Bab 10 : PDNS

Langit yang gelap nampak dihias oleh bulan dan bintang-bintang yang bertebaran di atas sana. Shena tengah mondar-mandir di balkon kamarnya. matanya terus tertuju kebawah, menatap pintu gerbang yang tertutup rapat. Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, namun belum ada tanda-tanda jika Hugo akan kembali ke rumah itu.

Tadi pagi Shena diantar kekampus oleh pengawal yang biasa mengawalnya dulu yaitu Anton, pria berusia 45 tahun. Dia tidak tau jika Hugo ijin pagi-pagi sekali pada papanya, sehingga tidak bisa mengantarkan dia ke kampus.

Beberapa kali Shena melihat layar ponselnya. Melihat nomor Hugo yang baru dia simpan tadi setelah makan malam. Dia meminta nomor pengawalnya itu pada papanya.

"Apa aku telefon saja? Tapi bagaimana kalau dia berfikir yang macam-macam?" gumam Shena sambil terus menatap layar ponselnya.

Setelah berfikir dan mempertimbangkan cukup lama, Shena akhirnya menghubungi nomor Hugo.

Sementara itu Hugo sedang berjalan kaki sambil ngobrol dengan Sherly. Langkahnya terhenti ketika mendengar suara ponselnya berbunyi. Dia melihat ada panggilan dari Shena disana. Jordy memang sudah memberikan nomor Shena padanya dari hari pertama masuk kerja untuk membantu mempermudah pekerjaannya.

"Tunggu sebentar, aku angkat telefon dulu" ucap Hugo pada Sherly. Gadis itu mengangguk, lalu Hugo berjalan sedikit menjauh darinya untuk mengangkat telefonnya.

"Selamat malam nona Shena, ada apa nona menghubungi saya malam-malam begini? Apa ada yang nona butuhkan?" tanya Hugo.

"Papa bilang kamu ijin satu hari, lalu kenapa kamu belum kembali?" tanya Shena

"Apa nona belum tidur karena sedang menunggu saya?" tanya Hugo balik

"Jangan salah paham!! Aku hanya memastikan kamu harus bekerja dengan baik atau kamu akan dipecat!!" ujar Shena dengan nada kesal.

Hugo tersenyum mendengar ocehan Shena ditelefon. Dia sudah bisa membayangkan seperti apa ekspresi wajah Shena sekarang.

"Jika tidak ada hal penting, saya matikan dulu telfonnya nona. Selamat malam nona Shena" ucap Hugo lalu mematikan sambungan telefonnya.

Sherly datang mendekat. Melihat wajah Hugo yang tersenyum hanya karena sebuah panggilan telefon, terlihat bukan seperti Hugo yang biasanya.

"Siapa yang menelfon? Sepertinya kamu senang sekali?" tanya Sherly

"Bukan siapa-siapa, ayo kita jalan lagi"ajak Hugo, Sherly mengangguk dan mereka kembali melangkahkan kakinya pergi meninggalkan tempat itu.

Sementara Shena yang masih berdiri di balkon kamarnya merasa begitu kesal karena Hugo berani mematikan sambungan telefonnya.

"Berani sekali dia mematikan telefonnya!!" umpat Shena, lalu dia pergi masuk menuju ranjangnya untuk bergegas tidur.

💘💘💘

Siang ini di perusahaan Mega Group, Alex datang mengunjungi Jordy kedalam ruangan kerjanya. Melihat Jordy yang sedang duduk di kursi kebesarannya, dia ikut duduk didepannya.

"Aku ingin membicarakan tentang pertunangan Shena dengan Rayyan" tak ingin berbasa-basi, Alex langsung bicara pada intinya.

"Apa maksudmu dengan pertunangan?" Jordy sedikit kaget, walaupun dia tau putrinya menjalin hubungan dengan putra Alex. Tapi rasanya masih terlalu dini jika harus membicarakan tentang pertunangan.

