Langkah kaki Shena secara perlahan berjalan mundur, ketika tiga orang pria didepannya itu datang mendekat ke arahnya. Apalagi disekelilingnya tidak ada orang selain mereka.
"Hugo...!! Hugo...!!!"
Tanpa sadar panggilan itu keluar dari bibir Shena. Dia berharap pria yang dipanggil itu mendengar panggilannya dan datang untuk menolongnya.
Tiga orang pria didepannya itu tertawa lepas melihat Shena begitu ketakutan. Tidak akan ada yang menolongnya. Jam segini tempat itu masih sepi, kecuali jika sore tiba. Kini jarak mereka dengan gadis itu hanya berkisar 1 meter.
Tangan salah seorang diantara mereka mulai maju, hendak menyentuh wajah Shena.
Namun seseorang berlari dari arah belakang Shena, melingkarkan tangannya di pinggangnya, mengangkat tubuhnya dan memutarnya hingga kaki Shena menendang keras wajah para pria itu satu persatu.
Ternyata itu adalah Hugo yang datang, dia menurunkan Shena, melepaskan tangannya dari pinggang gadis itu lalu meninggalkannya dan berlari ke arah tiga orang pria yang berusaha untuk kembali menyerang.
Dugghh!!
Dugghh!!
Pukulan demi pukulan mengenai wajah, dada dan perut tiga orang itu satu persatu. Hugo seolah tidak ingin melepaskan mereka karena telah berani mengganggu Shena dan hampir menyentuhnya. Seujung kuku pun dia tidak rela tangan-tangan kotor para pria itu menyentuh tubuh Shena.
Hugo menekuk salah satu tangan pria itu kebelakang, seperti ingin mematahkannya. Namun mereka memohon ampun dan minta untuk dilepaskan.
Mereka beruntung, karena Shena baik-baik saja sehingga Hugo melepaskan mereka dan menyuruh mereka untuk pergi. Lalu dia berjalan ke arah gadis itu.
"Nona tidak apa-apa?" tanya Hugo. Memastikan gadis itu baik-baik saja dan tidak terluka sedikitpun.
"Apa kamu mengikutiku?" Shena bertanya balik. Rasanya aneh jika tiba-tiba Hugo berada disana.
"Jika saya tidak mengikuti nona, bagaimana saya bisa tau nona aman atau tidak" jawab Hugo.
Kali ini Shena tidak marah, justru dia berterima kasih pada Hugo karena lagi-lagi Hugo menolongnya. Tanpa sadar Shena melingkarkan tangannya di pinggang Hugo, memeluk tubuh pria itu. Rasa takutnya seketika hilang dan dia mulai merasa nyaman disana, didalam pelukan Hugo.
"Apa nona baik-baik saja" Hugo bertanya karena dia khawatir Shena tiba-tiba memeluknya.
Didalam pelukan Hugo, Shena menganggukan kepalanya, namun dia seolah tidak ingin melepaskan pelukannya itu.
"Aku baik-baik saja" jawabnya.
"Mari kita pulang nona" ajak Hugo
Shena tersadar, dia melepaskan pelukannya. Matanya tidak berani menatap wajah Hugo, dia merasa malu karena telah memeluk tubuh pengawalnya itu. Shena berjalan lebih dulu didepan Hugo dengan diikuti Hugo dibelakangnya dengan wajah tersenyum.
Malamnya Shena tidak bisa tidur, dia terus berguling ke kanan dan ke kiri. Matanya sulit untuk terpejam. Bayangan wajah Hugo terus muncul dalam benaknya. Dia penasaran dengan apa yang sedang dilakukan pengawalnya itu sekarang.
Shena memilih bangun dari atas ranjangnya, membuka pintu kamarnya dan selangkah demi selangkah berjalan menuruni tangga. Diam-diam dia berjalan mengendap-endap ke arah kamar Hugo yang berada dibelakang.
"Rasanya aku sudah seperti maling di rumahku sendiri" Shena mulai membatin.
Terdengar suara gaduh didepan kamar Hugo, karena penasaran Shena mengintip dari balik tembok. Empat orang pelayan wanita dirumahnya sedang berdiri didepan kamar pengawalnya itu, termasuk Anna. Mereka saling berebutan untuk mengetuk pintu kamar itu.
"Apa mereka tidak punya pekerjaan??" umpat Shena dari balik tembok. Padahal dia sendiri tidak tau apa yang akan dia lakukan disana.
Dia mengurungkan niatnya untuk menemui Hugo, memutar badannya dan terlihat kaget saat mendapati Hugo sudah berdiri dibelakangnya.
"Apa yang sedang nona lakukan disini?" Hugo baru saja datang dan berdiri di belakang Shena saat gadis itu memutar badannya tadi.
Shena nampak bingung untuk menjawabnya. Dia mulai memikirkan sebuah alasan.
"Aku mau mengambil minum didapur" Shena tidak pandai berbohong, tapi tidak mungkin dia bilang sengaja datang kesitu hanya untuk melihat Hugo. Apa yang akan dipikirkan pria itu nantinya.
