Bab 8 : PDNS

Hari ini adalah hari sabtu dan Rayyan sudah berjanji akan mengajak Shena jalan-jalan. Dia tengah berdiri di depan cermin dan menatap wajahnya yang terlihat sangat tampan. Tidak heran jika Shena dan Viona tergila-gila padanya.

Rayyan juga sudah menyuruh Viona untuk tidak menghubungi atau menemuinya hari ini. Lagi pula mereka sudah menghabiskan waktu berdua hampir seharian kemarin.

"Sepertinya tidak masalah jika aku memiliki dua pacar sekaligus. Aku bisa membagi waktu untuk mereka berdua" Rayyan menatap dirinya dicermin. Dia begitu percaya diri.

Rayyan sudah siap, dia mengambil jaket dilemari dan memakaikannya, kemudian mengambil kunci mobil di atas meja. Dia keluar dari dalam kamar dan berjalan turun ke lantai bawah.

Sementara itu dikediaman Adhitama.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah 11 siang. Shena masih tertidur di atas ranjangnya ketika sebuah panggilan telefon membangunkannya.

Rayyan yang menelfon dan memberitahukan jika dia akan segera berangkat dan menyuruh Shena segera bersiap. Shena menatap layar ponselnya dan melihat jam sudah hampir jam 11. Bisa-bisanya Anna tidak membangunkannya seperti biasanya.

Shena segera turun dari atas ranjangnya untuk bersiap. Setengah jam kemudian Shena yang sudah siap dan rapi turun ke lantai bawah untuk mencari Hugo.

"Shena, kamu mau kemana sayang? Tadi pagi kamu tidak sarapan, apa kamu juga akan melewatkan makan siang?" tanya Renata berjalan ke arah Shena yang baru saja menuruni tangga.

"Shena mau pergi sama Rayyan ma. Nanti Shena makan siang di luar aja sekalian" jawab Shena.

"Memangnya mau pergi kemana?" tanya Renata.

"Shena tidak tau ma Rayyan mau ngajak Shena kemana. eemmm... tapi Shena boleh gak ma kalau pulang agak malam?" pinta Shena. Wajar jika dia merasa bosan karena selama ini papanya begitu membatasi kegiatannya di luar rumah.

Renata terdiam, dia tidak berani memberi ijin karena takut suaminya akan marah jika dia melepas Shena begitu saja diluar rumah.

Namun Shena bisa mengerti, dia tidak bertanya pada Renata lagi. karena mamanya itu pasti tidak akan berani mengambil keputusan tanpa sepengetahuan dari papanya. Kadang Shena merasa heran kenapa papanya memperlakukan dirinya begitu spesial hingga menyuruh pengawal untuk terus menjaganya.

Shena berjalan keluar rumah dan melihat Hugo yang sudah siap dengan mobilnya. Shena berjalan mendekat ke arahnya.

"Selamat pagi nona Shena" Hugo menyapa Shena. Dia tau Shena pasti baru bangun tidur.

"Apa kamu sedang menyindirku? Jelas-jelas ini sudah siang, kenapa kamu mengucapkan selamat pagi!!" Shena menjawab dengan kesal.

"Oh benarkah? Maaf nona, mungkin jam tangan saya yang rusak" sebenarnya Hugo memang sengaja menyindir Shena. Entah mengapa dia terlihat begitu gemas jika melihat wajah kesal Shena.

Hugo membuka pintu mobil untuk Shena. Mereka menuju ke salah satu mall terbesar di kota itu karena Rayyan sudah menunggu Shena disana.

Hugo menghentikan mobil di depan mall dan menurunkan Shena disana. Rayyan datang menghampiri mereka dan langsung menggenggam tangan Shena. Shena menyuruh Hugo untuk memarkirkan mobil dan menunggunya disana tanpa harus mengikutinya.

"Sayang, bagaimana kalau kita pergi dari pintu lain selagi pengawalmu itu memarkirkan mobil" ajak Rayyan

Shena nampak berfikir sejenak, namun akhirnya dia menganggukkan kepalanya setuju.

"Baiklah" jawab Shena.

Mereka bergegas masuk kedalam mall dan mencari pintu lain untuk keluar. Hugo pasti tidak akan tau, sehingga Rayyan bisa mengajak Shena keluar berdua tanpa ada yang mengikuti.

Setelah berhasil keluar dari dalam mall, Rayyan membawa Shena menaiki mobilnya dan mereka pergi meninggalkan tempat itu.

Sepanjang perjalanan Shena nampak terdiam dan murung.

"Kenapa sayang? Kenapa wajahmu terlihat begitu cemas?" tanya Rayyan yang sedang menyetir mobilnya dan melihat kecemasan diwajah Shena.

"Apa tidak apa-apa meninggalkan dia sendirian disana?" Shena khawatir jika Hugo akan menunggunya sampai mall itu tutup.

"Biarkan saja, biar dia dipecat sekalian. Kamu tidak ingat kemarin dia hampir membuatmu celaka dengan membawa mobil ugal-ugalan" ujar Rayyan mengingat cerita Shena kemarin.

"Tapi itu aku yang menyuruhnya" ucap Shena karena memang dia yang menyuruh Hugo untuk membawa mobil lebih cepat.

"Sudahlah sayang, kamu kenapa begitu memperdulikannya? Biarkan saja, itu sudah menjadi resikonya" Rayyan terlihat sedikit kesal karena merasa Shena begitu mempedulikan Hugo.

