aku pun akan melaporkanmu. Dan, asal kamu tau. Semua bukti kelakuanmu ada sama aku. Atau aku yang melaporkan pada atasanmu." ancam Vina. Sambil memeluk Adit.

"Ayah, kembalilah seperti dulu. Jadilah Ayah yang melindungi kami. Bukan malah menyakiti kami." ucap Saka.

Anwar yang mendengar kata-kata Saka terdiam, dan dia langsung mengambil kunci mobil di atas meja rias dan berlalu pergi meninggalkan rumah.

"Bunda, Abang dan Adik mohon. Bunda tinggalkanlah Ayah. Menyerah lah, Bunda" lirih Adit.

"Biar kami yang menjaga Bunda, dan merawat Bunda." ucap Saka.

Vina, enggan menanggapi ucapan anak-anaknya.

"Kalian istirahatlah, Bunda mau sendiri. Terimakasih karena melindungi Bunda" kata Vina, sambil menarik selimut.

Adit dan Saka meninggalkan keluar dari kamar Bundanya.

🍁🍁🍁🍁🍁

"Bro, kenapa kok kusut amat" Tanya Boy. Temen tongkrongannya Anwar.

"Biasa, pasti masalah sam bininya." sahut temennya yang lain bernama Ilham.

"Istri zaman sekarang kalo nggak di beri pelajaran memang kebanyakan kurang ajar. Sukanya ngelawan dan cerewet. Aku kalo di rumah pikiran mumet. Nggak sempet istirahatnya. Udah tau kita capek kerja, pas nyampe rumah malah di suruh bantu jagain anak." kata Boy.

"Bener tuh. Makanya aku betah berjam-jam kalau disini. Apalagi pelayan disini cantik-cantik. Bisalah kita cuci mata sekali-kali." ucap Ilham.

Mereka sekarang ada di kafe, yang buka sampai jam 4 subuh. Kafe tersebut, mempekerjakan para wanita hanya sampai jam 11 malam. Terus diganti sama laki-laki sampai jam 4 subuh.

Saat mereka lagi asyik mengobrol, mata Anwar menatap perempuan yang tak asing. Dia adalah Nadin. Anwar menatap lama perempuan yang pernah mengisi hatinya. Sampai-sampai temennya pun mengikuti arah pandang Anwar.

Hati Anwar berdenyut, dimatanya Nadin makin cantik. Bahkan lebih cantik dari istrinya Vina. Padahal Vina jauh lebih cantik. Cuma kecantikannya tertutupi dengan adanya bekas luka dari perbuatannya.