"Anda jangan berpura-pura lupa tuan Jordy, kita sudah membuat kesepakatan ini beberapa tahun lalu bukan? Atau nona Shena akan tau siapa anda sebenarnya..." kali ini ucapan Alex terlihat sedikit mengancam.

Jordy menggebrak meja dengan keras, dia bangun dari duduknya. Tangannya mengepal erat, menatap Alex dengan tatapan tajamnya. Berani sekali pria itu mengancamnya seperti itu.

"Jangan mengancamku Alex! Bagaimanapun, posisiku tetap berada diatasmu!!" ucapnya dengan tegas.

Alex menyunggingkan senyum melihat kemarahan Jordy, dia terlihat begitu santai menanggapinya dan ikut bangun dari duduknya.

"Ini bukan ancaman, tapi ini adalah fakta. Pikirkan baik-baik ucapanku tadi, atau anda akan tau akibatnya" Alex berjalan pergi meninggalkan ruangan kerja Jordy, dia tidak peduli jika saat ini Jordy terlihat begitu marah dengan ancamannya tadi.

Setelah Alex pergi, Jordy menelfon seseorang untuk datang ke ruangannya. Tak berselang lama orang yang ditelefon itu datang.

"Papa memanggilku? Ada apa pa?" tanya Rico melihat kegelisahan diwajah papanya.

Jordy berjalan mendekat ke arah putranya. "Alex sudah berani mengancamku. Dia adalah penghalang terbesar untukku"

"Sudahlah pa, sebaiknya kita singkirkan saja Shena agar om Alex tidak mengancam papa lagi" ujar Rico memberi saran.

"Diam kamu Rico!!! Kita masih membutuhkan Shena. Karena dia adalah satu-satunya pewaris sah keluarga Adhitama. Tanpa dia kita tidak ada apa-apanya" bentak Jordy, dia begitu kesal dengan jawaban putranya tadi.

"Atau jangan-jangan, kamu yang selama ini menyuruh orang untuk mencelakai Shena???" tambahnya.

Rico terdiam, memang dia yang menyuruh para preman itu untuk menakut-nakuti Shena.

"Aku hanya bermain-main saja pa, tidak benar-benar ingin melukainya" bela Rico.

"Jangan bodoh kamu Rico!! Satu-satunya orang yang harus kita singkirkan adalah Alex, bukan Shena. Sekali lagi kamu melakukan kebodohan seperti itu, papa tidak akan memberikan uang sepeserpun padamu dan istrimu itu lagi!!" ancam Jordy, dia tidak akan membiarkan siapapun melukai Shena, termasuk Rico putra kandungnya.

Setelah memperingatkan Rico, Jordy menyuruhnya untuk keluar dari ruangannya. Dengan kesal Rico pergi meninggalkan ruangan kerja papanya. Rasanya dia sudah malas untuk selalu berakting berpura-pura baik didepan Shena.

Sementara itu dikampus, Shena yang baru selesai kelas berjalan keluar menuju halaman kampus. Disana nampak rame dan hampir semua penghuni kampus sedang mengerumuni sesuatu. Shena penasaran, dia berjalan mendekat, menerobos diantara orang-orang untuk melihat apa yang sedang mereka lihat.

Di depan sana seorang pria tampan sedang berdiri disamping mobil. Dia adalah Hugo yang datang untuk menjemput Shena dengan penampilan barunya.

Hugo mewarnai rambutnya menjadi hitam, membuat penampilannya terlihat lebih dewasa. Dan membuat semua mata wanita yang melihatnya begitu terpesona dengan ketampanannya, termasuk Shena yang baru datang dan melihatnya.

Melihat Shena sudah berdiri disana, Hugo berjalan mendekatinya.

"Maaf nona, saya datang terlambat" ucap Hugo.