Setelah sekian lama, akhirnya Shena bisa pergi hanya berdua saja dengan Rayyan. Harusnya dia merasa senang, tapi ini justru sebaliknya. Dia tidak begitu menikmati kencannya dengan Rayyan. Hatinya merasa tidak tenang, entah mengapa dia terus memikirkan pengawalnya itu. Bagaimana jika Hugo menunggu sampai malam disana?

Kini Shena dan Rayyan sedang berada di dalam restoran dan sedang menikmati makan siang. Rayyan terlihat begitu lahap memakan makanannya, berbeda dengan Shena yang terlihat murung dan hanya mengaduk-aduk makanannya.

Beberapa kali Rayyan memanggil, namun Shena tengah sibuk dengan pikirannya sendiri hingga dia tidak mendengar dan tidak menyaut.

"Shena!!" bentak Rayyan akhirnya dengan begitu kesal.

Shena terkesiap kaget dan menoleh ke arah Rayyan yang duduk disampingnya.

"Apa kamu sedang memikirkan pengawalmu itu?? Aku sedang bersamamu, berani sekali kamu memikirkan pria lain??" Rayyan bergegas bangun, meninggalkan meja makan dan berjalan pergi ke arah pintu keluar.

Melihat Rayyan marah, Shena ikut bangun dan mengejarnya. Saat sudah keluar dari pintu utama, dia menarik lengan Rayyan agar pria itu berhenti dan menatapnya.

"Ray!! Kamu kenapa sih??" tanya Shena.

"Justru kamu yang kenapa!! Kita ini sedang berkencan. Tapi kamu malah memikirkan pria lain!!" bentak Rayyan menyibakkan rambutnya kebelakang.

"Aku minta maaf, aku tidak bermaksud seperti itu" Shena memegangi lengan Rayyan, dia takut Rayyan salah paham dengannya.

Rayyan menghela nafas panjang. Dia tau Shena tidak mungkin berpaling darinya, apalagi menyukai seorang pengawal berpenampilan seperti Hugo.

"Baiklah, lebih baik sekarang kita pergi ke taman hiburan, bagaimana?" tanya Rayyan yang dijawab anggukan kepala oleh Shena.

Baru saja kaki mereka hendak melangkah, sebuah suara memanggil mereka.

"Shena?? Rayyan??"

Seorang gadis yang juga baru saja keluar dari restoran itu menghampiri ke arah mereka.

"Viona?" lirih Shena.

Sementara Rayyan terlihat tidak senang dengan kehadiran Viona disana. Baru saja mereka lepas dari pengawasan pengawal Shena, sekarang malah datang Viona.

"Kebetulan sekali kita bertemu disini. Oya kalian sudah mau pergi ya?" tanya Viona.

"Iya, kami akan pergi ke taman hiburan" jawab Shena

"Wah, taman hiburan? Sepertinya seru sekali. Apa aku boleh ikut bersama dengan kalian?" ujar Viona lalu melirik ke arah Rayyan. Dia tidak akan membiarkan pasangan kekasih itu hanya jalan berdua. Walaupun dia hanya selingkuhan, tapi dalam hati Viona tetap merasa cemburu melihat Rayyan dan Shena jalan berdua.

Awalnya Rayyan menolak jika Viona ikut, namun Shena terus membujuknya dan akhirnya mereka memutuskan mengajak Viona bersama mereka.

Mereka mengunjungi taman hiburan dan menaiki beberapa wahana disana, sesekali Viona mencuri kesempatan untuk sekedar menggenggam tangan Rayyan. Namun Rayyan selalu menepisnya karena takut Shena melihatnya dan curiga dengan hubungan gelap mereka dibelakang Shena.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Sebelum pulang, Rayyan pamit pergi ke toilet dulu. Viona yang melihat Rayyan pergi, ikut menyusulnya dan meninggalkan Shena sendirian didekat pintu keluar.

Viona mengikuti Rayyan ke arah toilet, dia menahan pintu toilet sebelum Rayyan sempat menutupnya dan ikut masuk kedalamnya lalu mengunci pintunya dari dalam.

"Viona apa yang kamu lakukan??" tanya Rayyan.

Tanpa menjawab pertanyaan Rayyan, Viona langsung mencium bibir pria itu dengan ganas. Dia tidak peduli jika sekarang mereka tengah berada di toilet umum dan bisa dipergoki orang.

Sementara itu Shena nampak gelisah menunggu sendirian, sudah hampir 20 menit tapi baik Rayyan maupun Viona belum ada yang kembali.

"Nona Shena..." Panggil sebuah suara mengagetkan Shena.

Shena menoleh dan melihat Hugo yang sudah berdiri tak jauh darinya. Bagaimana mungkin Hugo bisa ada disini? padahal tadi dia meninggalkan pengawalnya itu di mall.

🌼🌼🌼

Terpopuler

Comments

Tri Oktifatun

Tri Oktifatun

heleehhh kepedean lu bang

2023-08-30

1

dewidewie

dewidewie

nah itulah buaya darat , dia sendiri memiliki dua kekasih sedangkan sang kekasih hanya memikirkan satu cowok saja sudah marah marah

2023-08-04

2

dewidewie

dewidewie

minta diapakan ini si rayyan🤦

2023-08-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!