Terpopuler

Comments

Suriyani Laba

Suriyani Laba

ngapain juga masih bertahan🤦

2024-12-22

0

guntur 1609

guntur 1609

dasar gak waras

2025-03-25

0

sihat dan kaya

sihat dan kaya

bodoh

2024-07-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bercerailah, Bunda
2 Pingsannya Vina
3 Menyerah lah
4 Kembalinya Nadin
5 episode 5
6 pertemuan kembali
7 Ceraikan aku
8 Bercerai
9 Episode 9
10 episode 10
11 episode 11
12 episode 12
13 episode 13
14 episode 14
15 Persiapan lamaran
16 maukah jadi pendampingku?
17 episode 17
18 episode 18
19 episode 19
20 episode 20
21 episode 21
22 Akhirnya sah
23 Gadis itu.
24 episode 24
25 episode 25
26 episode 26
27 episode 27
28 episode 28
29 episode 29
30 episode 30
31 episode 31
32 Episode 32
33 episode 33
34 episode 34
35 episode 35
36 episode 36
37 episode 37
38 episode 38
39 Episode 39
40 episode 40
41 episode 41
42 episode 42
43 episode 42
44 Episode 44
45 Permintaan Adit
46 kenangan masa lalu
47 episode 47
48 Mulainya karma untuk Nadin
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 episode 52
53 Hukuman untuk Anwar
54 episode 54
55 episode 55
56 Meninggalnya, Bu Fatma.
57 Anwar menyesal
58 Saka bertemu keluarga Gina
59 Persahabatan Gina dan Intan
60 Gina bertemu Vina
61 Cinta yang terpendam
62 episode 62
63 Anwar, manfaatkan situasi
64 Anwar, menemui anak-anaknya
65 Bertemu masa lalu
66 episode 66
67 Hilangnya Vina
68 episode 68
69 Kesetiaan Intan
70 episode 70
71 Pelajaran untuk Anwar
72 Penyesalan Anwar
73 Benarkah, Anwar Menyesal?
74 Sisi Lain Tiara
75 Terbukanya Perasaan Adit dan Saka
76 Langkah Pertama Dari Adit
77 Akhirnya ...
78 Ingin melihat kesungguhan mu
79 episode 79
80 Episode 80
81 Akhirnya, Ketahuan Juga
82 Rencana Nadin
83 Akhirnya Sah
84 Andai Kita Bercerai
85 Lakukan Lah
86 Menyelidiki
87 Episode 87
88 Kebaikan Adit
89 Kisah Intan
90 Episode 90
91 Ketahuan
92 Sasa Melahirkan
93 Niat Baru Nadin
94 Maafkan Ayah! Benarkah?
95 Dituduh Pelakor
96 Kemarahan Adit
97 Tentang Bara dan Sasa
98 Pengakuan Karin
99 Episode 99
100 episode 100
101 episode 101
102 Yuk, Pacaran
103 Episode 103
104 Nadin, Di Rumah Sakit Jiwa.
105 Burhan dan Anita
106 Anita Dan Burhan 2
107 Pernikahan Adit
108 ekstra part
109 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bercerailah, Bunda
2
Pingsannya Vina
3
Menyerah lah
4
Kembalinya Nadin
5
episode 5
6
pertemuan kembali
7
Ceraikan aku
8
Bercerai
9
Episode 9
10
episode 10
11
episode 11
12
episode 12
13
episode 13
14
episode 14
15
Persiapan lamaran
16
maukah jadi pendampingku?
17
episode 17
18
episode 18
19
episode 19
20
episode 20
21
episode 21
22
Akhirnya sah
23
Gadis itu.
24
episode 24
25
episode 25
26
episode 26
27
episode 27
28
episode 28
29
episode 29
30
episode 30
31
episode 31
32
Episode 32
33
episode 33
34
episode 34
35
episode 35
36
episode 36
37
episode 37
38
episode 38
39
Episode 39
40
episode 40
41
episode 41
42
episode 42
43
episode 42
44
Episode 44
45
Permintaan Adit
46
kenangan masa lalu
47
episode 47
48
Mulainya karma untuk Nadin
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
episode 52
53
Hukuman untuk Anwar
54
episode 54
55
episode 55
56
Meninggalnya, Bu Fatma.
57
Anwar menyesal
58
Saka bertemu keluarga Gina
59
Persahabatan Gina dan Intan
60
Gina bertemu Vina
61
Cinta yang terpendam
62
episode 62
63
Anwar, manfaatkan situasi
64
Anwar, menemui anak-anaknya
65
Bertemu masa lalu
66
episode 66
67
Hilangnya Vina
68
episode 68
69
Kesetiaan Intan
70
episode 70
71
Pelajaran untuk Anwar
72
Penyesalan Anwar
73
Benarkah, Anwar Menyesal?
74
Sisi Lain Tiara
75
Terbukanya Perasaan Adit dan Saka
76
Langkah Pertama Dari Adit
77
Akhirnya ...
78
Ingin melihat kesungguhan mu
79
episode 79
80
Episode 80
81
Akhirnya, Ketahuan Juga
82
Rencana Nadin
83
Akhirnya Sah
84
Andai Kita Bercerai
85
Lakukan Lah
86
Menyelidiki
87
Episode 87
88
Kebaikan Adit
89
Kisah Intan
90
Episode 90
91
Ketahuan
92
Sasa Melahirkan
93
Niat Baru Nadin
94
Maafkan Ayah! Benarkah?
95
Dituduh Pelakor
96
Kemarahan Adit
97
Tentang Bara dan Sasa
98
Pengakuan Karin
99
Episode 99
100
episode 100
101
episode 101
102
Yuk, Pacaran
103
Episode 103
104
Nadin, Di Rumah Sakit Jiwa.
105
Burhan dan Anita
106
Anita Dan Burhan 2
107
Pernikahan Adit
108
ekstra part
109
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!