Dirga menatap wajahnya di cermin, tangannya menelusuri setiap inchi wajahnya. Wajah yang dulu terurus kini berkumis tipis dan juga brewok tumbuh di rahangnya. Badannya lebih kurus dan rambutnya pun sedikit dipanjangkan. Ditambah penampilannya dibuat sesederhana mungkin. Kulit yang dulunya putih bersih kini berubah menjadi kecokelatan karena dia sengaja melakukan tanning (pencokelatan warna kulit). Ini semua dia lakukan sebelum dia berangkat ke Malang.
Tujuan Dirga ke Malang hanya ingin berlibur dan melupakan semua yang telah terukir bersama Niar. Namun, takdir berkata lain. Di sinilah dia bertemu dengan Niar. Kekasihnya yang telah lama hilang.
"Lima tahun ternyata banyak yang merubah diri kamu, begitu pun diriku. Tapi, apakah cintamu masih tetap sama?" gumamnya.
Pukul sembilan malam Dirga ke luar rumah dengan alasan ingin mencari angin malam. Ternyata dia berada di depan cafe Niar. Dia menunggu Niar pulang. Setelah setengah jam menunggu, wanita pujaannya pun keluar.
Niar berdiri di depan cafe dengan ponsel di tangannya. Dirga memberanikan diri menghampiri Niar. Dengan stelan serba hitam dan sendal jepit legendaris di kakinya, Dirga menyapa Niar.
Niar nampak kaget dan memegang dadanya. "Maaf Mbak, saya mengagetkan, ya," ucap Dirga sambil tertawa.
"Mbak nunggu siapa?" tanya Dirga lagi.
"Saya lagi nunggu pacar saya."
Deg.
Betapa sakitnya hati Dirga mendengar ucapan dari Niar. Lima tahun telah merubah perasaan Niar untuknya. Ingin rasanya Dirga menjerit kencang.
"Kamu lagi ngapain di sini?" tanya Niar yang melihat wajah Dirga sendu.
"Saya mau cari makan, Mbak," jawabnya pelan.
"Kamu kenapa Angga?" tanya Niar yang menyentuh pundak Dirga. Ya, Niar mengenal Dirga sebagai Angga.
Dirga menatap tangan Niar yang sedang berada di atas pundaknya. Tangan yang selalu membuat hatinya hangat dan nyaman.
"Saya cuma kesepian, apa Mbak mau menemani saya makan malam? Sambil nunggu pacar Mbak," ujarnya.
Niar menatap wajah Dirga penuh dengan kesedihan. Karena tidak tega Niar pun menemani Dirga. Tak jauh dari cafe Niar ada tukang nasi goreng. Dirga pun mengajak Niar ke sana.
"Gak apa-apa kan kalo makan di sini?" tanya Dirga.
"Gak apa-apa, kan kamu yang bayarin," jawab Niar seraya tertawa.
Tawa yang sangat Dirga rindukan selama ini, dan kini dia bisa melihat lagi tawa itu. Dirga memesan dua porsi nasi goreng ekstra pedas. Dirga akan menguji seberapa berubahnya Niar. Apakah Niar di hadapannya ini masih seperti Niar yang dia kenal dulu?
"Angga, kamu tinggal di mana?"
"Saya tinggal di kosan kecil, Mbak. Bersama adik saya," jawab Dirga. Matanya tak lepas memandangi wajah yang kini berubah sangat cantik.
Nasi goreng pun sudah tersedia di meja. Ketika Niar merasakan nasi goreng ini matanya nanar. Mulutnya berhenti mengunyah.
"Kenapa Mbak? Gak enak? Atau terlalu pedas?" tanya Dirga.
"Nggak, ini sesuai dengan selera saya, kok," lirihnya.
Dirga mengambil tisu lalu mengusap ujung mata Niar yang sudah berair. "Jangan menangis, Mbak. Jika, ada beban di hati Mbak keluarkan saja. Jangan dipendam sendiri," ucap Dirga.
Niar pun tersenyum ke arah Dirga. Hatinya mulai menghangat dengan perlakuan Angga yang ternyata Dirga.
Mereka berbincang ringan dan sesekali Niar tertawa dengan tingkah Angga yang menurutnya sangat menghibur. Hingga seseorang turun dari mobil.
"Maaf Sayang, Mas telat," ucap Jicko.
Mata Dirga melebar, kekasih Niar ternyata Jicko yang menabrak adiknya beberapa hari yang lalu.
"Gak apa-apa, Mas," jawab Niar.
Mata Jicko dan juga Dirga bertemu. Jicko menyapa hangat Dirga. "Angga," sapa Jicko. Dirga pun menjawab sapaan Jicko dengan senyuman yang amat terpaksa.
"Mas kenal dia?" tanya Niar heran.
"Iya, adiknya itu yang gak sengaja Mas serempet kemarin," jelas Jicko.
Jicko memakan nasi goreng Niar, dan sesekali dia menyuapi Niar. Di bawah meja, tangan Dirga mengepal dengan sangat keras. Melihat kemesraan antara Jicko dan juga Niar.
"Angga, karena pacar saya udah jemput. Saya duluan, ya," pamit Niar.
"Makasih sudah menjaga pacar saya, dan nasi goreng ini sudah saya bayar," ucap Jicko.
Tidak ada jawaban apa-apa dari Dirga. Hanya tatapan yang menyiratkan akan banyak kesedihan di wajahnya. Apa ini lah waktunya untuk Dirga menyerah dan mundur secara perlahan?
****
Happy reading ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Fa Rel
putusnya knp emang
2022-03-03
1
Hesti Pramuni
beeuuuhh.... atiiiiiittt....hati ini!
2021-11-23
0
💕Leyka Gallardiev 💕
💪💪💪💪💪💪 semangat
2021-11-22
1