"Dapurnya disebelah sana bukan?" tunjuk Hugo, menunjuk ke arah dapur yang berlawanan arah dengan arah menuju kamarnya.
"A-aku tau...." Shena mencoba bersikap tenang, lebih baik dia pergi, sebelum Hugo curiga. Dia berjalan melewati Hugo, melangkahkan kakinya sedikit cepat. Beberapa kali menoleh sedikit ke arah belakang, memastikan pria itu tidak mengikutinya dan tidak berfikir yang macam-macam padanya.
💘💘💘
Disebuah rumah yang berukuran cukup besar dan hanya memiliki satu lantai. Rumah itu terletak jauh dari keramaian kota dan disana juga dijaga ketat oleh beberapa orang penjaga yang berjaga disetiap sudut rumah itu.
Dengan mobil hitamnya, Jordy memasuki area rumah itu. Setelah turun dari dalam mobil, dia bertanya pada salah seorang penjaga rumah itu. Memastikan tidak ada yang berani datang kesana selain dirinya.
"Bawa aku ke ruang bawah tanah" titah Jordy. Dia ingin segera menemui seseorang didalam sana.
Dua orang pria mengangguk dan mendampingi Jordy ke sebuah ruangan menuju ruang bawah tanah rumah itu. Tidak ada yang tau ruangan itu selain Jordy dan orang-orang kepercayaannya.
Seorang pria seumurannya tengah duduk dengan kaki terpasung. Rambutnya yang sudah nampak gondrong dan penampilannya yang terlihat sangat lusuh, lebih mirip seperti seorang gelandangan dipinggiran jalan. Tidak akan ada yang mengira jika dia adalah Sean Adhitama, satu-satunya pewaris sah keluarga Adhitama dan juga merupakan ayah kandung Shena.
Sementara Jordy hanya seorang anak yang diadopsi oleh ayah Sean waktu itu. Namun sifat tamak Jordy membuatnya lupa cara membalas budi. Dia ingin menguasai seluruh kekayaan keluarga Adhitama dengan cara menyingkirkan Sean yang merupakan satu-satunya pewaris tunggal keluarga Adhitama.
"Apa kabar adikku??" Jordy memberikan sebuah senyuman, itu adalah sebuah senyuman palsu.
Sean begitu muak melihat wajah itu didepannya. 18 tahun dia terkurung di sana karena ulah seseorang yang dia sebut sebagai kakak itu. Dia tidak pernah lagi bisa merasakan hangatnya sinar matahari pagi dan indahnya sinar bulan dimalam hari.
"Brengsek!!!" rasanya hanya kata itu yang pantas keluar dari mulut Sean. Mengingat apa yang sudah dilakukan kakaknya itu padanya.
"Dimana putriku, Shena??" tambahnya.
Jordy datang mendekat, berlutut dengan satu kaki didepan adiknya itu.
"Jangan khawatir Sean, Shena aman bersamaku. Aku sudah membantu menjaga putrimu itu dengan sangat baik. Sekarang dia sudah tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Secantik Sofia, ibunya" jawab Jordy.
"Sayang sekali, Sofia mati begitu cepat. Kamu yang telah membunuhnya" senyum kembali tergambar di wajah Jordy, membuat Sean begitu geram.
"Kamu yang membuatku membunuh mereka. Brengsek kamu Jordy!! Ayahku telah mengangkat derajatmu, tapi inikah balasanmu pada kami??" gertak Sean, ingin sekali rasanya dia meludahi wajah pria itu, yang telah membuatnya membunuh istri dan pengawal setianya, Sagar.
18 tahun lalu, karena fitnahan dari Jordy, Sean begitu percaya jika Sofia istrinya memiliki hubungan gelap dengan Sagar, pengawal pribadi sekaligus orang kepercayaannya. Dia menembakkan peluru pada tubuh Sagar dan Sofia saat melihat dua orang itu berada dalam satu ranjang miliknya. Sagar yang telah bersumpah tidak akan pernah mengkhianatinya, menerima dengan ikhlas peluru-peluru itu menembus tubuhnya hingga ajal datang menjemputnya.
"Kamu akan membayar semuanya Jordy!! Kamu pantas untuk mati!!!"
Jordy hanya tersenyum menanggapi ucapan adiknya itu.
"Itu hanya akan terjadi jika kamu bisa keluar dari sini. Tapi sayangnya tidak akan ada yang bisa membantumu untuk keluar dari tempat ini" seketika tawa Jordy terdengar, menggema memenuhi ruangan itu.
Melihat Jordy tertawa begitu lepas, tangan Sean mengepal dengan kuat hingga menunjukkan urat-urat berwarna kebiruan. ingin rasanya Sean menerkamnya, seperti harimau yang menerkam mangsanya. Namun saat ini dia hanya berharap ada orang yang bisa membantunya untuk keluar dari ruangan itu, agar dia bisa bertemu dengan Shena putrinya.
🌼🌼🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️
wahh ternyata jordy bukan orgtua shena, papanya diserkap rupanya, aduh tp untung mereka perlakukan shena dgn baik yah meski semua palsu.
2024-07-15
1
Penelop3
Sukaaaaa
2023-08-15
1
dewidewie
lanjut
2023-08-06
1