episode 10

Sementara itu tadi sore setelah ketemu dengan Anwar, Nadin berencana mampir ke rumah Bu Fatma. Dia membeli oleh-oleh untuk Bu Fatma dan Sarah.

Sarah anak Bu Fatma sudah berumur 27 tahun. Dia belum menikah. Karena dia berprinsip akan menikah jika ada lelaki mapan yang mau dengannya.

"Bu, Sarah. Mantu mu datang. Aku bawa oleh-oleh." teriak Nadin di depan pintu.

"Masuk Kak, kakak bawa apa?" tanya Sarah.

"Untuk kamu kakak beliin dress sama tas, untuk ibu kalung. Ini mahal lo." kata Nadin, menekan kata mahal.

"Wah, memang kamu calon mantu yang pengertian. Beda sama Vina. Boro-boro bawa oleh-oleh yang ada gaji Anwar habis di ambil." puji Bu Fatma. Sambil memakai kakung pemberian Nadin.

"Ya Bu, beda banget. Pernah sih di beliin sepatu. Tapi merek pasaran." tawa Sarah.

"Kamu sudah di kasih tau sama Anwar, kalau dia udah ceraikan Vina tadi pagi." seru Bu Fatma.

"Sudah Bu, makanya aku kesini, mau nanya sama Ibu. Kapan ngelamar aku." ucap Nadin. Dia tidak sabar untuk segera menjadi istri Anwar.

"Kamu tenang aja, minggu depan kami akan ke rumah kalian." sahut Bu Fatma.

"Tapi, kata Mas Anwar, dia urus surat cerai dulu bu." adu Nadin.

"Tenang, itu biar Ibu yang urus. Kalian tunangan aja dulu." kata Bu Fatma.

"Kok tunangan sih, aku maunya langsung nikah." ucap Nadin.

"Ya udah nanti Ibu ngomong sama Anwar." kata Bu Fatma pasrah.

" Kakak sibuk nggak?" tanya Sarah, melihat perubahan raut wajah Nadin.

" Memangnya kenapa?" tanya Nadin.

"Kita ke rumah Mas Anwar yok, sekalian liat Vina sudah pindah atau belum." ucap Sarah.

"Kayaknya belum deh, tadi kata Mas Anwar mereka diberi waktu 3 hari untuk pindah." jawab Nadin.

"Kita ke sana aja yok kak, kita lihat Vina. Pasti dia nangis darah." ajak Sarah.

Saat sampai ke rumah Anwar dan Vina. Mereka lihat rumah sudah di kunci. Sepatu dan sandal Vina sudah berkurang. Mereka juga memanggil-manggil Vina. Tapi tidak ada jawaban.

"Apa mereka sudah pergi ya Kak?" tanya Sarah.

"Bisa jadi, tapi masak mereka bisa dapat kontrakan secepat ini." ucap Nadin.

"Atau jangan-jangan mereka bawa kabur surat- penting Mas anwar." curiga Nadin.

"Nggaklah Kak, soalnya semua surat penting Mas Anwar sudah dititipin dirumahnya Ibu." bantah Sarah.

"Baguslah kalau begitu." ujar Nadin.

🍁🍁🍁🍁🍁

Di dalam mobil, Iqbal terus melirik wajah Vina, pada kaca mobil. Aldi yang melihat Iqbal selalu melihat pada Bundanya agak kurang nyaman. Pasalnya dia tau, kalau dokter Iqbal seorang duda. Dia tidak mau kalau ada orang yang langsung dekat sama Bundanya. Apalagi Bundanya baru janda satu hari.

Iqbal didepan bersama Aldi, sedangkan Saka di belakang bersama Saka. Didalam mobil, Vina hanya diam. Dia tak banyak bicara.

"Dokter, terimakasih. Sudah mengantarkan kami." ucap Vina. Sambil membukakan pintu mobil.

"Tidak usah berterimakasih, lagian saya juga nggak ada kerjaan." ucapan Iqbal. Hendak keluar.

"Terimakasih ya dok, Dokter nggak usah tungguin kami. Nanti, kami pulang pakai taksi aja, lagian dokter juga belum istirahatkan." kata Adit.

Iqbal sadar, nada bicara Adit berubah. Dia merasa kalau Adit, mungkin melihat dia saat melirik Vina. Karena merasa tidak enak, akhirnya Iqbal memutuskan untuk pulang.

"Bunda sadar nggak sih, dari tadi dokter Iqbal ngelirik Bunda terus." ujar Adit. Sekarang mereka lagi pilih-pilih bahan makanan.

"Mungkin dokter Iqbal terpana melihat aura kecantikan Bunda. Soalnya Bunda cantiknya kebangetan kalau pakai hijab gini. Ya kan bang?" papar Saka.

"Sebenarnya Bunda sudah lama berkeinginan berhijab, semenjak Bunda berteman dengan Bu Sur tetangga kita dulu. Tapi Ayah kalian melarang. Katanya nanti Bunda jadi tua." kekeh Vina.

"Udahlah Bun, nggak usah dibahas lagi tentang lelaki itu." emosi Adit.

