Bab 5 : PDNS

Hugo berjalan masuki rumah mewah itu, melewati pintu rumah. Pandangannya tertuju pada Shena yang juga sedang menatapnya.

Shena nampak kaget, dia mengenal Hugo sebagai pria yang sudah menolong sekaligus mengatainya di cafe.

"Shena, dia adalah Hugo. Mulai besok dia yang bertugas menjaga kamu dan mengantar jemput kamu kemanapun kamu pergi" Jordy memperkenalkan Hugo yang sudah berdiri tidak jauh dari mereka.

"Apa papa tidak salah mempekerjakan orang? Dia akan menjadi pengawal pribadiku? Papa lihat sendiri penampilannya seperti berandalan" protes Shena, dia menatap ke arah papanya dan Hugo secara bergantian.

"Kamu jangan melihat penampilannya, papa sangat yakin kalau Hugo ini bisa melindungi kamu Shena. Dan dia juga pernah menolong kamu bukan?" Ujar Jordy

Shena terdiam, Hugo memang pernah menolongnya, tapi dimata Shena dia tetap berandalan. Shena tidak habis pikir jika papanya bisa mempekerjakan orang seperti Hugo ini untuk menjadi pengawal pribadinya.

"Terserah papa saja!" Shena terlihat sangat kesal. Dia berjalan menaiki tangga menuju ke kamarnya yang berada di lantai atas.

Jordy menghela nafas panjang, melihat ke arah kepergian Shena lalu kembali menatap ke arah Hugo.

"Hugo, untuk mempermudah pekerjaan kamu, tinggallah disini. Dibelakang ada kamar kosong, kamu bisa menempatinya" ucap Jordy

"Terimakasih, tapi sekarang saya harus pulang dulu untuk mengambil barang-barang saya. Besok pagi saya akan kembali kemari" jawab Hugo. Menundukkan sedikit kepalanya dan berjalan keluar dari rumah itu.

Hugo menaiki kembali motornya, meninggalkan kediaman Adhitama.

Bruuummmm...

Shena melihat dari atas balkon kamarnya, mulutnya terus mengumpat, mengatai pemuda itu.

"Cih, dasar berandalan" umpat Shena.

"Nona..." Kedatangan Anna mengagetkan Shena. Anna ikut berdiri di samping Shena dan ikut melihat seorang pria menaiki motor besar melewati gerbang rumah itu.

"Siapa itu nona? Dia terlihat sangat keren" Anna begitu mengagumi Hugo, walaupun dia hanya melihat dari balkon kamar Shena.

"Keren apanya? Dia itu hanya seorang berandalan. Lihat saja, aku akan membuatnya tidak betah menjadi pengawalku" Shena tersenyum, memikirkan apa yang akan dia lakukan pada Hugo besok.

💘💘💘

Motor Hugo melaju ke arah rumah sakit. Hari ini ibunya menjalani operasi, pria bertopeng telah menepati janjinya. Hugo berjalan mendekat, ke arah Sherly yang sedang duduk di kursi tunggu didepan ruangan operasi.

Melihat kedatangan Hugo, Sherly bangun dari duduknya.

"Bagaimana operasi ibu?" tanya Hugo

"Operasinya berjalan dengan lancar, sebentar lagi ibu kamu akan dipindahkan ke ruang rawat" jawab Sherly

Sherly teringat, bagaimana Hugo bisa mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu cepat. Bahkan jika berkelahi pun tidak mungkin dapat uang sebanyak itu dalam waktu cepat.

"Hugo, bagaimana kamu bisa mendapatkan uang untuk operasi ibumu? Kamu tidak sedang melakukan tindak kejahatan bukan?" Sherly bertanya penuh curiga.

"Itu urusanku, kamu tidak perlu memikirkan soal itu. Aku titip ibu, mulai besok aku akan bekerja dan mungkin jarang untuk pulang" ucap Hugo

Tangan Sherly meraih tangan Hugo dan menggenggamnya. Dia nampak begitu khawatir dengan pekerjaan yang sedang dijalani Hugo. Sherly tidak yakin jika Hugo melakukan pekerjaan biasa dengan imbalan uang sebanyak itu.

"Sebenarnya pekerjaan apa yang sedang kamu lakukan? Jangan membuat dirimu dalam masalah!" Sherly terlihat seperti sedikit kesal karena khawatir, namun Hugo tidak menjawabnya.

Begitu cemasnya, Sherly melepaskan tangan Hugo, lalu memeluk tubuhnya dengan erat.

