Dirga masih memperhatikan kedua orang itu dari dalam mobilnya. Dia tidak mau menerka-nerka ataupun berasumsi sendiri. Dia langsung menghubungi Kenan, menyuruh Kenan untuk mencari tahu tentang mantan istrinya. Bukan karena dia masih punya perasaan. Dirga hanya ingin tahu kebenarannya.
Dirga masuk ke apartmentnya, mulai mengecek perusahaannya. Keningnya mengkerut ketika melihat kejanggalan demi kejanggalan. Dia segera menghubungi Kenan lagi, dan benar saja ada sedikit masalah di perusahannya. Kenan meminta Dirga untuk kembali ke Jakarta.
Bimbang yang kini dia rasakan. Perusahaannya membutuhkannya namun, dia tidak bisa meninggalkan Niar begitu saja. Dirga takut, jika Niar akan pergi darinya lagi.
Anda harus segera kembali, Pak. Jika, tidak perusahaan kita akan mengalami kerugian besar.
Berkali-kali Kenan memohon agar Bossnya kembali ke Jakarta untuk menyelesaikan masalah perusahaan. Namun, Dirga tetap pada pendiriannya. Dia akan tetap berada di Malang bersama Niar. Harta bisa dicari lagi dan Niar adalah harta yang paling berharga untuknya.
Kenan memutuskan untuk meminta bantuan Niar. Dia pun mencoba bantuan kepada kekasih dari bosnya. Suara lembut yang terdengar dari balik telepon membuat Kenan terdiam sejenak. Pantas saja bosnya tidak bisa move on, suaranya saja lembut sekali apalagi wajahnya. Begitulah isi hati Kenan.
Kenan memberitahukan siapa dirinya sebenarnya, awalnya Niar tidak mempercayai apa yang dikatakan Kenan. Dengan segala bujuk rayu Kenan dan beberapa bukti jika, memang dia adalah asisten pribadi dari Dirga akhirnya Niar mau membantu.
Sore hari, Dirga terus memantau perusahaannya. Dia sedang melakukan meeting online. Wajah serius dan murkanya sangat terlihat jelas. Hingga suara pintu terbuka mengalihkan perhatiannya. Matanya melebar ketika yang datang adalah Niar.
"Apa aku mengganggu?" tanya Niar yang masih mematung di tempatnya.
"Tidak, Sayang," jawab Dirga.
Dirga pun langsung menyudahi meeting-nya yang baru saja dimulai. Niar duduk di samping Dirga yang sedang menutup laptopnya.
"Kok gak bilang mau ke sini?" Bukannya menjawab, Niar malah melingkarkan tangannya ke pinggang Dirga. Membenamkan wajahnya di dada sang kekasih.
"Ada apa, Sayang?" Dirga merasa sedikit khawatir melihat sikap Niar yang seperti ini. Niar menatap manik Dirga tanpa melepaskan pelukannya.
"Kamu anggap aku apa Ay? Kalo lagi ada masalah apapun ngomong ke aku. Biar kamu gak sendiri menghadapi setiap masalah yang sedang menimpa kamu." Nada bicara Niar bergetar dengan air mata yang sudah menganak.
"Maafkan, aku Sayang," ucapnya sambil mengecup kening Niar.
"Aku gak mau jauh dari kamu, aku takut kamu akan lepas dariku lagi." Dirga berucap dengan memeluk erat tubuh Niar.
Niar melonggarkan pelukannya dan menangkup wajah Dirga. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi, Ay. Aku sayang sama kamu, aku juga gak bisa hidup tanpa kamu." Niar pun mengecup singkat bibir Dirga, hingga senyuman melengkung indah dari bibir Dirga.
"Tuh kan makin gak mau aku ninggalin kamu," ucap Dirga yang kini menciumi wajah Niar tanpa ampun.
"Ay ...."
"Katanya mau memantaskan diri untuk bersanding sama aku, buktikan sama aku kalo kamu layak jadi pendamping aku. Buatlah perusahaan kamu lebih maju, supaya tidak akan ada pria lain yang bisa menggantikan posisi kamu di hati aku. Sekarang aku matre loh, Ay. Aku gak mau punya pacar kere."
Dirga pun tergelak mendengar ucapan dari Niar. Dengan segala bujuk rayu Niar akhirnya Dirga mah kembali ke Jakarta. Sebenarnya, Niar juga tidak rela jika harus berjauhan dengan Dirga. Tapi, perusahaan Dirga lebih membutuhkannya. Niar tidak boleh menjadi wanita egois.
Setelah sampai di Bandara, Dirga menggandeng tangan Niar dengan eratnya. Keberangkatan Dirga sudah tiba, Dirga memeluk erat tubuh sang kekasih lalu mengecup bibir Niar dengan lembut.
"Selalu kasih kabar, kabarmu sangat penting untuk aku," ucap Dirga. Niar pun menganggukkan kepalanya dan memeluk lagi tubuh Dirga.
"Jangan nakal, di sana," ucap Niar dengan suara lirihnya.
"Aku hanya milikmu, Sayang," balas Dirga. Dan Dirga pun mengecup lembut kening Niar sebelum dia pergi.
Tidak jauh dari mereka, ada seseorang yang sedang mengepalkan tangannya dengan raut wajah penuh kemarahan. Terlebih, dia menyaksikan adegan demi adegan yang Dirga dan Niar lakukan.
"Beraninya kamu ...."
***
Happy reading ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Hesti Pramuni
mm... ngapain anda menggeram kesal? bknnya anda lah yg lebih jahat..! maling teriak maling..
2021-11-23
1
Bundarevan
maling teriak maling ini mah kayaknya.....yg mergokin dirga sama niar
2021-02-22
2
Indri Hapsari
bujuk rayuu katanya
mantul kak
2021-01-05
0