Shena masih terdiam, matanya menjelajahi wajah Hugo. Pria yang biasa dia sebut sebagai berandalan itu sekarang berubah menjadi seorang pangeran tampan. Shena melihat sekelilingnya, dimana semua mata tertuju pada Hugo,. khususnya mata para wanita yang tidak berkedip memandang wajah pria itu. Kemudian dia kembali mengarahkan pandangannya pada Hugo yang berdiri di depannya.

"Oh, tidak apa-apa" jawab Shena sedikit gugup.

"Silahkan nona" ucap Hugo mempersilahkan Shena untuk berjalan menuju mobil.

Shena mengangguk, lalu melangkahkan kakinya ke arah mobil. Hugo mengikuti dibelakangnya, lalu membukakan pintu mobil belakang untuk Shena.

Sepanjang perjalanan mereka nampak terdiam. Sesekali Shena mencuri pandang pada Hugo dari kaca spion depan. Baru tidak bertemu satu hari saja kenapa rasanya menjadi canggung seperti ini.

"Apa nona membutuhkan sesuatu?" tanya Hugo memecahkan keheningan diantara mereka.

"Ti-tidak" jawab Shena.

Saat melintasi sebuah taman, Shena meminta Hugo untuk berhenti. Shena turun dari dalam mobil dan meminta Hugo untuk tidak mengikutinya karena dia hanya akan melihat-lihat sebentar ke taman itu.

Hugo mengiyakan, namun diam-diam dia tetap mengikuti Shena dari belakang tanpa sepengetahuan Shena.

Shena terus melangkahkan kakinya menjauh dari tempat mobilnya berhenti. Berada didalam mobil berdua dengan Hugo rasanya membuatnya panas dingin. Jantungnya terus berdetak dengan kencang. Lebih baik dia keluar sebentar untuk mencari udara segar.

Saat ini Shena sedang berdiri di bawah sebuah pohon besar, dia meregangkan kedua tangannya dan mengangkat wajahnya ke atas. Menutup matanya sembari tersenyum, merasakan hembusan angin yang berhembus ke arahnya.

Dari kejauhan Hugo terus memperhatikan wajah cantik gadis itu. Matanya seolah menolak untuk berkedip demi untuk menatapnya. Hugo mulai merasakan sesuatu yang lain dihatinya. Seperti inikah yang dinamakan jatuh cinta? Perasaan yang belum pernah dia rasakan pada wanita manapun, termasuk pada Sherly, wanita yang sudah menjadi temannya selama beberapa tahun ini.

Ponsel Hugo berdering, dia berjalan sedikit menjauh dari Shena untuk mengangkat telefonnya. Dia tidak ingin gadis itu tau jika dia mengikutinya sejak tadi.

Shena membuka matanya, melihat sekelilingnya dan tidak ada siapa-siapa selain dirinya disana.

"Tadi aku seperti mendengar bunyi telefon?" Shena merasa itu bukan suara ponselnya karena dia meninggalkan tas dan ponselnya didalam mobil

Setelah merasa puas mengelilingi tempat itu, Shena hendak melangkahkan kakinya menuju mobilnya, namun langkahnya dihadang oleh tiga orang pria. Entah dari mana tiga orang pria itu datang.

"Hai cantik... Sendirian aja nih? Boleh gak kita temenin?" ucap salah seorang dari mereka.

Shena mulai panik, dia ingin berteriak, namun Hugo tidak mungkin akan mendengar karena jarak mobilnya cukup jauh dari tempat dia berdiri sekarang. Sementara dia juga tidak membawa ponselnya untuk menghubungi pengawalnya itu.

🌼🌼🌼

Terpopuler

Comments

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

tampan sekali hugo waduh pantas aja semua tertuju ke dia seorg, lah mata dia tertuju ke shena 😍

2024-07-15

1

dewidewie

dewidewie

wah, mataku juga tertuju padamu Hugo🤭🤣🤣🤣

2023-08-06

1

Ara Julyana

Ara Julyana

haduh,,,apa yang akan terjadi denga Shena??

2023-08-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!