Setiap hari Dirga datang ke cafe milik Niar. Berharap Niar sudah kembali dari luar kota. Namun, yang ditunggu tidak juga menampakkan dirinya. Rindu yang terus menggebu harus tertahan kembali. Ingin sekali dia memeluk tubuh Niar.
"Gimana? Kak Niar udah pulang?" tanya Nindy pada Dirga yang sudah masuk ke dalam kosan.
"Belum pulang," jawabnya dengan nada lesu.
"Kak, apa Kakak yakin Kak Niar masih sendiri? Ndy takut jika Kakak akan kecewa lagi," ucap Nindy.
"Cari tahu dulu tentang Kak Niar sekarang. Jangan buru-buru menunjukkan diri Kakak ke Kak Niar. Pasti masih ada luka yang tersimpan di hati Kak Niar. Banyak yang sudah berubah juga dari Kak Niar."
Dirga hanya terdiam mendengar ucapan Nindy. Jika, Dirga langsung mendekat takutnya Niar yang akan semakin menjauh. Sudah di depan mata jangan sampai terlepas kembali.
"Dengan wajah Kakak seperti ini, pasti Kak Niar gak mengenali Kakak. Cobalah dekati pelan-pelan, cari tahu perlahan. Ketika kenyataannya Kak Niar sudah tidak sendiri, di situlah Kakak harus pergi menjauh dan melupakan Kak Niar," jelasnya.
Dirga mencerna baik-baik ucapan Nindy. Semua yang dikatakan Nindy benar adanya. Dia tidak boleh gegabah. Lima tahun bisa merubah segalanya termasuk sikap dan hati Niar.
"Besok Kakak akan mencoba melamar kerja di cafe dia," katanya.
Nindy menatap tajam ke arah kakaknya. Hanya keseriusan yang terpancar dari wajah tampan sang kakak.
"Dan memperkenalkan nama Kakak sebagai Angga," sambungnya.
Nindy tersenyum tipis, betapa gigihnya kakaknya ini. Rela berjuang dan pantang menyerah demi sang kekasih. Masih adakah stok seperti kakaknya di muka bumi ini?
Pagi harinya, dengan pakaian rapi Dirga melajukan motornya menuju cafe Niar. Sebelumnya, dia mengantarkan Nindy terlebih dahulu ke kampus.
Setelah masuk ke dalam cafe, Dirga menghampiri salah satu karyawan. "Maaf, apa di sini ada lowongan pekerjaan?" tanyanya.
"Tidak ada, Mas."
"Gak apa-apa bagian cuci piring juga," imbuhnya.
Para karyawan lain saling pandang. Keputusan ada tidaknya lowongan pekerjaan ada pada atasannya. Langkah seseorang membelah keheningan. Hati Dirga berdegup dengan kencang melihat wanita yang sangat dia rindukan berada di depannya. Ingin sekali dia memeluk tubuh Niar.
"Ada apa?" tanya Niar.
"Ada yang mau melamar pekerjaan, Mbak," sahut salah seorang karyawan.
Niar menatap ke arah pria yang tidak memakai seragam. Seketika hatinya mula berdegup tak karuhan. Pandangan mereka saling terkunci hingga Niar memutuskan kontak mata kepada pria di depannya.
"Kamu yang mau melamar pekerjaan?" tanya Niar.
"Iya, Mbak."
Niar membeku, mendengar suara itu membuat rasa rindu yang perlahan hilang kini hadir kembali. Matanya mulai nanar, dan Dirga merasakan sorot kesedihan di mata pujaan hatinya.
"Ikut saya ke atas," titah Niar.
Dirga tersenyum sangat bahagia bisa dekat kembali dengan Niar. Niar yang dia rindukan dan sangat dia cintai.
"Silahkan duduk."
"Tidak, Mbak. Saya berdiri saja," jawab Dirga.
"Nama kamu siapa?"
"Anggara."
Ulu hati Niar sangat sakit mendengar nama itu. Nama belakang dari Dirga kekasihnya dulu. Ternyata dia belum mampu melupakan apapun yang berada di dalam diri Dirga.
"Ada satu posisi yang kosong di sini. Yaitu pelayan, kamu harus mengantar pesanan ke meja para pengunjung." Dirga hanya menganggukkan kepala.
"Besok kamu boleh kerja di sini," ucap Niar.
"Tapi, kalo untuk pelayan bekerja dari jam 12 siang sampai jam 10 malam. Apa kamu siap?"
"Siap Mbak," sahut Dirga dengan semangat. Senyuman manis melengkung di bibirnya.
Senyum itu ....
Niar terpaku melihat senyum indah Dirga. Senyum yang sudah lama ini sangat dia rindukan dan tak pernah bisa dia lupakan.
"Kamu boleh pergi." Dirga pun mengangguk pelan dan menjauhi Niar.
Baru saja Dirga meraih gagang pintu, isakan kecil terdengar di ruangan itu. Dirga melirik ke arah belakang, Niar sedang menangis. Membuat hati Dirga teriris.
Aku di sini Niar, sayang. Apa kamu menangisi ku juga? Sama seperti aku yang selalu menangisi mu.
****
Happy reading ..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Hesti Pramuni
wiiiii...... salut deh buat Dirga!
2021-11-23
1
Yesi Triyanto
ya tuhan sedih nya
2021-07-25
1
ani nurhaeni
sediih thor
2021-06-28
0