🍁🍁🍁🍁🍁

Sampainya di rumah, dokter Iqbal masih terbayang wajah manisnya Vina. Andai, dia berani mungkin dia akan mengatakan yang sebenarnya sama Vina. Kalau dia adalah Reza. Tetapi jangankan bicara, menatap dia aja Vina enggan. Padahal Vina hanya menjaga pandangan. Karena dia sadar, jika sudah jadi janda. Statusnya sangat tidak baik dimata masyarakat.

"Syahril lo dimana?" tanya Iqbal melalui sambungan telepon.

"Gue lagi kerja Bal. Ada apa?" tanya Syahril.

"Nggak jadi deh, kalo kamu sibuk." ucap Iqbal sambil mematikan telpon sepihak.

"Cih,,, kamu kira gue nggak tau apa, kamu pasti galau, karena Vina kan!" seru Syahril. Dia jengkel karena telepon yang dimatikan Iqbal.

"Apa gue kasih tau Vina aja ya. Tapi nanti Iqbal marah. Atau gua kasih tau Adit dan Saka!" gumam Syahril.

"Kok ribet gini ya," frustasi Syahril, sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal.

🍁🍁🍁🍁🍁

Pulang kerja, Anwar diberi tahu Nadin dan Sarah kalau Vina tidak berada di rumah. Dia sebenarnya agak khawatir. Karena bagaimanapun Vina dia masih mempunyai sedikit rasa cinta untuk Vina.

Saat ini, Nadin masih di rumah Bu Fatma. Dia sengaja menunggu kepulangan Anwar.

Bu Fatma mengatakan pada Anwar agar segera mendaftar perceraian. Agar statusnya jelas. Awalnya Anwar menolak dengan alasan sibuk. Tetapi Bu Fatma memaksa Anwar. Sehingga Anwar hanya bisa mengikuti permintaan Ibunya. Tentu saja, itu membuat Nadin senang.

Setelah mengantar Nadin pulang, Anwar langsung ke tempat tongkrongannya. Dia ingin bercerita pada temen-temennya Ilham dan Boy.

Ilham dan Boy merupakan temen kerja Anwar di kantor kecamatan. Tetapi karena hari ini dia sibuk, jadi tidak sempat untuk ngobrol-ngobrol bersama.

"Aku udah ceraikan Vina, tadi pagi." ucap Anwar.

Ilham dan Boy tidak begitu terkejut, karena mereka sudah menebak kalau Anwar pasti akan meninggalkan Vina, secara penggantinya adalah Nadin, si cewek kaya punya segalanya.

"Tapi entah kenapa, kok hatiku sakit ya." gumam Anwar.

"Kenapa lo ceraikan sih, kenapa nggak kau madukan saja. Kan enak, kita bisa tukar-tukar kalau udah bosan." ucap Boy.

"Tidak semua wanita mau di duakan." kata Ilham.

"Ya katakan saja, kita memberinya jalan menuju pintu surga. Pasti dia mau lah." Ucap Boy lagi.

"Diam aja napa sih, kita kan gak tau masalahnya apa." kata Ilham.

"Aku balik dulu ya." ujar Anwar. Dia jengah melihat perdebatan temennya.

🍁🍁🍁🍁🍁

Anwar balik lagi ke rumah yang dulu di tempati bersama Vina. dia menatap baju Vina yang tinggal sebagian, juga melihat perhiasan Vina yang ditinggal begitu saja, tanpa berkurang sedikitpu. Hatinya sungguh tidak rela. Namun talak tiga telah di ucap. Dia menyesalinya.

Tapi dia teringat akan keinginan untuk memiliki anak perempuan. Jadi, Anwar harus bisa melupakan Vina. Supaya dia bisa bersama Nadin.

Setelah mendaftarkan gugatan cerai, Anwar menanyakan alamat tempat tinggal Vina. Supaya nanti bisa dikirim surat panggilan dari kantor pengadilan.

Setelah mendapatkan alamat Vina, Anwar langsung menuju ke sana, untuk memantau Vina. Saat melihat Vina berada di rumah yang kelihatan layak untuk di tempati hatinya mulai curiga. Darimana Vina dan anak-anak bisa mendapatkan uang untuk bayar rumah tersebut.