"Jangan membuatku khawatir. Hugo, aku mencintaimu, aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu" tanpa rasa malu lagi Sherly mengungkapkan perasaannya. Dia tidak peduli jika Hugo akan menganggapnya wanita seperti apa, dia hanya ingin Hugo tau tentang perasaannya dan dia sangat mengkhawatirkannya.

Tangan Hugo mengusap lembut rambut Sherly, selama ini dia sudah menganggap gadis itu seperti adiknya sendiri dan tidak memiliki perasaan lebih padanya. Namun, Sherly sudah banyak menolongnya. Dia tidak ingin menyakiti hati gadis itu dengan mengatakan jika dia tidak memiliki perasaan yang sama sepertinya.

"Aku harus pergi, kabari aku jika ada sesuatu dengan ibu" ucap Hugo. Sherly melepaskan pelukannya, menatap Hugo dengan air mata tertahan.

Hugo berjalan pergi meninggalkannya. Sherly hanya bisa menatap punggung pria itu yang semakin menjauh dan menjauh.

💘💘💘

Pagi ini seperti biasanya, Anna masuk kekamar Shena untuk membangunkan gadis itu.

"Bangun nona, sudah siang" ucap Anna sambil membuka gorden kamar itu.

Sinar matahari menerobos masuk, membuat tidur Shena mulai terganggu karena silaunya. Shena bergegas bangun dan melihat ke arah Anna yang sedang membereskan baju-bajunya yang berantakan dimana-mana.

"Apa pengawal baru itu sudah datang?" tanya Shena, membuka selimut dan segera beranjak dari tempat tidurnya.

"Siapa nona? Maksud nona pria yang kemarin?" tanya Anna, Shena mengangguk.

"Saya belum melihatnya nona" jawab Anna.

"Baru hari pertama kerja saja sudah terlambat. Berandalan seperti dia tidak akan bertahan lama kerja disini. Baiklah, aku akan membantu mempermudah agar secepatnya dia keluar dari pekerjaan ini" senyum terukir di wajah Shena. Lalu dia berjalan ke kamar mandi. Bersiap-siap untuk pergi ke kampus.

Selesai bersiap, Shena turun ke lantai bawah bersama dengan Anna. Melihat mamanya yang sedang duduk disofa sambil membaca majalah.

"Shena, kamu tidak sarapan dulu sayang?" tanya Renata. Menutup majalah dan menaruhnya di atas meja, lalu berjalan mendekat ke arah Shena.

"Shena sarapan di kampus saja ma. Oya, apa pria berandalan itu sudah datang ma?" tanya Shena, matanya melihat sekelilingnya untuk mencari keberadaan Hugo.

"Shena... dia punya nama. Namanya Hugo, dia sudah menunggu kamu didepan" jawab Renata.

Shena segera berpamitan pada mamanya dan berjalan keluar rumah bersama dengan Anna. Melihat Hugo yang sudah berdiri disamping mobilnya bersama dengan supirnya.

"Ya Tuhan nona, dia tampan sekali" mata Anna berbinar-binar melihat Hugo.

Hugo berjalan mendekat, berdiri didepan Shena.

"Selamat pagi nona Shena. Perkenalkan, nama saya Hugo. Mulai hari ini saya yang akan mengawal nona kemanapun nona pergi" ucap Hugo memperkenalkan diri.

"Apa kamu akan mengantarku dengan penampilan seperti ini?" tanya Shena saat melihat Hugo hanya mengenakan kaos dan jaket.

"Saya rasa tidak ada yang salah dengan penampilan saya. Tidak ada peraturannya bukan saya harus berpenampilan seperti yang nona inginkan" jawab Hugo.

"Baiklah, tapi aku rasa kita tidak membutuhkan supir bukan? Aku harap kamu bisa menyetir mobil dengan baik. Setiap orang yang manjadi pengawalku harus bisa menyetir mobil sendiri, jika tidak bisa lebih baik tidak usah bekerja sebagai pengawalku" ujar Shena. Dia tidak yakin Hugo bisa mengendarai mobil. Secepatnya pria itu pasti akan menyerah dan memilih keluar dari pekerjaan ini.

"Tentu" jawab Hugo, dia tau Shena sedang mencoba mengerjainya. Namun Shena tidak tau saja Hugo bisa membawa mobil seperti orang kesetanan.

Hugo menyuruh supir untuk memberikan kunci mobil padanya. Awalnya si supir menolak, namun Hugo meyakinkan jika dia yang akan bertanggung jawab dan akan memberi tau pada tuan Jordy nanti.

