Mengetahui perjuangan Dirga selama lima tahun ini, membuat Niar benar-benar yakin dengan hatinya. Dia akan membicarakan perihal pernikahannya dengan Jicko yang ingin dia batalakan. Menikah dengan orang yang tidak dicintai, secara tidak langsung akan menyakiti dia yang bersanding bersama Niar.
Setelah drama kecil dengan Dirga, akhirnya Niar diperbolehkan pulang ke rumahnya. Wajah Niar malam ini nampak sekali berbinar. Niar yang dulu kini, telah kembali.
Baru saja masuk ke dalam rumah, langkahnya terhenti ketika melihat Jicko sudah ada bersama bundanya. Wajah Niar seketika berubah. Senyuman manis Jicko tidak mampu menggoyahkan hati Niar. Karena yang dia cintai bukan Jicko, melainkan Dirga.
"Niar, sini Nak."
Niar pun mendekat ke arah bundanya, Jicko sudah berdiri dan akan mencium kening Niar namun, Niar menghindar. Sang bunda yang melihat Niar bersikap tidak biasanya, hanya mengerutkan kening.
Setelah perbincangan dengan bunda dan Jicko, Niar langsung masuk ke dalam kamarnya. Ponselnya terus saja berdering, dan ternyata banyak sekali pesan dari Dirga. Senyum pun tersungging di bibir mungil Niar.
"Masih gak berubah, tetap posesif," gumam Niar.
"Siapa yang posesif?" tanya sang Bunda. Niar pun terlonjak kaget.
Niar masih fokus melihat ponselnya, dan jarinya dengan lincah mengetikkan balasan kepada seseorang. Sang bunda yang duduk di samping Niar pun menatap putrinya aneh. Sedari tadi pandangan Niar ke ponsel namun, bibirnya tak henti-hentinya tersenyum. Terkadang terkekeh sendiri.
Niar ku telah kembali lagi, batin sang Bunda dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Bunda kenapa?" tanya Niar yang kini menatap ibunya seperti ingin menangis.
"Putri Bunda telah kembali," ujarnya sambil mengusap lembut pipi Niar.
"Iya, Niarnya Bunda telah kembali," balas Niar dengan menggenggam tangan sang Bunda yang berada di pipinya.
"Bunda tahu siapa yang membuat putri Bunda kembali lagi?"
Bu Sari pun terdiam, pikirannya menerawang jauh ke luar. Niar mampu membaca apa yang dipikirkan oleh ibunya.
"Jangan bilang kalo Dir ...."
"Bunda," panggil Ara yang baru saja masuk ke kamar Niar.
Kedatangan Ara membuat Niar mengurungkan niatnya untuk berkata jujur kepada sang bunda. Terlebih kakaknya ini sedang mengandung dan sedang ngidam masakan bundanya. Jadi, sang bunda langsung ke dapur bersama Ara.
Di apartmentnya, Jicko memikirkan perubahan sikap Niar. Tidak biasanya Niar bersikap seperti itu kepadanya.
Apa dia tau semuanya? Tapi tidak mungkin, batinnya.
Keesokan paginya, Jicko mencoba menghubungi Niar namun tidak pernah Niar jawab. Saking kesalnya dia membanting ponsel ke sofa. Sedangkan Niar tak hentinya mendengus kesal.
"Kenapa Yang?" tanya Dirga sambil menyetir.
"Mas Jicko telepon terus," jawab Niar kesal.
Dirga hanya diam, mendengar nama Jicko membuat api cemburunya berkobar. Ketika tidak ada jawaban dari Dirga, Niar menoleh ke arah Dirga. "Ay, jangan marah. Aku kan udah jujur sama kamu," ucap Niar.
Dirga fokus ke jalanan dan mencoba untuk mengendalikan cemburunya dan juga pura-pura tidak mendengar rengekan Niar. Mobil Dirga sudah berhenti di depan cafe, suasana di dalam mobil masih hening.
Niar menatap ke arah Dirga namun, Dirga menatap ke arah depan membuat Niar kesal sendiri. "Lanjutin terus marah kamu, dan jangan coba hubungi aku lagi," imbuh Niar sambil membuka seatbelt.
Dengan cepat tangan Dirga menahan lengan Niar. "Aku cemburu," katanya yang menatap manik mata Niar.
"Aku udah jujur sama kamu tapi, kamu masih aja cemburu. Gimana kalo aku gak jujur sama kamu," sentak Niar.
Dirga menarik tangan Niar agar masuk ke dalam pelukannya. "Maaf, aku hanya tidak ingin kamu disentuh oleh lelaki lain selain aku. Melihat dia mencium kening kamu aja membuat amarahku memuncak," jelasnya sambil memeluk tubuh Niar.
"Ay, aku cuma sayang sama kamu. Dan jangan pernah meragukan rasa sayang aku ke kamu," balas Niar ketika dia sudah melonggarkan pelukannya.
Dirga pun menganggukkan kepalanya. Lalu, dia mencium kening Niar sangat dalam. "Aku masuk dulu, ya," pamit Niar. Sebelum keluar dari mobil Niar mengecup singkat bibir Dirga. "Love you, Ay," katanya sambil melayangkan kiss bye
Dirga pun tersenyum dibuatnya. Dia melajukan mobilnya kembali ke apartment. Baru saja dia hendak membuka pintu mobil, di luar terlihat seseorang pria yang sedang membukakan pintu mobil untuk seorang wanita. Senyum tulus pria itu berikan untuk sang wanita.
"Dia kan ...."
****
Happy reading ....
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Hesti Pramuni
hmm... jehongkah si Jicko..?
2021-11-23
1
arin
semoga ketauan....
2021-07-10
1
Rokinah Mamasurya
OOO kamu ketauan ??
2021-04-25
0