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

mampus kau jadi sampah

2025-03-25

0

Ani Khadijah

Ani Khadijah

Eman enak Anwar ceraikan Vina

2023-12-24

1

Putra Al - Bantani

Putra Al - Bantani

mangkin seru

2023-11-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bercerailah, Bunda
2 Pingsannya Vina
3 Menyerah lah
4 Kembalinya Nadin
5 episode 5
6 pertemuan kembali
7 Ceraikan aku
8 Bercerai
9 Episode 9
10 episode 10
11 episode 11
12 episode 12
13 episode 13
14 episode 14
15 Persiapan lamaran
16 maukah jadi pendampingku?
17 episode 17
18 episode 18
19 episode 19
20 episode 20
21 episode 21
22 Akhirnya sah
23 Gadis itu.
24 episode 24
25 episode 25
26 episode 26
27 episode 27
28 episode 28
29 episode 29
30 episode 30
31 episode 31
32 Episode 32
33 episode 33
34 episode 34
35 episode 35
36 episode 36
37 episode 37
38 episode 38
39 Episode 39
40 episode 40
41 episode 41
42 episode 42
43 episode 42
44 Episode 44
45 Permintaan Adit
46 kenangan masa lalu
47 episode 47
48 Mulainya karma untuk Nadin
49 episode 49
50 episode 50
51 episode 51
52 episode 52
53 Hukuman untuk Anwar
54 episode 54
55 episode 55
56 Meninggalnya, Bu Fatma.
57 Anwar menyesal
58 Saka bertemu keluarga Gina
59 Persahabatan Gina dan Intan
60 Gina bertemu Vina
61 Cinta yang terpendam
62 episode 62
63 Anwar, manfaatkan situasi
64 Anwar, menemui anak-anaknya
65 Bertemu masa lalu
66 episode 66
67 Hilangnya Vina
68 episode 68
69 Kesetiaan Intan
70 episode 70
71 Pelajaran untuk Anwar
72 Penyesalan Anwar
73 Benarkah, Anwar Menyesal?
74 Sisi Lain Tiara
75 Terbukanya Perasaan Adit dan Saka
76 Langkah Pertama Dari Adit
77 Akhirnya ...
78 Ingin melihat kesungguhan mu
79 episode 79
80 Episode 80
81 Akhirnya, Ketahuan Juga
82 Rencana Nadin
83 Akhirnya Sah
84 Andai Kita Bercerai
85 Lakukan Lah
86 Menyelidiki
87 Episode 87
88 Kebaikan Adit
89 Kisah Intan
90 Episode 90
91 Ketahuan
92 Sasa Melahirkan
93 Niat Baru Nadin
94 Maafkan Ayah! Benarkah?
95 Dituduh Pelakor
96 Kemarahan Adit
97 Tentang Bara dan Sasa
98 Pengakuan Karin
99 Episode 99
100 episode 100
101 episode 101
102 Yuk, Pacaran
103 Episode 103
104 Nadin, Di Rumah Sakit Jiwa.
105 Burhan dan Anita
106 Anita Dan Burhan 2
107 Pernikahan Adit
108 ekstra part
109 Pengumuman Novel Baru
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bercerailah, Bunda
2
Pingsannya Vina
3
Menyerah lah
4
Kembalinya Nadin
5
episode 5
6
pertemuan kembali
7
Ceraikan aku
8
Bercerai
9
Episode 9
10
episode 10
11
episode 11
12
episode 12
13
episode 13
14
episode 14
15
Persiapan lamaran
16
maukah jadi pendampingku?
17
episode 17
18
episode 18
19
episode 19
20
episode 20
21
episode 21
22
Akhirnya sah
23
Gadis itu.
24
episode 24
25
episode 25
26
episode 26
27
episode 27
28
episode 28
29
episode 29
30
episode 30
31
episode 31
32
Episode 32
33
episode 33
34
episode 34
35
episode 35
36
episode 36
37
episode 37
38
episode 38
39
Episode 39
40
episode 40
41
episode 41
42
episode 42
43
episode 42
44
Episode 44
45
Permintaan Adit
46
kenangan masa lalu
47
episode 47
48
Mulainya karma untuk Nadin
49
episode 49
50
episode 50
51
episode 51
52
episode 52
53
Hukuman untuk Anwar
54
episode 54
55
episode 55
56
Meninggalnya, Bu Fatma.
57
Anwar menyesal
58
Saka bertemu keluarga Gina
59
Persahabatan Gina dan Intan
60
Gina bertemu Vina
61
Cinta yang terpendam
62
episode 62
63
Anwar, manfaatkan situasi
64
Anwar, menemui anak-anaknya
65
Bertemu masa lalu
66
episode 66
67
Hilangnya Vina
68
episode 68
69
Kesetiaan Intan
70
episode 70
71
Pelajaran untuk Anwar
72
Penyesalan Anwar
73
Benarkah, Anwar Menyesal?
74
Sisi Lain Tiara
75
Terbukanya Perasaan Adit dan Saka
76
Langkah Pertama Dari Adit
77
Akhirnya ...
78
Ingin melihat kesungguhan mu
79
episode 79
80
Episode 80
81
Akhirnya, Ketahuan Juga
82
Rencana Nadin
83
Akhirnya Sah
84
Andai Kita Bercerai
85
Lakukan Lah
86
Menyelidiki
87
Episode 87
88
Kebaikan Adit
89
Kisah Intan
90
Episode 90
91
Ketahuan
92
Sasa Melahirkan
93
Niat Baru Nadin
94
Maafkan Ayah! Benarkah?
95
Dituduh Pelakor
96
Kemarahan Adit
97
Tentang Bara dan Sasa
98
Pengakuan Karin
99
Episode 99
100
episode 100
101
episode 101
102
Yuk, Pacaran
103
Episode 103
104
Nadin, Di Rumah Sakit Jiwa.
105
Burhan dan Anita
106
Anita Dan Burhan 2
107
Pernikahan Adit
108
ekstra part
109
Pengumuman Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!