Mobil melaju meninggalkan kediaman Adhitama. Diluar dugaan Shena, ternyata kemampuan menyetir Hugo cukup baik. Shena mulai memikirkan cara lain untuk mengerjai Hugo.

"Lambat sekali menyetirmu, kapan sampainya kalau seperti ini" oceh Shena dari kursi belakang.

"Apa nona yakin mau menambah kecepatan lagi?" tanya Hugo, melihat Shena dari kaca spion mobil.

"Tentu saja, kalau aku sampai terlambat kekampus. Aku akan meminta papa untuk memecatmu" ujar Shena.

"Bersiaplah nona" ucap Hugo, kemudian menambah kecepatan mobil.

Mobil melaju dengan sangat cepat, menyalip kendaraan-kendaraan didepannya. Shena mulai keringat dingin, merasa ketakutan dan mulai berteriak. Tubuhnya terdorong ke kanan dan ke kiri. Suaranya sampai serak karena terus berteriak.

Tak berselang lama mobil berhenti didepan kampus. Hugo turun dan membukakan pintu untuk Shena. Wajah Shena masih nampak menegang, tangannya bergetar. Sepertinya Hugo sudah gila, berani sekali dia membawa mobil dengan kecepatan penuh seperti itu.

Hugo menundukkan sedikit badannya agar bisa melihat wajah Shena yang masih duduk didalam mobil. "Nona baik-baik saja?"

Shena masih terdiam, mencoba mengatur nafas. Tiba-tiba perutnya terasa sangat mual dan ingin muntah. Dia menutup mulutnya dengan tangannya, mendorong tubuh Hugo kebelakang dan turun dari dalam mobil. Shena berlari masuk kedalam kampus, mencari kamar mandi, melewati Rayyan yang sedang berjalan ke arahnya.

"Shena...!! Shena...!!" panggil Rayyan. Dia melihat ke arah Hugo sebentar sebelum ikut berlari untuk mengejar Shena.

Shena masuk ke dalam kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya disana.

Hoeekkk...

Hoeekkk...

Suara air kran menyala, Shena membasuh wajahnya dengan air. Nafasnya masih memburu, dia mencoba mengatur nafas pelan-pelan. Sungguh, Hugo benar-benar gila! Begitulah dalam pikiran Shena.

Pintu kamar mandi terbuka, Shena keluar dengan memegangi kepalanya yang sedikit pusing. Rayyan datang menghampirinya. Sudah sejak tadi dia menunggu didepan kamar mandi.

"Sayang kamu tidak apa-apa?" tanya Rayyan, tangannya mengusap wajah Shena yang terlihat pucat.

Shena hanya menggeleng, rasanya dia tidak sanggup berkata-kata lagi. Kepalanya masih pusing dan perutnya masih sedikit mual.

"Nona Shena"

Sebuah suara mengagetkan mereka, Hugo sudah berdiri tak jauh dari mereka dengan membawa obat dan air mineral ditangannya.

"Minumlah obat ini, pusing dan mual nona akan berkurang" Hugo berjalan mendekat, menyodorkan obat ditangannya.

"Oh, jadi kamu yang sudah membuat Shena seperti ini!!" tangan Rayyan mencengkram baju Hugo, mendorong tubuh pria itu hingga memepet tembok.

Wajah Hugo terlihat biasa saja, malah tersenyum melihat Rayyan yang terlihat begitu kesal padanya.

"Tidak perlu bersikap seperti seorang kekasih yang baik. Jika kamu ingin melindunginya, kamu tidak perlu membuatnya menunggu di cafe sendirian dan lebih memilih pergi dengan wanita lain" ucapan Hugo sontak membuat Rayyan kaget.

Siapa pria ini? Bagaimana dia bisa tau kalau malam itu ia tidak menemui Shena di cafe karena lebih memilih pergi dengan Viona. Pertanyaan itu mulai terlintas dibenak Rayyan.

🌼🌼🌼

Terpopuler

Comments

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

𓆉︎ᵐᵈˡ𝘚𝘜𝘍𝘐♥𝘡𝘜𝘓🍁❣️

nah kan shena bego percaya bulat2 waktu rayyan bilang keluar karna minta pilihin baju semua itu akal akalan aja mengabuli shena.

2024-07-15

1

Tri Oktifatun

Tri Oktifatun

skak mat.. gak bisa berkutik kn Rayyan 🤪

2023-08-29

1

dewidewie

dewidewie

Shena Shena kamu salah ngerjain orang nih kayaknya malah kamu yang dikerjain Hugo hahaaaaa🤣🤣🤣🤣

2023-08-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!